PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

KOMPLEK PERUM DAMRI TERPADU DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

CONVENTION HALL DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Karya Arata Isozaki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara Adi Soemarmo

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

yang lebih luas1 Dari sarana transportasi udara tersebut, komunikasi dengan bangsa lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi memiliki peran penting dalam suatu negara yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. (diakses tanggal 20 april 2014 di rumah) 2 Dinas Tata Kota dan Wilayah kabupaten Bima.

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

HOTEL TRANSIT DI KAWASAN BANDARA SOEKARNO - HATTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CITY HOTEL DENGAN FASILITAS MICE di SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : YURIATIKA BHARLY NIM. L2B 002 182 Periode 95 April 2006 Agustus 2006 Kepada : JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal objek wisata, misalnya objek wisata Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan masih banyak objek wisata yang lainnya yang tentunya menarik minat wisatawan domestik maupun manca negara untuk datang ke kota Yogyakarta. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Berada di bibir pantai selatan, DIY dikelilingi wilayah Propinsi Jawa Tengah di ketiga sisinya yang lain. Dengan jumlah penduduk sekitar 3,5 juta jiwa pada tahun 2005, Propinsi DIY merupakan salah satu propinsi terpadat di Indonesia. Wilayah paling padat adalah Kota Yogyakarta dengan kepadatan lebih dari 12.000 orang tiap kilometer persegi. Angka pertumbuhan penduduk propinsi berkisar antara 0,5 1% tiap tahun. Angka pertumbuhan negatif terjadi di wilayah kota Yogyakarta sebesar minus 0,8% pertahun sejak tahun 2000. penurunan ini dikarenakan tingkat hunian kota yang semakin sempit, sehingga mendorong penduduk bermukim di luar kota Yogyakarta menuju wilayah kabupaten Bantul dan Sleman. Kota Yogyakarta mengalami peningkatan pengguna dalam hal jasa penggunaan alat transportasi udara didukung meningkatnya volume penerbangan Bandara Adisutjipto Yogyakarta ke berbagai daerah yang semula hanya 22 kali penerbangan sehari menjadi 40 kali penerbangan dalam sehari semenjak dikembangkannya bandara Adisutjipto menjadi bandara Internasional pada akhir tahun 2003. Kepala Cabang PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Bambang Sugito membenarkan pergerakan pesawat dan arus penumpang di Bandara Adisutjipto sudah sangat padat. Sejak dibukanya Bandara itu sebagai bandara internasional tahun 2003 akhir, pada tahun 2004 jumlah penumpang yang dilayani sebanyak 2.080.002 orang untuk melayani jumlah penumpang sebesar itu diperlukan luas terminal 13.297 m (berdasarkan analisis kebutuhan luas terminal metode JICA), pada tahun 2005 jumlah penumpang yang dilayani sebanyak 2.522.485 orang untuk melayani jumlah

penumpang sebesar itu diperlukan luas terminal 16.591 m sedangkan pada saat ini luas terminal yang ada hanya 5.904,81 m saat ini perusahaan penerbangan yang melayani dan diberi izin untuk rute internasional dari Bandara Adusutjipto hanya Garuda Indonesia. Perusahaan BUMN itu melayani Yogyakarta Kuala Lumpur dan Yogyakarta Singapura yang dilayani tiga kali dalam seminggu. Selain itu ada sedikitnya 11 penerbangan berjadwal domestik yang terbang ke Yogya. Ke-11 penerbangan itu adalah : Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Adam Air, Mandala Airlines, Batavia Air, Lion Air, Pelita Air Services, Deraya, Kalimantan Star Air, dan Bouraq. Sekwilda DIY menjelaskan bandara yang ada sekarang di Yogyakarta yakni Bandara Adisucipto dinilai sudah tidak lagi bisa menampung frekuensi penerbangan dan arus penumpang yang meningkat tajam kedaerah ini selama tiga tahun terakhir, sementara Bandara Adisucipto juga dipakai oleh TNI AU untuk lokasi latihan penerbangan. Peningkatan permintaan jasa transportasi udara memerlukan pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana bandar udara, baik untuk kepentingan pesawat terbang maupun kepentingan penumpang dan barang. Peningkatan sarana dapat berupa peningkatan kapasitas pesawat terbang yang beroperasi dan peningkatan prasarana berupa sisi udara (air side) maupun sisi darat ( land side). Pengembangan Bandara Adisucipto ini menindaklanjuti rencana kerjasama regional dalam wilayah operasi bandara yang meliputi kawasan segitiga Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar) yang memiliki potensi di sektor pariwisata, industri, pertanian, dan peternakan. Karena Bandara Adisucipto merupakan salah satu simpul penting dalam pengembangan kawasan Joglosemar, maka pengembangan bandara bandara ini diharapkan akan dapat memberikan keuntungan bagi bandara itu sendiri dan juga bagi kawasan Joglosemar. Bentuk lain dari kerjasama yang sedang dirintis oleh Departemen Perhubungan saat ini adalah pembuatan jalur rel kereta double-track yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo untuk melayani pemenuhan kebutuhan angkutan wisata, bisnis, dan untuk keprluan regular, sehingga nantinya Bandara Adisucipto dapat diakses langsung oleh para penumpang kereta api dari Stasiun Tugu

Yogyakarta dan dari Stasiun Balapan Solo mengunakan kereta api Prambanan Express kelas Eksekutif. Dengan demikian antara Bandara Adisucipto dengan Bandara Adisumarmo akan memiliki akses tersendiri dengan fasilitas jalur kereta api Double track. Dengan pengembangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan perkembangan kawasan regional Yogyakarta Solo. Dengan adanya hal diatas menyebabkan terminal penumpang yang telah ada saat ini yaitu Bandara Adisucipto dianggap tidak mencukupi untuk memenuhi pelayanan dalam bidang transportasi udara, hal ini dikarenakan fasilitas yang telah ada tidaklah sebanding dengan kebutuhan saat ini dan sudah barang tentu yang akan datang, baik fasilitas utama bandara maupun fasilitas pendukungnya. Dari data yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang signifikan seperti pada tahun 2003 jumlah penumpang yang berangkat sebesar 125.066 penumpang kemudian pada tahun 2004 meningkat menjadi 158.043 penumpang, demikian pula dengan kedatangan, pada tahun 2003 kedatangan berjumlah 126.811 penumpang, pada tahun 2004 meningkat pesat menjadi 167.823 penumpang. Namun semua itu tidak didukung dengan Bangunan Termianal yang memadai, hal itu bisa dilihat jika terjadi jam jam puncak penerbangan. Meluapnya calon penumpang pesawat di terminal semakin menambah suasana kurang nyaman Terminal Bandara terutama untuk parkir, ruang tiket, ruang check-in, ruang tunggu, dan ruang pemeriksaan keamanan. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara International Adisucipto nanatinya harus memperhatikan segi perluasan kapasitas ruang, kelengkapan fasilitas maupun kualitas arsitekturnya. Dengan melihat perkembangan data tersebut membuktikan bahwa moda transportasi udara khususnya dunia penerbangan ternyata semakin banyak diminati. Ditinjau dari segi efisiensi waktu dan kenyamanan, transportasi udara memang menjadi salah satu alternatif sarana transportasi yang ada. Semua itu tidak lepas dari sistem pelayanan, keamanan, waktu dan kenyamanan yang diberikan oleh bandara. Keberadaan Bandara juga merupakan tolok ukur dari suatu wilayah secara keseluruhan. Untuk itu keberadaan bandara harus bisa menjadi cermin kondisi wilayah tersebut. Kedudukan Bandara khususnya Terminal Penumpangnya merupakan faktor penting bagi perkembangan dan pertumbuhan perekonomian

sebuah daerah. Potensi pada suatu wilayah membuka peluang bagi kedatangan para wisatawan dan investor dalam maupun luar negeri. Adanya gempa 5,9 skala Richter yang menimpa Yogya dan sekitarnya pada tanggal 27 mei 2006, juga menghancurkan beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Bandara Adisucipto, terutama fasilitas bagi kedatangan domestik yang rusak parah, sehingga redesain Bandara Adisucipto dibutuhkan segera. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN Tujuan Tujuan pembahasan ini adalah menciptakan alternatif pemecahan dari suatu desain terminal penumpang Bandar Udara Domestik dan Internasional yang mampu menjawab tuntutan perkembangan, situasi, dan kondisi lingkungan yang berkesinambungan pada masa yang akan datang, serta mewujudkan rencana pengembangan Bandara adisucipto yang direncanakan oleh Angkasa Pura I. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah agar Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini dapat tersusun sehingga dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam desain grafis arsitektur Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta 1.3 MANFAAT Secara Subyektif Manfaat penulisan LP3A secara subyektif adalah memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir sebelum menuju DGA pada Jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Manfaat subyektif lain yang dapat diambil adalah bahwa LP3A akan digunakan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam DGA (Desain Grafis). Secara Obyektif Manfaat penulisan LP3A secara obyektif adalah dapat bermanfaat sebagai masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir, selain

itu LP3A ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Propinsi DIY dan pihak pihak yang berkepentingan pada pengembangan daerah tersebut. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN Ruang Lingkup Substantial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan Pengembangan terminal Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta adalah bangunan tunggal dan lebih terfokus dengan terminal building domestik dan Internasional dengan integritas arsitektur sebagai wadah yang dapat mengakomodai, melengkapi, dan menunjang kegiatan penumpang dan pengunjung, pelayanan transportasi udara serta kebutuhan penumpang di Bandar udara. Ruang Lingkup Spatial Secara administratif lokasi perencanaan termasuk di desa Manguwoharjo Kecamatan Depok yang masih di dalam wilayah administratif Kabupaten Sleman. Luas lahan Bandar Udara Adisucipto adalah 46,86 hektar, lokasi Bandara Adisucipto terletak ±9 km dari pusat kota Yogyakarta, dan berada pada posisi 07 47 S dan 110 26 E dengan ketinggian rata - rata 197 m diatas permukaan air laut. Bandar udara ini termasuk salah satu bandara yang dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura I. 1.5 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan menguraikan semua masalah dan keadaan, kemudian dianalisis faktor kuantitatif dan kualitatif secara sistematis sesuai ilmu arsitektur untuk memperoleh pemecahan yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan Pengembangan terminal Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta. Adapun langkah langkah pengambilan datanya adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data primer 1. observasi lapangan

Dengan mengumpulkan data yang ada dilapangan khususnya menyangkut pengembangan Terminal Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta serta hal hal lainnya. 2. wawancara Dengan mengadakan wawancara terhadap pihak pihak terkait. b. Pengumpulan data sekunder Diperoleh dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dari buku buku, majalah dan sumber lain yang terkait dengan judul dan permasalahan yang diperoleh dari perpustakaan setempat, kantor kantor pemerintah, dan instansi terkait lainnya. 1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pembahasan masalah disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan alur pikir. TINJAUAN UMUM Menguraikan tentang landasan teori mengenai bandar udara, dan tinjauan mengenai terminal penumpang. TINJAUAN TERMINAL BANDAR ADISUTJIPTO Berisi mengenai tinjauan umum kota Yogyakarta, tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Adisutjipto, dan kesimpulan studi banding terminal penumpang di beberapa bandar udara KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang kesimpulan, batasan dan anggapan setelah mengerti permasalahan pada bab sebelumnya yang berfungsi membatasi pembahasan.

BAB V BAB VI PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang aspek fungsional (pelaku, jumlah penumpang, jumlah pengelola, jumlah pengunjung, pendekatan aktivitas, pendekatan kebutuhan ruang, pendekatan program ruang), aspek kontekstual, aspek pencitraan (penekanan desain), aspek teknis, dan aspek kinerja. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang program dasar perancangan dan konsep dasar perancangan serta penekanan desain.