BAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. duduk di salah satu warung kopi. Pembicaraan pengunjung warung tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. beli dan dilanjutkan dengan menggunakan alat tukar seperti uang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dari negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang bersifat sentralistik dengan cara mendelegasikan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

Penyusunan Data Awal Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Suku bangsa Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sensus penduduk pada tahun 2010 adalah mencapai suku bangsa (Na'im &

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam ikatan suatu perkawinan.ikatan perkawinan adalah ikatan lahir

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

PEMERINTAH DESA KUCUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, dan harta ini berada dibawah pengelolahan mamak kepala waris (lelaki

ESSAY PHOTOGRAPHY: BABURU KANDIAK DI MINANGKABAU SKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI. Mai Hidayati UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 01 TAHUN 2003 TENTANG PEMANFAATAN TANAH ULAYAT NAGARI

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI DI MINANGKABAU SKRIPSI DISUSUN OLEH HENI MELIA SAFITRI

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Berburu merupakan salah satu kegiatan masyarakat yang telah

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

Nursyirwan Effendi Guru Besar FISIP Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN GANTING KECAMATAN PADANG PANJANG TIMUR KABUPATEN GUGUK MALINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre adventure

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BERGESERNYA FUNGSI DAN PERANAN PEMlMPlN ADAT Dl MINANGKABAU (Studi Kasus di Padang Pariaman- Sumatera Barat)

BERGESERNYA FUNGSI DAN PERANAN PEMlMPlN ADAT Dl MINANGKABAU (Studi Kasus di Padang Pariaman- Sumatera Barat)

CERITA RAKYAT DI KECAMATAN 3 NAGARI KABUPATEN PASAMAN ANALISIS STRUKTURAL SKRIPSI

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. istiadat yang berlaku, akan kesulitan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

WAWASAN BUDAYA NIAS. Disusun Oleh : 1. Levi Alvita / Deina Safira / INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN IZIN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah pada mulanya disampaikan dengan cara lisan (dari mulut

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah Pulau Sumatera bagian barat yang sekarang menjadi Propinsi Sumatera Barat. Daerah asli orang Minangkabau ada tiga kesatuan wilayah, yaitu sering disebut Luhak Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang menjadi Kabupaten Agam; Luhak Lima puluh Koto yang sekarang menjadi Kabupaten Limapuluh Kota; dan luhak Tanah datar yang sekarang menjadi Kabupaten Tanah datar. Dari ketiga luhak tersebutlah kebudayaan Minangkabau tersebar pengaruhnya ke daerah sekitarnya. Asal usul nama Minangkabau cukup beragam, tetapi umumnya beranggapan nama itu timbul setelah kemenangan adu kerbau dengan pendatang yang dianggap lebih kuat. Kata Minangkabau bisa berasal dari manang kabau (menang kerbau), bisa juga dari kata minang kabau (sejenis senjata tajam yang dipasang pada kepala kerbau). Ada pula yang membantah bahwa asal nama Minangkabau itu bukan dari adu kerbau, melainkan sudah ada sejak dulu. Tetapi yang jelas, bangunan rumah adat Minangkabau memang mencirikan tanduk kerbau. Garis keturunan orang Minangkabau bersifat (matrilineal), dengan harta dan tanah diwariskan dari ibu kepada anak perempuan, sementara urusan agama dan politik merupakan urusan kaum lelaki (walaupun setengah wanita turut memainkan peranan penting dalam bidang ini). Walaupun suku 1

2 Minangkabau kuat dalam pegangan agama Islam, orang Minang juga kuat dalam mengamalkan amalan turun-temurun yang digelar adat. Beberapa unsur adat Minangkabau berasal dari fahaman animisme dan agama Hindu yang telah lama bertapak sebelum kedatangan Islam. Walau bagaimanapun, pengaruh agama Islam masih kuat di dalam adat Minangkabau, seperti yang tercatat di dalam pepatah mereka, Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah, yang bermaksud, adat (Minangkabau) bersendi hukum Islam dan hukum Islam bersendi Al Qur'an. Masyarakat Minangkabau pada umumnya memelihara anjing sebagai hewan pemburu, penjaga ternak, penjaga ladang, bahkan dijadikan sebagai kawan. Di Ranah Minang, khususnya di Kabupaten Agam Kecamatan Tanjung Raya, mereka menyebut hewan tersebut dengan sebutan Siricih, yang berarti anjing. Petinggi Adat (Mawardi) menyebutkan bahwa Siricih merupakan sebutan halus untuk anjing di Kecamatan Tanjung Raya. Karena bagi masyarakatnya, kata anjing dalam bahasa Minangnya anjiang bisa juga gacik merupakan kata dan sebutan yang kasar bagi masyarakat di daerah tersebut. Kata Siricih berawal dari seorang Bapak yang memanggil anjingnya dengan cara bersorak menyebut kata cih cih cih cih walaupun sebenarnya anjing tersebut telah diberi nama oleh induk semangnya. Namun, dalam memanggil anjing yang tidak tahu keberadaanya, tetap di panggil cih cih cih cih. Sejak itulah muncul kata Siricih sebutan lain yang lebih halus untuk anjing di Kecamatan Tanjung Raya.

3 Masyarakat Tanjung Raya mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan anjing. Anjing dijadikan sebagai teman dekat, teman bermain bahkan teman dikala kejenuhan, anjing juga di jadikan sebagai penjaga ternak, dan ladang warga. Sebagaimana yang diketahui bahwa dalam falsafah adat Minangkabau Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah, yang bermaksud, adat (Minangkabau) bersendi hukum Islam dan hukum Islam bersendi Al-Quran. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa air liur anjing itu merupakan najis besar. Sebagian ulama berpendapat bahwa anjing adalah hewan yang diharamkan, namun mengapa masyarakat Minangkabau yang kuat dalam ajaran Islam, tetapi mereka memelihara dan akrab dengan anjing? Hingga saat sekarang ini sebagian masyarakat Minang, khususnya di kecamatan Tanjung Raya masih mempercayai apa yang dipercayai oleh orang tuanya dulu tentang anjing. Ada tradisi lisan (Folklore),mitos (mite) yaitu adanya larangan dan pantangan jika melempar anjing,membunuh anjing, dan juga memakan anjing. Konon, barangsiapa yang melempar anjing apalagi membunuhnya akan celaka, baik itu terhadap dirinya sendiri maupun keluarganya. Masyarakat menjadikan anjing sebagai teman dekat mereka dan partner dalam permainan rakyat (berburu babi) Minang yang masih mentradisi hingga saat ini.

4 Kegiatan berburu babi ini dilakukan baik oleh masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Permainan ini diminati oleh kaum lelaki saja baik muda maupun yang telah paruh baya. Sasaran objek yang akan diburu adalah binatang-binatang yang meresahkan dan merugikan masyarakat, terutama masyarakat yang berusaha disektor pertanian dan perkebunan seperti babi hutan. Kegiatan berburu babi hutan ini sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan bahkan banyak diminati tidak saja oleh masyarakat pedesaan, tetapi juga oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan, dan menjadi semacam kegemaran (hobi) yang mereka lakukan setiap akhir pekan. Dari uraian latar belakang diatas, penulis melaksanakan penelitian dengan judul; Anjing Peliharaan (Siricih) dalam Perspektif Masyarakat Minangkabau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat. 1.2. Identifikasi Masalah Dari pemaparan latar belakang di atas penulis mengidentifikasi hal yang ingin diketahui oleh penulis dalam penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut: 1. Kedekatan antara anjing dan masyarakat Minang Kecamatan Tanjung Raya 2. Kepercayaan masyarakat terhadap anjing peliharaan di Kecamatan Tanjung Raya

5 3. Larangan dan pantangan dalam memelihara anjing 4. Konsep pendidikan generasi muda dalam menyikapi mitos tentang anjing, dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau? 5. Falsafah pemeliharaan anjing bagi masyarakat Minangkabau 1.3. Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada Anjing Peliharaan (Siricih) dalam Perspektif Masyarakat Minangkabau di Kecamatan Tanjung Raya. 1.4. Rumusan Masalah 1. Bagaimana makna antara anjing dengan masyarakat Minang Kecamatan Tanjung Raya? 2. Bagaimana cerita rakyat berburu babi dalam masyarakat Minangkabau di Kecamatan Tanjung Raya? 3. Bagaimana dampak sosial memelihara ajing (Siricih) dalam masyarakat Minangkabau di Kecamatan Tanjung Raya? 1.5.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui makna antara anjing dengan masyarakat Minang Kecamatan Tanjung Raya, 2. Untuk mengetahui cerita rakyat berburu babi dalam masyarakat Minangkabau di Kecamatan tanjung Raya

6 3. Untuk mengetahui dampak sosial memelihara anjing ( Siricih) dalam masyarakat Minangkabau di Kecamatan Tanjung Raya 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dikaji oleh penulis sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan, memperluas pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai identitas dan nilainilai budaya. Dengan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedekatan antara hewan peliharaan Anjing dengan manusia. Dan memberikan gambaran tentang adanya nilai-nilai budaya yang terdapat dalam tradisi lisan (Folklore, mite) tentang anjing pada masyarakat Minang Kecamatan Tanjung Raya 2. Memberikan gambaran tentang pandangan masyarakat terhadap anjing peliharaan (Siricih), pengaruh terhadap kehidupan sosialnya serta perkembangannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan, sehingga diketahui bagaimana kondisinya pada saat ini dan perubahan yang terjadi sesuai dengan jamannya. 3. Sebagai penelitian lanjutan terhadap realitas sosial gaya hidup dan diharapkan memberikan sumbangsih literatur pada peneliti selanjutnya..