BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualiats akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar badi setiap Warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan pertanyaan di atas, pendidikan merupakan usaha dasar yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang dipikirkan secara matang, rasional dan logis, bukan usaha coba-coba dan sembarangan tanpa tujuan yang bermakna. 1

2 Oleh karena itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Untuk mewujudkannya maka proses pendidikan harus memperhatikan program pembelajaran yang akan disampaikan. Salah satu program pembelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Adapun mata pelajaran PKn menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah (Kurikulum 2006 mata pelajaran kewatganegaraan, 2003 : 2 ) sebagai berikut : Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan penting dalam rangka menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2 yang menyatakan bahwa: Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan artinya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran inti atau pendidikan umum yang wajb diikuti oleh siswa disetiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Dengan demikian maka program pendidikan diarahkan pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam bentuk prilaku sehari-hari berdasarkan nilainilai moral pancasila yaitu nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia dan nilai moral agama. Penanaman nilai moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan tidak lain adalah untuk membina kedisiplinan siswa dalam mengatasi kenakalannya disekolah. Berdasarkan pengamatan sementara di SMA Pasundan 7 Bandung, menunjukan bahwa masih terdapat siswa yang tidak disiplin/nakal di sekolah, contohnya adalah masih ada sebagian siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah. Pelanggaran yang dimaksud adalah bolos sekolah, merokok di lingkungan sekolah, berpakaian tidak rapi, setelah melakukan observasi dan

3 wawancara terhadap guru PKn sudah memperlihatkan kedisiplinannya, dalam berpakaian selalu rapi dan sesuai jadwal, datang kesekolah lebih awal, gaya bicara yang sopan, dalam kegiatan pembelajaran selalu memberikan tugas dan memeriksanya. Ketika ada siswa yamg melakukan pelanggaran, siswa diberi teguran oleh guru. Apabila siswa tetap melakukan pelanggaran maka akan dikenakan sanksi. Sesuai dengan tata tertib sekolah yang salah satunya adalah wajib mencerminkan sikap dan perilaku yang menjadi teladan bagi siswanya maka guru PKn selalu berusaha untuk menjadi teladan baik bagi siswanya. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk menerapkan rasa disiplin untuk mengatasi kenakalan, diperlukan peran serta guru karena guru sebagai pengelola kelas (learning menager) guru hendak nya mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi, dan selain itu guru adalah sebagai teladan bagi siswa-siswanya dapat mencontohkan dari perilaku guru-gurunya dan dengan demikian siswa-siswi tersebut dapat mentaati tata tertib sekolah. Selain itu peran serta orang tua sangat penting untuk dapat menanamkan rasa disiplin dan kepatuhan sejak kecil. Hasil dari meminimalisir kenakalan akan terasa baik oleh guru, siswa serta tenaga pendidik lainnya dalam proses keberhasilan pembelajaran disekolah. Hal ini tentunya akan berhasil jika kenakalan ini benar-benar dapat diatasi, apabila kenakalan tidak dapat diatasi secara benar maka akan menyebabkan terjadinya pelanggaran tata tertib disekolah. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rusyady (1996 : 15.http.www.Diaz Corner//pendidikan nilai moral.com) Pelanggaran kenakalan akan berpengaruh luas tidak hanya berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran, tetapi juga terhadap siswa baik sebagai warga sekolah, maupun masyarakat dan warga negara.

4 Berdasarkan pernyataan di atas di harapkan melalui Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan fokus materinya berupa peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Prewitt & Dawson, dan Aziz dkk dalam Cholisin, 2004:10.http/Garda Pendidikan Karakter, Budaya, dan Moral.HTM). Pelanggaran tata tertib dalam hal ini kenakalan siswa di sekolah menunjukan siswa kurang patuh terhadap peraturan sekolah. Berbagai upaya yang telah dilaksankan di sekolah kurang dihargai dan diperhatikan siswa. Sekolah memegang peran yang sangat penting terkait dengan karakteristik siswa seperti perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu yang oleh sikap, minat, keinsafan, pengetahuan dan faktor lain yang mempengaruhinya. Kepatuhan terhadap tata tertib sekolah adalah sebuah kesiapan yang harus dtanamkan kepada siswa di sekolah agar mempunyai sikap dan perbuatan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sesorang akan patuh atau sadar dalam mematuhi peraturan atau hukum berkaitan pula dengan faktor peraturan atau hukum itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Peranan Guru pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengatasi Kenakalan.

5 B. Rumusan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung. 2. Pembatasan Masalah Untuk lebih lanjutnya rumusan masalah diatas dispesifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung? 2. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung? 3. Bagaimana hambatan yang dialami oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung? 4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung? C. Tujuan Penilitian 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memproleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan diatas, yang secara umum adalah untuk memproleh gambar secara faktual dan aktual mengenai upaya guru PKn dalam mengatasi kenakalan siswa.

6 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru Pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana hambatan yang dialami oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung. 4. Untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMA Pasundan 7 Bandung. D. Manfaat Penelitian berikut : Kegunaan yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan penulis sebagai 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat dalam hal menjelaskan Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi kenakalan siswa di sekolah. Kejelasan masalah ini sangat berguna dalam kajian-kajian kenakalan dan kesadaran tentag konsep Pendidikan Kewarganegaraan.

7 2. Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis penelitian diharapkan memberi manfaat dalam hal berikut: 1. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam membina kenakalan siswa. 2. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah terutama pejabat pemerintah di bidang pendidikan, tentang pentingnya seorang guru PKn mengatasi kenakalan siswa disekolah. 3. Bagi pihak guru diharapkan : a. Lebih meningkatkan pentingnya membina kenakalan siswa di sekolah demi terciptanya suasana sekolah yang tertib, aman dan damai sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak. b. Melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir kenakalan siswa. D. Kerangka Pemikiran Sesuai dengan tujuan nasional yag ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, maka untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah senantiasa berusaha untuk mewujudkan pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa. Dengan pelaaksanaannya secara bertahap, termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan secara terpadu yaitu bukan hanya cerdas dan sehat fisik tapi juga sumber daya manusia yang berkreaksi yang paripurna sebagai pelaksana pembangunan secara estafet dan terus menerus kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melakuka berbagai upaya proaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Selain itu sesuai dengan visi dan misi tujuan nasional diharapkan dapat mewujudkan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani yang menguasai ilmu

8 pengetahuan dan teknologi serta memiliki iman dan taqwa, secara selaras, serasi dan seimbang dan memiliki etos kerja dan berdisiplin tinggi. Sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam pendidikan, maka mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sesuai untuk mewujudkan tujuan tersebut. Karena dalam mata pelajaran PKn diberikan penanaman sikap moral dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila. Melalui kerangka dasar tersebut, supaya pembelajaran PKn tepat sasaran diupayakan penyajian pembelajaran PKn di sajikan dengan menggunakan multi metode dan media, dan keteladanan. E. Definisi Operasional Adapun beberapa penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah : 1. Guru: Menurut Djahiri (1992 : 11) guru adalah yang tugasnya mengajar, berdiri dan menyampaikan pelajaran dimuka kelas denga tugas akhir menetukan penilaian atau yang mengabdi pada dunia pendidikan. 2. Sekolah: Salah satu lembaga pendidikan, tempat belajar dimana anak akan berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan potensi dirinya serta dunia kehidupan masa depan. Sekolah merupakan salah satu tempat mempersiapkan generasi muda dengan menjadi manusia dewasa dan berbudaya.(djahiri). 3. Kenakalan: Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya, Menurut Kuhn (1970).

9 4. Siswa: Siswa adalah peserta didik yang mengalami proses belajar (Sudjana, 1996:5) F. Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut: 1. Bab 1 Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Teori Bab ini berisi tentang kajian teori, analisis dan pengembangan materi pelajaran yang diteliti (meliputi keluasaan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi). 3. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, serta analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai serta pembahasan penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan kesimpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan peelitian.