ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

PEDAGOGIK: KAIDAH-KAIDAH KEBERBAKATAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PEDAGOGIK: KAIDAH-KAIDAH KEBERBAKATAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

Akselerasi 05/23/11. A. Konsep Cerdas Istimewa

MODUL GURU PEMBELAJAR

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia sekolah dasar merupakan masa akhir kanak-kanak yang. berkisar antara enam tahun sampai dua belas tahun, dimana anak mulai

Permasalahan Anak Berbakat Di Indonesia

BERBAGAI MACAM KESULITAN BELAJAR YANG DAPAT DIKETAHUI SEJAK AWAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN ANAK DG POTENSI KECERDASAN & BERBAKAT ISTIMEWA. Oleh: H i d a y a t (Dosen PLB & Psikologi FIP UPI Bandung)

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

I Made Bawa Mulana (Guru Matematika SMA Negeri 4 Singaraja)

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

UPAYA PEMBERDAYAAN PESERTA DIDIK ISTIMEWA MELALUI PROGRAM AKSELERASI OLEH PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

TERMAN IQ RENZULI KECERD, TASK COMMIT & KREATIVITAS TYLER & TORRANCE IQ + KREATIVITAS

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

HUBUNGAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS 5 SD NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

Aldous Huxley The secret of genius is to carry the spirit of child into old age which means never losing

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

MENGENAL ANAK TUNAGRAHITA. anak yang biasa-biasa saja, bahkan ada anak yang cepat. Yang menjadi persoalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB 3 METODOLOGI. Alur dari penelitian thesis ini adalah sebagai berikut : Pada tahap ini dilakukan study literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alvie Syarifah, Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Komitmen

Mengembangkan Bakat Anak

2.3.3 Tujuan Kelas Akselerasi Manfaat Kelas Akselerasi Keunggulan Kelas Akselerasi Kelemahan Kelas Akselerasi...

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. nama lembaganya, yakni taman bukan sekolah. Sebutan Taman pada Taman

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

HAND OUT POKOK POKOK PERKULIAHAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

ASPEK KUNCI PERKEMBANGAN ANAK UNTUK ANAK USIA 3-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan Fakultas ilmu pendidikan upi 2009

Transkripsi:

ANAK BERBAKAT TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik dan jenis-jenis keberbakatan guna melakukan deteksi dini TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS: - Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian anak berbakat - Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai jenis keberbakatan - Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik tiap-tiap jenis keberbakatan - Mahasiswa dapat melakukan deteksi dini terhadap kasus keberbakatan MATERI: Pengertian Anak Berbakat Pada awal abad ke-20, dimana tes inteligensi mengalami perkembangan yang cepat dan dimana orang mulai memperhatikan perbedaan-perbedaan individual dalam kemampuan dan prestasi, anak gifted diartikan sebagai anak yang memiliki IQ yang sangat tinggi. IQ dipandangan sebagai satu-satunya patokan dari giftedeness (pendekatan unidimensional). Istilah gifted child menjadi sinonim dengan anak dengan IQ tinggi Sejak tahun 1960 nampak kecenderungan untuk memberi arti yang lebih luas pada konsep giftedness. Makin disadari bahwa giftedness harus ditinjau secara multidimensional, yaitu meliputi bermaca-macam dimensi kemampuandan prestasi. Diakui bahwa ada bermacam-macam tipe giftedness. Muncul aneka ragam istilah anak yang mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, seperti the superior and talented, the able and ambitious, the able learner, atau the academically talented. Definisi keberbakatan yang diadopsi dari US Office of Education (1971) adalah: Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang berkualifikasi profesional memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan /atau pelayanan diluar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Kemampuan-kemampuan pada anak berbakat tersebut, baik secara potensial maupun sudah nyata. Keuntungan dari definisi US Office of Education tersebut adalah: Menekankan pada multidimensionalitas dari konsep anak berbakat. Menekankan bahwa bakat-bakat kemampuan pada anak bisa secara potensial dimiliki, atau bisa pula sudah berwujud nyata.

Dengan demikian, dalam mengidentifikasi anak berbakat harus juga meliputi mereka yang potensial berbakat walaupun bakat-bakat tersebut belum diwujudkan dalam prestasi yang unggul. Renzulli, dkk (1981) berdasarkan hasil-hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keberbakatan pada hakikatnya mencakup 3 kelompok ciri, yaitu: 1. kemampuan di atas rata-rata 2. kreativitas 3. pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) Masing-masing ciri tersebut memiliki peran yang sama-sama menentukan. Seseorang dikatakan memiliki bakat intelektual bila ia mempunyai inteligensi tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual (yang antara lain meliputi daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah). Akan tetapi, kecerdasan yang tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, memiliki peran yang sama pentingnya dengan ciri pertama dalam menentukan keberbakatan seseorang. Pengikatan diri terhadap tugas ditunjukkan dengan ketekunan dan keuletan seseorang dalam melakukan sesuatu walaupun menghadapi macam-macam hambatan; melakuukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya atas kehendaknya sendiri. Jenis-jenis Keberbakatan Menurut Martison (Munandar, 1982)), keberbakatan meliputi: kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir kreatif dan produktif, kemampuan dalam bidang seni, dan kemampuan psikomotor Bila mengacu pada Howard Gardner (2003), maka keberbakatan meliputi: 1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa) Kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspesikan gagasan/pemikirannya. Anak-anak dengan kecerdasan linguistik yang tinggi biasanya sudah bisa dikenali sejak kecil (usia di bawah 4 tahun), misalnya berbicara seperti orang dewasa, trtarik pada buku, mudah mengenali simbol berupa kata-kata (misalnya HONDA, SURYA, KIJANG, dsb), menguasai banyak kata-kata. Dalam perkembangan berikutnya, anak-anak ini menyenangi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa, seperti: membaca, menulis karangan, menulis puisi, menyusun kata-kata mutiara, dsb. Anakanak ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilahistilah baru, atau hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Umumnya mereka juga memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada anak lain dalam menguasai bahasa baru.

2. Kecerdasan logika-matematika Kecerdasan ini mencakup kemampuan seseorang dalam berpikir induktif dan deduktif (pola berpikir ilmiah), berpikir menggunakan aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka dan penghitungan. Anak-anak dengan kecerdasan logika-matematika tinggi cenderung menyukai kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu, menyusun hipotesis, membuat kategorisasi dan klasifikasi terhadap hal-hal yang dihadapinya. Mereka cenderung menyukai kegiatan berhitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika. Mereka juga sangat menyukai permainan yang banyak menuntut kegiatan berpikir aktif, misalnya bermain catur, teka-teki, dan sebagainya. Selain berdasarkan tes IQ, kecerdasan logika matematika pada anak bisa diamati dari aktivitas seharihari anak, misalnya: saat bermain balok senang membuat bentuk bangunan menara, jembatan; tertarik dengan bentuk dan bangun geometri, senang mendengar cerita yang berhubungan dengan angka dan hitungan, dsb. 3. Kecerdasan ruang (visual-spatial) Kecerdasan ruang adalah kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dengan ruang. Disebut juga kecerdasan imajinasi. Anak-anak dengan kecerdasan ruang yang tinggi memiliki kemampuan, misalnya menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi (seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi arsitek suatu bangunan, misalnya), serta memiliki kemampuan menggambarkan apa yang mereka lihat secara akurat dan penuh ketelitian. Bila diamati dalam keseharian, kita akan bisa melihat bahwa anak-anak yang cerdas visual-spatial ini senang dengan kegiatan menggambar dan melukis, bermain lilin/malam, puzzle, melihat-lihat peta atau foto, mencari jejak/petak umpet, dsb. 4. Kecerdasan musik Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara non verbal di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Anak-anak dengan kecerdasan musik tinggi cenderung sangat menyukai mendengarkan nada dan irama yang indah (bisa melalui lagu/irama yang disenandungkan/diciptakan sendiri, kaset, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik yang dimainkan sendiri), mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. Menurut Gardner, kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang pertama kali berkembang dalam diri seorang anak. Sebelum dilahirkan, seorang bayi sudah memiliki kesadaran akan lingkungannya melalui pendengarannya, seperti denyut jantung dan suara ibu serta suara dari luar yang disaring melalui rahim ibu. Penelitian membuktikan bahwa memperdengarkan musik klasik ciptaan Mozart sejak janin dapat meningkatkan IQ anak. 5. Kecerdasan gerakan badan Kecerdasan badan adalah kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Contohnya adalah pada anak yang unggul dalam salah satu cabang olahraga, pandai menari, bermain sulap, atau bermain akrobat.

Pada anak-anak, kecerdasan ini bisa diamati misalnya: dengan mudah melemparkan bola secara terarah pada jarak sekitar 1 meter, suka naik turun tangga, bisa memakai/melepas pakaian sendiri, dsb. 6. Kecerdasan naturalis (Kecerdasan lingkungan) Kecerdasan naturalis adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam dan kemampuan untuk memahami serta menghargai dampak perbuatan terhadap alam. Orang dengan kecerdasan ini cenderung senang berada di lingkungan alam terbuka, suka mengobservasi lingkungan alam, misalnya bebatuan, flora dan fauna, laut, gunung, benda-benda angkasa, dsb. Hal ini bisa diamati sejak usia anak-anak. 7. Kecerdasan antar pribadi Yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan, temperamen, keinginan, mood, dan tujuan orang lain, serta memberikan respons yang sesuai. Kecerdasan ini seringkali disebut kecerdasan sosial. Dengan kecerdasan antar pribadi yang tinggi, seseorang cenderung mudah memahami dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga mudah pula bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Juga mampu menjalin persahabatan yang akrab dengan orang lain, memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar teman, dan memperoleh simpati dari orang/teman lain. Pada anak-anak bisa dilihat, misalnya tidak pemalu, mudah berteman, memiliki rasa ingin tahu yang dalam terhadp orang lain, mau berbagi makanan/mainan dengan temannya, mau menunggu giliran saat bermain, dsb. 8. Kecerdasan intra pribadi (Cerdas diri) Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap dirinya sendiri, mengenali/memahami berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, dan bertanggung jawab atas hidup pribadinya. Orang dengan kecerdasan intra pribadi yang tinggi senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kelemahannya lalu memperbaiki diri, percaya diri, dan mandiri. Anak yang cerdas diri biasanya menyadari perasaannya, bisa memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan, mampu belajar secara mandiri. Faktor Yang Mempengaruhi Keberbakatan banyak tergantung dari faktor pembawaan (heredity). Tetapi sejauh mana bakatbakat pembawaan tersebut dapat diwujudkan tergantung dari kondisi dan kesempatan yang diberikan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak anak yang potensial berbakat tapi tidak dapat mewujudkan keunggulannya karena lingkungan mereka menghambat pertumbuhan/perwujudan bakat tersebut secara optimal. BUKU SUMBER: Hawadi, Reni Akbar. 2004. Akselerasi, A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo.

Munandar, SCU. 1982. Pemanduan Anak Berbakat, Suatu Studi Penjajakan. Jakarta: CV Rajawali. Munandar, SCU. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Petunjuk Bagi Para Guru dan Orangtua. Jakarta: Gramedia.