Kata Kunci: Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Alam, Zhong Xing HY21

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI ZHONG XING HY21 UNTUK ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN MUKA KUNING, BATAM J U R NAL

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI ZHONG XING HY21 UNTUK ANALISIS KERUNTUHAN BENDUNGAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT JURNAL

ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN GONDANG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ZHONG XING HY21

MITIGASI BENCANA BANJIR AKIBAT KERUNTUHAN BENDUNGAN BERDASARKAN DAMBREAK ANALYSIS PADA BENDUNGAN BENEL DI KABUPATEN JEMBRANA

PENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI

ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN NIPAH KABUPATEN SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI ZHONG XING HY21 JURNAL

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

ABSTRAK Faris Afif.O,

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

ANALISIS KERUNTUHAN BENDUNGAN MANGGAR MENGGUNAKAN APLIKASI ZHONG XING HY21 JURNAL ILMIAH

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. menyimpan semua atau sebagian air yang masuk (inflow) yang berasal dari

Bab III Metodologi Analisis Kajian

EVALUASI KEAMANAN PELIMPAH BENDUNGAN PRIJETAN MENGGUNAKAN APLIKASI PLAXIS 8.2.

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN KAPASITAS PELIMPAH BENDUNGAN WAY YORI

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

TINJAUAN DEBIT BANJIR KALA ULANG TERHADAP TINGGI MUKA AIR WADUK KRISAK KABUPATEN WONOGIRI

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

KAJIAN DAM BREAK WADUK WONOGIRI DENGAN HEC RAS 4.0

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

PERANCANGAN WADUK MUNDINGAN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirancang dan dibangun sebelumnya. Sumberdaya Air oleh PT. Indra Karya Consulting Engineer pada tahun 2013

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN MAMAK DAN BENDUNGAN BATU BULAN SECARA SIMULTAN PADA SISTEM PENGALIRAN SUNGAI DENDITRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

BAB III METODOLOGI III-1

PERENCANAAN EMBUNG MAMBULU BARAT KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

ANALISIS PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN ANTARA TIPE URUGAN DENGAN ROLLER COMPACTED CONCRETE DAMS (STUDI KASUS: SUNGAI MELANGIT, KAB.

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Hasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

PERENCANAAN EMBUNG ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG

KAJIAN HIDROLIS RUNTUHNYA EMBUNG JOHO DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

Kajian Model Hidrograf Banjir Rencana Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

Analisis Wilayah Tergenang dan Perilaku Banjir pada Simulasi Kegagalan Bendungan Ciawi

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

I. PENDAHULUAN. Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

PEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

STUDI PENELUSURAN ALIRAN (FLOW ROUTING) PADA SUNGAI KRUENG TEUNGKU KEC. SEULIMUM KAB. ACEH BESAR

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

ANALISIS EVALUASI DIMENSI BANGUNAN PELIMPAH BANJIR (SPILLWAY) SITU SIDOMUKTI

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

Analisis Daerah Genangan Akibat Luapan Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN KERUSAKAN HUTAN TERHADAP KOEFISIEN PENGALIRAN DAN HIDROGRAF SATUAN

Analisis Perilaku Banjir Bandang akibat Keruntuhan Bendungan Alam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Provinsi Aceh

PENELUSURAN BANJIR DAN KAPASITAS PELIMPAH SITU LEBAKWANGI, BOGOR JAWA BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB IV ANALISA Kriteria Perencanaan Hidrolika Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut;

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

Transkripsi:

ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN ALAM WAY ELA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ZHONG XING HY21 Lutfianto Cahya Rachmadan 1, Pitojo Tri Juwono 2, Runi Asmaranto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia mbunulsiti@yahoo.co.id ABSTRAK Analisa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dimaksudkan untuk mendapatkan perilaku banjir yang menggambarkan genangan dan waktu tiba gelombang banjir ke arah hilir khususnya ke Desa Negeri Lima. Karena Bendungan Alam Way Ela telah runtuh pada 25 Juli 2013, maka didapatkan juga hasil kalibrasi genangan banjir hasil running program Zhong Xing HY21 dengan kenyataan di lapangan. Analisa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dalam studi ini menggunakan program Zhong Xing HY21 yang dapat membuat hidrograf banjir, kedalaman banjir, kecepatan banjir serta peta genangan banjir di lokasi terpilih yang diplot sepanjang sungai di hilir bendungan. Masukan dari program Zhong Xing HY21 berupa peta RBI digital yang diolah, kemudian data teknis Bendungan Alam Way Ela dan lengkung kapasitas waduk. Dari penelitian ini, diketahui bahwa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela disebabkan oleh piping atas yang diawali oleh runtuhnya spillway dan menyebabkan timbulnya rekahan pada tubuh bendungan bagian atas. Hasil running program Zhong Xing HY21 dengan skenario keruntuhan piping atas menghasilkan luas genangan banjir sebesar 66.879,24 m 2 atau prosentase 16,52% dari luas total Desa Negeri Lima. Jika dibandingkan dengan luas genangan banjir versi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), hasil running program Zhong Xing HY21 dengan skenario keruntuhan piping atas memiliki kesalahan relatif sebesar 56,73%. Waktu tiba banjir menuju Desa Negeri selama 86 menit dengan waktu puncak banjir mencapai 2 jam 40 menit, waktu surut banjir mencapai 9 jam sesuai dengan data historis runtuhnya Bendungan Alam Way Ela. Kata Kunci: Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Alam, Zhong Xing HY21 ABSTRACT Dam break analysis for Way Ela Natural Dam was intended to get a flood inundation and the arrival time of flood waves, especially in the village of Negeri Lima. Way Ela Natural Dam has been collapsed on July 25, 2013, the calibration results are also obtained the results of running Zhong Xing HY21 program with the real condition. In this study, Zhong Xing HY21 is used to analysis of Way Ela dam break that can create a flood hydrograph, flood depth, flood velocity and flood inundation maps are plotted in the selected locations along the downstream of the dam. Input of the Zhong Xing HY21 program is a digital map of RBI, the technical data of Way Ela Natural Dam and the storage and reservoir capacity curve.

From this research, its known that the fall down of Way Ela Natural Dam was caused by top piping and the beginning was came from the collapse of the spillway which can causes breach at the top of the dam. The result of running Zhong Xing HY21 program produces flood inundation above 66.879,24 m 2 or 16,52% percent from the total area of Negeri Lima village. If it's compared with flood inundation map from National Disaster Management Agency was called BNPB, produced a relative error above 56,73 %. Flood travel time into the village of Negeri Lima for top piping condition is above 86 minutes. Time peak of flood under these conditions up to 2 hours 40 minutes and when the flood receded up to 9 hours in accordance with the historical collapse data of the Way Ela Natural Dam. Key words: Dam Break Analysis, Natural Dam, Zhong Xing HY21 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bendungan Alam Way Ela telah mengalami keruntuhan pada tanggal 25 Juli 2013. Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) data korban jiwa berjumlah 1 orang sedangkan pengungsi mencapai 3000 orang. Selain itu kerusakan yang diakibatkan runtuhnya bendungan alam tersebut setidaknya merusak 350 unit rumah serta 5 unit fasilitas umum lainnya seperti sekolah, kantor dan jembatan. Hal itu membuktikan potensi bahaya yang besar bagi masyarakat di bagian hilir suatu bendungan jika sewaktu-waktu bendungan tersebut mengalami keruntuhan. Apalagi Bendungan Alam Way Ela tidak diketahui life time nya karena terbentuk secara alami. Upaya yang dilakukan pemerintah seperti membuat spillway masih dalam proses pengerjaan, tetapi karena kondisi cuaca yang ekstrim serta curah hujan yang tinggi membuat penanganan terhadap Bendungan Alam Way Ela menjadi terhambat. PP Nomor 37 Tahun 2010, tentang Bendungan, menyebutkan bahwa setiap bendungan harus dilengkapi dengan Dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD) dalam rangka antisipasi penyelamatan jiwa dan harta benda, apabila terjadi keruntuhan bendungan. Maka atas dasar tersebut, Analisis Keruntuhan diperlukan untuk Bendungan Alam Way Ela. Apalagi bendungan tersebut bukan merupakan pembangunan bendungan hasil perencanaan yang mampu menampung banjir PMF (Probable Maximum Flood) sehingga hal ini menyebabkan makin bertambahnya tingkat bahaya keruntuhan bendungan. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam kaitannya dengan penyusuan studi ini, dimana keruntuhan bendungan disimulasikan, maka analisis dan evaluasi terhadap beberapa hal berikut ini harus menjadi perhatian lebih dahulu sebelum keruntuhan bendungan disimulasikan, agar hasil simulasi yang dilakukan benar-benar mendekati keadaan yang sesungguhnya akibat keruntuhan Bendungan Alam Way Ela yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Dengan bantuan program Zhong Xing HY21 diharapkan bisa diketahui beberapa hal antara lain: a. Pengaruh kondisi topografi dan geografis daerah aliran sungai di hilir bendungan b. Dampak genangan banjir akibat keruntuhan bendungan pada daerah di hilir bendungan dengan berbagai indikatornya, seperti : jarak dan waktu datangnya banjir, periode genangan banjir, tinggi maksimum genangan banjir, dan lain sebagainya

c. Analisis keruntuhan bendungan dilakukan dalam beberapa alternatif (skenario): 1. Disebabkan oleh overtopping dengan debit PMF 2. Disebabkan oleh piping: a) Piping terjadi pada tubuh bendungan bagian atas b) Piping terjadi pada tubuh bendungan bagian tengah c) Piping terjadi pada tubuh bendungan bagian bawah d. Tinggi dan kecepatan air banjir serta kapasitas palung sungai/lembah terhadap banjir yang terjadi akibat keruntuhan bendungan 1.3 Maksud dan Tujuan Mengingat malapetaka yang diakibatkan oleh runtuhnya Bendungan Alam Way Ela dan situasi di bagian hilir bendungan, dimana terdapat daerah pemukiman, daerah pertanian dan bangunan fasilitas umum, misalnya jembatan, jalan raya, gedung sekolah, dan lain-lain, maka perlu dilakukan analisa mengenai perilaku/pergerakan banjir akibat runtuhnya bendungan ke arah hilir. Dengan demikian maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana daerah rambatan banjir di hilir bendungan setelah dilakukan simulasi keruntuhan bendungan meliputi peta banjir, waktu datang banjir, waktu surut banjir dan hidrograf banjir pada lokasi terpilih di daerah hilir sehingga dapat diterapkan untuk bendungan-bendungan lain khususnya bendungan alam mengingat program Zhong Xing HY21 merupakan software baru dalam melakukan suatu analisa keruntuhan bendungan. Selain itu, dengan kondisi bendungan yang telah mengalami keruntuhan beberapa waktu lalu, didapatkan pula perbandingan antara simulasi yang dilakukan dengan kondisi runtuh yang ada di lapangan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Zhong Xing HY21 Program ini dapat menirukan (mensimulasikan) keruntuhan bendungan, menghitung hidrograf aliran keluar (outflow hydrograph) dan mensimulasikan gerakan gelombang banjir akibat keruntuhan bendungan (dam break flood) lewat lembah di hilir bendungan beserta animasi pergerakan aliran air hasil simulasi keruntuhan bendungan. Hasil hitungan dengan program Zhong Xing HY21 ini dapat dipakai untuk membuat peta genangan yang potensial, menetapkan waktu tempuh (travel time) dari berbagai bagian gelombang banjir ke lokasi di hilir, dan mengevaluasi pengaruh hal-hal yang tidak menentu (uncertainties) dalam parameter keruntuhan bendungan. Kemampuan program Zhong Xing HY21 yang lain adalah sebagai berikut: a. Kesanggupan simulasi pengaruh alur sungai meandering dalam dataran banjir yang lebar b. Kesanggupan untuk simulasi aliran subkritis dan superkritis dalam routing yang sama c. Kesanggupan untuk menelusur (routing) hidrograf tertentu dengan menggunakan dynamic routing dengan cepat dalam berbagai kondisi skenario keruntuhan d. Kesanggupan simulasi pengaruh breakwater dari kehancuran bendungan yang merambat lewat pertemuan anak sungai dengan sungai induknya e. Kesanggupan untuk membuat animasi perjalanan banjir beserta waktu tiba banjir dan waktu surut banjir Selain memiliki banyak kemampuan, program Zhong Xing HY21 juga memiliki keterbatasan dalam prosesnya antara lain:

a. Keruntuhan bendungan untuk suatu deretan bendungan yang hancur dalam sungai tunggal tidak dapat dilakukan dalam satu kali proses komputer b. Keruntuhan bendungan di jaringan sungai dendritik (dimana bendungannya tidak tersusun secara seri tetapi dalam jaringan berbentuk dahan-dahan pohon dalam jaringan sungai), tidak dapat disimulasikan c. Alur sungai di hilir bendungan pada umumnya tidak dapat kering pada permulaan simulasi, dengan kata lain harus ada aliran dasar (meskipun kecil) 2.2 Curah Hujan Rancangan Curah hujan rancangan yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hujan maksimum boleh jadi (PMP) yang dihitung menggunakan metode Hersfield sebagai berikut (RSNI T-02-2004): (2-1) dimana : = hujan maksimum boleh jadi = nilai rata-rata hujan k m = faktor koefisien Hersfield s = standar deviasi 2.3 Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Salah satu manfaat dari pembangunan bendungan dengan waduknya adalah untuk pengendalian banjir suatu sungai. Ini dapat terjadi karena air banjir ditampung dalam waduk yang volumenya relatif besar, sehingga air yang keluar dari waduk debitnya sudah mengecil. Apabila terjadi banjir, maka permukaan air dalam waduk naik sedikit demi sedikit dan dari beberapa kali banjir, waduk akan penuh air dan mencapai ambang bangunan pelimpah. Kemudian air mulai melimpah melewati bangunan pelimpah. Apabila banjirnya belum reda, maka permukaan air di dalam waduk terus meninggi hingga mencapai tinggi maksimal. Tinggi air maksimal pada waduk ini dapat dihitung menggunakan routing banjir di atas pelimpah. Prosedur penelusuran banjir pada prinsipnya berdasar pada perhitungan persamaan kontinuitas massa aliran sederhana sebagai berikut: Inflow outflow = perubahan kapasitas (2-2) 2.4 Analisa Keruntuhan Bendungan Sebelum bendungan mengalami keruntuhan total, didahului oleh terjadinya rekahan (breaching). Rekahan adalah lubang yang terbentuk dalam tubuh bendungan pada saat runtuh. Sebenarnya mekanisme keruntuhan tidak begitu dipahami, baik untuk bendungan urugan tanah maupun bendungan beton. Untuk meramal banjir di daerah hilir akibat keruntuhan bendungan, biasanya dianggap bahwa bendungan runtuh secara total dan secara mendadak. Lebar rekahan Lereng samping rekahan Waktu keruntuhan (jam) Elevasi muka air waduk saat runtuh Bendungan Urugan 0,5 hingga 4 x tinggi bendungan Bendungan Beton Beberapa kali lebar monolit 0 sampai 1 0 0,5 sampai 4 1 sampai 5 feet di atas puncak bendungan 0,1 hingga 0,5 10 sampai 50 feet di atas puncak bendungan Bendungan Lengkung Lebar total bendungan Lereng dinding lembah Mendekati tiba-tiba (0,1 jam) 10 sampai 50 feet di atas puncak bendungan Sumber : User s Manual Boss Dambrk, 1991 Rekahan karena overtopping disimulasikan berupa rekahan yang berbentuk segiempat, segitiga atau trapesium. Rekahan tersebut makin lama makin membesar dengan waktu secara progresif dari puncak bendungan ke bawah sampai mencapai pondasi. Aliran yang melewati rekahan diperhitungkan sebagai aliran yang melewati ambang lebar.

h h h D Br 2 1 h Lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat hingga tepi sungai di hilir bendungan, kemudian dengan berjalan kaki sepanjang ± 1 km melewati beberapa bukit dari timbunan longsoran tanah hingga menuju puncak bendungan alam tersebut pada EL. 215 mdpl. b Gambar 2.1 Pola Rekahan akibat overtopping Keruntuhan bendungan akibat piping dapat disimulasikan dengan menentukan elevasi sumbu dari pipingnya. Ini disimulasikan sebagai rekahan lubang (orifice) berbentuk segipanjang. Untuk memberikan gambaran pola rekahan karena piping, dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini (User s Manual Boss Dambrk, 1991): h d h f h b Gambar 2.2 Pola Rekahan akibat piping 3. METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Lokasi Studi Sungai Way Ela berada pada Wilayah Sungai Ambon-Seram berdasarkan Keputusan Presiden RI No.12 Tahun 2012. Lokasi Bendungan Alam Way Ela terletak 2 km dari hulu Desa Negeri Lima, Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku. b Gambar 3.1 Lokasi Bendungan Alam Way Ela 3.2 Survei Lokasi dan Pengumpulan Data Survei lokasi dan pengumpulan data lapangan baik primer dan sekunder dilakukan pada Bendungan Alam Way Ela dan Sungai Way Ela. Dalam menjalankan program Zhong Xing HY21, untuk mendapatkan hasil analisis penelusuran banjir akibat kehancuran bendungan maka diperlukan berbagai data sebagai input program. Secara garis besar data-data utama yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Data lengkung kapasitas waduk 2. Koefisien manning 3. Data topografi 4. Data hidrologi 5. Data pasang surut air laut 3.3 Langkah Pengerjaan Sebelum melakukan proses running program Zhong Xing HY21, dilakukan beberapa analisis sebagai berikut:

1. Analisis Hidrologi Sebagai masukan data pada program Zhong Xing HY21 adalah hidrograf banjir PMF, sehingga hujan rancangan yang dipakai adalah PMP (Probable Maximum Precipitation) dengan perhitungan menggunakan metode Hersfield. Selanjutnya mentransformasikan bentuk curah hujan tersebut menjadi debit banjir rancnagan menggunakan Hidrograf satuan sintetik Nakayasu. 2. Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Routing ini bertujuan untuk mengetahui apakah debit banjir yang lewat melalui pelimpah merupakan debit PMF (Probable Maximum Flood) ketika Bendungan Alam Way Ela runtuh pada tanggal 25 Juli 2013. 3. Proses running program Zhong Xing HY21 dilakukan di PT. Caturbina Guna Persada bertempat di Jakarta Selatan yang telah menerima lisensi program dari Sinotech Engineering Group. 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Hidrologi Hujan maksimum boleh jadi (PMP) merupakan asal mula dari debit maksimum boleh jadi (PMF). Debit tersebut yang nantinya menjadi salah satu input dalam proses running keruntuhan bendungan menggunakan program Zhong Xing HY21. Tabel 4.1 Perhitungan PMP Metode Hersfield Tahun Curah Hujan (mm) 2002 53,203 2003 32,840 2004 80,828 2005 62,763 2006 102,929 2007 163,146 2008 105,536 2009 60,404 2010 138,997 2011 116,524 2012 223,736 Perhitungan Rerata 103,719 Sd 55,679 k m dari grafik 8,6 S n-m 41,038 X n-m 91,717 f 1 dari grafik 96,80% f 2 dari grafik 104,80% f 3 dari grafik 84% f 4 dari grafik 125% X p 105,219 S p 58,463 PMP Hersfield (mm) 608,000 Sumber: Perhitungan Gambar 4.1 Hidrograf Banjir Rancangan Metode Nakayasu

Tabel 4.2 Hidrograf Banjir Q PMF Metode Nakayasu Jam ke Q banjir PMF (m 3 /dt) Jam ke Q banjir PMF (m 3 /dt) 0 5,823 18 8,728 1 222,968 19 8,052 2 291,598 20 7,533 3 198,401 21 7,135 4 142,504 22 6,830 5 107,964 23 6,595 6 81,334 24 6,416 7 59,369 25 6,278 8 46,907 26 6,172 9 37,345 27 6,091 10 30,008 28 6,028 11 24,380 29 5,981 12 20,061 30 5,944 13 16,747 31 5,916 14 14,205 32 5,894 15 12,254 33 5,878 16 10,757 34 5,865 17 9,609 35 5,855 Sumber: Perhitungan 36 5,848 4.2 Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Perhitungan penelusuran banjir melewati pelimpah didasarkan pada lengkung kapasitas waduk. Jadi terdapat suatu inflow dari banjir dengan kala ulang tertentu kemudian ditampung ke dalam waduk sehingga terdapat ouflow yang dilepaskan melewati pelimpah menuju ke sungai. Gambar 4.2 Grafik Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Q 1000 tahun Gambar 4.2 Grafik Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Q PMF Tabel 4.3 Hasil Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah Elevasi Elevasi Tinggi Air Maksimum Puncak Bendungan (m) diatas Pelimpah (m) Q 1000 tahun Q PMF 201,00 200,134 200,462 Sumber: Perhitungan Dari hasil di atas membuktikan bahwa disaat Bendungan Alam Way Ela runtuh, debit yang melewati pelimpah bukan merupakan debit PMF karena ketinggian muka air pada saat itu berada pada elevasi +199 m. 4.3 Running Program Zhong Xing HY21 Dalam skripsi ini, lokasi- lokasi yang penulis tinjau tidak mencakup sepanjang sungai di hilir bendungan hingga mencapai laut tetapi hanya dibuat lokasi terpilih yang terdapat pada Desa Negeri Lima, sehingga dari as bendungan ke laut terdapat 3 lokasi yang akan ditinjau yaitu: 1. Desa Negeri Lima Hulu 2. Desa Negeri Lima Tengah 3. Desa Negeri Lima Hilir Skenario mekanisme keruntuhan bendungan akibat piping diasumsikan bahwa waduk dalam kondisi penuh dan terjadi banjir PMF. Analisis keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dilakukan dalam beberapa skenario atau kondisi seperti dibawah ini: Kondisi 1 Terjadi Overtopping pada bendungan ketika banjir datang

Kondisi 2A Terjadi Piping di bagian atas bendungan pada elevasi 197 m, ketika banjir datang Kondisi 2B Terjadi Piping di bagian tengah bendungan pada elevasi 161 m, ketika banjir datang Kondisi 2C Terjadi Piping di bagian bawah bendungan pada elevasi 125 m, ketika banjir datang Untuk menjalankan program Zhong Xing HY21 guna mendapatkan hasil analisis kehancuran bendungan maka diperlukan data-data untuk menunjang analisis tersebut. Data-data utama maupun proses running dengan program Zhong Xing HY21 adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan Peta RBI 2. Boundary Condition 3. Lengkung Kapasitas 4. Data Teknis Bendungan 5. Hidrograf Inflow 4.4 Hasil Running Program Zhong Xing HY21 1. Hidrograf banjir dan kurva deplesi waduk Program Zhong Xing HY21 dapat memperlihatkan debit puncak dan kurva pengosongan waduk ketika bendungan tersebut runtuh. Debit puncak untuk masing-masing kondisi sebagai berikut: a. Overtopping : 2311,6 m 3 /det b. Piping Atas : 2132,0 m 3 /det c. Piping Tengah : 6355,6 m 3 /det d. Piping Bawah : 7088,2 m 3 /det 2. Kedalaman banjir Untuk kedalaman banjir, elevasi muka air banjir, kecepatan banjir serta hidrograf banjir di plot pada lokasi terpilih dan berikut adalah contoh dari 1 kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela. Gambar 4.3 Kedalaman Banjir Kondisi Overtopping

3. Elevasi muka air banjir Gambar 4.4 Elevasi Muka Air Banjir Kondisi Piping Atas 4. Kecepatan banjir di lokasi terpilih Gambar 4.5 Kecepatan Banjir Kondisi Piping Tengah

5. Hidrograf banjir di lokasi terpilih Gambar 4.6 Hidrograf Banjir Kondisi Piping Bawah 6. Peta genangan banjir Tabel 4.4 Rekapitulasi Daerah Tergenang Genangan Banjir Desa Program Zhong Xing HY21 Negeri Versi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Lima BNPB Piping Piping Piping Overtopping Atas Tengah Bawah Luas (m 2 ) 404.945,33 154.544,81 71.079,58 66.879,24 169.836,86 194.198,27 Desa tergenang - 38,17 17,55 16,52 41,94 47,96 (%) Kesalahan relatif (%) - - 54,01 56,73 9,89 25,66 Sumber : Hasil Perhitungan

Hasil peta genangan banjir untuk 1 contoh skenario keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.7 Peta Genangan Banjir Hasil Running kondisi Piping Atas di-overlay dengan Peta Genanagan Banjir Versi BNPB Gambar 4.8 Peta Genangan Banjir Hasil Running kondisi Piping Atas Memperlihatkan Desa Tergenang

7. Waktu tiba, waktu puncak dan waktu surut banjir Hasil waktu tiba, waktu puncak dan waktu surut banjir untuk 1 contoh kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela sebagai berikut: Tabel 4.5 Waktu Tiba Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas Cross Section Jarak Dari Waktu Tiba Banjir Kedalaman Bendungan (m) Jam Menit (m) Desa Negeri Lima Hulu 1963 1,400 84,000 2,252 Desa Negeri Lima Tengah 2305 1,433 85,980 2,179 Desa Negeri Lima Hilir 2717 1,467 88,020 0,502 Sumber: Running program Zhong Xing HY21 Tabel 4.6 Waktu Puncak Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas Cross Section Waktu Puncak Jarak Dari Banjir Kedalaman Bendungan (m) (m) Jam Menit Desa Negeri Lima Hulu 1963 2,700 162,000 5,073 Desa Negeri Lima Tengah 2305 2,667 160,020 6,461 Desa Negeri Lima Hilir 2717 2,700 162,000 2,277 Rata-Rata Waktu Puncak Banjir 2,689 161,340 Sumber: Running program Zhong Xing HY21 Tabel 4.7 Waktu Surut Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas Cross Section Jarak Dari Waktu Surut Banjir Kedalaman Bendungan (m) Jam Menit (m) Desa Negeri Lima Hulu 1963 9 540 1,660 Desa Negeri Lima Tengah 2305 9 540 2,331 Desa Negeri Lima Hilir 2717 9 540 0,470 Sumber: Running program Zhong Xing HY21 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil running program Zhong Xing HY21 beserta hasil analisa menunjukkan beberapa kesimpulan antara lain: 1. Perhitungan debit banjir rancangan untuk debit puncak PMF (Probable Maximum Flood) dengan menggunakan metode Nakayasu sebesar 291,598 m 3 /det. 2. Kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela melalui video dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menunjukkan terjadinya kegagalan konstruksi pada spillway, dibuktikan dengan awal runtuhnya bendungan yang berasal dari spillway yang collapse serta indikasi adanya piping dikarenakan terdapat 47 titik rembesan sebelum terjadinya keruntuhan. Elevasi pusat piping adalah 197 m yang merupakan crest spillway, sehingga keruntuhan yang terjadi merupakan piping atas. Debit puncak yang menyebabkan bendungan runtuh pada kondisi piping atas tersebut sebesar 2136,033 m 3 /det. Kejadian yang mendukung adanya runtuh akibat piping juga terlihat pada hasil penelusuran banjir melewati pelimpah yang

menunjukkan bahwa debit PMF yang lewat tidak sampai melebihi puncak bendungan, sehingga tidak terjadi overtopping pada Bendungan Alam Way Ela. 3. Hasil analisis peta banjir menunjukkan bahwa kecocokan dengan data historis yang ada adalah dengan kondisi runtuh piping tengah. Luas daerah tergenang dari keruntuhan akibat piping tengah seluas 169.836,86 m 2 dengan prosentase 41,94 % Desa Negeri Lima tergenang banjir dan terjadi kesalahan relatif sebesar 9,89 % jika dibandingkan dengan luas genangan banjir versi BNPB. Untuk kondisi piping atas, luas Desa Negeri Lima yang tergenang seluas 66.879,24 m 2 dengan prosentase desa tergenang sebesar 16,52 % dan kesalahan relatif mencapai 56,73 %. 4. Waktu tiba banjir ke Desa Negeri Lima pada kondisi keruntuhan akibat piping atas selama 86 menit. Waktu puncak banjir pada kondisi tersebut mencapai 2 jam 40 menit dan waktu surut banjir mencapai 9 jam sesuai data historis runtuhnya Bendungan Alam Way Ela dan juga mengikuti end of the simulation time pada input program Zhong Xing HY21. 5.2 Saran Diharapkan ada pelajaran terkait runtuhnya bendungan ini bagi instansi terkait maupun pemerintah agar pelaksanaan konstruksi seperti pembangunan spillway yang merupakan awal mula penyebab runtuhnya bendungan, dapat dilaksanakan dengan baik. Perlu adanya tindak lanjut secara khusus kepada bendungan alam dikarenakan umur bendungan tersebut yang tidak dapat diprediksi sehingga ketika runtuh tidak sampai menyebabkan kerugian yang parah di daerah hilir bendungan. 6. DAFTAR PUSTAKA a. Anonimous. 1991. User s Manual Boss Dambrk. USA: Boss Corporation. b. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2004. Tata Cara Perhitungan Hujan Maksimum Bolehjadi dengan Metode Hersfield (RSNI T- 02-2004). c. Chow, Ven Te. 1959. Open Channel Hydraulics. New York. Mc Graw Hill. d. Chow, Ven Te. 1988. Applied Hydrology. New York. Mc Graw Hill. e. Loebis, Joesron. 1987. Banjir Rencana untuk Bangunan Air. DPU, Bandung. f. Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Banjir Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu. g. Montarcih Limantara, Lily. 2010. Hidrologi Praktis. CV Lubuk Agung Bandung. h. Priyono. 2009. Analisa Perilaku Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Nipah Menggunakan Program Boss Dambrk. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. i. PT. Indra Karya (Persero) Wilayah I. 2012. Laporan Pendahuluan Rencana Tindak Darurat (RTD) Natural Dam Way Ela, Maluku Tengah. Malang. j. Sinotech Engineering Group. 2010. User Manual Zhong Xing HY21. k. Soemarto, CD. 1999. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta. l. Sosrodarsono, Suyono. 1980. Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. m. Virgiawan Aryadi, Eric. 2012. Analisa Keruntuhan Bendungan Gondang Dengan Menggunakan Program Zhong Xing HY21. Proposal Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.