Implementasi Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah ( Studi Literatur)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. suatu era transparansi dan akuntabilitas. Hal itu ditandai dengan. pemberlakuan undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

Agnes Evira Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

TANTANGAN PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI PEMERINTAHAN INDONESIA Oleh: Muhammad Ahyaruddin

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik


BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya reformasi pada pemerintahan yang mengarahkan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Indonesia untuk seluruh instansi pemerintah baik

Tulisan Hukum UJDIH BPK RI Perwakilan Riau 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya good governance dalam

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA PERIODE SEBELUM REFORMASI SAMPAI DENGAN PASCA-REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengawas utama kinerja pemerintahan. pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terwujudnya akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan yang transparan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan di lingkungan sektor publik semakin meningkat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

I. PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TERHADAP AKTIVITAS PENGENDALIAN PADA AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam sektor pemerintahan. Penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual

1.1. Latar Belakang Penelitian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya sudah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

REGULASI DAN STANDAR TERKAIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah melahirkan paket perundang-undangan ngan keuangan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelayanan publik kepada masyarakat. Pada periode lama, output yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

KONVERSI LKPD VERSI PP NO. 24 TAHUN 2005 MENJADI LKPD VERSI PP NO. 71 TAHUN 2010 (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Menurut Goldberg (1965) dikutip oleh Wise (2010) teori kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah di inginkan untuk berbuat lebih banyak dalam perubahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

PENDAHULUAN. Daerah dalam melakukan dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32. berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia: Berbagai Permasalahannya

BAB I PENDAHULUAN. (Mahmudi, 2010). Gambaran buruknya sektor publik memunculkan kritik keras

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

A REVIEW OF IMPLEMENTATION OF ACCRUAL-BASED GOVERNMENT ACCOUNTING IN INDONESIA

PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. sekedar cita-cita hukum ketika tidak didukung oleh keuangan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

Transkripsi:

Implementasi Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah ( Studi Literatur) Oleh Rina Widyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammaddiyah Sumatera Barat Email: rinawidyanti99@yahoo.com Abstrak Sejak Januari 2015, hampir seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia mulai menerapkan Akuntansi berbasis akrual. Hal ini didasarkan atas Peraturan Pemerintah No.71 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan No.238/PMK.05/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan, Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Implementasi akrual akuntansi tersebut diyakini oleh para ahli akan lebih baik dari Akuntansi berbasis kas. Dengan pencatatan akrual basis, diyakini akan lebih meningkatkan transparansi, meningkatkan efisiensi dan mencegah korupsi di lingkungan Pemerintah Republik Indonesia. Walaupun menghadapi tantangan dalam pelaksanaannya, diharapkan sistem akuntansi berbasis akrual bisa sepenuhnya diterapkan di pemerintah terutama pemerintah daerah Kata kunci : Akuntansi Akrual, transparansi, efisiensi, mencegah korupsi PENDAHULUAN Seiring berjalannya waktu, telah terjadi perubahan arsitektur manajemen keuangan pemerintahan. Hal ini ditandai dengan dengan semakin banyaknya pemerintahan di berbagai belahan dunia yang menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual dalam laporan keuangan mereka. Momentum perubahan ini seiring dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Repulik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah yang dikeluarkan tanggal 3 Desember 2013. Peraturan ini merupakan tindak lanjut dari paket Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Penerapan akuntansi berbasis akrual di Indonesia tidak terlepas dari proses politik dan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 (Harun, Peursen, dan Eggleton; 2012). Tuntutan masyarakat yang semakin kuat dan adanya dorongan dari lembaga-lembaga Internasional, seperti Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), The International Monetary Fund (IMF), dan World Bank, untuk menerapkan basis akrual kepada negara-negara di dunia menyebabkan pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperbaiki sistem akuntansinya (Halim; 2012). Hal tersebut mendorong pemerintah melalui Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menerbitkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Untuk Fakultas Ekonomi UMSB 47

penerapan metode pencatatan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Republik Indonesia ini, sudah mulai diterapkan sejak Januari 2015 lalu. Dalam tulisan ini, penulis akan melakukan studi literatur dari pengumpulan berbagai referensi serta analisis terhadap referensi tersebut tentang implementasi penerapan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Republik Indonesia Khususnya Pemerintah Daerah yang sudah berlaku sejak 1 Januari 2015. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana penerapan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Daerah. TELAAH LITERATUR Konsep Akuntansi Basis Akrual Secara umum, pencatatan akuntansi di bagi menjadi dua yaitu, basis kas dan basis akrual. Begitu juga dengan pencatatan anggaran, juga menggunakan dua basis tersebut. Dalam akuntansi bebasis kas, suatu transaksi diakui/dicatat pada saat kas diterima atau pada saat kas telah terealisasi. Dengan kata lain, akuntansi berbasis kas adalah basis akuntansi yang mengaki pengaruh transaksi dan kejadian lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan (Ritongga, Irwan; 2010). Sementara akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi atau kejadian lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan (KSAP 2006). Selanjutnya dalam KSAP juga mengatakan dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Ketika akrual hendak dilakukan sepenuhnya untuk menggambarkan berlagsungnya esensi transaksi atau kejadian, maka nilai lebih dari penerapan akrual adalah tergambarnya informasi operasi atau kejadian. Dalam sektor komersial, gambaran perkembangan operasi atau kejadian tersebut dituangkan dalam laporan laba rugi. Sedangkan dalam akuntansi pemerintah, laporan sejenis ini dituangkan dalam bentuk laporan operasional atau laporan surplus/defisit (Simanjuntak; 2010). Berdasarkan atas analisa pelaksanaan penerapan pencatatan yang telah dilaksanakan di Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, berikut ini dikemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan Akuntansi Basis Kas dan Akuntansi Basis Akrual (Immaculata; 2014) Fakultas Ekonomi UMSB 48

Kelebihan dan Kekurangan Akuntansi Bass Kas dan Akuntansi Basis Akrual Akuntansi Basis Kas Akuntansi Basis Akrual Manfaat Kelemahan Manfaat Kelemahan Anggaran berbasis Tidak dapat Dapat dilakukan Terdapat kerumitan kas telah lazim ditandingkan antara pengendalian atas menentukan target diterapkan pada anggaran berbasis posisi keuangan anggaran atas sektor publik. Tidak kas dengan realisasi dan operasional pencapaian posisi memerlukan hasil operasional organisasi keuangan dan hasil perubahan maupun posisi operasi di masa depan paradigma keuangan yang penganggaran. disajikan dalam basis akrual. Sederhana pemahaman Pada dasarnya hanya melihat apakah aliran Penganggaran tidak semata pada Diperlukan pemahaman lebih anggaran yang kas masuk dan keluar arus kas namun interpretasi penyajian didasarkan pada kas yang di anggarkan juga terhadap hasil anggaran atas laporan dan hanya telah dilaksanakan akhir posisi dalam neraca, laporan ditandingkan sesuai dengan keuangan dan operasional, maupun dengan realisasinya. rencana tersebut. operasi dari sebuah laporan perubahan Tidak melihat aspek organisasi ekuitas pada saat efisiensi atas sehingga dapat penyusunan aktivitas tersebut diukur efisiensi anggarannya. pelayanan publik. Anggaran tidak Pengendalian atas Dimungkinkan terjadi disajikan akrual capaian operasional lebih banyak penyajian sehingga tidak ada dan posisi yang laporan, antara lain perubahan dari hendak dicapai anggaran kas dan praktik yang entitas kurang dapat realisasinya, anggaran berlaku dilakukan. operasional (LO) dan sebelumnya. Cost realisasinya, anggaran pelaporan lebih posisi keuangan dan rendah. realisasinya, dst Keterserapan anggaran kas sebagai tolok ukur keberhasilan menyebabkan kecenderungan menyamakan anggaran dengan realisasi. METODE PENULISAN Dalam penulisan ini, penulis akan melakukan studi literatur dari berbagai pengumpulan referensi serta analisis terhadap referensireferensi tersebut, tentang bagaimana penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah Indonesia terutama pada Pemerintahan Daerah. Fakultas Ekonomi UMSB 49

HASIL DAN PEMBAHASAN Isu mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual dalam akuntansi pemerintahan sudah lama berkembang. Sejalan dengan itu, negara-negara di dunia sudah lama mempergunakan metode pencatatan dengan basis akrual karena dinilai memberikan manfaat bila dibandingkan dengan basis kas. Akuntansi berbasis akrual juga diharapkan menjadi jawaban yang tepat atas meningkatnya tekanan dari masyarakat agar sektor publik dapat membangun tata kelola pengelolaan keuangan yang lebih baik (Tickel; 2010). Sementara Buhr (2010; 11) memberikan perhatian terhadap pengelolaan biaya dari program dan kegiatan pemerintah yang tertuang dalam anggaran belanja serta realisasinya. Dalam sistem akuntansi berbasis akrual dapat diukur biaya pelayanan jasa pemerintahan, efisiensi serta kinerja pemerintah (Nasution; 2008). Dalam sistem berbasis akrual juga dapat diketahui kewajiban kontijensi pemerintah karena dicatat komitmen atau hak maupun kewajiban kontijensi negara terutama untuk penerimaan dan pengeluaran yang melampaui masa satu tahun anggaran. Anggaran berbasi akrual akan memungkinkan perencanaan anggaran jangka panjang yang melebihi masa satu tahun anggaran. Rkein (2008) melakukan penelitian terkait dengn akuntansi akrual dan reformasi sektor publik di Australia. Rkein menunjukkan bahwa penerapan akuntansi akrual di Australia bersamaan dengan pelaksanaan kebijakan reformasi di sektor publik. Adopsi dilakukan secara bertahapdimana pertama kali adopsi dilaksanakan di organisasi yang melaksanakan pelayanan hingga kemudian diterapkan di seluruh organisasi sektor publik. Penelitin tersebut juga menunjukkan bahwa memang ada manfaat yang diperoleh dari penerapan basis akrual, namun manfaat penerapan basis akrual belum seluruhnya dapat diperoleh dan penerapan basis akrual di setiap instansi juga sangat bervariasi. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa penerapan akuntansi akrual tidak terlepas dari kemampuan sumber daya manusia (SDM) nya, karena kompetensi SDM itu sangat penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan (Eriva, Islahuddin, dan Darmawis; 2013). Namun demikian, kompetensi SDM pengelolaan keuang di daerah masih sangat rendah (Insani, Sukirman; 2009). Pernyataan ini juga didukung oleh Tanjung (2010) yang menyatakan bahwa kelemahan yang paling mendasar yang menyebabkan penurunan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah daerah terletak pada sumber daya manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Nazier (2009) menyimpulkan bahwa terdapat kekurangan jumlah SDM yang mengelola keuangan negara dan daerah, khususnya yang berlatar belakang ilmu akuntansi, penenpatan SDM yang keliru, dan tingkat pemahaman dasar staf mengenai administrasi keuangan negara masih lemah. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan kapasitas sumber daya manusia pemerintah daerah dalam rangka peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Berbagai persoalan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual tidak terlepas dari kemampuan akuntansi aparatur pemerintah daerah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan PP nomor 56 Tahun 2005 yang menjelaskan bahwa Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang merupakan sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintahan daerah. Dalam penelitian Halim, Jaya, dan Aziz (2012) menjelaskan bahwa dari jumlah 524 pemda, sebanyak 361 atau 68,89% pemda telah menggunakan sistem informasi keuangan Fakultas Ekonomi UMSB 50

daerah, dan 163 pemda atau 31,11% belum diketahui secara pasti sistem yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengelolaan keuangan daerah masih sangat lemah, dimungkinkan karena lemahnya kemampuan SDM yang dimiliki oleh aparatur pemerintah daerah. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Suhairi (2015) menjelaskan tentang penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan rekayasa akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dengan objek penelitian beberapa kabupaten kota di propinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian daerah kabupaten kota di Sumatera Barat pada awal tahun 2015 beralih menggunakan Sestem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), karena mengingat adanya kekhawatiran akan ketidakmampuan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. Namun demikian SIMDA ini belum sepenuhnya diterapkan oleh daerah-daerah di Sumatera Barat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan a. Sejak Januari 2015 pemerintah daerah sudah harus menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual secara menyeluruh sesuai yang di amanatkan dalam PP Nomor 71 Tahun 2010. Penerapan akuntansi berbasis akrual memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah terutama pemerintah daerah. b. Seiring berjalannya waktu, implementasi penerapan sistem akuntansi berbasis akrual tersebut banyak menghadapi kendala seperti, kemampuan SDM aparatur pemerintah yang di miliki, penempatan SDM yang keliru, tingkat pemahaman staf dalam administrasi keuangan negara, serta banyak lagi persoalan lainnya. c. Namun demikian sebagian dari daerah terutama di Sumatera Barat sudah mampu menerapkan akuntansi berbasis akrual dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah yang dirasa masih belum memiliki kelemahan dalam aplikasinya Saran Berdasarkan permasalahan di atas, juga dapat dikemukakan saran: a. Dalam pelaksanaan penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah terutama terhadap kompetensi aparatur pemerintah, lebih ditingkatkan lagi pemberian semisal pelatihan agar tingkat pemahannya terhadap ilmu akuntansi semakin meningkat. b. Sejauh ini pemerintah sudah berhasil menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual pada berbagai daerah, namun untuk masa yang akan datang diharapkan seluruh instansi pemerintah telah mampu menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual tersebut secara menyeluruh. REFERENSI Buhr, N; From Cash to Accrual and Domestic to International Government Accounting Standard Setting in Last 30 Years Sixth Accounting History International Conference; Wellington 2010. Eriva. C. Y., Islahuddin. Dan Darwanis, 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Masa Kerja dan Jabatan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Daerah (Studi Pada Pemerintah Aceh). Jurnal Akuntansi Volume 1 No. 2. Februari 2013. Fakultas Ekonomi UMSB 51

Halim. A.W.K. Jaya. Dan N. Aziz. 2012. Legalitas, Peluang dan Hambatan Pembangunan Sistem Keuangan Negar dan Daerah (E-SIKD) yang terintegrasi. DJPK Kementrian Keuangan RI. Harun. H. K.V. Peursem. dan I. Eggleton. 2012. Institutionalization of accrual accounting in the Indonesian Public Sector. Journal of Accounting Organizational Change. Vol 8 No.3. Immaculata, Maria. Andriani Novitasari. 2014. Adopsi Accrual Accounting pada PemerintahanRepublik Indonesia. Jurnal Sosio-Humaniora. Vol 5. No. 2. Menteri Dalam Negeri. Permendagri 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Nasution, Anwar; Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Dalam Era Reformasi; Badan Pemeriksa Keuangan Nazier, D.M. 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelol Keuangan Negara yang Akuntabel dan Transparan. http://www.bpk.go.id/web/files/2009/07/daeng-papersemnas-22-juli-2009-final-pdf. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Undang-Undang No. 71 Tahun 2010 tentang Standar akuntansi Pemeritahan. Ritongga, Irwan Taufiq. 2010. Akuntansi Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM. Rkein, Ali; Accrual Accounting and Public Sector Reform ; Northern Territory Experience; A Thesis Submitted on the Requirements for The Degree of Doctor of Philosophy; School of Law, Business and Arts Charles Darwin University; May 2008 Simanjuntak, B., Disajikan 2010. Moving Towards Accrual Accounting. Makalah pada Regional Public Sector Conference. 8 November. Jakarta. Suhairi. 2015. Sistem Informasi dan Rekayasa Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berbasis Akrual. SNEMA-2015 Fakultas Ekonomi UMSB 52