Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

Pengolahan awal metode magnetik

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016

BAB III DASAR TEORI. permeabilitas medium magnetik (untuk ruang hampa µ = 1). per satuan muatan P1 didefenisikan sebagai kuat

III. TEORI DASAR. Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya magnetik

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer.

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

TEORI DASAR. batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet.

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu?

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

OLEH : S I S W O Y O, S.Si MAHMUD YUSUF,ST MUHAMAD SANUSI,S.Si 1

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

BAB III METODE PENELITIAN

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

d) Dipol magnet merupakan sebuah magnet dipol, akselerator partikel, magnet yang dibangun untuk menciptakan medan magnet homogen dari jarak tertentu.

Bahan Magnetik. oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

KEMAGNETAN. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam. Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet.

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

KEMAGNETAN. Magnet. Dapat dibedakan menjadi. Cara membuat bentuk Cara membuat

Inisiasi 3 (MAGNET LISTRIK)

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

MAGNETISME 2.1 Pengertian Magnet

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Gaya Lorentz. Disusun Oleh : 1. Deri Febrianto (A1E011053) 2. Esra Lenni Waty (A1E011057) 3. Faiza Maizora (A1E011073)

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

Bahan Listrik. Bahan Magnet

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

BAB III SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

MAGNETAN MENENTUKAN MEDAN MAGNET BUMI PADA PERCOBAAN MEDAN MAGNET DI SEKITAR KAWAT BERARUS

KEMAGNETAN. Setelah mempelajari topik ini Anda dapat :

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENDA MAGNET

Fisika Umum (MA 301) To T p o ik h ari r i ni: Ke K ma m gnetan

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

VII. Kemagnetan. Kemagnetan 153

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

APLIKASI METODE MAGNETIK UNTUK MELOKALISASI TARGET ZONA MINERALISASI EMAS DI DAERAH X

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

Pendalaman Materi IPA Fisika SMP/MTs KEMAGNETAN. Disusun dan disajikan sebagai materi PLPG tahun Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

IR. STEVANUS ARIANTO 1

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

ELEKTROMAGNETIKA. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007

Induksi Elektromagnet

BAB I PENDAHULUAN I.1.

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

Transkripsi:

GEOMAGNETIK

Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet pada batuan yang timbul karena pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan itu terbentuk. Kemampuan suatu batuan untuk dapat termagnetisasi sangat dipengaruhi oleh faktor susceptibilitas batuan. Objek pengamatan dari metode ini adalah benda yang bersifat magnetik, dapat berupa gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan tertentu. Metode ini dapat,dipakai sebagai preliminary survey untuk menentukan bentuk geometri dari bentuk basement, intrusi dan patahan.

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1 dan m 2 maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah : 1 m1m µ r F = 2 dimana : µ = permeabilitas magnetik suatu medium 2 r F = gaya magnetik pada m 2 r = vektor satuan berarah dari m 1 ke m 2

SUSCEPTIBILITAS : k Susceptibilitas merupakan derajat termagnetisasinya suatu benda karena pengaruh medan magnetik. k dalam satuan SI dan emu dinyatakan sebagai : k = 4n k'. Dengan : k' adalah susceptibilitas magnetik dalam satuan emu dan k adalah susceptibilitas magnetik dalam satuan SI. Nilai susceptibilitas ini sangat berperan penting dalam ekplorasi anomaly, karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. KUAT MEDAN MAGNET : H Kuat medan Magnetik pada suatu titik dengan jarak r darimuatannya dapat dinyatakan sebagai : m µ r 1 H = 2 r

INTENSITAS MAGNETIK Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet dengan kuat medan H, maka akan terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut yang besarnya diberikan oleh : M = k H M biasa disebut juga sebagai Intensitas Magnetisasi dan k adalah kerentanan magnetik yang merefleksikan sifat kemagnetan suatu benda atau batuan. INDUKSI MAGNETIK Adanya medan magnetik regional yang berasai dari bumi dapat menyebabkan terjadinya induksi magnetik pada batuan yang mempunyai susceptibilitas baik. Total medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai induksi magnetik.

Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer adalah medan magnet induksi termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh persamaan : B = µ H + M ) = µ (1 k) H 0 ( 0 + dimana : µ = permeabilitas magnetik ruang hampa µ = (1 + k) = permeabilitas magnetik relatif. persamaan diatas dapat dituliskan juga dalam bentuk : B = µ 0 µh. Persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dan luar bumi diabaikan, medan magnet total yang terukur oleh magnetometer di permukaan bumi adalah penjumlahan dari medan bumi utama H dan variasinya (M). Dengan M merupakan anomali magnet dalam eksplorasi magnetik.

MAGNETISASI BUMI Medan magnet bumi dapat diasumsikan sebagai medan magnet akibat adanya batang magnet raksasa yang terletak di dalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan sebagai vector yang mempunyai besaran dan arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi (besar sudut penyimpangan terhadap arah utara - selatan geografis) dan inklinasi (besar sudut penyimpangan terhadap arah horisontal). Kuat medan magnet bumi sebagian besar berasal dari dalam bumi sendiri (94%) atau internal field, sedangkan sisanya (6%.) ditimbulkan oleh arus listrik di permukaan dan pada atmosfir (external field).

SIFAT MAGNETIK BATUAN Setiap jenis batuan yang terdapat di bumi, yang mempunyai suatu medan magnet, akan mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik. Dan dengan mempelajari karakter spesifik tersebut, maka kita akan lebih mudah dalam mencari dan menemukan bahan batuan tersebut. Berikut ini pengelompokan batuan atau mineral berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukan oleh kerentanan magnetiknya : Diamagnetik : Mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan Diamagnetik : Mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan sangat kecil artinya ialah memiliki sitat magnetik yang lemah Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt. Paramagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang kecil. Contoh nya : kapur. Ferromagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/ paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang.