STRUKTUR FRASA AJEKTIVA PADA EDITORIAL MEDIA INDONESIA. Ade Barkah. Abstract. secara terampil dalam penyampaian informasi, opini dan hiburan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAHASA INDONESIA TEKS IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

EUFEMIA HOTEL PRODEO PADA BERITA KETIKA ANGIE CEK GIGI DAN NYALON DI HOTEL PRODEO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jurnalistik dalam bahasa Inggris disebut Journalistics yang secara harfiah

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory),

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

Transkripsi:

STRUKTUR FRASA AJEKTIVA PADA EDITORIAL MEDIA INDONESIA Ade Barkah Abstract Secara tidak langsung, surat kabar menjadi sarana pembinaan bahasa. Kekuatannya terletak pada kesanggupan penggunaan bahasa secara terampil dalam penyampaian informasi, opini dan hiburan. Sarana yang digunakan oleh surat kabar tersebut adalah bahasa tulis. Sebagai seorang penulis, seorang jurnalis harus terampil berbahasa. Dalam penulisan berita di media cetak, ada bahasa tertentu yang digunakan, yaitu bahasa jurnalistik. Bahasa pers atau jurnalistik ialah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu : singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. (Sumadirta, 2006:5) Sifat-sifat itu harus harus dipenuhi oleh bahasa jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Berbagai aturan dalam bahasa jurnalistik tersebut, bertujuan agar tulisan mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya oleh pembaca. Kalimat bervariasi yang dimaksudkan dapat dimulai dengan penggunaan frasa. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai struktur frase, khususnya ajektiva., pada Editorial Media Indonesia.

Kata Kunci : Struktur Bahasa, Frasa Ajektiva PENDAHULUAN Komunikasi merupakan interaksi yang dilakukan oleh manusia untuk mengutarakan suatu niat, makna, atau keinginan yang kompleks. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan semakin tinggi, hal ini seiring dengan perkembangan alat komunikasi massa yang semakin berkembang. Pemerintah pun telah memberikan kebebasan kepada setiap warga negaranya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik. Hal ini tertuang dalam UUD 1945. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.( UUD 1945 pasal 28F ) Surat kabar adalah salah satu alat komunikasi massa yang paling sering dijumpai. Kapanpun, dimanapun kita bisa mendapatkan informasi dengan mudah dari surat kabar atau koran yang saat ini telah dapat mudah di dapat. Sekian tahun lalu keberadaan koran di anggap segera berakhir. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi. Kalau pun bisa bertahan setelah adanya televisi, koran dinilai tidak akan banyak

berpengaruh lagi. Pandangan ini memiliki alasan, karena banyak koran di kota-kota besar yang gulung tikar. Namun sejak tahun 1970-an, koran terbukti mampu bertahan. Secara tidak langsung, surat kabar menjadi sarana pembinaan bahasa. Kekuatannya terletak pada kesanggupan penggunaan bahasa secara terampil dalam penyampaian informasi, opini dan hiburan. Sarana yang digunakan oleh surat kabar tersebut adalah bahasa tulis. Oleh sebab itu, berbicara mengenai bahasa surat kabar, berarti bicara mengenai bahasa tulis. Apabila bahasa yang digunakan oleh jurnalis adalah bahasa yang baik dan terpelihara, tentu pengaruh terhadap pembaca pun akan baik. Namun, untuk dapat mencapai tujuan penulisannya tersebut juga tidak dapat dikatakan mudah. Sebagai seorang penulis, seorang jurnalis harus terampil berbahasa. Dalam penulisan berita di media cetak, ada bahasa tertentu yang digunakan, yaitu bahasa jurnalistik. Bahasa pers atau jurnalistik ialah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu : singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. (Sumadirta, 2006:5) Sifat-sifat itu harus harus dipenuhi oleh bahasa jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Selain itu, kalimat dalam bahasa jurnalistik juga harus efektif. kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. (Rohmadi, 2011:78) Suatu kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki ciri-ciri kalimat efektif.

Ciri dari kalimat efektif antara lain pola kalimat yang gramatikal, pilihan kata yang tepat, menghindari pemakaian kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, mengutamakan kata-kata lugas, menggunakan kalimat padu, menekankan kalimat tidak goyah, menyukai kalimat hemat, dan menganjurkan pemakaian kalimat yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan (Sumadirta, 2011:7) Berbagai aturan dalam bahasa jurnalistik tersebut, bertujuan agar tulisan mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya oleh pembaca. Kalimat bervariasi yang dimaksudkan oleh Yohanes, bisa dimulai dengan penggunaan frasa. Frase adalah satuan sintaksis yang tersusun dari dua buah kata atau lebih, yang didalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2008:210)Frase menurut kelas katanya dibagi menjadi : (1) frase Verbal (2) frase adjektiva (3) frase nominal (4) frase preposisi, dan frase adverbial. Frasa dapat ditulis pada awal kalimat, bisa juga di simpan ditengah atau pada akhir kalimat, antara lain untuk memberi penekanan serta mengusik perhatian atau khalayak pembaca. Bahasa jurnalistik sebaiknya tidak menggunakan frasa yang panjang pada awal paragraf atau teras berita. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai struktur frase, khususnya ajektiva. Frase ajektiva merupakan gabungan antara ajektiva dan komponen lainnya. Jadi induk frasa itu adalah kata sifat atau ajektiva,

sedangkan komponen lain yang membentuk frasa tersebut berfungsi sebagai penjelas atau modifikator (Rahardi, 2005:69). KAJIAN TEORI 1. Frasa Frasa adalah kesatuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam kontruksi itu ( Keraf,1991:175). Frasa adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan, dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat ( subjek, predikat, objek atau keterangan ) (Chaer, 2006:301). Penggabungan dua buah kata atau lebih menjadi satu kesatuan adalah dengan maksud untuk menampung konsep makna yang lebih khas atau lebih lebih tertentu yang tidak dapat diwujudkan dengan sebuah kata saja. Secara teoritis, penggabungan kata ini selalu dilakukan terhadap dua buah unsur. Sebagai contoh, frasa kemaren sore lebih tertentu maknanya dari pada kemarin. Jadi, dari pendapat tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa frasa adalah penggabungan dua buah kata atau lebih yang bertujuan untuk membuat makna yang lebih khas dan lebih mudah dipahami.

2. Macam-macam Frasa Sebagai pengisi fungsi-fungsi sintaksis, frasa juga memilki kategori. Maka dikenal adanya frasa nominal, yang mengisi fungsi S atau fungsi O, adanya frasa verbal yang mengisi fungsi P, adanya frasa ajektiva yang mengisi fungsi P, dan adanya frasa preposisional yang mengisi fungsi keterangan. Disamping itu ada pula frasa numerial dan frasa adverbial. Dilihat dari hubungan kedua unsurnya dikenal adanya frasa koordinatif dan subordinatif. Frasa koordinatif adalah frasa yang kedudukan kedua unsurnya sederajat. Sedangkan frasa subordinatif adalah frasa yang ditandai dengan adanya salah satu dari konstituen yang bertindak sebagai inti dari konstruksi ( keraf, 1991:175) Dilihat dari kedudukannya frasa terbagai atas beberapa macam, yaitu : a) frasa nominal koordinatif (FNK) b) frasa nominal subordinati ( FNS ) c) frasa verbal koodinatif ( FVK) d) frasa verbal subordinatif (FVS) e) frasa adjektiva koordinatif ( FAK) f) frasa adjektiva subordinatif ( FAS) Penyusunan Frasa Adjektiva (FA) Frasa ajektiva adalah frasa yang mengisi atau menduduki fungsi predikat dalam sebuah klausa ajektiva. Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya, dibedakan adanya frasa ajektiva koordinatif ( FAK ) dan frasa ajektiva subordinatif (FAS).

a. Penyusunan Frasa Ajektiva Koordinatif ( FAK ) 1). Dua buah kata berkaregori ajektiva yang merupakan anggota dari antonim relasional dan memiliki makna gramatikal pilihan, sehingga di antara kedua dapat disisipkan kata atau. Contoh : baik buruk 2). Dua buah kata berkategori ajektiva yang merupakan anggota dari pasangan bersinonim, dan memiliki makna gramatikal sangat. Contoh: tua renta 3). Dua buah kata berkategori ajektiva yang maknanya sejalan tidak bertentangan dan memiliki makna gramatikal himpunan sehingga di antara keduanya dapat disisipkan kata dan. Contoh : bulat panjang 4). dua buah kata berkategori ajektiva yang maknanya tidak sejalan (bertentangan) dan memiliki makna berkebalikan sehingga di antara kedua unsurnya harusnya disisipkan kata tetapi. Contoh : murah tetapi bagus b. Penyusunan Frasa Ajektiva Subordinatif (FAS) Frasa ajektiva subordinatif dapat disusun dengan struktur A + N, Adv + A, dan A + Adv. Aturannya sebagau berikut : 1). FAS yang berstruktur A + N dan memiliki makna gramatikal seperti apabila unsur pertama berkategori ajektiva dan memiliki komponen makna (+warna) dan unsur kedua

berkategori nomina dan memiliki komponen makna (+perbandingan); sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti warna. Contoh :Merah darah 2). FAS yang berstruktur A + A memiliki makna gramatikal jenis warna dapat disusun dari : a. Unsur pertama berkategori ajektiva dan memiliki komponen makna (+warna) dan unsur kedua berkategori ajektiva dan berkomponen makna (+cahaya). Contoh :Merah terang b. Unsur pertama berkategoti ajektiva dan memiliki komonen makna (+warna), sedangkan unsur kedua berkategori ajektiva dan berkomponen makna (+warna) dan (+benda). Contoh : Putih kebiru-biruan 3). FAS yang berstruktur A + V dan bermakna gramatikal untuk dapat disusun apabila unsur pertama berkategori ajektiva dan memiliki komponen makna (+sikap batin), sedangkan unsur kedua berkategori verba dan memiliki komponen makna (+tindakan) atau (+kejadian). Contoh :Berani datang 4). FAS yang berstruktur Adv + A dan memiliki makna gramatikal ingkar dapat disusun apabila unsur pertama berkategori adverbia yang berkomponen makna (+ingkar) dan unsur yang kedua berkategori ajektiva dan

berkomponen makna (+keadaan) atau (+sikap batin). Contoh : Tidak takut Adverbia ingkar bukan dapat juga mendampingi ajektiva kalau frasa ajektiva itu didikuti oleh klausa pembetulan. Contoh : Bukan hijau ( melainkan biru ) 5). FAS yang berstruktur Adv + A dan bermakna gramatikal derajat dapat disusun bila unsur pertama berkategori adverbia dan berkomponen makna (+derajat) atau (+ tingkat); sedangkan unsur kedua berkategori ajektiva dan berkomponen makna (+keadaan) atau (+sifat). Contoh : Sangat indah 6). FAS yang berstruktur A +A dv dan bermakna gramatikal sangat atau tingkat superlatif dapat disusun apabila unsur pertama berkategori ajektiva dan bermakna gramatikal (+keadaan); sedangkan unsur kedua berkategori adverbia dan berkomponen makna (+paling) dalam bentuk kata sekali. Contoh: Indah sekali Frasa Ajektiva Bermakna Idiomatik Ada sejumlah frasa ajktiva bermakna idiomatik berstruktur A + N. Sebagai sebuah idiom konstruksi frasa ini tidak bermakna leksikal maupun gramatikal. Jadi, tidak dapat disusun baru. Contoh : keras kepala

3. Media Massa Dewasa ini media massa semakin memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Aktivitas media massa dalam menyampaikan peristiwa sering memberi dampak yang signifikan bagi masyarakat. Dalam hal ini media bukan hanya menjadi sumber informasi, melainkan juga sering menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat. Karena selain menjadi sumber informasi juga memiliki banyak fungsi lain. fungsi pokok media massa antara lain : 1). News making (pemberitaan), 2) Interpretation (interpretas), media massa akan menganalisis dan memberikan penilaian terhadap kejadian-kejadian, 3). Socialization (sosialisasi), 4). Persuasi, dan 5). Agenda setting, yakni media massa menentukan apa-apa yang berkenaan dengan isuisu penting, mendefinisikan masalah serta mengajukan saran pemecahan masalah ( Rohmadi, 2011:19) Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Akan tetapi, surat kabar tetap menjadi media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat masa kini ditengah kemajuan alat media komunikasi yang semakin canggih. Hal ini dikarenakan surat kabar memiliki beragam fungsi dan karakteristik yang khas.

Surat kabar memiliki karakteristik sebagai berikut : 1). Publisitas, yaitu pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar diberbagai tempat. 2). Periodesitas, menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan atau bulanan. 3). Universalitas, yaitu menunjuk kepada kesmestaan isinya yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. 4.) aktualitas, yang berarti kini dan keadaan sebenarnya.5). Terdokumentasikan. Dari berbagai fakta yang diisajikan surat kabar dalam bentuk berita atu artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh beberapa pihak tertentu penting untuk diarsipkan, atau dibuat kliping ( Ardianto, 2004:104) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa surat kabar merupakan salah satu media massa yang memiliki berbagai fungsi yang dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, hiburan, memberikan wawasan dari berbagai macam peristiwa yang ada di sekitar kehidupan masyarakat. 4. Editorial Editorial yang memuat kebijakan redaksi dalam menyikapi peristiwa tertentu di masyarakat disebut opini ( Kurnia, 2002 : 277). Edditorial atau tajuk rencana merupakan opini atau pandangan umum surat kabar terhadap isu-isu penting yang penulisannya dibuat secara bergiliran oleh wartawan maupun redaksi ( Rohmadi, 2011:65) Bentuk esai opini banyak di tujukan pada upaya mengarahkan atau mengemukakan opini publik. Di lain pihak, esai opini kadang di sampaikan untuk mengatasi

kebekuan berpikir di kalangan masyarakat. Mengingat hal tersebut, bentuk penyampaian opini esai tidak bersifat propaganda, tetapi lebih bersifat public speaking. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi, atau keadaan. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu yaitu : penggunaan struktur frasa ajektiva dalam editorial Media Indonesia. Pelaksanaan penelitian deskriptif dimulai dengan perumusan masalah, pengumpulan data dan analisis data, perumusan kesimpulan dan penyusunan laporan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Data penelitian ini adalah struktur frasa ajektiva yang terbit selama lima belas hari penerbitan yaitu koran Media Indonesia pada tanggal yang berbeda. Berdasarkan tabel kerja diperoleh informasi bahwa dari 15 editorial Media Indonesia yang dijadikan penelitian terdapat 67 paragraf, 81 kata frasa yang merupakan frasa ajektiva. Didalam analisis ini terdapat 4 macam frasa ajektiva, dengan rincian sebagai berikut:

Terdapat Frasa Ajektiva Koordinatif (FAK) makna yang terdapat dari struktur FAK ini menyatakan Frasa Ajekiva Suboordinatif (FAS) berstruktur A+N, A+A, A+V, A+Adv dan Adv +A. Frasa Ajektiva Idiomatik (FAI), dan Perluasan Frasa Ajektiva.Dari jumlah 81 frasa ajektiva, terbagi atas 4 yaitu 18 buah frasa Ajektiva Koordinatif ( FAK) atau 22.22%, 57 buah Frasa Ajektiva Subordinatif (FAS) atau 69,14 yang terbagi atas 5 struktur yaitu 0 A+N, 0 A+A, 6 A+V atau 7.40 %, 51 Adv+A atau 62,96, dan 0 A+ Adv atau 0 %, 3 buah Frasa Ajektiva Idiomatik (FAI) atau 3.70 % dan 3 buah Perluasan Frasa Ajektiva atau 3.70 %. b. Pembahasan 1. Media Indonesia, edisi selasa, 01 Mei 2012 Judul editorial Angelina Sondakh dan Justice Collabolator Tentu saja tawaran itu tidak gratis. Frasa ajektiva pada kalimat pertama terdapat satu frasa ajektiva. Tidak gratis merupakan frasa ajektiva subordinatif ( Adv+A) dengan kata pertama berkomponen makna ingkar,dan kata kedua berkomponen makna keadaan, dengan unsur (+ingkar)+ (keadaan). Jaksa KPK menuntut Agus paling ringan dengan 1,5 tahun penjara. Frasa ajektiva pada kalimat kedua terdapat satu frasa ajektiva. paling ringan merupakan FAS berstruktur Adv+A. Kata pertama

sebagai (Adv) bermakna derajat atau tingkat, dan kata kedua merupakan (A) yang bermakna sifat...mestinya malu bila tidak mau membuka keterlibatan para penerima aliran dana dari proyek di dua kementrian itu. Frasa ajektiva pada kalimat ketiga terdapat satu frasa ajektiva. tidak mau merupakan FAS berstruktur Adv+A bermakna ingkar, kata pertama merupakan komponen makna (+ingkar) dan kata kedua merupakan komponen makna (+sikap batin) Tawaran justice collabolator kepada Angie mestinya hanya untuk lebih memperkuat informasi yang telah dimiliki KPK. Frasa ajektiva pada kalimat keempat terdapat satu frasa ajektiva. lebih memperkuat merupakan FAS yang berstruktur Adv+A bermakna derajat. Kata pertama merupakan komponen makna derajat, sedangkan kata kedua berkomponen makna sifat. 2. Media Indonesia, edisi Rabu, 02 Mei 2012 Judul editorial Teror BBM Bersubsidi Selain tidak efektif, opsi itu jelas diskriminatif. Frasa ajekiva pada kalimat pertama terdapat dua frasa ajektiva. tidak efektif merupakan frasa ajektiva subordinatif yang berstruktur Adv+A bermakna ingkar. Kata pertama merupakan komponen makna ingkar, dan kata kedua merupakan komponen makna keadaan. Kata jelas diskriminatif merupakan frasa ajektiva subordinatif

(Adv+A) yang bermakna derajat. Kata pertama merupakan komponen makna derajat, sedangkan kata kedua merupakan konponen makna sifat. Dengan demikian, kebijakan yang paling cepat bisa diambil dan diterapkan ialah mengeluarkan larangan konsumsi premium bagi kendaraan pemerintah BUMN dan BUMD. Frasa ajektva pada kalimat kedua terdapat satu frasa ajektiva. paling cepat merupakan frasa ajektiva subordinatif (Adv+A) bermakna derajat. Kata pertama berkomponen makna derajat sedangkan kata kedua berkomponen makna sifat....trayek kendaraan yang mengangkut karyawan, mau tidak mau harus diperpendek karena BBM yang ada tidak mencukupi. Frasa ajektiva pada kalimat ketiga terdapat satu frasa ajektiva. tidak mencukupi merupakan frasa ajektiva subordinatif (Adv+A) bermakna ingkar. Kata pertama berkomponen makan ingkar, dan kata kedua berkomponen makna keadaan. Celakanya, pemerintah gemar melontarkan wacana kebijakan tanpa arah yang tegas dan meyakinkan. Frasa ajektiva pada kalimat keempat terdapat satu frasa ajektiva. tegas dan meyakinkan merupaka frasa ajektiva koordinatif bermakna

himpunan, karena kata pada frasa tersebut sejalan dan tidak bertentangan.. SIMPULAN Setelah diadakan penelitian yang disertai dengan data dan dengan tujuan menganalisis penggunaan struktur frasa ajektiva pada editorial Media Indonesia, maka hasil yang diperoleh adalah 15 editorial yang dijadikan objek penelitian didapatkan 81 frasa ajektiva. Ada empat jenis frasa ajektiva yang dalam editorial Media Indonesia, di antaranya, Frasa Ajektiva Koordinatif (FAK ), Frasa Ajektiva Subordiantif ( FAS) dalam frasa ini terpecah menjadi FAS A+N, A+ V, A+A, A+ Adv,dan Adv +A, Frasa Ajektiva Idiomatik (FAI) dan perluasan frasa ajektiva. Dari 81 kata berfrasa ajektiva, terdapat Frasa Ajektiva Koordinatif (FAK) sebanyak 18 atau 22.22 %, Frasa Ajektiva Subordinatif ( A + N sebanyak 0 atau 0 %, A+A sebanyak 0 atau 0 %, A+V sebanyak 6 atau 7.40 %, A +Adv sebanyak 0 atau 0%, Adv +A sebanyak 51 atau 62, 96 %), frasa ajektiva idomatik sebanyak 3 atau 3.70 %, dan perluasan frasa ajektiva sebanyak 3 atau 3.70 %.

DAFTAR PUSTAKA Ardianto, alvinaro dkk. 2004. Komunikasi MassaSuatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Chaer, Abdul. 2008. Sintaksis Bahasa Indonesia ( Pendekatan Proses). Jakarta : Rineka Cipta ----------. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia Rohmadi, Muhammada. 2011. Jurnalistik Media Cetak. Surakarta : Cakrawala Media Sumadirta, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media