BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB I PENDAHULUAN. prognosis dan rencana perawatan khususnya pasien dengan pertumbuhan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Maturasi Seksual Laki-laki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan. 1,2,3 Kemudian dapat

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan, dan perbaikan dari keharmonisan dental dan wajah. 1 Perawatan

Fisiologi poros GnRH-LH/FSH- Estrogen

HUBUNGAN BENTUK SKELET EKTOMORFIK DENGAN MATURITAS TULANG ULNA PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berperan, sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kedokteran. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran


BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OSTEOPOROSIS DEFINISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

HAND-WRIST RADIOGRAPH ANALYSIS

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini dapat bervariasi pada umur dan jenis kelamin. Hal tersebut dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. nefrotik yang tidak mencapai remisi atau perbaikan pada pengobatan prednison

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa

Transkripsi:

21 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang yang digunakan dari kelahiran sampai dewasa. Dengan menentukan usia tulang, berarti menghitung hasil akhir dari deposisi kalsium di dalam tulang. Deposisi kalsium terjadi terutama pada akhir siklus pembentukan kartilago (tulang rawan) yaitu pada saat pembuluh darah menembus pertumbuhan plat dan membawa masuk materi kalsium untuk dideposisikan. 11 Keterlambatan usia tulang sering terjadi pada anak dengan keterlambatan pertumbuhan konstitusional, defisiensi pertumbuhan hormon, hipotiroid, malnutrisi dan penyakit kronis, sedangkan progresif usia tulang terjadi pada anak dengan peningkatan kadar seks steroid yang berkepanjangan. 1,3 Efek samping steroid terhadap pertumbuhan, terutama ditentukan oleh lama terapi. Pada penelitian di Taiwan menemukan bahwa pemberian terapi steroid selama 6 bulan merupakan faktor penentu utama untuk terjadinya penekanan pada pertumbuhan. Rerata delta usia tulang (=8.3 bulan) menggambarkan maturasi skeletal umumnya terlambat, meski masih dalam batas normal. Namun demikian terdapat 2 pasien dalam masa pubertas dini, dengan usia tulang bahkan mengalami percepatan. Analisis statistik menunjukkan

22 lama terapi ternyata tidak memiliki hubungan dengan tinggi badan dan usia tulang. 12,13 Maturitas tulang sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi, suku, ras, nutrisi, aktivitas fisik atau faktor faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dari usia. 7,8,11 Pada satu penelitian menyatakan bahwa keragaman suku mempengaruhi usia tulang. Pada suku hitam Hispanic anak perempuan lebih cepat mengalami maturitas 9 bulan menjadi 11 bulan 15 hari dibandingkan dengan suku putih Hispanic pada anak laki laki. 7 Penelitian lain menyatakan anak anak di daerah Malawian mengalami keterlambatan usia tulang dibandingkan usia kronologisnya, dengan rata rata usia pada anak perempuan adalah 18.6 bulan (p=0.0458) dan anak laki laki 20.7 bulan (p=0.0157). 8 Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa yaitu terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Munculnya tanda-tanda seks sekunder akan segera diikuti dengan perubahan komposisi tubuh serta maturasi tulang yang cepat, kemudian diakhiri penyatuan epifisis dan perawakan akhir dewasa. 14-17

23 2.2. Teknik Sinar-X Dari Usia tulang Dosis efektif radiasi pada anak anak untuk pengambilan gambar sinar-x usia tulang adalah kurang dari 0.00012 msv, sama dengan kurang dari 20 menit dari radiasi natural back-ground atau 2 menit pada transatlantic flight. Radiasi merupakan satu persamaan antara beberapa jaringan yang terpapar, dimana beberapa jaringan lebih terpajan dibandingkan jaringan yang lain (pada bagian kulit 0.02, jaringan tulang 0.05 dan bone marrow 0.5). 18 Kombinasi antara dosis dan area yang terpapar radiasi (berkisar 3% dari luas permukaan tubuh) menghasilkan dosis yang efektif bagi radiografi pergelangan tangan. 19 Pada satu penelitian meyebutkan perhitungan konservatif bahwa sinar radiasi pada daerah tangan menyebabkan resiko kematian selama 40 tahun sebesar 5.1X10-8 dengan dosis 0.00015 msv. 20 Sehingga dalam satu kajian klinis atupun penelitian resiko pengambilan gambar sinar-x pada tangan adalah minimal dan bukan merupakan suatu penghalang dari desain penelitian dan disetujui oleh komite etik. Gambaran sinar-x dari pergelangan tagan kiri menunjukkan kontur dari distal radius dan ulna dan beberapa metakarpal dan palang. Di setiap ke-15 tulang skeletal dinilai dengan kemaknaan usia tulang seperti pada Gambar 2.1

24 Gambar 2.1. Sinar-X dari pergelangan tangan kiri pasien 1 2.3. Metode Penilaian Usia Tulang Dari beberapa metode yang dipublikasikan semenjak metode pertama yang digunakan (1898), dua yang sering dipergunakan adalah metode atlas Greulich dan Pyle (GP) dan metode Tanner-Whitehouse (TW). 21 Teknik penggunaan atlas GP lebih banyak digunakan pada klinisi dan radiologi dikarenakan waktu yang diperlukan lebih sedikit diandingkan dengan metode yang lain. Beberapa penelitian yang menyatakan macam macam dari penggunaan usia tulang, salah satunya adalah dijumpai standar kesalahan 0.55 tahun pada pembacaan di 5 kelompok ahli endokrin dan sebesar 0.61 tahun di 7

25 kelompok radiologis. 22 Belum ada sampai sekarang penelitian tentang perbandingan staf ataupun residen dari Rumah Sakit yang berbeda beda di negara yang berbeda tentang tingkat standar kesalahan dari pembacaan usia tulang. 2.4. Morfologi Usia Tulang Berdasarkan Jenis Kelamin Pertumbuhan tinggi badan adalah hasil dari kontribusi yang berbeda dari pertumbuhan apendikular dan aksial. Pertumbuhan apendikular berlanjut lebih cepat daripada masa pertumbuhan aksial sampai masa pubertas. 23-26 Selama 2 tahun pertama pada masa pubertas (11-13 tahun pada anak perempuan dan13-15 tahun anak laki-laki) kontribusi pertumbuhan aksial dan apendikular adalah sama., sementara dalam tahap pubertas terlambat, peningkatan tinggi badan yang terjadi dari aksial (4,5cm) dari pertumbuhan apendikular (1,5 cm) pada kedua jenis kelamin. Laki - laki memiliki kerangka yang lebih besar pada saat lahir dan memiliki masa pra-pubertas pertumbuhan daripada perempuan (1-2 tahun). Sebelum pubertas, tulang tidak berbeda antara laki laki dan perempuan,tetapi dilaporkan lebih luas pada laki-laki daripada perempuan dalam beberapa studi. 27,28 Perbedaan lebar tulang dimulai dari rahim atau 6 bulan pertama kehidupan kemungkinan karena pajanan dari hormon seks. 29

26 Perbedaan panjang tulang, lebar, massa dan kekuatan muncul terutama selama masa pubertas. Apendikular memiliki kecepatan pertumbuhan dua kali lipat daripada kecepatan pertumbuhan aksial dari mulai usia 1 tahun dan berlanjut sampai masa pubertas, sehingga sebagian besar pertumbuhan tinggi badan sebelum pubertas didorong oleh pertumbuhan yang lebih cepat dari bagian alat gerak bawah. 23-26 Selama pubertas, aposisi periosteal meningkatkan lebar tulang sementara resorpsi endosteal memperbesar rongga meduler pada anak laki laki. 31,32 Pada anak perempuan, aposisi periosteal berkurang kecepatannya lebih awal dan tidak terjadi perubahan dalam ukuranmeduler. 31-34 2.5. Efek penyakit Yang Mempegaruhi Pada Constitutional Delay of Growth and Puberty, anak anak mengalami pubertas terlambat dibandingkan dengan anak yang normal tetapi biasanya dapat mencapai tinggi badan akhir yang normal. Pada beberapa penelitian, mengatakan bahwa kondisi klinis tetap dipertimbangkan berdasarkan perawakan pendek nonfamilial dengan pubertas yang terlambat. 33-37 Penegakan diagnostik usia tulang pada keadaan ini umum digunakan dan dijumpai adanya keterlambatan dari maturitas usia tulang tetapi perlu juga ditambahkan pemeriksaan penunjang yang lain. 1

27 Pada perawakan pendek idiopatik, usia tulang bukan merupakan kriteria diagnostik, yaitu tinggi badan <-2SDS sesuai usia anak tanpa dijumpai penyebab yang nyata. 36-38 Usia tulang biasanya mengalami keterlambatan dengan nilai rata-rata 1.5-2 tahun (kisaran 0-4 tahun) di usia 8-11 tahun. 39-40 Pada anak pendek dengan lahir di usia kehamilan muda, yaitu lahir dengan berat badan dan atau panjang badan untuk usia kehamilan kurang dari -2 SDS menurut dari etnik regional masingmasing, usia tulang sering mengalami keterlambatan sampai anak di usia 8 tahun. Pada anak yang tidak diberikan terapi, usia tulang mengalami keterlambatan diantara 1 sampai 2 tahun. 41-43 Usia tulang akan mengalami keterlambatan pada anak prepubertas dengan kekurangan hormon pertumbuhan dengan rata rata 2±1 tahundi usia 6 10 tahun. Usia tulang diharapkan meningkat dengan pemberian terapi hormon pertumbuhan pada masa pubertas. Walaupun dengan kemajuan ini, dibawah pemberian terapi, usia tulang tetap mengalami keterlambatan. Di negara Swedia dari 283 anak pre-pubertas dengan kekurangan hormon pertumbuhan, usia tulang menurun dari -2.0 ± 1.0 tahun dengan hormon pertumbuhan dimulai dari -1.8, -1.5, dan -1.2 setelah 1,2 dan 3 tahun secara berturut turut. 1

28 Anak perempuan pre-pubertas dengan sindroma Turner yang diberi terapi hormon pertumbuhan biasanya memiliki nilai usia tulang dibawah dari usia kronologisnya sebelum diterapi. Pergantian dari hormon estrogen akan meningkatkan usia tulang tetapi sebaiknya tidak digunakan pada awal terapi hormon diberikan. 44 Pada keadaan gagal ginjal kronis, mekanisme pertumbuhan terganggu oleh karena malnutrisi, asidosis metabolik, gangguan elektrolit, anemia pada ginjal, dan gangguan hormon. Usia tulang mengalami keterlambatan 2.5 tahun dari usia pubertaas. 1,45 2.6. Hubungan Usia Tulang Dengan Prediksi Tinggi badan Akhir Pada tahun 1946, terdapat satu penelitian tabel yang dapat memprediksi tinggi badan akhir dari tinggi badan sekarang dan usia tulangnya. Tabel ini dikembangkan dengan atlas standar Greulich dan Pyle. Terdapat korelasi antara usia tulang, dari sinar-x gambar tangan dan tinggi badan saat gambar tangan diambil. Usia tulang berhubungan dengan persentase maturitas tinggi badan dengan usia kronologis yang konstan. 10 Sampai akhirnya pada tahun 1952, Bayley dan Pinneau (BP) mempublikasikan 11 tabel yang dapat memprediksi tinggi badan dari usia tulang yang ditentukan oleh atlas Greulich dan Pyle dan tinggi badan sesuai dengan rata-rata, percepatan, dan terlambat. 46

29 2.7 Kerangka Konseptual Hormonal / Obat-obatan Genetik / Kongenital Penyakit Kronis Usia Tulang Prediksi tinggi akhir Usia Kronologis Nutrisi Jenis Kelamin Tinggi Badan Berat Badan Lingkungan Gambar 2.3. Kerangka konseptual Keterangan : : Variabel yang diteliti