RETRIBUSI PENGELOLAAN PASAR HEWAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009 BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 08 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2011 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

1 of 5 02/09/09 11:07

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN DAN PEMOTONGAN HEWAN

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI KARTU IDENTITAS TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

-26 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 05 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 05 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 11 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN TERNAK DAN PERIZINAN USAHA DIBIDANG PETERNAKAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : C

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN : 1999 SERI : B.3.

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 18 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 21 TAHUN 2012 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MIMIKA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 18 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BENER MERIAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI GOWA RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 09 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 09 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PENGELOLAAN PASAR HEWAN DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE

-21- Ditetapkan di Watampone pada tanggal 25 Juni 2009 BUPATI BONE, ttd H. A. MUH. IDRIS GALIGO Diundangkan di Watampone pada tanggal 26 Juni 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BONE H. ANDI AMRULLAH AMAL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE TAHUN 2009 NOMOR 09

-20- (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 28 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan, atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta) Rupiah. (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat 1 adalah pelanggaran. PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGELOLAAN PASAR HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE, BAB XXI KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Ketentunan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 30 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bone. Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan untuk lebih meningkatkan pelayanan pengawasan / kesehatan hewan, khususnya hewan ternak yang akan di jual di pasar hewan, maka perlu diatur Pengelolaan Pasar Hewan; b. bahwa pasar hewan sebagai fasilitas pemerintah perlu memberikan jaminan keamanan pangan produk hasil ternak yang akan di pasarkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pengelolaan Pasar Hewan.

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822). 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 241, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ); -19- (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan tindak pidana retribusi. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di Retribusi Daerah. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e diatas. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. i. Memanggil orang untuk di dengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Menghentikan Penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

-18- -3- BAB XVII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 25 Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih menggunakan STRD. BAB XVIII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 26 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. (2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Bupati. BAB IX PENYIDIKAN Pasal 27 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundangundangan dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemeritah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70); 10. Instruktur bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1979, Nomor 05 / Ins / UM / 3 / 1979 tentang Pencegahan dan Larangan Pemotongan Ternak Sapi/Kerbau Betina Bunting dan atau Sapi/Kerbau Betinan Bibit;

-4- -17-11. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bone Nomor 4 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tingkat II Bone; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinasdinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupatrn Bone Tahun 2008 Nomor 3). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BONE dan BUPATI BONE MEMUTUSKAN (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Pelaksanaan pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Dinas/ Unit kerja yang ditunjuk oleh Bupati. (4) Hasil pungutan sebagaimana dimaksud Pasal 8 Peraturan Daerah ini, seluruhnya disetor ke Kas Daerah. BAB XV PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 23 (1) Berdasarkan SPORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), ditetapkan Retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang di persamakan. (2) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati. Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE TENTANG PENGELOLAAN PASAR HEWAN BAB XVI TATA CARA PEMBAYARAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Bone. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Bone. Pasal 24 (1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. (2) Pembayaran/ pelunasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (2), dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berjalan. (3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi diatur dengan Keputusan Bupati.

-16- -5- (3) Bentuk isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan oleh Bupati. BAB XII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 19 Retribusi yang terutang dipungut diwilayah Daerah tempat pelayanan fasilitas diberikan. BAB XIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT TERUTANGNYA RETRIBUSI Pasal 20 Masa Retribusi fasilitas Pasar Hewan (Petak kandang, pelataran, lods, kios, tempat pemotongan, kandang penampungan, kandang isolasi) dan pelayanan kesehatan hewan/ ternak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Bupati. Pasal 21 Saat Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XIV TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 22 (1) Pemungutan/pembayaran Retribusi di bayar tunai dan tidak dapat diborongkan; 4. Sekretaris Daerah disingkat SEKDA adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bone; 5. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Bone. 6. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 7. Dinas adalah Dinas Peternakan Kabupaten Bone. 8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bone. 9. Badan adalah Suatu Bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komenditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan dan Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana, Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta bentuk usaha lainnya. 10. Pasar Hewan atau pasar ialah suatu areal/ lokasi tertentu yang disediakan/ ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai tempat jual beli ternak dan atau bahan hasil ikutan ternak/ produk hasil ternak (ternak hidup, daging, kulit dan limbah peternakan), secara langsung dan teratur, terdiri atas bangunan kandang tempat penjualan ternak, kandang isolasi, tempat penampungan ternak, tempat pemotongan ternak, pelataran, lods, kios dan bentuk bangunan lainnya. 11. Petak Kandang Ternak adalah tempat penjualan ternak dan atau bangunan di pasar yang beratap dan berpetak-petak dan dipisahkan satu dengan lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai batas tertentu, yang dipergunakan untuk usaha berjualan. 12. Kandang Isolasi adalah bangunann tersendiri di lokasi pasar hewan yang telah ditetapkan untuk menampung ternak yang akan dijual dan memerlukan pelayanan kesehatan hewan sampai ternak tersebut dinyatakan sembuh dari penyakit hewan dan layak untuk dijual.

-6-13. Produk Hewan adalah semua bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan baik diperuntukkan bagi konsumsi manusia, pakan ternak, atau kegunaan farmasetikal, pertanian dan industri. 14. Zoonoses adalah penyakit yang dapat berjangkit dari hewan kepada manusia dan sebaliknya. 15. Kesehatan masyarakat veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan bahan-bahan yang berasal dari hewan, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. 16. Pelayanan Kesehatan hewan adalah pembelian jasa medik veteriner oleh tenaga kesehatan hewan/ petugas peternakan yang kompeten dan jasa laboratorium kesehatan hewan. 17. Kesehatan hewan/ ternak adalah segala urusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar hewan/ ternak dan perlindungan dari perlakuan orang atau badan hukum yang tidak manusiawi terhadap hewan peliharaan dan ternak selama dalam pemeliharaan, pengangkutan, penyembelihan, penggunaan dan pemanfaatan serta perdagangannya. 18. Tempat/ rumah pemotongan merupakan tempat pemotongan ternak unggas. 19. Tempat penampungan ternak ialah bangunan terdiri dari lokasi pasar hewan yang telah ditetapkan untuk menampung ternakternak yang baru masuk didalam pasar hewan untuk dijual. 20. Bahan hasil ikutan ternak/ produk hasil ternak ialah ternak hidup yang akan dijual (sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, bebek/angsa, burung), dan hasil pemotongan ternak berupa daging, sisa/ limbah ternak berupa kulit, tulang, usus, dan kotoran ternak berupa daging, sisa/limbah ternak berupa kulit, tulang, usus, dan kotoran ternak. 21. Pemeriksaan Produk hewan ialah melakukan pemeriksaan terhadap produk ternak yang akan dijual baik ternak hidup maupun bahan hasil ikutannya. -15- e. Menjual barang dagangan selain ditempat yang telah ditentukan, kecuali bagi penjaga/ petugas. Pasal 16 (1) Setiap pemakai tempat dipasar hewan, diwajibkan : a. Menempatkan ternak dan atau produk hasil ternak jualannya secara teratur dan rapi dalam batas-batas ukuran tempat yang telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu lalu lintas orang. b. Memelihara ketertiban dan kebersihan pasar hewan. c. Menyelesaikan kewajiban pembayaran yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah ini, tepat pada waktunya. d. Mencegah kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran serta menyediakan alat pemadam kebakaran. e. Memelihara sopan santun pada saat menjual ternak dan hasil produk ternak. BAB X PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 Pengendalian dan Pengawasan terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. BAB XI SURAT PENDAFTARAN Pasal 18 (1) Wajib Retribusi, wajib mengisi SPORD. (2) SPORD sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diisi dengan jelas dan benar dan lengkap, serta ditandatangani oleh wajib Retribusi atau kuasanya.

-14- (2) Apabila pemegang izin meninggal dunia seperti tersebut pada ayat (1) huruf b pasal ini, izin dapat diteruskan oleh suami atau istri, anak atau ahli warisnya, dengan mengajukan permohonan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk menurut ketentuan pasal 10 Peraturan Daerah ini, selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak pemegang izin meninggal dunia. BAB IX TATA TERTIB PASAR HEWAN Pasal 14 (1) Setiap hari pasar hewan dimulai pukul 04.00 wita sampai 18.00 wita. (2) Setelah pasar ditutup, siapapun selain petugas pasar hewan, tidak diperbolehkan berada dalam pasar hewan, tanpa izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 15 (1) Tanpa izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak diperbolehkan merombak, menambah, mengubah bangunan pasar hewan dan atau membuat bangunan pasar hewan dan atau membuat bangunan yang bersifat tetap maupun sementara didalam pasar hewan. (2) Siapa pun dilarang untuk : a. Merusak bangunan pasar hewan. a. Menempatkan kendaraan atau hewan penarik kendaraan ditempat selain tempat pemberhentian yang telah ditentukan. b. Memperjual belikan atau menyimpan barang-barang yang dilarang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. c. Memasuki pasar hewan bagi orang-orang yang menderita penyakit menular dan atau penyakit yang membahayakan. -7-22. Pelataran adalah bagian pasar hewan yang telah ditetapkan untuk berjualan yang beratap bersatu dengan kandang tempat penjualan ternak dan atau tidak beratap dan tersendiri. 23. Lods adalah bangunan di pasar yang beratap, tetapi dipisahkan satu dengan yang lain dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai langit-langit. 24. Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai langit-langit yang berpengaruh untuk usaha berjualan. 25. Retribusi Jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan. 26. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang-undangan diwajibkan untuk membayaran Retribusi sesuai SKRD dan STRD ke kas Daerah dengan batas waktu yang telah ditentukan. 27. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPORD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut Peraturan Perundangundangan Retribusi Daerah. 28. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi Administrasi berupa bunga dan denda. 29. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Peraturan Perundang-undangan tentang ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan hewan.

-8- BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Nama Retribusi ini adalah Retribusi Pasar Hewan. Pasal 3 (1) Objek Retribusi meliputi : a. Penyediaan fasilitas/ Jasa pelayanan pasar hewan,merupakan tempat (petak, kandang penjualan, pelataran, lods, kios, kandang penampungan, tempat pemotongan unggas dan kandang isolasi) pada pasar hewan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. b. Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan atas permintaan pemilik hewan. (2) Hewan ternak yang masuk pasar hewan tidak wajib diperiksa kesehatannya. Dalam hal terdapat pemeriksaan, maka atas pelayanan tersebut dapat dipungut retribusi. Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas Pasar Hewan. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Pasar Hewan termasuk golongan Retribusi Jasa Umum. -13- Pasal 12 (1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 hari (tiga puluh hari) setelah izin diberikan, pemegang izin harus melakukan usaha penjualan di tempat yang telah ditentukan. (2) Pemegang izin tidak diperbolehkan memindahkan haknya kepada orang lain tanpa persetujuan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. BAB VIII PEMBERHENTIAN DAN PENCABUTAN IZIN Pasal 13 (1) Izin dinyatakan tidak berlaku lagi atau dicabut karena hal-hal sebagai berikut : a. Permohonann dari Pemegang izin. b. Pemegang izin meninggal dunia c. Tidak menempati atau melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam izin pemakaian fasilitas Pasar Hewan (petak kandang penjualan, pelataran, kandang penampungan, tempat pemotongan dan kandang Isolasi). d. Dipindah tangankan kepada orang lain tanpa persetujuan Bupati atau pejabat yang ditunjuk. e. Pemegang izin tidak melakukan aktifitas/ usaha berjualan dan tidak menggunakan tempat yang telah dimohonkan, setelah jangka waktu yang telah ditentukan, menurut pasal 12 peraturan daerah ini. f. Pemegang izin tidak dapat melanjutkan usaha selama 30 hari (tiga puluh hari), setelah izin berlaku. g. Pemegang izin melanggar peraturan tata tertib yang berlaku dipasar hewan. h. Izin usahanya tidak berlaku lagi dan atau tidak melakukan perpanjangan izin baru.

-12- -9- BAB VI PENGELOLAAN PASAR HEWAN Pasal 9 Pengelolaan Pasar Hewan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. BAB VII KETENTUAN PERIZINAN Pasal 10 Pemakaian petak kandang penjualan ternak, pelataran, lods, kios, tempat pemotongan, kandang isolasi dan kandang penampungan, dalam lingkungan pasar hewan, hanya diperuntukkan bagi orang dan atau badan usaha yang telah memiliki izin, yang dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 11 (1) Permohonan izin pemakaian fasilitas pasar hewan antara lain (petak kandang penjualan ternak, pelataran, lods, kios, tempat pemotongan, kandang penampungan dan kandang isolasi) diajukan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (2) Bentuk surat permohonan izin ditentukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (3) Permohonan yang telah memenuhi syarat yang berlaku diberikan izin. (4) Jangka waktu berlakunya pemberian izin dimaksud ayat (3) dalam pasal ini, ditetapkan selama satu tahun, dan wajib memperbaharui kembali bila masih diperlukan. BAB IV GOLONGAN MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan luas dan jasa pelayanan pemeriksaan/ kesehatan hewan serta jangka waktu penggunaan/ pemakaian fasilitas pasar hewan untuk kepentingan berjualan. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi, berdasarkan atas tujuan untuk memberikan jasa pelayanan fasilitas pasar hewan dalam rangka kemanfaatan umum untuk menunjang perekonomian daerah serta memenuhi keamanan kesehatan hewan masyarakat veteriner, dengan tetap memperhatikan biaya penyelenggaraan pelayanan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. (2) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi biaya pengadaan fasilitas, biaya operasional pemeliharaan, kebersihan, keamanan, kesehatan hewan dan biaya administrasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

-10- -11- Pasal 8 (1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas dan jenis pelayanan yang terdiri atas Petak kandang penjualan ternak, pelataran, lods, kios, tempat pemotongan ternak, kandang penampungan dan kandang isolasi seusai luas, jumlah/jenis ternak dan pengawasan/pemeriksaan kesehatan hewan serta jangka waktu penggunaan/ pemakaian. (2) Struktur dan besarnya ditetapkan sebagai berikut : a. Pemakaian Fasilitas Pasar Hewan No. Fasilitas/ Jasa Jenis Pungutan Tarif Retribusi (Rp) 1. Petak Kandang Ternak, pelataran, pelataran, lods, kios, tempat pemotongan dan kandang panampungan. Biaya Retribusi Pengguna Petak kandang penjualan, pelataran, lods, kios tempat pemotongan dan kandang penampungan. 5.000/m2/bulan b. Pengawasan / Pemeriksaan Pelayanan Kesehatan Hewan No. Fasilitas/ Jasa 1. Pemeriksaan Ternak masuk Pasaran Hewan tidak wajib diperiksa kesehatannya dalam hal terdapat pemeriksaan, maka atas pelayanan tersebut dapat dipungut retribusinya Jenis Pungutan Biaya Retribusi pemeriksaan pengawasan ternak di Pasar Hewan, untuk ternak : - Kambing - Sapi, kerbau dan kuda - Unggas Biaya Retribusi pelayanan / pemeriksaan kesehatan hewan : - Kambing - Sapi, kerbau,dan kuda - Unggas Tarif Retribusi (Rp) 500/ ekor 10.000/ ekor 100/ ekor 500 / ekor 10.000 / ekor 100 / ekor c. Biaya balik nama pemakaian tempat (petak kandang, pemotongan, pelataran, kandang penampungan dan kandang isolasi) dikenakan 2,5 % (dua koma lima persen) dari harga/ biaya tempat (petak kandang ternak, tempat pemotongan, pelataran, lods, kios, kandang penampungan) per meter bujur sangkar dibebankan bagi pemakai baru.