Skripsi. Oleh: YUNUS YUNIARTA B

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai perantara untuk mempertemukan pemodal (investor) dengan perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

DWI NURDIYANTO B

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi operasi perusahaan sehari hari. Kemampuan investor. dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai sarana bagi perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

BAB I PENDAHULUAN. hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, dalam penggerakan dana untuk menunjang pembiayaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. banyak industri yang mengalami kebangkrutan karena inflasi yang tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH LAJU INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, JUMLAH UANG BEREDAR, KURS VALAS, VOLUME RATA-RATA TRANSAKSI DAN SIBOR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) (TAHUN 2002-2004) Skripsi Diajukan untuk Mernenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Study Pembangunan Fakultas Ekonomi Univ e rsitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: YUNUS YUNIARTA B 300 000 090 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan' sebagai landasan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir (Current market). Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham tidak saja menampung fenomenafenomena ekonomi, tetapi lebih jauh lagi juga menampung fenomena sosial dan politik. Menyerahnya Irak pada Sekutu pada perang teluk tahun 1991, langsung mempengaruhi Indeks Dow Jones. Jelas sekali, bahwa perang bukan fenomena ekonomi, meskipun kalau diurut akan ada hubungannya juga, tetapi memerlukan waktu yang panjang untuk segera saling mempengaruhi antara perang dan harga saham. Pada Bursa efek Jakarta (BEJ) perdagangan sekuritas dilakukan pada 3 segmen pasar utama yaitu pasar regular, pasar non-reguler dan pasar tunai. Perdagangan regular adalah tempat untuk para pemodal yang ingin memperoleh harga terbaik bagi sekuritasnya, pada perdagangan ini harga terbentuk sesuai dengan mekanisme pasar. Perdagangan non-reguler akan dipilih para pemodal yang ingin atau menjual sekuritasnya dalam jumlah dan harga yang sesuai dengan kesepakatan mereka sendiri. Sedangkan perdagangan tunai ditujukan pada para pialang yang tidak mampu menyarahkan sekuritas yang diperdagangkan pada hari kelima setelah transakasi (Husnan, 1996 : 26). 1

2 Dari tabel 1.1 menunjukkan transaksi perdagangan saham di bursa efek Jakarta (BEJ) kurun waktu 2000-2004. Posisi sampai akhir tahun 2001 jumlah saham yang terjual di bursa efek Jakarta (BEJ) sebanyak 156,91 miliar lembar atau terjadi kenaikan sebesar 16,64 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun jika diperhatikan kenaikan itu tidak diikuti dengan nilai transaksi dimana nilai transaksi terjadi penurunan sebesar 6,92 persen dibandingkan tahun sebelurnnya. Sedangkan jumlah saham yang diperdagangkan hingga akhir 2002 dan 2003 sebanyak 168 miliar lembar dan 220,39 miliar lembar terjadi kenaikan sebesar 7,49 persen dan 30,67 persen dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp. 1. 100,03 trliun. Transaksi perdagangan saham di BEJ mencapai puncaknya pada akhir tahun 2004 dimana jumlah sahamnya terjual mencapai 403 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar RP. 2.178,0 triliun. Pada akhir tahun 2001 harga indeks saham gabungan di bursa efek Jakarta (BEJ) tercatat 392,03 atau turun 24,29 poin dibanding penutupan tahun sebelumnya, namun pada akhir tahun 2002 IHSG sedikit diatas indeks penutupan tahun sebelumnya atau naik 32,91 poin yaitu 424,94 poin. Kemudian naik lagi pada akhir tahun 2003 dimana IHSG ditutup pada posisi indeks 679.30 poin. Pada akhir tahun 2004 IHSG ditutup pada posisi indeks jauh lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tercatat 1.000,23 atau naik 320,93 poin (Laporan Perkonomian Indonesia, 2004 : 84-85).

3 Tabel 1.1 Transaksi dan Indeks Saham di Bursa efek Jakarta (BEJ) Tahun 2000 2004 Akhir periode Jumlah saham yang diperdagangkan (miliar lembar Nilai transaksi (Miliar Rupiah) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2000 134,53 122.78 416,32 2001 156,91 114.285 392,03 2002 168,66 1.100.030 424,94 2003 220,39 1.017.106 679,30 2004 403,28 2.177.978 1.000,23 Sumber : Bank Indonesia, tahun 2004 Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berlangsung cukup tinggi, tidaklah secara otomatis mengakibatkan membaiknya situasi pasar modal, maka pandangan ini hanya mengemukakan bahwa hubungan yang positif tidaklah berlangsung secara mekanistis serta juga tidak bisa dibuat dalam bentuk persamaan ekonometri. Tidak mungkin atau mustahil untuk melihat sebuah persamaan dimana indeks harga saham menjadi fungsi dari pertumbuhan ekonomi, rendahnya tingkat suku bunga, tingkat Inflasi dan posisi pembayaran. Karena itu dibutuhkan penjelasan yang tidak bersifat persamaan atau bersifat ekonometris, namun tetap mengandung nalar, dalam pengertian masih dapat dijelaskan hubungan-hubungan tersebut dalam konsep ilmu ekonomi. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung timbul adalah menyangkut segi-segi yang sulit dikategorikan sebagai konsep ekonomi atau ilmu ekonomi. Maksudnya bagaimana menempatkan regulasi, perlindungan hukum dan pengaturan transaksi dalam kaitannya dengan perkembangan

4 bursa. Jadi, bila IHSG merosot terus-menerus, sementara pertumbuhan ekonomi berlangsung cukup tinggi dan tingkat inflasi serta tingkat suku bunga deposito menurun, maka memerlukan faktor penjelas yang mungkin sekali berada diluar masalah ekonomi (Syahrir : 38-39). Seiring dengan kenaikan inflasi yang merangkak pada kisaran yang lebih tinggi dan juga adanya kecenderungan Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat suku bunga sertifikat bank indonesia (SBI), maka dengan penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tersebut akan mendorong pertumbuhan uang beredar, hal itu diikuti pula dengan melemahnya nilai tukar rupiah, maka harga barang juga akan mengalami kenaikan, karena belum bisa lepas dari inflasi dan juga krisis ekonomi yang masih terjadi. Namun untuk perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung mengalami kenaikan, karena adanya minat dari investor untuk menanamkan modalnya di bursa efek. Bila suku bunga cukup tinggi (lebih tinggi dari capital gain dan deviden per tahun yang bisa diperoleh dari lantai bursa) orang akan memilih menyimpan uangnya di bank. Sebaliknya, bila suku bunga sudah melemah, maka orang akan beralih ke lantai bursa. Berdasar latar belakang masalah di atas maka, penulis mencoba menganalisis indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan melihat faktorfaktor yang dapat mempengaruhinya, dalam skripsi yang berjudul "Analisis Pengaruh Laju Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, Kurs Valas, Volume Rata-Rata Transaksi dan Sibor Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa efek Jakarta (BEJ) Tahun 2002 2004.

5 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh laju inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, kurs valas, volume ratarata transaksi dan sibor terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek Jakarta (BEJ) tahun 2002-2004. C. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh laju inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, kurs valas, volume rata-rata transaksi dan sibor terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek Jakarta (BEJ) tahun 2002-2004. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Bapepam untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalarn pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan investasi. 2. Bagi investor dapat menjadi informasi sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 3. Sebagai sumber informasi atau bahan pembanding bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama dimasa yang akan datang.

6 E. Metode Penelitian Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan model Regresi Linier Berganda dengan metode Partial Adjustmen Model (PAM). Model ini digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependennya dengan model sebagai berikut : IHSG = δβ 0 + δ β 1 INF + δ β 2 SBI + δ β 3 JUB + δ β 4 KURS + δ β 5 VRRT + δ β 6 SIBOR + (1- δ)ihsg t I + δut Dimana : Y : Indeks harga saham gabungan (poin) INF : Laju Inflasi ( %) SBI : Tingkat Suku Bunga (%) JUB KURS VRRT : Jumlah Uang Beredar (miliar rupiah) : Kurs Valuta Asing (Rupiah/Dolar AS) : Volume Rata-Rata Transaksi (miliar rupiah) SIBOR : Sibor (%) IHSG t - 1 Ut Β 0 Β 1 - β 6 δ : Nilai Indeks Harga Saham (IHSG) sebelumnya : error term : Konstanta : Koefisien Regresi : Koefisien penyesuaian

7 F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini di kemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan mengenai definisi atau pengertian dari indeks harga saham gabungan (IHSG), teori-teori indeks harga saham gabungan (IHSG), penelitian terdahulu, serta hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai obyek penelitian, jenis data, sumber data serta model dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis data dengan hipotesa yang telah di tentukan serta pembahasannya. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan serta implikasinya dalam perekonomian.