Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SEKOLAH DASAR GMIM 52 MAPANGET KECAMATAN TALAWAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

PERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA

Oleh. Friga Satria Yuga Perdana. Program S1 Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

Disusun Oleh: Wiwiningsih

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB 6 HASIL PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

II. TINJAUAN TEORITIS

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap PHBS Tatanan Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Lampung Utara Tahun 2015 Zendri Julistia Dosen Tetap Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Perilaku hidup bersih dan sehatmerupakan perwujudan riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dasar lampung utara,desain penelitian ini kuantitatif dengan desain survei yang bersifat analitik dengan rancangan cross sectional study populasi penelitian ini adalah siswa kelas 4 s.d 5 SDN di Kecamatan Abung Barat yaitu sebanyak 835 siswa.jumlah sampel di hitung dengan rumus lameshow dan di peroleh sebanyak 189 sampel.teknik sampling menggunakan proposional random sampling,hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan pengetahuan (p =0,001), sikap (p =0,035) terhadap PHBS tatanan sekolah. Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang adjusted berhubungan degan PHBS tatanan sekolah (p=0,000;or=4,486). Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

Pendahuluan Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya. Selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat (Kemenkes RI 2011). PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu;mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,menggunakan jamban yang bersih dan sehat,olahraga yang teratur dan terukur,memberantas jentik nyamuk, Tidak merokok di sekolah,menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan danmembuang sampah pada tempatnya(kemenkes RI,2012) Beberapa kasus penyakit yang muncul di Indonesia pada Tahun 2012 adalah kecacingan 40,6%, anemia 23,2%, kasus karies dan periodental 54,4% dan kasus diare sebanyak 41,2% (Kemenkes RI, 2012). Beberapa kasus penyakit yang disebabkan karena PHBS tatanan sekolah yang kurang baik menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung adalah kecacingan, diare dimana pada tahun 2010 terdapat sebanyak 19.718 kasus kecacingan dan 114.757 kasus diare, tahun 2011 kasus kecacingan meningkat menjadi 20.017 dan diare sebanyak 116.881 (Dinkes Provinsi Lampung, 2012). Data diare pada anak di Kabupaten Lampung Utara dilihat dari angka IR di kabupaten Lampung Utara tahun 2012 adalah 111/1000 atau sebanyak 11.152 kasus diare dan kecacingan sebanyak 1.371 kasus (Dinkes Lampura, 2012). Kasus diare dan kecacingan di Kabupaten Lampung Utara sebagian besar disumbangkan dari banyaknya kasus yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima dimana kasus diare pada tahun 2010 sebanyak 1.056 kasus,padatahun 2011 meningkat 1.453 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 1.337 kasus,sementara kasus kecacingan pada anak tahun 2010 sebanyak 371 kasus, tahun 2011 sebanyak 391 kasus dan pada tahun 2012 tercatat sebanyak 413 kasus.(puskesmas Ogan Lima,2013). Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilainilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS),Hasil laporan UKS sekolah dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima Kecamatan Abung Barat menunjukkan bahwa temuan kasus penyakit terbanyak terjadi di 18 sekolah dasar (SD) yang ada di wilayah tersebut,dikarenakan sekolah yang menerapkan PHBS di Abung Barat masih relatif rendah yaitu sebesar 15,6% sehingga ditemukan kasus penyakit seperti penderita infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas (batuk, pilek dan demam) pada anak usia sekolah sebanyak 19,9%, penyakit kulit sebanyak 14,1%, penderita diare sebanyak 8,8%, penderita karies gigi sebanyak 11,8%.Puskesmas Ogan Lima telah menetapkan standar cakupan PHBS di sekolah sebesar 60% sementara pencapaian cakupan PHBS di sekolah baru mencapai 57% (Puskesmas Ogan Lima, 2013).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan dari 30 siswa ditemukan sebanyak 26 (86%) siswa tidak melakukan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan dengan sabun.sebanyak 20 (68%) siswa masih jajan sembarangan atau tidak mengkonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah.sebanyak 3 siswa (11%) siswa tidak menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Sebanyak 1 (6%) siswa tidak melakukan olahraga teratur dan sebanyak 5 (15%) siswa tidak melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara teratur serta ditemukan sebanyak 26 (86%) siswa membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempat yang disediakan di sekolah.sementara pengamatan peneliti meunjukkan bahwa tempat sampah tidak tersedia dengan baik, kondisi kantin yang kurang bersih serta kondisi jamban yang kurang terawat. Secara konseptual permasalahan tersebut dapat dikorelasikan dengan konsep yang dijelaskan oleh Green (2005) tentang perilaku kesehatan yang terdiri dari faktor predisposing (pengetahuan, sikap, tradisi, sistem dan nilai), faktor enabling (sosial ekonomi, ketersedian fasilitas penunjang sikap dan perilaku petugas kesehatan dan aksesibilitas) dan faktor reinforcing(dukungan dari petugas kesehatan, ajakan tokoh masyarakat serta pihak lain) (Notoatmodjo, 2010). Implementasi dari teori tersebut maka penulis menetapkan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi PHBS Sekolah yaitu pengetahuan dan sikap siswa,berdasarkan keadaan yang ditemukan di SDN yang ada di Wilayah Kecamatan Abung Barat, telaah teori, hasil penelitian sebelumnya serta identifikasi faktor penyebab yang ditemukan sesuai dengan fenomena di lokasi penelitian maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahuipengaruh pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dasar negri lampung utara tahun 2014 Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif sedangkan desain penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan crossectional populasi dalam penelitian ini adalah kelas 4 dan 5 sekolah dasar negeri dikecamatan abung barat kabupaten lampung utara sebanyak 837 siswa.besar sampel di hitung dengan menggunakan rumus lameshow sehingga jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 189 sampel.teknik sampling pada penelitian ini adalah dengan proporsionate random sampling yaitu pengambilan sampel di kelompokan berdasarkan sekolah dasar di setiap desa atau wilayah sehingga di peroleh sebanyak 7 SD yang memiliki kantin sekolah,analisis data yang di lakukan adalah analisis univariat,bivariat dan multivariat.analisis univariat di lakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian,untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel indevenden dan variabel dependen.analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel devenden dan variabel indevenden sehingga diketahui kemaknaannya secara statistika.uji statistik yang digunakan adalah chi square.analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil Hasil analisis Univariat 1. Pengetahuan Tabel 1 Pengetahuan siswa Pengetahuan Jumlah Persentase Rendah 60 31.7 Tinggi 129 68.3 Total 189 100.0 Tabel di atas menunjukan 129 (68,3%)responden pengetahuanya tinggi 2. Sikap Tabel 2 Sikap siswa Sikap Jumlah Persentase Negatif Positif 81 108 42.9 57.1 Total 189 100.0 Berdasarkan tabel di atas,diketahui sebanyak 108 (57,1%)responden sikap positif

Pengetahuan 3. PHBS tatanan sekolah Tabel 3 PHBS tatanan sekolah PHBS Tatanan Sekolah Jumlah Persentase Tidak sehat Sehat 118 71 62.4 37.6 Total 189 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui PHBS Tatanan Sekolah sebanyak 118 orang (62,4%)tidak sehat. Hasil analisa bivariat 1. Hubungan Pengetahuan dengan Tidak Sehat sehat n % n % Total P value OR Rendah 48 80.0 12 20.0 60 0.001 3,371 Tinggi 70 54.3 59 45.7 129 (1,639- Total 118 62.4 71 37.6 189 6,935) Hasil penelitian didapatkan bahwa diantara 60 responden yang memiliki pengetahuan rendah, sebanyak 48 responden (80,0%) nya tidak sehat, sedangkan dari 129 responden yang memiliki pengetahuan tinggi, sebanyak 70 responden (54.3%) PHBS Tatanan Sekolahnya tidak sehat. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.001 yang berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS Tatanan Sekolah pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014. Diperoleh nilai OR=3,371 (CI 95%; 1,639-6,935) dengan demikian responden dengan pengetahuan tinggi berpeluang untuk memiliki PHBS tatanan sekolah sehat sebesar 3,371 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah. 2. Hubungan Sikap dengan PHBS Tatanan Sekolah Sikap p Tidak sehat Sehat Total value n % n % Negatif 56 69.1 25 30.9 81 0.03 Positif 62 57.4 46 42.6 108 5 Total 118 62.4 71 37.6 189 Hasil penelitian didapatkan bahwa diantara 81 responden yang memiliki sikap negatif, sebanyak 56 responden (69,1%) memiliki dalam kategori tidak sehat, sedangkan dari 108 responden yang memiliki sikap positif, sebanyak 62 responden (57.4%) memiliki PHBS Tatanan Sekolah yang sehat. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value=0.035 berarti dapat disimpulkan ada hubungan antara sikap dengan PHBS Tatanan Sekolah pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014. Diperoleh nilai OR=2,0 (CI 95%; 1,1-3,4) dengan demikian responden dengan sikap positif berpeluang melakukan PHBS tatanan sekolah dalam kategori sehat sebesar 2 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif rendah. Pembahasan a. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hasil penelitian menunjukkan secara statistik dapat dibuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS Tatanan Sekolah pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014(p value 0,001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang pengetahuan yang dikaitkan dengan perilaku sebagaimana disimpulkan oleh Iriyanti (2002) bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan air di daerah aliran sungai Citanduy Jawa Barat.Penelitian tentang keterkaitan pengetahuan dengan perilaku juga dipaparkan oleh Adisasmito (2007) bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap PHBS Tatanan Sekolah untuk keluarga. OR 2,0 (1,1-3,4)

Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan seseorang dapat membentuk perilaku untuk memanfaatkan air bersihdengan baik dan benar sehingga tidak berisiko terpapar penyakit. Oleh sebab itu langkah yang dapat dilakukan untuk merubah atau membentuk perilaku anak Sekolah Dasardapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dengan detail dan benar tentang 8 indikator PHBS tatanan sekolah yaitu dengan memasang poster, membagikan leaflet dan penyuluhan PHBS tatanan sekolah. b. Hubungan Sikap dengan PHBS Tatanan Sekolah Hasil uji statistik didapatkan nilai p value= 0.035 berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permatasari (2008) yang menyimpulkan adanya pengaruh signifikan antara sikap dengan perilaku kesehatan khususnya perilaku PHBS tatanan sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang stimulus atau objek. Karena itu adalah logis untuk mengharapkan bahwa seseorang akan dicerminkannya dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa sikap responden di Kecamatan Abung Barat belum membentuk perilaku karena sikap mereka masih dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi eksternal pada saat hendak melakukan PHBS tatanan sekolah dengan benar. c. Faktoryang palingdominan Berhubungan dengan Perilaku Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan merupakan variabel paling dominan berhubungan dengan pada anak SDN di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 (p=0,000 dan OR=4,48). Dominasi variable pengetahuan dibandingkan dengan variable lainnya di karenakan perolehan nilai p yang paling kecil dan nilai OR paling besar sehingga dapat diinterpretasikan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi lebih berpeluang memiliki PHBS Tatanan Sekolah yang sehat sebesar 4,8 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa meskipun ada hubungan antara pengetahuan dengan PHBS tatanan sekolah namun pengetahuan yang diperoleh tidak secara otomatis dapat merubah perilakunya. Langkah intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan informasi dan penyuluhan yang bersifat komunal maupun personal secara terus menerus kepada anak sekolah sehingga anak sekolah dapat memperoleh informasi yang lengkap dan detail tentang PHBS tatanan sekolah khususnya pada anak sekolah di wilayah dengan kondisi lingkungan masing-masing Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa pengetahuan responden dapat membentuk perilaku, karena pengetahuan merupakan pintu informasi sehingga seseorang dapat mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.informasi tentang PHBS tatanan sekolah menjadi pengetahuannya untuk dilakukan dan menjadi dasar dari perilaku yang terbentuk dikemudian hari. Kesimpulan 1. Pengetahuan responden tentang PHBS tatanan sekolah sudah tinggi (68.3%), sikap responden adalah positif (57,1%),serta PHBS Tatanan Sekolah yang masih tidak sehat (62,4%). 2. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS tatanan sekolah pada siswa SD di Kecamatan

Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 (p=0.001) 3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 (p value 0.035). 4. Pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 (pv=0,000 dan OR=4,486). Saran Masih rendahnya pengetahuan siswa tentang mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun.oleh sebab itu langkah yang dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa tentang mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun dapat di lakukan dengan memasang poster cuci tangan menggunakan air mengalir dan memberikan sabun untuk cucin tangan di setiap kelas. Daptar Pustaka Kemenkes RI,2011,pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat(phbs) kementrian kesehatan jakarta. Kemenkes RI,2012,10 perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga kementrian keehatan jakarta. Kemenkes RI,2012,10 perilaku hidupbersih dan sehat di rumah tangga kementrian keehatan jakarta Kemenkes RI,2013,indonesia cinta sehat;menuju indonesia sehat yang bermutu kementrian kesehatan jakarta. Dinkes lampura,puskesmas ogan lima 2012.PTP puskesmas ogan lima Dinkes Propinsi Lampung.2012.profil kesehatan propinsi lampung. bandar lampung Dinkes lampura,2012.profil kesehatan kabupaten lampung utara Iriyanti 2002,hubungan beberapa karakteristik dan perilaku komunikasi.citanduy jawa barat.tesis.ipb Bogor Notoadmodjo,2010 metode penelitian kesehatan. Rineka cipta jakarta Notoadmodjo S,. 2003. promosi kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka cipta jakarata. Permatasari. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS di solo,jawa tengah. (skripsi) Adi sasmito, w.2007. sistem kesehatan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. HidupSehat Notoadmodjo S,. 2003. promosi kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka cipta jakarata.