FUNGSI SENI Ayat Suryatna dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001 Abstrak Dalam kenyataannya, seni meliputi dua hal, yaitu proses penciptaan seni dan karya seni. Seni juga memiliki beherapa pengertian. Pengertian ini berdasarkan pendekatan yang digunakannya untuk memberikan tinjauan terhadap seni. Selain pengertian seni, banyak orang yang berusaha menggali.fungsi seni, haik secara filosofis, maupun empirik. Pada dasarnya, seni memiliki aneka fungsi, di antaranya fungsi individual dan sosial. Kata Kunci: seni, keindahan, sistem gagasan, teori objektif; teori subjektif fungsi individual, fungsi social A. Seni Sebagai Sistem Gagasan Pertanyaan klasik yang senantiasa dikemukakan oleh banyak kalangan adalah, "Apa itu Seni?". Kebanyakan mereka menjawab secara spontan, bahwa seni adalah keindahan. Jawaban tersebut sekalipun tidak terlalu salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa benda seni (khususnya seni rupa) banyak yang tidak memperlihatkan aspek keindahan, setidaknya dilihat dan azas estetika formal. Atau dengan kata lain keindahan yang 1 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
dimaksud tidak mudah ditemukan oleh setiap orang pada setiap karya seni. Sejak dahulu hingga sekarang, para ahli telah melakukan serangkaian studi berkenaan dengan persepsi manusia tentang nilai keindahan pada karya seni. Hasil pengkajian tersebut memperlihatkan pandangan yang berbeda-beda. Ada dua pandangan besar, yakni keindahan yang bersifat objektif dan subjektif. Keindahan yang bersifat objektif adalah keindahan yang muncul dan memancar dan wujud atau tampilan karya seni, dimana temuan keindah-an tersebut diperoleh secara umum berdasarkan kesepakatan akan simbol dan perasaan kolektif dalam bentuk azas-azas wujudnya. Azas-azas keindahan objektif itu adalah sebagai berikut: 1. Azas kesatuan yang utuh (The principles of organic unity), artinya masing-masing unsur sating berkait dan berfungsi dalam membentuk keindahan. 2. Azas tema (The principles of theme), artinya masing-masing unsur mengusung dan mem-bentuk tema tertentu. 2 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
3. Azas variasi menurut tema (The principles of thematic variation), artinya tema-tema tersebut tidak bersifat monoton melainkan bervariasi. 4. Azas perkembangan (The principles of evaluation), artinya dapat diurut dan direkonstruksi perkembangan dari sederhana menjadi lebih kompleks. 5. Azas berjenjang (The principles of hierarchy), artinya terjadi suatu susunan secara berjenjang. Persepsi nilai keindahan yang demikian bersumber dari kaidah keindahan seni bangsa Yunani yang kemudian diolah dan disistematis oleh ahli seni, yakni Dewitt H Parker dalam bukunya The Principles of Aesthetic. Sedangkan keindahan karya seni yang bersifat subjektif memandang bahwa keindahan itu pada dasarnya bukan pada wujud benda. Keindahan justru muncul dari berkelindan dalam getaran rasa dari individuindividu yang kebetulan memiliki latar balakang, pengetahuan dan pemahaman tertentu sehingga dapat menangkap isi atau pesan berikut kemasan estetik pada karya seni tersebut. Untuk itulah keindahan dipandang sangat relatif (berbeda 3 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
antara satu individu dengan individu lainnya) dan bersifat subjektif. Sekalipun demikian, dalam praktek berapresiasi dan berkarya seni, kedua pandangan tersebut saling berkaitan. Isi atau pesan berkarya seni yang bersifat subjektif itu hanya bisa disampaikan kepada apresiator melalui pengaturan unsur wujud yang didalamnya terdapat simbol yang harus dipahami bersama (bersifat objektif). Demikian juga sebaliknya, tidak ada karya seni yang memiliki nilai keindahan yang bersifat objektif murni, mengingat karakteristik seni berikut pesan penciptaan itu harus bersifat kreatif. Karenanya, kekuatan berkarya dan menciptakan keindahan berkarya seni harus bertumpu pada kreasi yang bersifat subjektif. Pada sisi lain kesenian dengan keindahannya dapat dilihat dalam pandangan yang lebih luas, yakni sebagai produk kebudayaan suatu masyarakat yang beersifat khas. Seperti halnya produk kebudayaan lainnya, kesenian juga bersumber dari sistem gagasan atau pesan budaya (Malalatoa, 1989; Boedhisantoso, 1982; Sedyawati, 1984). Pesan tersebut ada yang 4 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
memperlihatkan pesan etnis setempat (dari dalam) dan ada juga pesan yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan dari luar. Pesan kesenian yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan dari luar itulah yang secara implisit memperlihatkan nilai kreativitas yang bergerak secara dinamis (Kayam, 1981/1982). Apa yang dinamakan gagasan atau pesan tersebut didalamnya mengandung nilai-nilai (moral) dan aturan aturan yang bersifat konvensional yang dipelihara, dipertahankan dan dikembangkan bersama dalam suatu lingkungan masyarakat (Wahid, 1994; Colelleta, 1975) tertentu yang kemudian dianut dan dijadikan pedoman bagi kehidupan berkesenian di lingkungan budaya masing-masing masyarkat. Muatan pesan bisa juga berbentuk kesepakatan akan jenis media, tema yang diungkapkan, bahkan sampai dengan simbol-simbol garis dan warna. B. Proses Penciptaan Seni Karya seni (khususnya seni rupa) diciptakan dan dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk itulah 5 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
proses penciptaan senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan hidup masyarakat yang menjadi pendukungnya. Bila dalam suatu masyarakat terdapat kerajinan anyaman, maka dapat diinterpretasikan, bahwa kesenian tersebut muncul dan berkembang karena dibutuhkan oleh masyarakatnya. Pembuatan karya seni rupa tradisional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penciptaan karya yang bersifat modern. Proses penciptaan tersebut diawali dengan perumusan ide atau gagasan berkarya yang didalamnya terdapat pesan-pesan budaya. Rentang waktu untuk mendapatkan gagasan dan merumuskan pesan tersebut berbedabeda. Demikian juga dengan bentuk pesan yang hendak disampaikan oleh pencipta tidak secara tiba-tiba, melainkan hasil latihan dan pengalaman. Ada dua sumber untuk memperoleh gagasan berkarya seni rupa, yakni dari internal (dari dalam) pencipta dan bisa juga dari eksternal (dari luar) pencipta. Seringkali juga praktek memperoleh gagasan tersebut dari kedua sumber tadi. Selama proses penggalian dan perumusan itu dilakukan 6 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
dengan serangkaian kontempelasi atau perenungan yang berfungsi untuk memantapkan dan mengkristalkan gagasan tersebut agar menjadi bulat dan utuh. Tahap ini dilanjutkan dengan proses pematangan gagasan atau pesan yang biasanya dilakukan dengan melakukan pembuatan sketsasketsa ataupun observasi. Sketsa adalah coretan-coretan kasar dengan menggunakan media pinsil atau ballpoin pada kertas atau lainnya. Pembuatan sketsa memang tidaklah cukup hanya satu kali saja, melainkan harus berkalikali agar pencipta seni merasa gagasannya menjadi bulat dan utuh. Sketsa garnbar inilah yang dijadikan tolok ukur atau model dalam pembuatan karya yang akan diwujudkan. Ketika karya seni akan diciptakan atau diproduksi, pencipta kerap kali mengadakan berbagai persiapan, seperti menyiapkan bahan dan alat-alat yang diperlukan. Proses penciptaan ini tidak bisa dipastikan alokasi waktunya. Jarang sekali pencipta seni berhasil berkarya secara memuaskan dalam satu waktu dan biasanya dilanjutkan dalam waktu kemudian. Bahkan tidak jarang sekalipun berkali- 7 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
kali karya seni yang akan diwujudkan tidak terasa memuaskan atau mengalami kegagalan, sehingga mereka melakukan pengulangan kembali dengan cara melakukan kontemplasi ulang berikut dengan pembuatan sketsa. C. Penciptaan Karya Seni bersifat Universal Hasil penelitian arkeologis menunjukkan, bahwa pembuatan karya seni itu bersifat universal sebagaimana disampaikan oleh Frans Boas (dalam Boedhisantosa, 1982), bahwa betapapun sederhananya kebudayaan suatu masyarakat didunia ini, tidak ada manusia yang sama sekali tidak menyisihkan waktunya disela-sela memenuhi kebutuhan primernya untuk mengungkapkan dan menikmati keindahan. Mengingat demikian, maka kesenian sebagai unsur kebudayaan akan senantiasa diciptakan dan dikembangkan oleh setiap kelompok masyarakat di manapun dan di jaman manapun adanya. Untuk itu, dalam uraian berikut akan dijelaskan secara singkat keberadaan karya seni pada setiap rentang waktu dan jaman. 8 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
Kita mengenal apa yang disebut dengan jaman primitif, dimana kehidupan masyarakat masih sangat bersahaja. Tempat tinggal mereka berada di guagua, sedangkan mata pencaharian diperoleh dan memungut dan mengumpulkan makanan. Sekalipun kehidupan masih demikian penciptaan karya seni rupa sudah diproduksi. Karya tersebut diantaranya pembuatan lukisan yang terdapat di dinding gua dan ceruk (Heejeren, 1972; Kosasih, 1983). Lukisan tersebut diduga memiliki hubungan dengan pesan kepercayaan yang hendak disampaikan secara magic. Sebagai contoh lukisan kuno yang terdapat pada dinding gua Lascaux dan Altamira di Spanyol usianya ditaksir tidak kurang 40.000 tahun yang lalu. Demikian juga lukisan ceruk dan gua yang berada di Australia dan Afrika yang usianya mencapai 16.000 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia lukisan kuno usianya ribuan tahun yang lalu. Tempat-tempat ditemukannya lukisan gua yakni, di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tanggara, Pulau Seram, Kepulauan Kei dan Irian Jaya. Sedangkan objek lukisannya, yakni tangan-tangan dan 9 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
tubuh manusia, yang sekaligus menjelaskan sudah diciptakannya tarian. Objek yang lain, yakni binatang melata, ikan, burung, perahu dan bentuk-bentuk geometris sebagai wujud perlambangan. Demikian halnya ketika kebudayaan manusia berangsur lebih maju, dimana kehidupan manusia mulai berjalan dan kemudian ditransmisi-kan secara turun temurun, maka sampailah pada suatu 7 kehidupan yang bersifat tradisional. Kesenian diciptakan untuk menyampaikan pesanpesan moral yang disebarkan secara terusmenerus dan diulangulang agar kolektivitas sosial mereka tetap berlangsung. Karyakarya seni hias, ukuran yang didalamnya penuh dengan simbol-simbol moral dan nasehat terus diproduksi dan diterapkan dalam berbagai tanda, baik benda pakai ataupun murni termasuk untuk peralatan upacara keagamaan. Sementara ketika kebudayaan masyarakat telah mencapai masa kejayaan, sehingga kesenian yang diciptakan juga telah mencapai puncak prestasi, maka dikenalah dengan seni klasik. Seni rupa klasik adalah kesenian yang dilihat dari nilainya telah 10 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
mencapai tahapan tertinggi dalam masyarakat bersangkutan. Hal tersebut tampak dari produk-produk yang dihasilkan ataupun dari segi penataan wujud karya tersebut yang rumit memperlihatkan adanya keahlian yang khusus. Dalam hal ini kesenian senantiasa mengiringi perjalanan kehidupan manusia, termasuk pesanpesan yang terdapat dibalik kesenian. Sementara kehidupan manusia yang terus berkembang dan kemudian berakulturasi dengan kebudayaan dari luar (Eropa) telah menjadikan kebudayaan clan kehidupan manusia menjadi modern. Kesenian tidak lagi tertumpu pada kelektivitas, melainkan pada individu-individu tertentu yang mempunyai kemampuan khusus. Kekhususan inilah yang menjadikan jenis karya seni rupa lebih bervariasi dan menjadikan pencipta seni sebagai pekerjaan yang profesional. Para pencipta seni yang profesional itu semakin memacu kemampuannya dengan eksperimeneksperimen yang kernudian melahirkan kreativitas. Semangat berkesenian mereka didorong oleh semangat penciptaan yang baru, sehingga penemuanpenemuan dalam kaidah karya terus tercipta yang 11 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001
diekspresikan kedalam bentuk gaya dan aliran dalam seni rupa. dll.betapa membosankannya ini. hidup D. Fungsi Karya Seni Bila kita perhatikan, setiap manusia kapan pun dan dimana pun adanya kecuali dalam keadaan tidur, senantiasa bersentuhan dengan karya seni. Begitu sering dan akrabnya berhubungan dengan karya seni rupa hingga sudah dianggap biasa dan tidak dipandang aneh lagi untuk dirasakan. Coba bayangkan seandainya kita menonton televisi, berpakaian yang bagus, rumah yang tidak ditata dengan balk, melihat taman-taman yang indah, Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa karya seni rupa ikut serta menjadikan kehidupan ini lebih balk. Sebab dalam kenyataan karya seni pada dasarnya bertujuan agar kehidupan manusia menjadi lebih balk. Untuk itulah karya seni senantiasa diciptakan oleh manusia dimana pun dan kapan pun sekalipun oleh masyarakat yang kebudayaannya masih sederhana. Karya seni rupa ketika kebudayaan masih awal memang sangatlah sederhana. Demikian juga dengan fungsi dan 12 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.3 Agustus 2001