BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kematangan karir. psikologi konseling dan karir bernama Donald Edwin Super. Dalam bahasa inggris istilah kematangan karir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju, pendidikan menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. menyerukan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa jika ingin membangun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

Hubungan antara Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Efikasi Pengambilan Keputusan Karir. dalam berbagai keadaan (Bandura,1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA tergolong ke anak remaja yang memiliki rentang usia 15-18 tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identitas diri ini mencakup antara lain pendidikan, karir, dan sebagainya.identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erickson juga memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan dan mampu menjawab petanyaan siapa saya? (who am I?)(Yusuf, 2012). Keating (Yusuf, 2012) mengatakan perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget merupakan periode terakhir dalam tahap pertumbuhan operasi formal. Pada periode ini, idealnya remaja sudah mampumemikirkanmasadepandanmembuatperencanaansertamengeksplorasiberba gaikemungkinanuntukmencapainya. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan (Ahmadi, 2005). 1

2 Kematangan karir ditandai dengan adanya proses perencanaan karir, mencari informasi, mengetahui informasi dunia kerja dan pengambilan keputusankarir (Levinson, 1998). Salah satu indikator penting bahwa siswa mampu merencanakan masa depan adalah adanya kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Pengalaman belajar merupakan hal yang penting dalam proses belajar. Pengalaman belajar mengarah pada bagaimana siswa menggunakan sumber-sumber dan ilmu yang didapatnya untuk mengerti dan mengakses keterampilan yang dibutuhkan. Siswa yang memiliki pengalaman belajar yang baik akan mampu untuk mengerti tentang informasi yang dibutuhkan, mampu menyusun strategi dalam menyelesaikan masalah. Adanya proses siswa belajar dari pengalaman tersebut menunjukan indikasi adanya kematangan karir yang baik. Perkembangan manusia pada umumnya sejalan dengan perkembangan karir yang merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, dinamis dan berubah-rubah (Rahma,2010). Perkembangan karir yang bercirikan suatu perubahan ini berlangsung dari dalam diri individu akibat pertambahan umur dan pengalaman, yang mengalami pergeseran dalam harapan, kesukaan, kemampuan dan minat. Sejalan dengan fenomena itu, Super mengemukakan perkembangan karir terdiri dari 5 tahapan yaitu growt (Pertumubuhan), eksploration (eksplorasi), establishment (tahap pemantapan), maintenance (tahap pembinaan) dan decline (tahap kemunduruan) (Sukardi, 1994). Dilihat dari tahap perkembangan karir dari Super tersebut siswa sekolah menengah atas berada tahap eksplorasi, pada tahap ini tugas perkembangan karirnya adalah melakukan

3 observasi atau mencari informasi yang terdapat di sekelilingnya untuk mendapatkan gambaran beragai macam pekerjaan, serta mulai mencoba pekerjaan tersebut sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Healey mengemukakan tugas-tugas perkembangan karir pada tahap eksplorasi salah satunya pada aspek perencanaan dan pengambilan keputusan dengan menunjukan perilaku mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjaan yang beragam, mampu mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat sekolah, dapat memilih program studi yang sesuai dengan minat dan kemampuannya dan dapat mengambil keputusan ditempat mana akan bekerja(yusuf, 2012). Sebagaimana tugas perkembangan karir yang telah dijelaskan di atas, maka para siswa dilingkungan SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru juga diharapkan mampu memenuhi tugas perkembangan karir, sehingga dengan kematangan karir yang baikmaka diprediksi tingkat keberhasilan mereka dalam menangani suatu pekerjaan sesuai dengan jurusan yang ditekuninya. Zulkaida (2007) berpendapat bahwa rendahnya kematangan karir dapat menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan karir dan kesalahan dalam menentukan pendidikan lanjutan. Kematangan karir tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kematangan karir adalah faktor lingkungan (Osipow, 1983). Faktor lingkungan disini adalah adanya interkasi dengan orang lain di sekitar individu yang bersangkutan, yang dalam hal

4 ini difokuskan kepada orangtua. Interaksi individu dengan lingkungan sekitar dapat berupa dukungan sosial yang dapat membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi. Mengingat hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayadin (2006) juga mengungkapkan bahwa sebesar 72 % dari 52 orangtua murid tidak mengetahui apa cita-cita anak, dikarenakan rata-rata sibuk bekerja dan kurang memiliki waktu untuk berdialog tentang masa depan anak. Situasi ini menunjukan kurangnya dukungan yang diberikan orangtua kepada anak. Orangtua sebagai figur penting dalam keluarga, ayah dan ibu juga memiliki kecenderungan berorientasi keatas, menghendaki anak-anaknya patuh dan minta restu mereka terlebih dahulu dalam berbagai hal. Orangtua juga berperanan sebagai model peran yang berpengaruh pada konsep diri anak, motivator okupasional, sumber informasi pekerjaan dan penyedia lingkungan perkembangan (Abimayu, 1990). Menurut House (Smet, 1994)terdapat beberapa aspek dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dorongan maju atau persetujuan terhadap suatu ide, gagasan atau kemampuan yang dimiliki seseorang, dukungan instrumental dan dukungan informatif. Dukungan sosial yang diberikan orangtua tersebutdapat mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depannya. Dukungan sosial menurut Gottlieb 1983 ( Smet, 1994) terdiri dari informasi verbal atau non verbal, bantuan yang nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

5 mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Ketika seseorang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa kematangankarirmerupakan hal yang penting untuk dimilki oleh remaja. Karena tugas utama remaja pada tahap ini adalah menentukan dan merencanakan masa depannya. Seligman 1994 (Aquila, 2012) memberikan pandangan mengenai pentingnya kematangan karir bagi kehidupan yakni kematangan karir dapat meningkatkan kompetensi, meningkatkan tujuan karir dan mewujudkan tujuan karir tersebut, meningkatkan karir yang berhubungan dengan sikap mandiri, perencanaan yang matang, memiliki komitmen, motivasi dan efikasi diri. Kematangan karir juga dapat meningkatkan kemampuan kesadaran diri, minat, nilai, dan kepribadian, serta mendukung tercapainya kesuksesan dan kepuasan karir. Diberikannya dukungan, kesempatan, dan bimbingan dari orangtua yang berada disekitar remaja, baik secara verbal dan non verbal seperti perhatian, kasih sayang, kepedulian, kenyamanan dan sebagainya dapat membantu remaja dalam memberikan dukungan, baik dukungan emosional, penghargaan, informasi maupun dukungan instrumental dalam kesulitan mengambil keputusan, maupun kesulitan dalam menentukan karirnya. Selain itu dukungan orangtua membuat anak merasa nyaman terhadap kehadiran orangtua dan menegaskan dalam benak anak bahwa dirinya diterima dan diakui sebagai individu (Lestari, 2012).

6 Berdasarkan hasil data yang didapatkan di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru (Tanggal 09 Februari 2015) pada tahun ajaran 2013-2014 dari jumlah 144 siswa yang selesai menamatkan sekolahnya dan lansung melanjutkan keperguruan tinggi 70%, 15% bekerja dan 15% yang pengangguran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan (Tanggal 09 Februari 2015) pada beberapa siswa di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru,mereka megatakansudah mempunyai perencanaan kedepan setelah lulus sekolah, ada yang ingin mleanjutkan pendidikan di salah satu Universitas di Riau dan ada yang ingin bekerja langsung di sebuah perusahaan. Hal tersebut dipaparkan salah satunya oleh siswa berinisial DS yang mengatakan bahwa: Kalau saya sendiri sudah punya gambaran kak setelah lulus nanti ingin kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Riau kak. Kalau tidak diterima disana saya ke padang kak di Baiturrahman dan mengambil jurusan yang sama kedokteran kak. Sejauh ini saya sudah mencari informasi, seperti menanyakan kepada kakak tingkat yang kuliah disana, sama guru juga, terkadang saya cari di internet kak. Kalau orangtua memberikandukungan sepenuhnya kepada saya kak, orangtua menyarankan untuk mengambil jurusan sesuai dengan minat saya. Dari hasil wawancara beberapa siswa di SMA Muhammadiyah 1 di Pekanbaru tersebut menunjukan bahwa adanya kemampuan siswa dalam perencanaan karir terlihat siswa dengan sungguh-sungguh mencari informasi karir dengan menanyakan kepada guru, kakak tingkat dan mencari tahu informasi tentang universitas yang akan ia tekuni kelak di media cetak dan media elektronik.

7 Salah satu perumusan kematangan kariradalah adanya dukungan dari orangtua. Meskipun siswa sudah mempunyai perencanaan karir yang baik namun mereka masih tetap memerlukan bimbingan dari orangtua dalam hal merencanakan karir nya, supaya siswa lebih baik lagi dalam pengambilan keputusan terkait karir yang akan ia tekuni kelak. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Listyowati (2012) yang menunjukan bahwa dukungan sosial orangtua memiliki hubungan positif dengan kematangan karir. Dukungan sosial dapat bersumber dari orang-orang yang memiliki hubungan yang berarti bagi individu misalnya keluarga (orang tua baik ayah maupun ibu, istri, anak) teman dekat dan relasi. Roodin dan Salovey (Smet, 1994) menjelaskan keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang paling utama. Hurlock (2006) juga menjelaskan dukungan yang paling diharapkan oleh remaja dalam menghadapi krisis di bidang akademik ini adalah dukungan dari keluarganya, terutama orangtua dan saudara. Santrock (2007) juga menambahkan dimana orangtua berperan penting terhadap keberhasilan remaja di sekolah. Hal ini membuktikan dukungan sosial orangtua berperan dalam mempersiapkan masa depan anak. Berdasarkan paparan dan fenomena yang telah di uraikan, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kematangan karir siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Selanjutnya, penelitian tentang kematangan karir di fakultas psikologi belum pernah dilakukan, sehingga menarik peneliti untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian karya tulis ilmiah.

8 Demikian hal ini menarik perhatian peneliti untuk mencoba mengangkatnya dalam sebuah penelitian dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kematangan karir Siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial orangtuadengan kematangan karir siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara ilmiah mengenai ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kematangan karir siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang mengungkap persoalan kematangan karir telah banyak di lakukan baik itu didalam negeri maupun di luar negeri. Penelitian-penelitian yang dilakukan di Indonesia telah banyak mengungkap variabel-variabel bebas dengan mengkaitkan variabel kematangan karir seperti locus of control internal (Budiwati, 2012 ; Suryanti, Yusuf dkk ; Zulkaida, Kurniati dkk, 2007), konsep diri (Suryanti, Yusuf dkk ; Setyowati, 2012), harga diri dan motivasi berprestasi (Dewi, Hardjono dkk), adversity intellegence (Linasari, 2012), efikasi diri

9 (Zulkaida, Kurniati dkk, 2007), dukungan sosial dan aktualisasi diri (Listyowati, Andayani dkk) dan beberapa faktor sosial, prestasi dan jenis kelamin (Abimayu, 1990). Dari hasil-hasil penelitian tersebut yang relevan dengan judul penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Listyowati, Andayani dan Karyanta dengan judul hubungan antara aktualisasi diri dan dukungan sosial dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA N 2 Klaten. Hasil penelitian ini menghasilkan temuan ada hubungan positif dan signifikan antara aktualisasi diri dan dukungan sosial dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA N 2 Klaten, pada penelitian ini mengungkap dukungan sosial dalam 3 sumber dukungan darikeluarga/orangtua, guru dan teman sebaya sedangkan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan hanya fokus mengungkap dukungan sosial dari satu sumber yakni dukungan dari keluarga/orangtua. Subjek dalam penelitian ini juga berbeda yakni di SMA Muhammadiyah 1 yang berada di Kota Pekanbaru. Penelitian yang dilakukan oleh Sifa Qoyimatun Nashriyah, Munawir Yusuf, dan Nugraha Arif Karyanta dengan judul hubungan antara penyesuaian diri dan dukungan sosial keluarga dengan kematangankarir karir pada mahasiswa program studi ilmu komunikasi FISIP UNS. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan positif antara penyesuain diri dan dukungan sosial keluarga dengan kematangan karir. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sifa Qoyimatun Nashriyah, Munawir Yusuf, dan Nugraha Arif Karyanta sama-sama mengangkat variabel bebas nya yakni dukungan sosial keluarga dan variabel terikatnya kematangan karir. Sedangkan perbedaanya penelitian Sifa Qoyimatun Nashriyah,

10 Munawir Yusuf, dan Nugraha Arif Karyanta pada subjek mengambil mahasiswa sedangkan peneliti mengambil siswa kelas XI. Penelitian luar negeri yang dilakukan oleh Liridona Jemini dan Gashi dengan judul Social support and career maturity of kosovor adolescents. Hasil penelitian menunjukan dukungan sosial dapat mempengaruhi kematangan karir pada remaja. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Liridona Jemini dan Gashi adalah sama mengangkat variabel bebas yakni dukungan sosial dan sama mengambil subjek yakni pada remaja. Sedangkan perbedaannya pada penelitian Liridona Jemini dan Gashi pada dukungan sosial yang meilihat dari beberapa dukungan sosial yakni lingkungan keluarga, masyarakat dan teman sebaya sedangkan peneliti hanya memfokuskan pada lingkungan keluarga/orangtua saja. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat bahwa penelitian dengan judul hubungan dukungan sosial orangtua dengan kematangan karir sejauh pengetahuan penulis bahwa dalam penelitian ini belum ada yang meneliti sehingga penelitian ini benar asli adanya. 1. Manfaat Teoritis E. Manfaat Merupakan pengetahuan tentang hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kematangan karir siswa, dan bermanfaat untuk menambah informasi baru sehingga dapat memajukan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya memajukan perkembangan teori-teori psikologi bimbingan karir dan pendidikan.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi subjek hasil penelitian ini bisa menjadi informasi mengenai tingkat perkembangan kematangan karir siswa dan mengetahui strategi untuk meningkatkan kematangan karir tersebut. b. Bagi orangtua hasil penelitian ini bisa membantu orangtua dalam memberikan dukungan kepada anak untuk meningkatkan kematangan karir. c. Bagi pihak sekolah hasil penelitian ini bisa membantu guru BK dalam meningkatkan program layanan bimbingan karir.