Uji Efek Antibakteri Jamur Endofit Akar Bakau Rhizophora stylosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

dokumen-dokumen yang mirip
UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDIFIT PADA DAUN MANGROVE Sonneratia alba TERHADAP BAKTERI UJI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

UJI DAYA HAMBAT JAMUR ENDOFIT AKAR BAKAU Rhizophora apiculata TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichiae coli

UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOSIMBION SPONS LAUT Callyspongia sp. TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia coli

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT AKAR BAKAU Avicennia marina TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT AKAR TUMBUHAN BAKAU (Bruguiera gymnorrhiza) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. BAHAN DAN METODE

ISOLASI JAMUR ENDOFIT DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA (L.) LESS)

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Koloni bakteri endofit

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ISOLAT JAMUR ENDOFIT DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA (L.) LESS.)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

ISOLASI MIKROBA ENDOFITIK DARI TANAMAN OBAT SAMBUNG NYAWA Gynura procumbens) DAN ANALISIS POTENSINYA SEBAGAI ANTIMIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. MATERI DAN METODE

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN DURIAN (Durio zybethinus) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI AKAR

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

II. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Komposisi Media. 1. MH (Mueler Hinton) 2. Sabouraud Dextrose Agar. Komposisi: Komposisi : Mycological peptone. Beef Dehidrate Infusion

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI SPONS Dictyonella funicularis DAN Phyllospongia lamellosa YANG DIAMBIL PADA PERAIRAN BUNAKEN

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BIJI KAKAO (Theobroma cacao L)TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

BAB I PENDAHULUAN. artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

Uji Efek Antibakteri Jamur Endofit Akar Bakau Rhizophora stylosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Michelle Sumampouw, Robert Bara, Henoch Awaloei, Jimmy Posangi BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Email : michelle.sumampouw@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya efek antibakteri dari jamur endofit yang diambil dari akar bakau Rhizophora stylosa yang ditanam di sekitar Perairan Daerah Aliran Sungai Simpang Lima Jl. Piere Tendean Manado. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan kombinasi media Potato Dextrose Agar (PDA) dan Nutrient Agar (NA). Dari akar bakau R. stylosa diperoleh dua jenis jamur endofit yaitu isolat A dengan karateristik miselium jamur berwarna hitam dan isolat B yang dengan karakteristik miselium berwarna coklat. Kedua isolat ini selanjutnya diujikan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan isolat A dan B memberikan zona hambat yang sama terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan pada bakteri Escherichia coli isolat A menunjukkan diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan isolat B. Kesimpulan, Jamur endofit yang diisolasi dari akar bakau R. Stylosa memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Kata kunci: jamur endofit, Rhizophopra stylosa, antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Abstract The aim of this study is to investigate the antibacterial effect of endophytic fungi originated from the root of mangrove Rhizophora stylosa growing on Mangrove Plantation Area around DAS Simpang 5 Jl. Piere Tendean Manado. The method of this research was using combination of PDA and NA media. Two species of endophytic fungi were extracted from the root of R. stylosa, black mycelium fungi as isolate A and brown mycelium fungi as isolate B. The activities of both isolates were tested against pathogenic bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The result showed the same inhibition zone of isolate A and B to S. aureus, while, isolate A showed bigger the inhibition zone in comparison to isolate B against E. coli. As a conclusion, the endophytic fungi taken from the root of R. stylosa have antibacterial activity toward S. aureus and E. coli. Keywords: endophytic fungi, Rhizophora stylosa, antibacterial, Staphylococcus aureus, Escherichia coli.

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang, dimana tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan masih kurang, sehingga mudah untuk terjangkit suatu penyakit. Sebagai salah satu upaya pengobatan untuk mengatasi berbagai infeksi mikroba, banyak masyarakat menggunakan tumbuhan berkhasiat obat. Dalam jaringan tumbuhan terdapat mikroorganisme hidup yang disebut mikroba endofit. 1 Mikroba endofit adalah organisme yang hidup di dalam jaringan tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Endofit dan tumbuhan inagn dapat bersimbiosis mutualisme, dalam hal ini endofit mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tumbuhan yang mempunyai aktivitas untuk melindungi tumbuhan inangnya sedangkan tumbuhan mendapatkan derivat nutrisi dan senyawa 2,3 aktif yang diperlukan selama hidupnya. Tanaman bakau memiliki khasiat sebagai antimikroba. Beberapa peneliti melaporkan tentang khasiat tanaman bakau, yaitu mampu menghambat pertumbuhan Vibrio harvey, menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus 5 dan menghambat pertumbuhan Aeromonas salmonicida 6. Selain itu, tanaman bakau telah banyak digunakan dalam masyarakat sebagai obat angina, obat diare dan disentri. Pengobatan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat membutuhkan banyak biomassa dan waktu tumbuh yang lama, serta dapat mengganggu kelestarian alam jika digunakan secara berlebihan, sehingga diperlukan cara yang efektif 4,7 untuk mengatasi permasalahan tersebut. Cara efektif yang dapat digunakan untuk mengefisienkan sumber senyawa bioaktif yaitu dengan menggunakan mikroba endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan inangnya. Mikroba endofit berupa jamur atau bakteri, yang diperoleh dari bagian dalam tumbuhan mampu menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif yang sama dengan senyawa bioaktif tumbuhan tanpa harus mengekstraksi bagian tumbuhan, sehingga tidak menggangu kelestarian tumbuhan tersebut. Penelitian Utami (2008) menunjukkan dalam tanaman bakau terdapat endofit 7-9 yang memiliki efek antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya efek antibakteri dari jamur endofit akar bakau Rhizophora stylosa terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Isolasi Jamur Endofit Akar bakau Rhizophora stylosa yang diambil kemudian dipotong sepanjang 5 cm dan direndam dalam larutan etanol 70% selama 30 detik untuk menghindari kontaminasi bakteri. Akar yang telah direndam dalam larutan etanol 70% dipotong pada bagian tengah dengan panjang 1 cm menggunakan scalpel. Potongan tersebut kemudian ditanam pada media agar Potato Dextrose Agar (PDA) di dalam cawan petri. Kloramfenikol 0,2 g/l ditambahkan sebelumnya ke dalam media agar untuk mencegah pertumbuhan bakteri endofit. Media PDA disterilisasi terlebih dahulu dengan otoklaf. Akar yang telah dipotong ditanam pada media berisi 1 potongan sampel. Cawan petri yang berisi akar bakau tersebut ditutup, kemudian disimpan pada suhu ruangan selama 3 x 24 jam untuk menumbuhkan jamur. Pada hari ke-3 terlihat pertumbuhan dari jamur di sekitar akar bakau yang telah ditaruh di media agar. Dari 1 akar bakau yang ditanam terlihat pertumbuhan jamur yang berbeda.

Pemurnian Jamur Endofit Jamur yang sudah tumbuh diambil koloni yang terdapat pada permukaan media dengan kawat ose dan dipindahkan ke media PDA yang lain untuk ditumbuhkan kembali. Pemurnian ini bertujuan untuk mendapatkan 1 jenis jamur endofit yang murni. Simpan pada suhu ruangan selama 2 X 24 jam. Pengujian a. Penyiapan bakteri uji Nutrien agar (NA) ditimbang sebanyak 23 gram dan dilarutkan dalam 1 liter akuades. ph diukur hingga mencapai 6,8. Media kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. Media selanjutnya dituang dalam tabung reaksi sebanyak 7 ml dan dibiarkan mengeras dengan kemiringan 15 o. Brain Heart Infusion (BHI) ditimbang sebanyak 37 g kemudian dilarutkan dalam 1 L akuades. Media kemudian disterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. Media selanjutnya dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml untuk selanjutnya digunakan sebagai media suspensi bakteri. Bakteri dikultur pada agar miring dengan cara mengambil koloni dengan kawat ose steril dan dimasukkan ke dalam media BHI. Kekeruhan bakteri distandarisasi dengan larutan kekeruhan Mc. Farland. Suspensi bakteri kemudian digoreskan dengan menggunakan lidi kapas steril di atas permukaan media kombinasi. Jamur yang telah tumbuh pada media PDA diambil dengan sedotan steril dan dipindahkan ke media kombinasi PDA dan NA yang telah ditanami bakteri uji. b. Uji kemampuan hambat jamur endofit Penanaman jamur dilakukan masing-masing 5 sampel jamur di 5 tempat pada 1 cawan petri dengan jarak yang sama. Kloramfenikol dilarutkan sebanyak 2 mg/ml, kemudian kertas saring dicelup ke dalam larutan tersebut dan diletakkan di tengah-tengah dari media, selanjutnya diinkubasi pada ruangan. Hal ini dilakukan pada jamur endofit lainnya dengan pengulangan sebanyak 5 kali pada kedua bakteri uji. Pengamatan dilakukan dalam kurun waktu 2 x 24 jam sampai terlihat zona hambat di sekitar pertumbuhan jamur. Pengukuran Zona Hambat Pengukuran zona hambat dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan cara membalik cawan petri dan mengukur diameter daerah jernih (clear zone). Zona hambat adalah daerah jernih yang terbentuk di sekeliling jamur dimana tidak terdapat pertumbuhan bakteri uji. HASIL Pada akar bakau Rhizhophora stylosa ditemukan 2 macam jamur endofit yang berwarna hitam (isolat A) dan coklat (isolat B). Diameter zona hambat yang terbentuk dari kedua isolat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 berikut.

Tabel 1: Hasil Uji Efek Antibakteri Isolat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus NO BAHAN UJI DIAMETER ZONA HAMBAT (mm) I II III IV V RATA- RATA 1 Isolat A 20 20 19 17 19 19 2 Isolat B 18 18 20 20 19 19 3 Kontrol (+) 25 25 25 25 25 25 Tabel 2: Hasil Uji Efek Antibakteri Isolat Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli NO BAHAN UJI DIAMETER ZONA HAMBAT (mm) I II III IV V RATA- RATA 1 Isolat A 20 23 21 22 20 21,2 2 Isolat B 15 13 18 15 14 15 3 Kontrol (+) 24 24 24 24 24 24 PEMBAHASAN Diameter zona hambat yang terbentuk dari isolat A dan B terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki nilai rata-rata yang sama (19 mm). Kedua isolat ini dapat dikatakan memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri yang sama terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada bakteri Escherichia coli terlihat perbedaan yang bermakna antara isolat A dan B. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh Isolat A terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli (21,2 mm) lebih besar dibandingkan isolat B (15 mm). Kloramfenikol sebagai kontrol positif memiliki zona hambat yang lebih besar dibanding kedua isolat pada bakteri Staphylococcus aureus (25 mm) dan Escherichia coli (24 mm). Adanya zona hambat yang terjadi di sekeliling jamur, menunjukkan bahwa pengujian efek antibakteri jamur endofit Rhizophora stylosa terhadap kedua bakteri uji yaitu positif. Jamur endofit menghasilkan senyawa metabolit yang sama dengan tumbuhan inangnya 7,8. Hal ini sesuai dengan penelitian Akhyar (2010) yang menunjukkan akar bakau Rhizophora stylosa memiliki efek antibakteri. 4 Penelitian ini belum dapat menentukan jenis jamur endofit dan zat yang memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri yang dihasilkan oleh jamur tersebut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dan mengidentifikasi jenis jamur endofit dan zat yang dihasilkannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

jamur endofit dari akar bakau Rhizophora stylosa memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian efek antibakteri ini memberikan hasil positif (+) dimana terbentuk zona terang di sekitar jamur yang ditanam pada media yang telah ditanami bakteri uji. DAFTAR PUSTAKA 1. Hidayat HR. Isolasi dan Seleksi Fungi Endofit Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Penghasil Antimikroba.[skripsi].Jakarta: Universitas Nasional; 2009. 2. Citra Pertiwi. Isolasi dan Uji Daya Antibakteri Fungi Endofit dan Mengkudu (Morinda citrifolia).[skripsi].jakarta: Universitas Nasional; 2010. 3. Strobel GA. Microbial Gifts From Rain Forests. Can. J. Plant Pathol. 2002; 24. 4. Akhyar. Uji Daya Hambat dan Analisis KLT Bioautografi Ekstrak Akar dan Buah Bakau (Rhizophora stylosa Griff.) Terhadap Vibrio harveyi.[skripsi].makassar: Universitas Hasanuddin; 2010. 5. Trianto A, Wibowo E, Suryono, Sapta RS. Ekstrka Daun Mangrove Aegiceras corniculatum Sebagai Antibakteri Vibrio harveyi dan Vibrio parahaemolyticus. Ilmu Kelautan. 2004; 9(4): 186-189. 6. Suciati A, Wardiyanto, Sumino. Efektivitas Ekstrak Daun Rhizophora mucronata Dalam Menghambat Pertumbuhan Aeromonas salmonicida dan Vibrio harveyi. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 2012; 1(1): 1-8. 7. Anggraini, FD. Isolasi dan Uji Antimikroba Metabolit Sekunder Ekstrak Kultur Jamur Endofit AKFR-5 dari Tumbuhan Akar Kuning (Arcangelisia flava (L) Merr). [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2012. 8. Radji Maksum. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit Dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2005; 2(3): 113-126. 9. Utami U, Soemarno, Risjani. Aktivitas Anti Bakteri Endofit Tanaman Mangrove Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Perikanan. 2008; 11(1): 42-28.