PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

Mido Ester J. Sitorus, SKM, M. Kes Dosen Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB II TINJAUAN TEORI. diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013). Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS ATAS SD NEGERI GEMBONG 1 KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

SKRIPSI OLEH: MALAWATI NIM : 08C

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. M. Federspiel, salah seorang pengkaji ke-islaman di Indonesia, menjelang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING. ABSTRAK

Profil Sanitasi Wilayah

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072 INTISARI Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan apabila terdapat keinginan dari dalam diri. Perilaku hidup bersih dan sehat harus pula diserai dengan fasilitas yang memadai. Seperti halnya perilaku hidup bersih dan sehat disekolah yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku setiap siswa siswi sekolah dasar, yang merupakan tahap pendidikan pertama pada anak. Dan jika di bandingkan dengan tahap pendidikan selanjutnya seperti SMP,SMA, siswa siswi sekolah dasar ini belum begitu memahami perilaku hidup bersih dan sehat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara langsung terhadap perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuaidengan prosedur tetap. Populasinya adalah seluruh siswa siswi kelas VI sekolah dasar 1 Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Sampelnya adalah seluruh siswa siswi kelas VI sekolah dasar 1 Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Pengolahan data dilakukan secara manual, data yang di peroleh di olah dengan caraperhitungan persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. pelaksanaan rangkaian tindakan dari penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi beberapa indicator penatalaksanaan perilaku hidup berih dan sehat yang tidak dilakukan, yaitu membuang sampah tidak pada tempatnya atau sembarangan (34,68 %), jamban kurang sehat (100%), terdapat banyak jentik nyamuk (100%), olahraga tidak teratur (100%), tidak menimbang berat badan (100%). Dikarenakan ketersediaan tempat atau fasilitas sekolah kurang memadai. Saran untuk Institusi Sekolah, Pihak Sekolah untuk tidak melewatkan salah satu dari protap penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan untuk kedepannya lebih memperhatikan fasilitas penunjang perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci : Prosedur tetap penatalaksanaan perilakuhidup bersihdansehat PENDAHULUAN Latar belakang dalam penelitian ini adalah pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu. Agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi semua masyarakat. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Karena kesehatan menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat tingkat pendidikannya, serta keadaan dan perkembangan lingkungan, baik fisik maupun biologik (DepkesRI,2009). Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGS (Melenium development goalsh) ke empat adalah menurunkan kematian anak menjadi2/3 bagian dari tahun 1990-tahun 2015. Salah satu program yang dijalankan dalam pembangunan kesehatan adalah tentang pemberlakuan Perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan. Keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga dengan membuka jalur komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI,2009).Program perilaku hidup bersih dan sehat memiliki 5 program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan dana sehat/jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Perkembangan program perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masingmasing. Dalam program PHBS di tatananrumahtangga di tetapkan 9 indikatorprilakuyaitu, tidak merokok, kepesertaan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, menggosok gigi sebelum tidur dan olah raga, indikator lingkungan adalah air jamban ada air bersih, ada tempat sampah, ada Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) ventilasi kepadataan, lantai bukan tanah (Depkes RI,2004). Penetapkan 8 indikator di tatanan sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10) ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan (UKS). Data Departemen Kesehatan tahun 2006 penderita TB anak masih 397, data departemen kesehatan menunjukan kasus TB padaanak di seluruh Indonesia tahun 2007 sebanyak 3.990. penyakityang dideritaolehanaksekolah (SD) terkait perihal jenis penyakit jumlah kasus sumber data cacingan 40-60%. Tahun 2001 Kasus Diare Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Berdasarkan pengamatan bahwa kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat belum pernah dilakukan hasil wawancara dengan tidak adanya arsip laporan penyuluhan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang

menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan (Dinas Kesehatan Jawa barat, 2009). Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat adalahsekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan (Sya roni, RS 2007). Bidang PHBS (Depkes RI, 2010) yaitu: Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap 6bulan. Bidang Kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,menggunakan jamban, memberantas jentik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI SDN 1 Cileuleus.Penelitian yang dilakukan selama kurang lebih tiga minggu ini mendapatkan hasil sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat dan dapat di lihat selengkapnya dalam pembahasan selanjutnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaranpelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD 1 Cileuleus, dan mendapatkan gambaran pelaksanaan perilaku mencuci tangan pada siswa siswi kelas VIdi SD1 Cileuleu stahun2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara langsung terhadap penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuai dengan prosedur tetap Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian untuk di pelajari kemudian di tarik kesimpulannya (notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VI SD I Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari seluruh populasi (notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa siswi kelas IV Sekolah Dasar 1 Cileuleus. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling yaitu dilakukan dengan cara menetapkan seluruh sampel untuk diteliti, yaitu berjumlah 23 orang (notoatmodjo, 2010). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap penatalaksanaan perilakuhidupbersihdansehatyang sesuai prosedur tetap. Pada saat pengumpulan data penulis menggunakan tekhnik observasi secara langsung yang dilakukan oleh penulis sendiri. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan indicator mencuci tangan mayoritas responden mencuci tangan siswa siswi terbesar pada kategori ya atau baik 23 orang (100 %),dan terkecil padaka tegori tidak (0%). 2. Pelaksanaan indicator jajanan sehat

Mayoritas responden mengkonsumsi jajanan sehat pada siswa siswi terbesar pada kategori ya atau baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori tidak (0%). 3. Pelaksanaan olah raga teratur mayoritas responden berolah raga teratur pada siswa siswi terbesar pada kategori tidak kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori ya (0%). 4. Pelaksanaan memberantas jentiknyamuk Pada tabel 5.4 Dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden memberantas jentik nyamuk pada siswa siswi terbesar pada kategori tidak kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori ya (0%). 5. Pelaksanaan merokok di sekolah mayoritas responden merokok di sekolah pada siswa siswi terbesar pada kategori tidak baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori ya (0%). 6. Pelaksanaan membuang sampah Mayoritas responden membuang sampah pada siswa siswi terbesar pada kategori ya baik 15 orang (65,21 %), danterkecilpadakategori tidak 8 orang (34,78%). 7. Pelaksanaan menimbang berat badan Mayoritas menimbang berat badan pada siswa siswi terbesar pada kategori tidak kurangbaik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori ya (0%). 8. Pelaksanaan menggunakan jamban bersih Mayoritas responden menggunakan jamban bersih pada siswa siswi terbesar pada kategori tidak kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori ya (0%). 9. Pelaksanaan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi rata-rata pada kategori tidak (50,21%). Pada bagian ini penulis akan membahas tentang penemuan-penemuan dari hasil penelitian yang meliputi beberapa indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, melakukan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,memberantas jentik nyamuk, merokok di sekolah, membuang sampah pada tempatnya, membeli jajanan sehat, melakukan olahraga teratur, lingkungan kelas di bersihkan atau tidak. Hasil dari penelitian perilaku hidup bersih dan sehat mendapatkan hasil rata-rata yang menunjukan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi sekolah dasar 1 Cileuleus kurang baik. Rata-rata PHBS ini pada kategori tidak (50,21%). Sedangkan rata-rata padakategori ya (49,79%). Dari hasil penelitian, penulis menemukan kesenjangan penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang seharusnya dilakukan sesuai protap akan tetapi ada beberapa indicator penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang tidak dilakukan. Dikarenakan ketersediaan tempat atau fasilitas sekolah kurang memadai. Namun dilihat dari indicator PHBS yang berlaku disekolah Dasar 1 Cileuleus Tasikmalaya, penulis menyimpulkan adanya persepsi yang salah dari para siswa-siswi atau kurang memahami cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Poin pada penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi sekolah dasar ini yaitu ketidak perdulian atau ketidaksadaran para siswa untuk berperilaku hidup bersih dan sehat atau kurang memahami cara hidup bersih dan sehat. Serta ketidaktersediannya fasilitas yang memadai seperti : 1. Tempat sampah 2. Jamban sehat 3. Lapangan olahraga 4. Tempat cuci tangan/ air mengalir 5.

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB V maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap responden yang di teliti perilaku hidup bersih dan sehatdi ruang kelas VI Sekolah Dasar 1 Cileuleus Tasikmalaya pada umumnya melakukan penatalaksanaan sesuai prosedur tetap, akan tetapi karena ada beberapa yang tidak dilakukan, terlihat 80% maka masuk ke dalam kategori tidak sesuai dari seluruh komponen penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi : 1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan perilaku mencuci tangan pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori ya sebanyak 23 responden (100%). 2. Mendapat gambaran pelaksanaan mengkonsumsi jajanan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori ya sebanyak 23 responden (100%). 3. Mendapatgambaran pelaksanaan olah raga teratur pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 23 responden 4. Mendapat gambaran pelaksanaan memberantas jentik nyamuk pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 23 responden 5. Mendapat gambaran pelaksanaan merokok di sekolah pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 23 responden 6. Mendapat gambaran pelaksanaan membuang sampah pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori ya sebanyak 15 responden (62,5%).. 7. Mendapat gambaran pelaksanaan menimbang berat badan pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 23 responden 8. Mendapat gambaran pelaksanaan jamban bersih pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 23 responden (100%). 9. Mendapat gambaran pelaksanaan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori tidak sebanyak 5 aspek (62,5%). DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Data Tahunan Dinas Kesehatan. 2014. Notoatmodjo, 2010, Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2007, promosi kesehatan &Ilmu perilaku. Jakarta: P.T RinekaCipta. Saifuddin, 2006, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. STIKes Mitra Kencana, 2014, Buku Panduan KTI, Tasikmalaya Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :PT Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Modul Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.