HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

Oleh: Hernaini Abstract

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

Lingua IX (1) (2013) LINGUA.

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA POSTER SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Keywords: Writing Skills, Expository Narrative Paragraphs, Visual Media

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

HUBUNGAN KECERDASAN DAN HASIL BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERDASARKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) JURNAL ILMIAH

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI PADA TEKS BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL ILMIAH

Dwi Viora Keywords: reading, reading comprehension, learning outcomes

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KONTRIBUSI PENGETAHUAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PARIANGAN

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

Emi Herlili STKIP PGRI Bandar Lampung

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI Neneng Sulasmi Dr. Edi Suyanto, M.Pd. Dr. Siti Samhati, M.Pd. neneng_sulasmi@yahoo.co.id ABSTRACT Writing is an important aspect in conveying messages and feelings in writing. Problems when students are given task of writing still found difficulty in developing students paragraphs mastery of vocabulary and sentence he made illogical. Research method using a korelasional approach. Analysis using technique of correlation of product moment. sample in study as many as 42 students. Research was obtained by tests of vocabulary and ability to put together sentences that are objective and essay writing skills, while exposition is obtained from results of students. Based on discussion analysts and inconclusive there is a positive connection closely, and significant between mastery vocabulary by skill writing exposition,there is a positive connection closely, and significant between ability compose a sentence effective with skill writing exposition, there is a positive relationship, intimately, and significant mastery of vocabulary, and ability to devise effective sentence writing skills with exposition. Keywords: effective vocabulary, sentences, writing exposition. Menulis merupakan aspek penting dalam menyampaikan pesan dan perasaan dalam bentuk tulisan. Dalam kenyataannya ketika diberikan tugas menulis masih banyak siswa mengalami kesulitan. Tujuan penelitian mendeskripsikan hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi, hubungan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi hubungan penguasaan kosakata dan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas XI SMA N 15 Bandar Lampung. Penelitian menggunakan metode korelasional. Analisis data menggunakan teknik korelasi produk moment. Sampel 42 siswa. Data diperoleh dari tes kosakata, kemampuan menyusun kalimat dan keterampilan menulis eksposisi. Hasil analisis terdapat hubungan positif, erat, dan signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi, terdapat hubungan positif, erat, dan signifikan antara kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi, terdapat hubungan positif, erat, dan signifikan penguasaan kosakata, dan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi. Kata kunci: kalimat efektif, kosakata, menulis eksposisi.

PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan ini, seseorang penulis dapat berkomunikasi secara tidak langsung kepada pembaca untuk menyampaikan pesan dan perasaan dalam bentuk tulisan, artinya tidak bertatap muka dengan pembaca. Dengan demikian, penulis harus terampil memanfaatkan morfologi, struktur bahasa, dan kosakata (Tarigan, 1992: 4). Kejelasan pikiran pemakaian katakata, struktur kalimat merupakan modal utama bagi seorang penulis. Keterampilan menulis bukan suatu keterampilan yang berdiri sendiri. Banyak aspek yang harus dikuasai. Seperti yang dikemukakan Akhadiah (1996: 9) sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur berikut (a) tema, (b) kesesuaian isi dengan judul, (c) kesesuaian jenis karangan, (d) ketetapan ide dalam paragraf; (e) ketetapan susunan kalimat, (f) ketepatan pemilihan kata /diksi, (g) ketepatan penggunaan ejaan. Masih banyak faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi seseorang untuk membuat tulisan seperti: bakat, kurangnya kemampuan mengembangkan imajinasi atau daya nalar, kurangnya frekuensi latihan menulis. Maka, kemampuan menulis perlu dilatih secara baik pada diri siswa. Keterampilan menulis akan dikuasai oleh siswa, jika yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kalimat efektif yang di dalamnya terdapat ketepatan pemilihan kata, ketepatan penggunaan kata, kebenaran struktur kalimat dan lain-lain, di samping penguasaan paragraf yang juga penting dalam membangun tulisan yang baik. Kenyataannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil observasi pendahuluan terhadap kegiatan menulis masih kurang. Secara lisan siswa dapat bercerita dengan baik, ketika diberikan tugas untuk menuangkan dalam bentuk tulisan masih banyak ditemui kalimat yang ambigu dan tidak logis. Hal itu terjadi karena siswa belum terlatih meskipun materi menulis sudah diberikan di kelas X semester ganjil. Menindak lanjuti persoalan di atas hendaknya guru Bahasa dan Sastra Indonesia perlu lebih kreatif dan mencari solusi agar siswa gemar menulis. Di samping siswa memahami dalam penguasaan materi siswa juga harus kaya pengalaman misalnya melalui latihan, memperbanyak membaca buku referen, sehingga pembelajaran menulis dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang sifatnya ekspresif. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan menuangkan pikiran, perasaan, ide, yang ada pada pikiran penulis. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas aspek menulis ditetapkan sebagai salah satu yang harus dikuasai siswa. Misalnya: di kelas X Standar Kopetensi (SK) menulis

nomor 4 yang isinya mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriftif, ekspositif), dengan Kopetensi Dasar (KD) 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menulis dengan baik, salah satunya karangan eksposisi. Karangan eksposisi merupakan salah satu karangan yang penulisannya harus disertai dengan alasan yang kuat dan meyakinkan dengan mengemukakan bukti yang meyakinkan untuk mempengaruhi pembaca agar menyetujui pendapat, sikap, dan keyakinan penulis. Beberapa faktor yang diperlukan siswa sebelum menulis dapat digolongkan ke dalam dua bagian besar, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa misalnya pengetahuan siswa tentang menulis, kemampuan memilih dan menggunakan kata, penguasaan kalimat, dan penguasaan paragraf serta kemauan untuk berlatih secara tekun. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti ketekunan guru menuntun siswa, memberikan metode pembelajaran menulis yang tepat, kondisi kelas yang nyaman, fasilitas belajar, dan waktu berlatih yang disediakan. Aspek yang juga penting harus dikuasai siswa dalam pembuatan tulisan, diantaranya adalah penguasaan kosakatanya, kemampuan untuk menyusun kalimat secara efektif dan kemampuan untuk mengembangkan paragraf secara menarik. Pengetahuan tentang kosakata meliputi kata umum, kata khusus, denotasi, konotasi, sinonim, antonim. Adapun pembentukan kalimat bertujuan agar bahasa yang disusun logis disertai tanda baca yang tepat, sehingga karangan yang dibuat menjadi menarik dan sesuai dengan kaidah penulisan. Pada aspek penyusunan kalimat efektif siswa juga perlu dilatih dalam ketepatan kata dan penggunaannya, struktur kalimat sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tidak logis. Siswa juga perlu diberikan pengetahuan tentang berbagai bentuk karangan seperti karangan narasi, deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Pengetahuan siswa pada aspek menyusun paragraf akan menyebabkan satu paragraf dengan paragraf lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Demikian juga penggunaan kalimat harus efektif dan tepat sehingga dapat mewakili pikiran penulis, agar pikiran pembaca sama dengan yang dipikirkan penulisnya. Kemampuan itu dapat meliputi pilihan kata, bentuk kata, pola kalimat, dan ketepatan makna kalimat. Adapun untuk unsur kalimat efektif antara lain kesepadanan, kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata, kehematan kata, kelogisan, kesatuan atau kepaduan, keparalelan atau kesajajaran, dan ketegasan kata. Beberapa langkah menyusun eksposisi yang harus dikuasai siswa antara lain adalah menentukan topik/tema menetapkan tujuan, mengumpulkan data dari berbagai sumber, menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih. Siswa harus menetapkan tema, karena dengan tema seorang

penulis akan meyusun inti-inti paragraf yang akan dibuat. Tema inilah yang menjadi pemandu, pedoman, agar isi karangan tidak menyimpang. Siswa juga dituntut untuk dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan utama yang ingin disampaikan melalui penyusunan paragraf sehingga dapat dimengerti orang lain. Kemampuan kosakata perlu diperkaya sehingga siswa dapat mengembangkan tulisan dengan baik misalnya kata umum, kata khusus, denotasi, konotasi, sinonim, antonim dan ejaan atau kaidah. Ketika siswa telah memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kalimat dan paragraf, maka siswa akan mudah memilih kata, dan membangun paragraf menjadi karangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Parera, (2007: 4) bahwa kosakata merupakan satu kesatuan sintaksis dalam tutur atau kalimat. Penelitian ini menyoroti beberapa faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yakni pengetahuan siswa tentang menulis eksposisi khususnya yang berhubungan dengan kosakata dan kemampuan menyusun kalimat efektif. Seperti yang dikemukakan Nurjamal (2010: 217) aspek kemampuan penggunaan ejaan, kosakata dan menyusun kalimat menjadi sangat penting agar karangan memiliki kualitas yang baik siswa yang memiliki penguasaan kosakata yang tinggi memungkinkan dapat menuangkan ide-ide atau gagasan dengan mudah dalam tulisannya. Dengan penguasaan kosakata yang baik, siswapun dimungkinkan dapat menyusun kalimat dengan benar sehingga maksud penulis dapat diterima oleh pembaca sesuai dengan maksud dan tujuan penulis dan diharapkan siswa dapat membuat karangan eksposisi dengan baik dan benar.

Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan korelasional. Berdasarkan jenis data yang diperoleh penelitian termasuk dalam penelitian kuantitatif artinya penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel bebas dengan antara variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penguasaan kosakata (X 1 ) kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2 ) sedangkan variabel terikat keterampilan menulis eksposisi (Y) Populasi adalah sejumlah individu yang menjadi subjek penelitian. Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS semester Ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013, berjumlah 104 siswa. Menurut Surachmad (2004: 84) sampel adalah Penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi tersebut. Berkaitan dengan uraian tersebut penentuan sampel dalam penelitian ini bepatokan dengan pendapat Arikunto, (2003: 107) yaitu untuk sekedar ancerancer apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20 25% atau lebih. Berdasarkan pengertian dan ketentuan di atas karena jumlah lebih besar dari 100 maka penulis akan mengambil 40 % secara acak dari jumlah siswa kelas XI yang ada 104, sehingga besarnya jumlah sampel berjumlah 42 orang. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah mengambil secara proporsional dengan sistem proporsional random sampling. Pengundian dilakukan untuk masingmasing kelas dengan cara menuliskan nama siswa dari masingmasing kelas dan mengambil masing-masing kelas XI IPS 1 sebanyak 15 siswa, kelas XI IPS 2 sebanyak 14 siswa, kelas XI 1PS 3 sebanyak 13 siswa, sampai diperoleh jumlah seluruh siswa 42 siswa. Perincian besarnya jumlah sampel adalah sebagai berikut. Langkah-langkah penentuan sampel untuk masing -masing kelas adalah sebagai berikut 1) Menentukan kelas yang akan diambil sebagai sampel, menuliskan nomor urut / nama siswa untuk masingmasing kelas. 2) Melakukan pengundian dari masing-masing kelas dengan sistem pengembalian, siswa yang namanya terambil ditulis dan dikembalikan lagi, tetapi jika terdapat nama yang terambil kembali nama tersebut dikembalikan lagi tetapi tidak ditulis dengan tujuan peluang terambilnya siswa sebagai sampel tetap sampai diperoleh sampel yang diinginkan dari setiap kelas. 3) Nama sampel dari 3 kelas direkap dan dipergunakan sebagai sampel penelitian.

Variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y atau variabel terikat. Arikunto (2004: 90) menyatakan bahwa Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah objek yang menjadi fokus penelitian ini adalah a. Variabel bebas (X), adalah penguasaan kosakata (X 1 ) dan kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2 ) b. Variabel terikatnya (Y) adalah keterampilan menulis eksposisi. Penguasaan kosakata adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui sebanyakbanyaknya kata-kata yang terdapat dalam satu bahasa, perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang yang digunakan dalam kegiatan mendengar, membaca, menulis dan berbicara, kata yang dipakai dalam suatu bidang tertentu, kosakata juga dapat berupa daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis, dan bagian dari sistem bahasa yang berupa leksem, kata tunggal, kata majenuk, idiom yang saling berinteraksi dalam pola-pola kalimat, dengan menyampaikan maksud atau arti yang digunakan dalam sebuah bahasa. Kemampuan menyusun kalimat efektif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang aturan kalimat efektif yang memenuhi persyaratan yaitu 1) secara tepat mewakili pikiran antara pembaca atau penulisnya, dan yang 2) mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pembaca dengan apa yang dipikirkan penulisnya, yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri-ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum dan struktur kalimat paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat efektif meliputi kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan dan kevariasian. Keterampilan menulis eksposisi adalah keterampilan siswa dalam menulis eksposisi yaitu jenis retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar para pembaca percaya atau yakin akan kebenaran objek yang dijadikan topik. Eksposisi bersifat membuktikan sesuatu kebenaran dari sesuatu yang meragukan atau suatu pertentangan. Untuk itu semakin banyak fakta yang dipergunakan, semakin kuat kebenaran dicapai. Penguasaan kosakata adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes berbentuk pilihan ganda pada aspek kosakata yang mencakup makna denotasi, konotasi, dan idiom, serta sruktur klasikal yang meliputi sinonim, antonim. Kemampuan menyusun kalimat efektif adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes yang berbentuk pilihan ganda pada aspek kemampuan menyusun kalimat efektif mencakup struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum dan struktur kalimat paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat efektif meliputi kesatuan, kepaduan, kelogisan,

kehematan, penekanan, dan kevariasin. Keterampilan menulis eksposisi adalah skor tentang keterampilan siswa menulis yang diukur melalui tes dengan tujuan berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar para pembaca percaya atau yakin akan kebenaran objek yang dijadikan topik/ tema, kesesuaian isi dan judul, penataan gagasan, ketetapan ide dalam paragraf, bahasa penyajian karangan, ketetapan penggunaan ejaan. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini merupakan hasil pengolahan masing-masing variabel diperoleh dari 42 siswa sampel penelitian. Melalui penguasaan kosakata,kemampuan menyususn kalimat efektif dan menulis eksposisisi. Dengan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Eksposisi Hasil analisis hipotesis pertama menyatakan bahwa ada hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikan = 0,05 dengan koefisien korelasi sebesar 0,70 dan koefisien regresi Ŷ = 3,84 + 0,90 X 1. Hasil ini menunjukan bahwa penguasaan kosakata memiliki koefisien korelasi yang paling dominan dibandingkan faktor lainnya. Bila di konsultasikan dengan tabel koefisien korelasi maka hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi berada tingkatan paling erat. Berdasarkan persamaan regresinya kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi sebesar 4,74 Hasil analisis juga ditemukan ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi, yang artinya semakin tinggi penguasaan kosakata maka ada kecenderungan semakin tinggi pula keterampilan menulis eksposisi. Hasil ini sesuai pendapat Soedjito (1992:1) mengatakan bahwa kosakata (perbendaharan kata) dapat diartikan 1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa, 2) kekayaan kata yang dimiliki seseorang pembicara atau penulis, 3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmiah pengetahuan, 4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Kosakata merupakan komponen utama yang kita gunakan di dalam melakukan kegiatan komunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hasil analisis ini menunjukan penguasaan kosakata merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan keterampilan menulis eksposisi. Dengan adanya penguasaan kosakata yang cukup baik akan berdampak positif dan akan mampu memilih perbendaharaan kata, misalnya dalam membedakan kata umum, kata khusus, denotasi, konotasi, sinonim, dan antonim. Hal ini terlihat dari kosakata yang dipilihnya. Siswa yang kurang memahami secara baik maka akan kebingungan dalam menempatkan

kata atau memilih kata yang paling cocok digunakan dalam membuat suatu tulisan. Aspek lain dari pemahaman kosakata siswa akan mempengaruhi pemakaian atau penempatan aspek pada penulisan huruf kapital, huruf kecil, huruf miring penulisan kata yang mencakup kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, angka dan bilangan, penulisan unsur serapan, dan tanda baca juga akan mempengaruhi arti dari yang ditulisnya. Berdasarkan sebaran soal aspek yang paling lemah adalah aspek pemakaian konotasi dan idiom sehingga faktor tersebut perlu mendapatkan perhatian dimana masih banyak siswa yang salah dalam menjawab nomor 12, dan 15 dan untuk esai nomor 4 dimana siswa masih ragu-ragu dalam menggunakan kata urine dalam membuat kalimat. 2. Hubungan Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis Eksposisi Hasil analisis korelasi menyatakan bahwa ada hubungan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi di tunjukan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,62 Ŷ = 7,85+ 0,86X 2. Bila di konsultasikan dengan tabel koefisien korelasi maka tergolong mempunyai hubungan yang kuat atau erat. Berdasarkan hasil koefisien korelasi faktor kosaka memiliki hubungan paling besar kenaikan 1 skor variabel kemampuan menyusun kalimat efektif meningkatkan keterampilan menulis eksposisi sebesar 8,71. Hasil analisis juga ditemukan hubungan antara kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi, yang artinya semakin memahami cara membuat kalimat meliputi struktur kalimat umum dan struktur kalimat paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat efektif meliputi: kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan dan kevariasian maka siswa mempunyai kecenderungan semakin tinggi keterampilan menulis eksposisi. Hasil analisis ini menunjukan bahwa kemampuan menyusun kalimat efektif merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan keterampilan menulis eksposisi, dengan adanya kemampuan siswa menyusun kalimat efektif yang baik maka siswa ada kecenderungan eksposisi yang dibuatnya semakin baik pula. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Keraf, 2006: 21) bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki satu gagasan pokok dan unsurunsurnya minimal terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat ini memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami gagasan yang dimaksud penutur. Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta mudah dipahami oleh si pembaca. Kalimat dikatakan efektif jika berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya harus benar.

Hasil analisis ini menunjukkan kemampuan menyusun kalimat efektif merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan keterampilan menulis eksposisi. Berdasarkan yang disebar ternyata aspek paling lemah pada nomor 1 dan esai nomor 5 siswa saat pembelajaran belum maksimal dalam faktor peletakan subjek dan kemampuan siswa untuk membuat kalimat efektif dengan memperhatikan unsur penekanan. Berdasarkan tingkat persentasenya juga menunjukan bahwa pada saat siswa membuat kalimat secara esai juga mengalami kesulitan. 3. Hubungan Penguasaan Kosakata, Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif, dengan Keterampilan Menulis Eksposisi Hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa ada hubungan penguasaan kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif, dengan keterampilan menulis eksposisi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikan = 0,05, diperoleh koefisien korelasi rx l23 y = 0,70 dan koefisien regresi Ŷ = 1,66+ 0,80 X 1 + 0,14X 2. Bila di konsultasikan dengan tabel koefisien korelasi maka hubungan kedua variabel terikat secara bersama-sama mempunyai korelasi yang sangat kuat. Pada hasil analisis juga ditemukan ada hubungan positif antara penguasaan kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif, dengan keterampilan menulis eksposisi, yang artinya semakin baik kemampuan menyusun kalimat efektif, semakin tinggi penguasaan kosakata dan semakin intens kemampuan menyusun kalimat efektif, maka akan semakin tinggi keterampilan menulis eksposisi, dan kebalikannya yang artinya semakin rendah semakin sedikit penguasaan kosakata dan semakin rendah kemampuan menyusun kalimat efektif, maka akan semakin rendah keterampilan menulis eksposisi siswa. Hasil analisis ini menunjukan bahwa penguasaan kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif, merupakan faktor- faktor yang mendukung peningkatan keterampilan menulis eksposisi. Penguasaan aspek tersebut akan berdampak baik pada keterampilan siswa menulis eksposisi yang dibuatnya. Melalui penelitian ini terbukti bahwa faktor-faktor tersebut berhubungan secara signifikan dengan aspek keterampilan menulis eksposisi karena kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata dan kemampuan menyusun kalimat efektif, akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi sebesar 2,59. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf ( 1980: 3) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Hal tersebut di dukung oleh Kosasih (2008: 30) menyatakan bahwa paragraf ekspositori adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal objek. Dari paragraf jenis ini diharapkan pembaca dapat memahami hal atau objek sejelasjelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan paragraf

ini menggunakan contoh, grafik, serta berbagai fakta dan bentuk lainya. Semakin banyak siswa memiliki kosakata baik makna kata maupun struktur kata yang ada dan mampu menyusunnya menjadi kalimat efektif baik tata letak maupun kelogisannya, maka siswa tersebut mudah dalam mengembangkan tulisannya. Dilihat dari koefisien korelasi bahwa penguasaan kosakata dengan koefisien korelasi sebesar 0,70; kemampuan menyusun kalimat efektif mempunyai korelasi 0,62; dan secara bersama-sama sebesar 0,70. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan penguasaan kosakata memiliki hubungan yang dominan dibandingkan faktor menyusun kalimat karena kosakata yang dimiliki siswa akan mempunyai dampak mempermudah siswa dalam mengembangkan eksposisi. Secara rata-rata, keterampilan menulis eksposisi 74,60; aspek penguasaan kosakata sebesar 78,23, kemampuan menyusun kalimat efektif 77,83. Hal ini menunjukan bahwa penguasaan kosakata memiliki rata-rata yang paling besar karena lebih mudah dibandingkan dengan menyusun kalimat efektif. Berdasarkan hal tersebut diharapkan siswa dapat menguasai aspek kosakata mencakup: makna denotasi, konotasi, dan idiom, sinonim, antonim dan kalimat efektif meliputi kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan, dan kevariasian. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2 ), dengan keterampilan menulis eksposisi (Y). Simpulan tersebut berdasarkan temuan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang positif, erat, dan signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi dengan koefisien korelasi sebesar 0,70 dan persamaan regresi regresi Ŷ = 3,84 + 0,90X 1 dengan rasio setiap kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata (X 1 ) akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi (Y) sebesar 4,74 dengan konstanta sebesar 3,84. 2. Terdapat hubungan yang positif, erat, dan signifikan antara kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi dengan koefisien korelasi sebesar 0,62 dan persamaan regresi Ŷ = 7,86 + 0,86X 2 dengan rasio setiap kenaikan 1 skor variabel kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2 ) akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi (Y) sebesar 8,71 dengan konstanta sebesar 7,86. 3. Terdapat hubungan yang positif, erat, dan signifikan penguasaan kosakata, dan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi koefisien korelasi

sebesar 0,70 dan persamaan regresi Ŷ = 1,66+ 0,80 X 1 + 0,14 X 2 dengan rasio setiap kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata (X 1 ) dan kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2 ) akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi (Y) sebesar 2,59 dengan kosntanta 1,66. Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende- Flores:Nusa Indah. Kosasih. 2008 Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Nurjamal. 2010. Penuntun Perkualiahan Bahasa Indonesia. Bandung : Alfabeta. Parera. Jos Daniel. 2007. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga. Soedjito. 1992. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik, Bandung: PT. Tarsito. Tarigan, Hendri Guntur. 1992. Menulis sebagai Suatu