POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

MATERI DAN METODE. Materi

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL-HASIL PENELITIAN DAN SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN AYAM KEDU

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

POTENSI PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN SELATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM MURYANTO, U. NUSCHATI, D. PRAMONO dan T. PRASETYO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Telah dilakukan kegiatan dengan tujuan untuk mengindentifikasi potensi limbah kulit kopi dan pemanfaatannya sebagai bahan pakan ayam. Kegiatan ini dilakukan selama 6 bulan mulai bulan Juni Desember 2004. Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 yaitu 1) mengidentifikasi potensi limbah kopi dan 2) pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak ayam. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder berupa produksi kopi dan data primer dari prosesing kopi dan produksi limbah kopi di lingkup PTPN IX Jawa Tengah. Kegiatan kedua dilakukan di desa Bandardawung, Kecamatan Metasih, Kabupaten Karanganyar. Digunakan 180 ekor ayam umur 30 hari. Pakan terdiri dari 2 susunan pakan iso protein iso energi yaitu kandungan protein 16% dan energi 2800 kkal/kg. Ayam dipelihara dalam kandang flok ukuran 4 x 4 m dengan kepadatan 30 ekor per kandang. Pakan yang diberikan adalah pakan kontrol, dan pakan yang disusun menggunakan bahan limbah kulit kopi sebanyak 5% dengan. Data yang dikumpulkan adalah bobot badan, konsumsi pakan, mortalitas, input-output. Analisis data potensi limbah kulit kopi dilakukan secara deskriptif, analisis data pertumbuhan ayam menggunkan t Test dan analisis usaha menggunakan B/C rasio. Hasil identifikasi potensi limbah kulit kopi menunjukkan bahwa limbah kulit kopi diperoleh melalui 2 proses pengolahan kopi, yaitu (1) Pengolahan kopi merah/masak dan (2) Pengolahan kopi hijau/mentah. Proses pengolahan kopi merah diawali dengan pencucian/perendaman dan pengupasan kulit luar, proses ini menghasilkan 65% biji kopi dan 35% limbah kulit kopi. Limbah ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan jamu tradisional dan sebagai media budidaya jamur. Biji kopi kemudian dikeringkan dengan oven dan hasilnya adalah biji kopi kering oven sebanyak 31%, kemudian kopi ini digiling dan akan menghasilkan 21% beras kopi (kopi bubuk) dan 10% berupa limbah kulit dalam. Proses pengolahan kopi hijau diawali dengan penjemuran dengan sinar matahari sampai bobotnya mencapai 38% dari bobot basah, kopi kering matahari tersebut kemudian digiling. Dari proses ini menghasilkan beras kopi atau kopi bubuk sebanyak 16,5% dan sisanya 21,5% berupa campuran limbah kulit luar dan kulit dalam. Hasil pengamatan pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ayam menunjukkan bahwa bobot ayam umur 60 hari yang diberi pakan kontrol tidak berbeda nyata dibandingkan dengan pakan yang disusun menggunakan 5% limbah kulit kopi masingmasing 985 g dan 971 g. Berdasarkan analisis input-output usaha, ditunjukkkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pembesaran ayam selama 60 hari dengan pakan kontrol dan pakan yang mengandung 5% limbah kulit kopi adalah Rp. 1.401/ekor dan Rp. 1.345/ekor, sedangkan B/C rasionya sama yaitu 1,16. Kata kunci: Limbah kulit kopi, pakan ayam PENDAHULUAN Luas perkebunan kopi di Jawa Tengah diperkirakan 40.92034 ha. Dari luasan tersebut paling luas terdapat di perkebunan rakyat yaitu 37.156,41 ha, perkebunan kopi lainnya terdapat di PTPN IX seluas 3.007,09 ha dan di Perkebunan Besar Swasta seluas 756,84 ha. Total produksi kopi di Jawa Tengah sebanyak 14.149,61 ton/th dengan sebaran produksi sebagai berikut. Pada perkebunan rakyat produksinya 12.479,26 ton/th yang terdiri dari produksi kopi robusta 11.374,09 ton dan 1.105,17 ton. Produksi pada PTPN IX produksi kopinya 1.437,76 ton/th, sedang pada Perkebunan Besar Swasta 232,59 ton/th (data diolah dari DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH, 2004 dan BPS JAWA TENGAH, 2004). Kopi yang diproduksi tersebut selanjutnya diolah dan produk utamanya adalah kopi bubuk. Dari proses pengolahan kopi menjadi kopi bubuk akan menghasilkan limbah berupa limbah kulit kopi. Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini tercermin dari menumpuknya limbah kulit kopi baik yang berasal dari perkebunan rakyat maupun dari PTPN IX. Limbah kulit kopi limbah perkebunan seperti kulit kopi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ternak yang dapat memanfaatkan kulit kopi masih terbatas pada 111

ternak ruminansia, khususnya sapi potong dan sapi perah. Limbah kulit kopi menurut laporan ZAENUDIN dan MURTISARI (1995) kandungan protein kasarnya 10,4%, kandungan ini hampir sama dengan protein yang terdapat pada bekatul. Kandungaan energi metabolisnya 3.356 kkal/kg. Selanjutnya dilaporkan bahwa kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ayam. Pakan ayam pedaging dengan kandungan kulit kopi sebanyak 5%, tidak berpengaruh negatif terhadap produktivitas ayam. Sampai penelitian dilaporkan, belum diketahui pengaruh penggunaan dengan persentase yang lebih tinggi dan zat antinutrisi yang terdapat pada kulit buah kopi. Pemanfaatan limbah kulit kopi dipadukan dengan pengembangan ternak dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan perkebunan, akan berpengaruh positif terhadap kelestarian dan keamanan kawasan perkebunan, sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatannya (DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH dan BPTP JAWA TENGAH, 2004). METODOLOGI Kegiatan ini berlangsung selama 7 bulan mulai Juni Desember 2004. Pelaksanaan Kegiatan dibagi menjadi 2 yaitu 1) mengidentifikasi potensi limbah kopi dan 2) pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak ayam. Kegiatan identifikasi dilakukan dengan metode Rural Rapid Apprisal (RRA) di lingkup PTPN IX Jawa Tengah. Data yang dikumpulkan meliputi produksi kopi dan prosesing kopi dan produksi limbah kopi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kegiatan kedua dilakukan di Desa Bandardawung, Kecamatan Metasih, Kabupaten Karanganyar. Digunakan materi ayam hasil persilangan sebanyak 180 ekor dipelihara dalam 2 perlakuan, yaitu perlakuan I sebagai kontrol, yaitu ayam diberi pakan tanpa kulit kopi dan perlakuan 2 adalah diberi pakan yang mengandung kulit kopi sebanyak 5%. Setiap unit perlakuan terdiri dari 30 ekor, sehingga jumlah ulangan masing-masing perlakuan 3 kali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t (STILL and TORRIE, 1980), selanjutnya dilakukan analisis ekonomi/ input-output dilakukan dengan metoda Benefit and Cost analysis (AMIR dan KNIPSCHEER, 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan kegiatan, maka makalah ini disusun sesuai dengan tahapan mulai dari identifikasi potensi limbah kopi, dilanjutkan dengan pemanfaatkan limbah kulit kopi sebagai pakan ayam. Identifikasi potensi limbah kulit kopi Limbah kopi yang dimaksud adalah limbah kulit yang diperoleh dari proses pengolahan kopi dari biji utuh menjadi kopi bubuk. Proses pengolahan kopi ada 2 macam, yaitu (1) Pengolahan kopi merah/masak dan (2) Pengolahan kopi hijau/mentah (komunikasi langsung dengan PTPN IX Jawa Tengah di Banaran, Kabupaten Semarang). Proses pengolahan kopi merah diawali dengan pencucian dan perendaman serta pengupasan kulit luar, proses ini menghasilkan 65% biji kopi dan 35% limbah kulit kopi. Limbah kopi sebagian besar dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman kopi dan tanaman disekitarnya, sebagian kecil digunakan sebagai media budidaya jamur serta dimanfaatkan sebagai bahan jamu tradisional. Biji kopi kemudian dikeringkan dengan oven dan hasilnya adalah biji kopi kering oven sebanyak 31%, kemudian kopi ini digiling dan menghasilkan 21% beras kopi (kopi bubuk) dan 10% berupa limbah kulit dalam. Limbah yang dihasilkan dari proses ini (kulit dalam) pada umumnya dimanfaatkan sebagai pupuk, namun sebagian diantaranya dimanfaatkan oleh pengrajin jamu tradisional sebagai bahan jamu. Proses secara sederhana dari pengolahan kopi merah sampai menjadi beras kopi atau kopi bubuk dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Proses pengolahan kopi hijau diawali dengan penjemuran dengan sinar matahari sampai bobotnya mencapai 38% dari bobot basah, kopi kering matahari tersebut kemudian digiling. Dari proses ini menghasilkan beras kopi atau kopi bubuk sebanyak 16,5% dan sisanya 21,5% berupa campuran limbah kulit luar dan kulit dalam. Proses secara sederhana dari pengolahan kopi hijau sampai menjadi 112

beras kopi dapat dilihat pada Ilustrasi 2. Pemanfataan limbah dari proses ini masih terbatas hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. BADAN LITBANG PERTANIAN (2004) melaporkan bahwa limbah kopi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti yang diaplikasikan di Bali, limbah kulit kopi diolah menjadi dedak kulit kopi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Disamping sebagai pakan ternak ruminansia, limbah juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas (ZAENUDIN dan MURTISARI 1995). Kopi bubuk yang diperoleh dari kedua proses tersebut mengandung kadar air + 9% dan semua persentase yang tercantum dalam Tabel 2. Susunan bahan pakan untuk pembesaran ayam hibrida umur 30 60 hari Ilustrasi 1 dan 2 adalah persentase dari bobot awal/segar. Pemanfaatan limbah kulit kopi untuk pakan ayam Pada kegiatan digunakan anak ayam sebanyak 180 ekor umur 30 hari dipelihara sampai umur 60 hari dalam 2 perlakuan, yaitu perlakuan I sebagai kontrol, yaitu ayam diberi pakan tanpa kulit kopi dan perlakuan 2 adalah diberi pakan yang mengandung kulit kopi sebanyak 5%. Setiap unit perlakuan terdiri dari 30 ekor, sehingga jumlah ulangan masingmasing perlakuan 3 kali. Bahan Kontrol (%) R1 (%) Harga/kg (Rp)* Konsentrat Jagung kuning Bekatul Limbah kulit kopi Bungkil biji kapuk 20 40 40 - - 20 35 40 5-4.000 1.400 1.000 200 900 Harga/kg (Rp) Protein kasar (%) 1.762 16 Keterangan*: - harga bulan Juni Juli 2004 - protein kasar diduga dengan kalkulasi Kopi merah 1.702 16 Pencucian dan pengupasan 65% Kopi dan kulit dalam 35% Kulit luar Oven 31% Biji kopi Pupuk 21% Beras kopi Giling 10% Limbah Bahan jamu tradisional Ilustrasi 1. Proses pengolahan kopi merah 113

Kopi hijau Penjemuran 38% Kopi dan kulit dalam 62% Uap air Giling 16,5% Beras kopi 21,5% Kulit dalam dan luar Bahan pakan termak Pupuk Ilustrasi 2. Proses pengolahan kopi hijau Tabel 3. Keragaan pertumbuhan ayam hibrida Keragaan Kontrol R1 *) Bobot umur sehari (g) 39,67 + 6,9 36,6 + 4,7 Bobot awal/umur 30 hari (g) 440,5 + 10,6 449,5 + 9,7 Konsumsi pakan 1 30 hari (g) 500 500 Pertabahan bobot badan 1 30 hari (g) 401.33 412.9 Konversi pakan 1 30 hari 0.8 0.8 Mortalitas 1 30 hari (%) 15 15 Bobot umur 60 hari (g) 985,0+47,6 971,0+39,3 Pertabahan bobot badan 30 60 hari 545 522 Konsumsi pakan/ekor 30 60 hari (g) 1700 1700 Konversi pakan 30 60 hari 3.1 3.3 Mortalitas 30 60 hari (%) - - Pertabahan bobot badan 1 60 hari (g) 945.33 934.4 Konsumsi pakan 1 60 hari (g) 2,200 2,200 Konnersi pakan 1 60 hari 2.3 2.4 Keterangan*: Pakan R1 dan R2 diberikan pada ayam berumur 30-60 hari R1 = Pakan yang mengandung 5% limbah kopi R2 = Pakan yang mengandung 5% bungkil biji kapuk 114

Hasil pengamatan sampai umur 60 hari, memperlihatkan bahwa bobot ayam yang diberi pakan kontrol, R1 dan R2 masingmasing 985 g, 971 g dan 837 g (Tabel 3). Berdasarkan analisis input-output usaha, ditunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pembesaran ayam selama 60 hari dengan paka kontrol dan pakan yang mengandung 5% limbah kulit kopi hanya terpaut Rp. 56, yaitu Rp. 1.401/ekor dan Rp. 1.345/ekor, sedangkan B/C rasionya sama yaitu 1,16. Data tersebut memberikan indikasi bahwa limbah kulit kopi mempunyai peluang untuk dijadikan bahan pakan ayam, karena selisih pertumbuhannya dengan pakan kontrol tidak terlalu besar dan harga pakan campuran dengan menggunakan kulit kopi lebih murah dibandingkan kontrol yaitu Rp. 1.762 dan Rp. 1.702. Analisis inputoutput usaha selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis input output usaha pembesaran ayam hibrida Uraian Pakan kontrol Pakan + limbah kopi Ekor/kg @ Rp. Jumlah (Rp) Ekor/kg @ Rp. Jumlah (Rp) Input: Anak ayam 100 2,900 290,000 100 2,900 290,000 Pakan starter 50 4,000 200,000 50 4,000 200,000 Pakan finisher 144.5 1,762 254,609 144.5 1,702 245,939 Obat dan vaksin 100 300 30,000 100 300 30,000 Penyusutan kandang 30,000 30,000 Tenaga kerja 60,000 60,000 Jumlah 864,609 855,939 Output: Ayam yang dipanen 85 85 Bobot/ekor 0.985 0.971 Penjualan ayam 84 12,000 1,004,700 83 12,000 990,420 Keuntungan 140,091 134,481 Keuntungan/ekor 1,401 1,345 B/C rasio 1.16 1.16 Keterangan: BBK = Bungkil biji kapok KESIMPULAN DAN SARAN Pemanfaatan limbah kopi masih terbatas untuk pupuk dan bahan pembuatan jamu tradisional, disisi lain mempunyai potensi sebagai pakan ternak termasuk ternak unggas. Dari analisis input-output usaha diketahui keuntungan budidaya ayam yang memanfaatkan limbah kopi adalah Rp. 1.345/ekor/60 hari, pada budidaya ayam kontrol tanpa limbah kopi Rp. 1.401/ekor/60 hari, sedangkan B/C rasionya sama masing-masing 1.16. Hal ini menunjukkan bahwa limbah kulit kopi mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pakan ayam, khususnya di sekitar kawasan perkebunan kopi. Pemanfaatan limbah kulit kopi perlu disosialisasikan kepada petani, dinas terkait dan swasta. Usaha pembesaran ayam perlu dikembangkan bekerjasama dengan Pemerintah (Subdinas Peternakan) maupun swasta. DAFTAR PUSTAKA AMIR, P. and KNIPSCHEER, H. 1989. Conducting on- Farm Research Production and Economic Analysis. Winrock Institute for Agriculture Development & IDRC. BADAN LITBANG PERTANIAN. 2004. Agrowisata. Litbangdeptan. go.id. BPS JAWA TENGAH. 2004. Jawa Tengah Dalam Angka. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH. 2005. Laporan Tahunan 2004. DINAS PERKEBUNAN PROPINSI JAWA TENGAH dan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN 115

JAWA TENGAH. 2004. Pengembangan Ayam Hibrida di Sekitar Kawasan Perkebunan. ZAENUDIN, D., dan T. MURTISARI. 1995. Penggunaan Limbah Agro-Industri Buah Kopi (Kulit Buah Kopi) dalam Ransum Ayam Pedaging (Broiler). Prosiding Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klepu. Ungaran. 116