BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMK NEGERI 1 Surabaya yang bertempat di Jl.Smea No. 4

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

Manual Mutu Pengabdian

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun*

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

Rencana Strategik (Renstra) Fakultas Ekonomi Bab 1. Pendahuluan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS PENINGKATAN MUTU KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TELKOM TUNAS HARAPAN SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka untuk saling bekerja sama dan saling melengkapi. Di sisi lain, era

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan penting dalam era globalisasi saat ini. Sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dewasa ini dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025 yang dijabarkan kedalam empat tema pembangunan pendidikan, yaitu tema pembangunan I (2005-2009) dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan modernisasi; tema pembangunan II (2010-2015) dengan fokus pada penguatan pelayanan; tema pembangunan III (2015-2020) dengan fokus pada penguatan daya saing regional; dan tema pembangunan IV (2020-2025) dengan fokus pada daya saing internasional. Rencana Strategis Sistem Pendidikan Nasional tahun 2010-2014 diharapkan dapat menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan 1

untuk meningkatkan mutu pendidikan indonesia secara menyeluruh. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Semantara itu tujuan ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Kesadaran akan pentingnya mutu dalam dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat, hal ini nampak dan dapat dilihat dari keseriusan berbagai institusi pendidikan untuk semakin meningkatkan daya saing, efektivitas, pelayanan, akuntabilitas, dan transparansiya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika mutu telah mendapat kepedulian dan perhatian yang serius dari pemerintah maupun semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan. Walaupun secara nyata dunia pendidikan nasional Indonesia saat ini masih belum sesuai dengan harapan para peserta didik, pendidik, orangtua, masyarakat, dan pemerintah itu sendiri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Sukmadinata, 2006). (gabung dengan dibawah). Ada tiga permasalah besar dunia pendidikan di indoensia, yaitu: (1) masih 2

rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan bagi masyarakat, (2) masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan (Suryadi, 2008). Dari ketiga masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia tersebut, dua masalah yang terakhir, yaitu masalah mutu dan manajemen pendidikan merupakan masalah yang lebih banyak berkontribusi pada rendahnya mutu pendidikan indonesia. Dalam rangka mengatasi berbagai masalah pendidikan diatas, pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai inovasi di bidang pendidikan, misalnya kebijakan otonami pendidikan, Manajemen Berbasis Sekolah, lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan sosialisasi KTSP jenjang dikdasmen, peningkatan mutu profesionalisme guru melalui sertifikasi dan uji kompetensi (Sagala, 2006) dan pembaruan pendidikan melalui rencana strategis (Nasution, 2004). Oleh karena itu untuk membangun bangsa Indonesia secara menyeluruh, mutu pendidikan haruslah menjadi perhatian bagi semua pihak agar dapat eksis dan solid serta hidup berkelanjutan dalam era globalisasi abad XXI yang sarat dengan kompetisi global. Alcaro (2007) berpendapat bahwa peningkatan mutu menjadi salah satu hal yang begitu krusial dalam dunia pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang berfokus pada peningkatan mutu, maka lembaga 3

pendidikan akan menghasilkan lulusan yang dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan dan mampu bersaing dengan baik dalam era persaingan global. Untuk menghasilkan output pendidikan berupa peserta didik yang sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan masyarakat dan dunia kerja dewasa ini, maka tiap-tiap institusi pendidikan haruslah memiliki Strategic Planing yang jelas sebagai acuan langkah pencapaian visi dan misinya. Sistem perencanaan strategis dalam sistem pendidikan sangatlah diperlukan untuk menghindari pelaksanaan program-program pendidikan yang parsial, tidak berkelanjutan, serta belum kuatnya akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Selain itu aktifitas sistem perencanaan strategis merupakan mesin generator pelaksanaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan. Dalam konteks mutu pendidikan, Dutton dan Duncan (2008) mengartikan Strategic Planing sebagai: A general term which encompasses all the policies, system and prosess directed towards ensuring the maintenance and enhancement of the quality of educational provision. For example, course design staff development, the collection and use of feedback from students, staff, and employes. Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya sekolah menengah kejuruan, tuntutan akan perencanaan yang baik (Strategic Planing) merupakan gejala yang wajar, karena penyelenggaraan pendidikan 4

yang bermutu merupakan bagian dari public accountability (Satory, 2006). Dalam hal ini Setiap komponen stakeholders pendidikan, baik orang tua, masyarakat, dunia kerja, maupun pemerintah dalam peranan dan kapasitasnya, masing-masing memiliki kepentingan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh, peranan penyusunan Perencanaan Strategis sangatlah besar. Dalam hal ini Akdon (2007) menyatakan bahwa guna mencapai pendidikan yang bermutu tentunya dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik dan tepat sasaran dan juga perlu diperhatikan strategi-strategi yang tepat, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Telkom Tunas Harapan Semarang sebagai salah satu dari empat kompetensi keahlian di SMK Tunas Harapan yang berdiri sejak tahun 2001 tidak dapat dilepaskan dari cita-cita luhur Yayasan Tunas Harapan untuk memberikan sumbangsih terhadap pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia secara nyata dengan upaya mempersiapkan sumber daya manusia, penyediaan tenaga terampil dan mandiri secara berkualitas dan berkesinambungan. Dengan empat kompetensi keahlian dalam memberikan layanan pendidikan, yaitu kompetensi keahlian Multimedia, kompetensi keahlian rekayasa perangkat lunak, kompetensi teknik komputer dan Jaringan, serta kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan, SMK Tunas Harapan Semarang telah menorehkan prestasi sebagai penyandang predikat 5

sekolah menengah kejuruan terbaik dari 34 SMK di Kabupaten Semarang dan peringkat ke-4 dari 1083 SMK di Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi, Kompetensi keahlian Teknik Kendaran Ringan sebagai salah satu dari empat (4) program keahlian yang diselenggarakan oleh SMK Telkom Tunas Harapan selama ini memiliki prestasi dan mutu yang lebih rendah dibandingkan dengan tiga program keahlian lainnya di SMK Telkom Tunas Harapan tersebut. Mutu Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Telkom Semarang yang rendah dibandingakan dengan kompetensi keahlian lainnya di dapat dilihat dengan banyaknya faktor-faktor kelemahan pada aspek input, proses dan output pendidikan Kompetensi Keahlian tersebut 1.1.1 Faktor Input Faktor siswa baru yang dikualifikasikan sebagai Input dari Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dapat dikategorikan rendah dibandingkan dengan tiga Program Keahliaan lainnya di SMK Telkom Tunas Harapan. Dimana, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan mengalami pasang surut dan tidak pernah mencapai jumlah siswa yang telah ditargetkan dalam tiap tahun ajaran baru yang dicanangkan. Hal ini dapat menyimpulkan kepada kita mengenai rendahnya minat siswa untuk melanjutkan ke Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Sangat berbeda dengan penerimaan siswa baru pada 6

Kompetensi Keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan, Multimedia, serta di Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak yang hampir tiap tahun ajaran baru mencapai kuota target yang ditentukan oleh panitia penerimaan siswa baru, bahkan hampir setiap tahunya mengalami kelebihan calon siswa baru. 7

Tabel 1.1 Tabel Penerimaan Siswa Baru Kompetensi Keahlian Di SMK Tunas Harapan- Semarang Tahun 2007-2013 Student/ Years 2008 2009 2010 2011 2012 2013 RPL 59 57 28 86 83 86 TKJ 90 53 29 104 106 118 Multimedia 57 26 30 60 58 57 TKR 87 18 9 56 49 42 Sumber: SMK Tunas Harapan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 TKR MULTIMEDIA TKJ RPL Sumber: SMK Tunas Harapan Dari tabel 1.1 dan grafik yang menyajikan mengenai data siswa yang mendaftar dan diterima pada tahun 2008-2013 diatas, maka dapat dideskripsikan bahwa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Telkom memiliki jumlah dan minat siswa yang 8

rendah tiap tahunnya dibanding dengan tiga Program Keahlian lainnya di SMK tersebut. 1.1.2 Faktor Proses Dalam proses pendidikan yang berlangsung, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan didukung oleh tim pengajar kompeten dalam bidangnya. Akan tetapi dalam proses belajar mengajar yang berlangsung selama ini didapati permasalah dalam proses belajar mengajar yang berlangsung sebagaimana disampaikan oleh salah satu pimpinan SMK Tunas Harapan: Jikalau dilihat dari latar belakang tim pengajar dan kemampuan yang dimiliki, saya lihat guruguru di TKR memiliki potensi yang besar sekali untuk mendidik siswa yang bermutu, akan tetapi dalam praktik PBM yang berlangsung selama ini didapati bahwa tim guru cenderung monoton dalam menggunakan metode pembelajaran dan hal ini yang menjadi faktor penghambat dalam transper pengetahuan di kelas, oleh karena itu dalam waktu-waktu ini kami mengirim beberapa guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kemampuannya di kelas. Berdasarkan testimoni yang disampaikan oleh salah satu pimpinan SMK Tunas harapan mengenai proses belajar mengajar di Kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para pengajar di Kompetensi Keahlian tersebut memiliki kemampuan yang baik 9

dalam bidangnya, akan tetapi memiliki metode penyampaian pengajaran yang rendah. 1.1.3 Faktor Output Faktor output Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan juga dapat dikatakan rendah jika dibandingkan dengan tiga kompetensi keahlian lainnya yang ada di SMK Tunas Harapan Semarang, hal ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata pencapaian nilai Ujian Akhir Nasional ketiga Kompetensi Keahlian (Multimedia, TKJ, RPL) yang lebih tinggi dari pencapaian rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional Kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. 10

Tabel 1.2 Tabel Rata-rata Nilai UAN Empat Kompetensi Keahlian Di SMK Tunas Harapan- Semarang Tahun 2007-2013 Student/ Years 2008 2009 2010 2011 2012 2013 TKR 29,18 32,42 34,99 32,76 33,86 28,3 MULTIMEDIA 31,99 33,64 38,51 34,68 35,59 31,9 TKJ 31,27 33,82 37,41 33,75 35,67 31,76 RPL 31,87 33,18 36,57 33,36 34,39 31,83 Sumber: SMK Tunas Harapan 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2008 2009 2010 2011 20012 2013 TKJ MM TKJ RPL Sumber: SMK Tunas Harapan Data tabel 1.2 dan Grafik diatas mendeskripsikan perolehan rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional Program Keahlian Tehnik Kendaraan Ringan yang seringkali menempati posisi terendah dibandingkan dengan Kompetensi Keahlian lainnya di SMK Telkom Tunas Harapan Samarang. 11

Dengan mengacu kepada Total Quality Management dalam dunia pendidikan yang senantiasa berpedoman kepada peningkatan mutu secara berkesinambungan (continuous quality improvement) maka Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Telkom Tunas Harapan memiliki tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan mutu pendidikannya dalam upaya mempersiapkan peserta didik semaksimal mungkin guna menghasilkan output pendidikan berupa lulusan yang kompeten, kompetitif dan profesional serta memiliki dedikasi yang tinggi. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas mengenai urgensi peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, pentingnya penyusunan perencanaan strategis, dan deskripsi mengenai mutu pendidikan program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Tunas Harapan Semarang, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian perancangan suatu sistem perencanaan strategis guna meningkatkan mutu pendidikan di program keahlian tersebut menggunakan analisis SWOT dengan judul penelitian: Pengembangan Rencana Strategis Peningkatan Mutu Program Keahlian Teknik Kendaraan Di Smk Telkom Tunas Harapan Semarang Adapun beberapa penelitian mengenai rencana strategis peningkatan mutu guna memperoleh strategi yang tepat dan penelitian mengenai mutu pendidikan antara lain adalah Maria de Rozari (2011) yang melakukan penelitian di SMAK St. Petrus Comoro 12

Timur Leste. Ramli (2010) di MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, Wulaningrum (2006) di SD Kristen Tritunggal Semarang, dan Deliyati (2009) dalam penelitian di SD Kristen Satyawacana. 13

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman, bagi peningkatan mutu Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Telkom Tunas Harapan Semarang dengan menggunakan analisis SWOT? 2. Rencana strategis apa yang dapat dibuat guna meningkatkan mutu Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan (TKR) di SMK Telkom Tunas Harapan Semarang? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Melakukan analisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan (TKR) di SMK Telkom Tunas Harapan Semarang dengan menggunakan analisis SWOT. 2. Menyusun rencana strategis yang tepat untuk meningkatkan kualitas Kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan (TKR) di SMK Telkom Tunas Harapan Semarang berdasarkan analisis SWOT. 14

1.4 MANFAAT PENELITIAN Sesuai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Akademis Memberikan alternatif wawasan tentang peningkatan kualitas Kompetensi keahlian melalui penyusunan rencana strategis berdasarkan analisis SWOT. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai pedoman bagi sekolah untuk menjalankan strategis yang tepat bagi peningkatan mutu Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Telkom Tunas Harapan Semarang. 2. Dapat menjadi masukan untuk berbagai Kompetensi keahlian dan lembaga pendidikan lain guna menyusun rencana strategis yang tepat dalam rangka meningkatkan mutu di lembaganya masing-masing. 15