BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya, lingkungan, ekonomi serta politik. Pada kalangan masyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup

Kuesioner Penelitian. Gambaran Perilaku Pencarian Pengobatan Pada. Masyarakat Dusun V Desa Patumbak. Kabupaten Deli Serdang.

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

Perihal : Permohonan Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT)/Surat Ijin Penyehat Tradisional (SIPT) Nama lengkap. Tempat/Tanggal lahir

BAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

Sehat berarti kondisi fisik dan mental yang normal tanpa gangguan, baik gangguan dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berbeda jauh dengan konsep penyembuhan secara modern.

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kepada

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas dengan baik dibutuhkan badan yang sehat. Pola hidup sehat,

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB I PENDAHULUAN. medis dokter dan tenaga medis lainnya. cara sendiri misalnya dengan membeli obat di toko-toko ataupun apotik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

BAB I PENDAHULUAN. keluarga berkualitas di antaranya melalui program keluarga berencana. Program

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 33 TAHUN Tentang WALIKOTA DEPOK,

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama khususnya di Indonesia. Kondisi balita kurang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pasal 28 huruf H ayat (1), Undang undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-undang tentang kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Klinik Bersalin di Gianyar 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu hal penting dari dalam diri manusia yang berkaitan dengan fisik, jasmani, serta rohani serta mempengaruhi derajat kehidupan seseorang. Permasalahan kesehatan ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya psikologis, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi serta politik. Pada kalangan masyarakat, permasalahan kesehatan terjadi karena dipengaruhi oleh ilmu sosial yakni masih rendahnya pemanfaatan saranan dan prasarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat (Maryani, 2015). Sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu penunjang dalam mengakses kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2014, jumlah sarana dan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia semakin meningkat salah satunya puskesmas. Puskesmas yang ada di Indonesia sampai pada tahun 2014 mencapai 9.731(Kemenkes RI, 2014). Pelayanan yang disediakan puskesmas tidak hanya medis tetapi juga pelayanan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, praktek yang berdasarkan teori, keyakinan, adat-istiadat, yang dimanfaatkan dalam pemeliharaan kesehatan, upaya pencegahan, diagnosis, serta pengobatan penyaikit fisik dan mental (Abbott, 2014). Berdasarkan hasil survei di Indonesia pada tahun 2000 terjadi peningkatan pemakaian obat herbal mulai dari 15,6% dan meningkat menjadi 31,7% pada tahun 2001 (Dewoto, 2007). Pengobatan tradisional merupakan pilihan dari beberapa masyarakat Indonesia sebagai pengobatan komplementer dikarenakan biaya pengobatan konvensional yang mahal. Tahun 2010, 1

2 penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu sebanyak 50,12% dan 95,60% diantaranya merasakan manfaatnya (Yuningsih, 2012). Berdasarkan hasil data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukan proporsi rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer dalam kurun waktu 1 tahun sebanyak 30,4%, pengobatan yang paling banyak adalah dengan menggunakan alat (77,8%) dan ramuan (49%) (Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, 2013). Berdasarkan sudut pandang, sisi positif dari pengobatan tradisional yang tergolong obat herbal adalah pengobatan yang relatif murah, menyembuhkan penyakit secara tuntas, dan alami. Adapun sisi negatifnya adalah obat yang disediakan tidak praktis, rasa obat yang tidak enak, serta tidak terjamin dari segi kebersihannya (Jauhari, dkk, 2008). Tingginya pemakaian pengobatan tradisional dikalangan masyarakat membuat pemerintah mengeluarkan keputusan Pertaturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Peraturan ini untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pengobatan alternatif oleh fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerinah atau swasta yang melindungi pemberi dan penerima layanan dalam hukum (Permenkes RI, 2007). Jumlah puskesmas yang memiliki pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia sebanyak 1.167 puskesmas dan yang memiliki tenaga kerja terlatih tersebar pada 289 kota yang salah satunya ada di Bali (Kemenkes RI, 2014). Provinsi Bali tidak luput dari berbagai permasalahan terkait masalah kesehatan di kalangan masyarakat. Sarana pelayanan puskesmas yang berada di Bali pada tahun 2014 sebanyak 120 puskesmas, dan puskesmas pembantu sebanyak 523 (Dinkes Bali, 2

3 2015). Berkaitan dengan pengobatan tradisional yang memiliki unsur adat-istiadat dan keyakinan, Wijaya, (2013) mengemukakan bahwa masyarakat di Bali masih memiliki dua kepercayaan. Kepercayaan tersebut tidak hanya terdapat dalam upacara, melainkan dalam kesehatan. Fenomena ini membuat banyaknya tempat praktek tradisional yang ada di Bali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Bali khususnya kota Denpasar dan Gianyar menunjukan masih banyaknya tempat praktek pengobatan komplementer alternatif yang belum ada SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan Komplementer Alternatif) (Herman dkk, 2013). Data UPT JKMB (Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali) tahun 2014 pengobatan tradisional yang ada di Denpasar berdasarkan jenisnya terdapat 203 dengan keterampilan (pendekatan agama, pijat urut, akupuntur, akupresur, usada, paranormal, dan lain sebagainya), dan 38 pengobatan tradisional berdasarkan ramuan. Tempat pengobatan yang memiliki Surat Izin Pengobatan Tradisional (SIPT) dari Dinkes kota hanya 18 tempat dan yang memiliki Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT) dari Dinkes Kota sebanyak 114 tempat. Sebanyak 132 tempat pengobatan yang belum memiliki memiliki SIPT dan STPT di Kota Denpasar. Denpasar Selatan merupakan salah satu wilayah terluas dan penduduk terbanyak dari wilayah Denpasar. Berdasarkan sarana pelayanan kesehatan, Denpasar Selatan memiliki 1 rumah sakit, 4 puskesmas, dan 6 puskesmas pembantu (BPS Denpasar, 2014). Terdapat 78 tempat penyedia pengobatan tradisional di Denpasar Selatan pada tahun 2013. Tempat pengobatan tradisional tersebut tersebar di beberapa Desa salah satunya adalah Desa Sanur. Desa Sanur merupakan desa dengan jumlah penduduk yang padat yakni sebanyak 48.083 jiwa serta memiliki sarana pelayanan kesehatan yang mudah diakses. Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Desa Sanur 3

4 adalah 1 Puskesmas induk dan 2 puskesmas pembantu, serta beberapa praktek dokter dan bidan. Terkait dengan sarana pelayanan kesehatan yang banyak, masyarakat di Desa Sanur juga mengakses pengobatan ke tempat pengobatan tradisional. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu masyarakat di Desa Sanur menunjukan bahwa masyarakat sekitar tempat tinggal warga juga biasa menggunakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional dicari apabila masyarakat tidak merasa sembuh dengan pengobatan di medis. Selain itu, akses pengobatan tradisional seperti orang pintar (kebalian), pijat-urut juga banyak terdapat di wilayah Sanur dan tempat tinggalnya. Pemberi pengobatan tradisional mengungkapkan bahwa terdapat beberapa masyarakat Desa Sanur yang berobat di tempatnya. Namun tempat pengobatan yang dipilih juga berdasarkan pada keyakinan akan kesembuhan dari masyarakat sendiri. Oleh karena itu, peneliti dalam hal ini perlu mengetahui lebih lanjut mengenai penggunaan pengobatan tradisional oleh masyarakat di Desa Sanur Kota Denpasar. 1.2 Rumus Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa masih tingginya minat masyarakat dalam menggunakan pengobatan tradisional sebagai sarana pelayanan kesehatan diluar pelayanan medis. Hal ini terjadi karena budaya masyarakat di Bali terhadap persepsi sehat sakit berdasarkan medis dan non medis. Selain faktor budaya, tempat pengobatan tradisional banyak terdapat diwalah Denpasar Selatan khususnya di Desa Sanur. Hal ini didukung dengan perilaku masyarakat di Desa Sanur yang juga menggunakan pengbatan tradisional dalam kesembuhan penyakitnya. Maka dari itu, penelitian terkait dengan penggunaan pengobatan alternatif oleh masyarakat penting dilakukan. Diharapkan melalui penelitian ini, secara umum dapat melihat persepsi 4

5 masyarakat terkait dengan konsep sehat-sakit, perilaku masyarakat dalam mengakses pengobatan alternatif, serta persepsi masyarakat terkait dengan pengobatan alternatif. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana fenomena penggunaan pengobatan tradisional oleh masyarakat di Desa Sanur Kota Denpasar? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui fenomena penggunaan pengobatan tradisional oleh masyarakat di Desa Sanur Kota Denpasar. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap konsep sehat-sakit dan upaya pencarian pengobatan di Desa Sanur Kota Denpasar. 2. Untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam mengakses pengobatan alternatif di Desa Sanur Kota Denpasar. 3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengobatan alternatif di Desa Sanur Kota Denpasar. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan oleh penulis dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan promosi kesehatan, khususnya mengenai pengobatan alternatif di Desa Sanur. 5

6 2. Diharapkan dapat sebagai acuan dalam pengembangan penelitian lainnya yang berhubungan dengan pengobatan alternatif oleh masyarakat. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan serta manfaat kepada praktisi kesehatan agar dapat lebih mengembangkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat terkait dengan pengobatan alternatif yang baik sesuai dengan standar. 1.6 Ruang Lingkup Penelitan Ruang lingkup penelitian ini pada bidang promosi kesehatan. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini menganalisis mengenai fenomena penggunaan pengobatan tradisional oleh masyarakat di Desa Sanur Kota Denpasar yang dilakukan pada Bulan April 2016. 6