BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mudah menular dan dapat menyebabkan kematian. Penyebaran virus ini sangat tinggi, terutama melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, heterosekxual, dan pecandu narkoba. Virus akan merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga mengakibatkan turun/hilangnya daya tahan tubuh, akibat lanjutanya adalah mudah terjangkit penyakit lain diantaranya kanker, TBC, serta masih banyak lagi dan pada akhirnya akan meninggal karena komplikasi infeksi sekunder. Sampai saat ini belum ada obat/vaksin untuk dapat mencegah virus ini, Pengobatan yang ada hanya untuk menghambat perkembangan pertumbuhan virus di dalam tubuh. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1981 di Amerika Serikat, kemudian menyebar dengan cepat ke Eropa dan bagaian lain di dunia. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, HIV/AIDS 1

telah menyebar hampir ke semua negara, sehingga dianggap sebagai pandemik baru. Dalam 20 tahun terakhir infeksi HIV telah dipastikan telah menyebar luar ke seluruh penjuru dunia. Sejak epidemik mulai, sampai saat ini sudah 21,8 juta orang meninggal karena AIDS dan sampai saat ini terus meningkat. Data dari The Joint United Nations Program on AIDS (UNAIDS) menggambarkan perkiraan sebaran orang dewasa dan anak yang terinfeksi oleh HIV dan AIDS pada akhir tahun 2008 dengan total global 33,4 juta dalam tabel penyebaran sebagai berikut : Tabel 1.1. Sebaran Orang Dewasa dan Anak yang Terinfeksi HIV/AIDS di Dunia Pada Akhir Tahun 2008. (Sumber : The Joint United Nations Program on AIDS (UNAIDS)). Orang yang hidup dengan HIV Orang yang terinfeksi selama tahun 2008 Sub-Sahara Afrika Asia selatan & tenggara 22,4 juta 1,9 juta 3,8 juta 280.000 2

Asia Timur 850.000 75.000 Amerika latin 2,0 juta 170.000 Amerika Utara 1,4 juta 55.000 Eropa Tengah & barat Eropa Timur & Asia Tengah 850.000 30.000 1,5 juta 110.000 Karibia 240.000 20.000 Timur Tengah dan Afrika Utara 310.000 35.000 Oceania 59.000 3.900 Kasus AIDS pertama kali di laporkan di Indonesia pada 1 Juli 1987 di Bali. Sampai dengan 30 Juni 2011 ditemukan pengidap HIV/AIDS mencapai 26.483 orang secara komulatif dari 33 provinsi dan 300 kab/kota perbandingan resiko laki-laki dan perempuan adalah 3 :1, dan presentase tertinggi pada kelompok usia 20-29 tahun, serta jumlah penderita yang meninggal 5056 orang. data tentang jumlah sebenarnya dari ODHA di Indonesia sulit untuk di dapat. Sering kali dikemukakan bahwa jumlah penderita yang berhasil dihimpun hanyalah pucuk dari sebuah gunung es yang di bawahnya menyimpan banyak sekali jumlah penderita yang tidak terdeteksi. Setiap kasus yang dilaporkan diperkirakan ada 100 3

orang lainya yang sudah terinfeksi HIV, namun tidak terdeteksi. Menurut laporan Bappenas dan UNDP (2007/2008), virus HIV diperkirakan telah menginfeksi antara 172.000-219.000 orang di Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2011 penderita HIV/AIDS di Indonesia berkisar 200.000 penduduk (Depkes RI, 25/11/11), dengan jumlah kumulatif hingga akhir Juni 2011 adalah 26.438 yang terinfeksi HIV/AIDS dan yang meninggal 5056 jiwa. Jumlah tersebut akan terus bertambah dan menyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan tidak terkecuali di provinsi jawa Tengah. Pengidap HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Jawa Tengah pada tahun 1993 di Kabupaten Pemalang yang terdeteksi di Jawa Barat dan meninggal sebagai kasus AIDS pada tanggal 14 Oktober 1995. Setelah itu setiap tahun dilaporkan adanya kasus HIV& AIDS di Jawa Tengah. Berdasarkan survey jumlah kasus AIDS menurut provinsi sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 di Jawa Tengah terdapat sebanyak 17.207 kasus dengan perincian HIV sebanyak 6.066 kasus dan AIDS sebanyak 11.141 kasus dan yang sudah meninggal sebanyak 2.369 kasus dan jumlah penderita di Jawa Tengah sejak tahun 1993 hingga 2007 tercatat 1.486 kasus, dan pada akhir tahun 2011 tercatat 1.745 kasus, Dari jumlah tersebut 527 orang di derita warga berusia 25-29 tahun, sedangkan 202 orang pada kisaran usia 20-24 tahun. Hal ini membuktikan 4

terjadi peningkatan penderita tiap tahunya (spiritia, 21/11/11). Pengidap HIV/AIDS di Kota Salatiga sampai dengan tahun 2011 ini mencapai 124 kasus. Ini berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 112 kasus. Dari kasus tersebut, 52%-nya merupakan usia produktif dan yang meninggal dunia dari tahun 2000 hingga tahun 2011 sebanyak 40 orang. (Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dinkes Salatiga. 2011). Penyakit ganas ini telah menyerang mahasiswa dan pegawai negeri sipil (PNS). Demikian diungkapkan Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, BPH Pramusinta, (KPA Salatiga,11 november 2011). Dalam perkembangannya seorang ODHA tidak akan bisa berdiri sendiri dalam manjalani kehidupannya. Mereka dikelilingi oleh faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi aktiviasnya dalam mengkonsumsi obat setiap harinya, Obat yang dikonsumsi ODHA beragam dan setiap obat mempunyai dosis yang di tentukan oleh dokter. Faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan, faktor PMO (pengawas minum obat bisa dari keluarga, sahabat, atau dari pihak terapis), faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor diri sendiri dan faktor CST (care support treatment). ODHA diwajibkan untuk mengkonsumi obat-obatan secara patuh. 5

Pengobatan HIV/AIDS atau yang sering dikenal dengan terapi ARV ini dilakukan seumur hidup dengan diagnosa positif, dengan masa percobaan kepatuhan selama 3 sampai 6 bulan pertama. Obat yang diminum akan masuk ke aliran darah melewati ginjal dan hati sebagai organ detoksifikasi dan oksigenasi. Setelah terjadi eksresi sebagian obat,maka obat yang berada dalam darah menjadi berkurang konsentrasi plasmanya.untuk mempertahankan kadar plasma dalam darah tetap tinggi, maka penderita harus minum kembali obat. Beberapa obat. Beberapa obat ARV seperti AZT (zidovudin), ddl (didanozin), ddc (zalsitabin), akan diserap baik oleh tubuh dan masuk aliran darah dengan tingkat yang lebih tinggi bila tidak terdapat persediaan makanan di dalam perut, ada juga jenis obat yang masuk kedalam darah lebih tinggi dengan keadaan perut terdapat persediaan makanan, dalam arti lain jenis-jenis obat yang dikonsumsi oleh odha ini berbeda-beda, ada yang harus diminum setelah makan dan ada pula yang harus diminum saat posisi perut kosong, ada juga obat yang di minum dengan dosis yang berbeda setiap harinya seperti obat kotrimoksasol yang berupa sirup. Karena itu perlu sekali memahami penggunaan obat-obat ARV yang di konsumsi, sehingga kadarnya dalam plasma dapat dipertahankan tetap tinggi, kadar plasma obat yang rendah memungkinkan HIV tetap menggandakan diri dalam tubuh. Semakin banyak mengalami penggandaan virus HIV semakin 6

banyak terbentuk virus yang mengalami mutasi dan resisten (kebal) terhadap obat. Jika virus HIV didalam tubuh telah resistan terhadap obat yang dipakai, maka terapi yang digunakan telah gagal.(www.spiritia.com) Cara terbaik untuk mencegah terjadinya resistan terhadap obat adalah dengan kepatuhan terhadap mengkonsumsi obat. Diagnosa yang tepat, pemilihan obat serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu terapi jika tidak diikuti dengan kepatuhan pasien HIv/AIDS dalam mengkonsumsi obatnya. Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang (hingga nilai CD4 normal dengan masa percobaan 6 bulan) terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di Negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah padahal untuk mencapai survey virologis yang baik diperlukan tingkat kepatuhan terapi ARV yang sangat tinggi, Penelitian menunjukan bahwa untuk mencapai supresi virus yang optimal, setidaknya 95% dari semua dosis tidak boleh terlupakan.(www.sipitia.com) Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi utamanya pada terapi penyakit tidak menular, misalnya : diabetes, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi HIV / AIDS dan tuberkulosis Adanya 7

ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit ini dapat memberikan efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit, pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020. Harus diingat bahwa kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima dimensi yang saling terkait, yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. Semua faktor tersebut adalah faktor-faktor penting dalam mempengaruhi kepatuhan dan tidak ada yang memiliki pengaruh yang lebih kuat dari faktor lainnya. Selain itu, diperlukan komitmen pasien yang kuat dan koordinasi yang erat dari seluruh pihak. Ketidakpatuhan pasien dalam melakukan terapi ARV di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya paling banyak di pengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor pendidikan dan faktor putus asa. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai semakin tingginya jumlah penderita HIV/AIDS dan belum ditemukanya obat yang mampu untuk memusnahkan virus HIV dan semakin tingginya angka ketidakpatuhan ODHA dalam mengkonsumsi ARV, maka peneliti ingin megetahui pengaru dar faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ODHA dalam mengkonsumsi obat, diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor PMO (pengawas minum obat bisa dari keluarga, sahabat, atau dari pihak terapis), 8

faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor diri sendiri, faktor pengetahuan Cst. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui faktor yang paling berpengaruh atau. 1.2 Identisifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas fenomena yang terjadi adalah banyak sekali para ODHA yang mengalami drop out obat atau berhenti minum obat karena suatu ketidakpatuhan. Ada beberapa faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada kepatuhan minum obat ODHA, agar terapi yang dilakukan berhasil, maka kepatuhan harus dijalankan sesuai dengan petunjuk, Ketidakpatuhan akan menyebabkan HIV virus menjadi resistan terhadap ARV. 1.3 Batasan Masalah Agar penulisan pada penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang akan diteliti maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah : Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada Odha di Salatiga. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka Rumusan masalahnys diajukan dalam penelitian ini adalah anlisis Faktorfaktor yang berhubungan dengan kepatuhan meminum obat pada Odha di Salatiga. 9

1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada Odha di salatiga 1.4.2 Tujuan khusus Mendiskripsikan karakteristik responden Mendiskripsikan kepatuhan minum obat pada penderita HIV/AIDS di salatiga Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat Mengetahui hubungan antara peran pengawas minum obat 1.6 Manfaat Penelitian dengan kepatuhan minum obat Manfaat dari penelitian ini adalah Bagi institusi pendidikan terkait Sebagai dasar pengembangan Institusi Pendidikan dalam pembentukan profil lulusan yang ideal. Bagi pengembangan ilmu keperawatan 10

Memberikan informasi bagi perawat dan pemerhati HIV/AIDS tentang kepatuhan minum obat yang berpengaruh bagi ODHA dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan terutama program terapi ARV pada penderita HIV/AIDS Bagi komisi penanggulangan AIDS Diharapkan dapat memberikat informasi yang adekuat tentang penyuluhan HIV/AIDS untuk meningkatkan penatalaksanaan program pemberantasan HIV/AIDS, Selain itu, dapat dijadikan sebagai masukan, acuan, wawasan baru, serta bahan untuk penentuan kebijakan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap penderita HIV/AIDS. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan peneliti dan dapat menjadi sumber informasi pada peneliti lainya. 11