BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER UNTUK KADER

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

PEDOMAN WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

MATERI PENYEGARAN KADER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

CATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

LAMPIRAN I : KUESIONER

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

SISTEM INFORMASI POSYANDU KESEHATAN IBU DAN ANAK. Nabila Sholihah 1*, Sri Kusumadewi 1. Jl. Kaliurang km 14.5 Sleman, Yogyakarta 55584

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Padengo tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Popayato Barat. Jarak antara ibu kota kecamatan menuju desa Padengo sekitar 2 km. desa ini memiliki luas wilayah ± 12 km² yang terbagi dalam 3 dusun. Bagian utara di desa ini berbatasan dengan Kab. Buol; bagian timur berbatasan dengan Desa Dudewulo; bagian selatan berbatasan dengan Teluk Tomoni dan bagian barat berbatasan dengan desa persatuan. Desa Padengo mempunyai jumlah penduduk ± 972 jiwa yang seluruhnya beragama islam yakni 100%. Jika diklasifikasi menurut jenis kelamin penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 468 jiwa dan perempuan berjumlah 494 jiwa dari jumlah KK 327. Sebagian besar penduduk Desa Padengo adalah petani dan sisanya adalah pegawai Negeri dan nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Padengo Berdasarkan mata pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah Angka % 1. 2. 3. Pegawai Negeri Nelayan Petani 15 12 300 1,54 1,23 91,74 Jumlah 327 100 49

Posyandu yang ada di Desa Padengo hanya ada satu yaitu posyandu Dahlia yang berlokasi di pusat desa yaitu di dusun andalas. Pemilihan lokasi posyandu ini didasarkan pada jarak antara rumah penduduk dengan lokasi posyandu. Posyandu ditempati di pusat desa agar dapat melayani penduduk yang berada di dusun mekar, andalas dan permai. b. Analisis Data Hasil Wawancara Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini diarahkan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas pelayanan program posyandu yang terbagi dari lima indikator meliputi: (1) keberhasilan program posyandu, (2) Keberhasilan sasaran, (3) kepuasan terhadap program posyandu, (4) tingkat input dan output, (5) pencapaian tujuan menyeluruh. Efektivitas pelayanan program posyandu dapat diuraikan melalui rincian sebagai berikut : 1. Keberhasilan Program Posyandu Keberhasilan program posyandu merupakan tujuan utama dari pelayanan posyandu. Untuk itu sebelum posyandu berhasil maka yang harus diperhatikan terlebih dahulu yaitu sumber daya manusia (SDM) tanpa didukung oleh sumber daya manusia maka program ini tidak akan berjalan dengan optimal. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para responden bahwa program posyandu belum berhasil. Pernyataan responden ini didukung oleh hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti bahwa kesadaran masyarakat belum 100% sadar akan pentingnya posyandu.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan ketua pengelola Posyandu (Ningsi Amara) ketika ditanyakan apakah program posyandu saat ini sudah berhasil?, diperoleh jawaban seperti : Belum, karena belum adanya motivasi ibu-ibu untuk datang ke posyandu karena adanya faktor budaya yang masih memegang teguh budaya nenek moyang yang lebih mengutamakan jasa dukun dari tenaga medis. (Wawancara, hari Senin 21 Mei 2012) Jawaban yang hampir sama disampaikan oleh (Uyan Mona), kader yang betugas di Posyandu Dahlia. Adapun kutipan jawabannya adalah : Belum, karena belum semua ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu hamil, maupun PUS yang rutin ke posyandu sebab mereka belum sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. (Wawancara, hari Senin 21 Mei 2012) Lebih lanjut dikemukakan oleh Wayan Erisa selaku petugas kesehatan pada posyandu Dahlia Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. Ketika ditanyakan Apa saja program pelayanan yang diberikan oleh posyandu. diperoleh jawaban : Program pelayanan yang diberikan oleh posyandu mengacu pada pematauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, Meningkatkan status gizi anak dan ibu hamil, Penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemberian vaksinasi kepada bayi agar tidak gampang terkena penyakit yang menular. (Wawancara, hari Senin 21 Mei 2012) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh posyandu Dahlia Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat yakni pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana, pelayanan imunisasi, pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil serta pencegahan dan penanggulangan diare.

2. Keberhasilan Sasaran Salah satu yang mempengaruhi efektivitas pelayanan posyandu yaitu keberhasilan sasaran. Guna mengetahui sasaran posyandu Dahlia Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat peneliti mempertanyakan hal tersebut kepada Ilun Nento selaku kader kesehatan. Ketika ditanyakan siapa sajakah yang menjadi sasaran posyandu. diperoleh informasi : Seluruh masyarakat atau keluarga utamanya adalah bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan PUS. (Wawancara, hari Selasa 22 Mei 2012) Lebih lanjut dikemukakan oleh Ningsi Amara selaku Petugas kesehatan yaitu sebagai bidan di Posyandu Dahlia Desa padengo kecamatan Popayato Barat. ketika ditanyakan apakah keberhasilan posyandu sudah memadai. Diperoleh informasi : Pelayanan posyandu kepada masyarakat belum memadai oleh karenanya kita melakukan swiping 3 bulan sekali dengan mendatangkan kader ke rumah-rumah sasaran posyandu untuk mengecek apakah aktif dalam kegiatan posyandu. Untuk mendatangkan masyarakat ke posyandu sangat sulit buktinya setiap kali ada posyandu hanya sebagian saja yang datang karena sebagian besar masyarakat belum menyadari akan pentingnya kesehatan khususnya kehadiran posyandu itu sendiri. oleh karena itu kita berupaya untuk melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat dan TP. PKK tingkat desa. (Wawancara, hari Selasa 22 Mei 2012) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pelayanan posyandu kepada masyarakat belum sesuai sasaran karena sebagian dari masyarakat tidak datang ke posyandu disebabkan masyarakat belum menyadari akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Oleh sebab itu setiap tiga bulan sekali kader-kader melakukan swiping ke rumah-rumah sasaran posyandu untuk mengecek apakah aktif dalam kegiatan posyandu, selain itu para pengelola posyandu berupaya

melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat dan TP. PKK tingkat desa. Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa salah satu responden yang berperan sebagai ketua pengelola posyandu memang berasal dari unsur kesehatan yaitu sebagai bidan desa, selain itu beliau memang direkomendasikan oleh pihak puskesmas untuk bertugas diwilayah Desa Padengo. 3. Kepuasan terhadap Program Posyandu Guna memperoleh informasi tentang kepuasan ibu-ibu terhadap program posyandu ketika ditanyakan kepada Elva Biki selaku ibu yang mempunyai anak balita apakah masyarakat sudah puas terhadap pelayanan posyandu. diperoleh informasi : Bagaimana saya sudah puas saya tidak pernah membawa anak saya ke posyandu karena tidak ada waktu saya lebih sering ke kebun dan kalau anak saya sakit saya lebih percaya dukun daripada tenaga medis. (Wawancara, hari Rabu 23 Mei 2012) Lebih lanjut ketika ditanyakan kepada In Ansonge selaku ibu yang rutin ke posyandu bagaimana bentuk kepuasan masyarakat terhadap program posyandu. diperoleh informasi : Bentuk kepuasan diantaranya yaitu anak saya terlayani dalam pemberian imunisasi, diberikan suntikan serta gizinya dapat terpenuhi.karena dengan adanya imunisasi anak saya bisa ada kekebalan tubuh agar tidak gampang sakit. (Wawancara, hari Rabu 23Mei 2012) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masih ada ibu yang mempunyai balita tidak pernah membawa anaknya ke posyandu karena tidak ada waktu hanya lebih sering ke kebun dan kalau anak mereka sakit lebih baik do bawa ke dukun daripada tenaga medis tetapi ada juga ibu yang mempunyai balita sudah puas dengan pelayanan di posyandu karena anak mereka dapat terlayani

dalam pemberian imunisasi, diberikan suntikan serta gizinya dapat terpenuhi.karena dengan adanya imunisasi anak saya bisa ada kekebalan tubuh agar tidak gampang sakit. 4. Tingkat Input dan Output dari Program Posyandu Untuk mengetahui tentang tingkat input dan output dari program posyandu terlebih dahulu peneliti menjelaskan bahwa input itu adalah hasil yang ada dalam posyandu itu sendiri sedangkan output adalah hasil yang ada pada masyarakat tersebut. Guna mengetahui tingkat input dari program posyandu melalui wawancara dengan Ningsi Amara selaku petugas kesehatan. Ketika ditanyakan Apakah tingkat input dari program posyandu. Diperoleh informasi : Tingkat input dari program posyandu yakni balita bisa memperoleh imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit diantaranya mencegah hepatisis B (kerusakan hati), mencegah sakit paru-paru, mencegah polio, mencegah tetanus dan mencegah campak serta bisa memantau umbuh kembang balita, pemantauan kesehatan ibu hamil, pelayanan KB dan penyuluhan pemberian ASI ekslusif. (Wawancara, hari Rabu 23 Mei 2012) Lebih lanjut ketika ditanyakan kepada Narti Abas selaku ibu yang mempunyai balita Apakah tingkat output dari masyarakat terhadap program posyandu. diperoleh informasi : Saya selaku masyarakat belum paham akan manfaat posyandu oleh sebab itu saya enggan membawa anak saya ke posyandu karena anak saya pernah dibawa ke posyandu dan diimunisasi berapa hari kemudian anak saya panas. (Wawancara, hari Rabu 23 Mei 2012) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat input dari program posyandu yakni anak bisa memperoleh imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit diantaranya mencegah hipatisis B (kerusakan hati), mencegah sakit paruparu, mencegah polio, mencegah tetanus dan mencegah campak selain itu di

posyandu bisa memantau tumbuh kembang balita, pemantauan kesehatan ibu hamil, pelayanan KB dan penyuluhan pemberian ASI ekslusif. Adapun tingkat output dari masyarakat terhadap program posyandu yakni sebagian masyarakat belum sadar betapa pentingnya imunisasi karena dengan adanya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat bahwa apabila anaknya diimunisasi karena dengan adanya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat bahwa apabila anaknya panas, padahal imunisasi itu sangat perlu untuk bayi di bawah usia satu tahun dan kalaupun panas itu adalah reaksi obat itu sendiri. Sebagian masyarakat yang enggan datang ke posyandu mereka tidak mengetahui tumbuh kembang anak, mereka lebih percaya sama dukun bayi ketimbang petugas kesehatan. Meskipun sudah diadakan penyuluhan tentang kegiatan yang ada di posyandu tetapi masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. 5. Pencapaian Tujuan Menyeluruh Untuk mencapai tujuan menyeluruh posyandu terlebih dahulu peneliti ingin mengetahui tujuan program posyandu. Melalui wawancara dengan Wayan Erisa selaku petugas kesehatan. Ketika ditanyakan Apakah tujuan program posyandu. Diperoleh informasi : Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil, dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian Makanan Tambahan, pemberian vitamin A dan pencegahan serta penanggulangan diare antara lain dengan penyuluhan Perilaku Bersih Dan Sehat (PHBS) serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. (Wawancara, hari Rabu 23 Mei 2012)

Lebih lanjut ketika ditanyakan kepada Wayan Erisa selaku petugas kesehatan Apakah tujuan menyeluruh posyandu sudah sesuai dengan yang diharapkan. diperoleh informasi : Kami dari petugas kesehatan mengamati belum sesuai dengan apa harapam karena posyandu itu belum mandiri karena masih dibantu oleh petugas kesehatan, kader-kader belum mampu menghendel sendiri dalam melayani masyarakat harapannya untuk kedepan posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal dan bisa menjadi posyandu yang mandiri dan menjalani sistem 5 meja di Desa Padengo khususnya di Kec. Popayato Barat. Pada umumnya dan kesadaran masyarakat untuk ikut dalam kegiatan posyandu dapat meningkat agar pelayanan kesehatan di posyandu lebih efektif dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh petugas kesehatan masyarakat dan bisa mengikutkan kader-kader dalam pelatihan-pelatihan mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu agar pengetahuan dan pengalaman mereka dalam pelayanan posyandu dapat meningkat. (Wawancara, hari Rabu 23 Mei 2012) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa posyandu Dahlia Desa Padengo kecamatan Popayato Barat belum mencapai tujuan menyeluruh posyandu karena berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temui di lapangan bahwa posyandu ini belum termasuk dalam posyandu mandiri karena kader-kader belum bisa menghendel sendiri dalam melayani masyarakat masih butuh bantuan dari tenaga medis di puskesmas, selain itu posyandu belum melaksanakan pemberian makanan tambahan disebabkan prosedur dana yang tidak mencukupi karena tidak ada campur tangan oleh TP. PKK tingkat desa, serta posyandu ini belum melaksanakan sistem 5 meja karena tidak tersedianya tenaga profesional dalam bidang tersebut.

B. Pembahasan 1. Keberhasilan Program Posyandu Pengelola posyandu bersama para kader mengalami kesulitan dalam memajukan posyandu agar bisa berhasil dikarenakan belum adanya motivasi ibuibu untuk datang ke posyandu karena adanya faktor budaya yang masih memegang teguh budaya nenek moyang yang lebih mengutamakan jasa dukun dari tenaga medis untuk mengobati anaknya sakit dan belum ada kerjasama yang baik antara pengelola atau petugas posyandu dengan TP. PKK tingkat desa. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan standar pelayanan yang ada di posyandu Padengo masih ada 3 standar yang belum dilaksanakan yaitu upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, dan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang belum dilaksanakan oleh petugas kesehatan maupun kader posyandu karena pelayanan posyandu hanya pada waktu hari posyandu saja mereka tidak pernah turun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan tiga standar pelayanan tersebut. Upaya kesehatan ibu anak dan KB dan upaya perbaikan gizi sudah sering dilakukan oleh petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan posyandu. Dari semua kegiatan yang lebih mendominasi yaitu pelayanan bayi dan anak balita, imunisasi dan gizi tetapi ibu-ibu hamil dan pasangan usia subur hanya satu dua orang yang datang memeriksakan kehamilan dan memasang KB. Tidak efektifnya kegiatan posyandu berakibat pada tidak berhasilnya program posyandu karena masyarakat masih memegang teguh budaya nenek moyang yang lebih percaya dukun daripada tenaga medis sehingga ibu-ibu yang

mempunyai anak balita enggan memeriksakan anaknya ke posyandu. di samping itu sesuai dengan pengamatan di lapangan bahwa sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat hanya tamatan SD jadi pengetahuan mereka tentang kesehatan khususnya pentingnya posyandu masih kurang. Faktor ekonomi juga merupakan salah satu alasan ibu-ibu enggan membawa anaknya ke posyandu karena mereka lebih mengutamakan pergi ke kebun untuk membantu suami mencari nafkah. 2. Keberhasilan Sasaran Pelayanan posyandu kepada masyarakat belum sesuai sasaran karena sebagian dari masyarakat tidak datang ke posyandu disebabkan masyarakat belum menyadari akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Oleh sebab itu setiap tiga bulan sekali kader-kader melakukan swiping ke rumah-rumah sasaran posyandu untuk mengecek apakah aktif dalam kegiatan posyandu, selain itu para pengelola posyandu berupaya melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat dan TP. PKK tingkat desa. Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa salah satu responden yang berperan sebagai ketua pengelola posyandu memang berasal dari unsur kesehatan yaitu sebagai bidan desa, selain itu beliau memang direkomendasikan oleh pihak puskesmas untuk bertugas diwilayah Desa Padengo. Salah satu yang menjadi kendala dalam pelayanan posyandu belum berhasil sesuai sasaran karena belum ada kerjasama antara tokoh masyarakat dan TP. PKK tingkat desa dengan pengelola posyandu maupun kader-kader yang ada di desa. Sehingga para petugas kesehatan ini sulit untuk mendatangkan

masyarakat ke posyandu. Meskipun kader-kader desa telah melakukan swiping dalam waktu tiga bulan sekali datang ke rumah-rumah sasaran posyandu tetap masih ada juga yang enggan datang membawa anaknya ke posyandu terutama ibu hamil setiap kali posyandu hanya satu dua orang saja yang datang ke posyandu hal ini peneliti temuai dilapangan. 3. Kepuasaan Terhadap Program Posyandu Bentuk kepuasan masyarakat terhadap program posyandu diantaranya mereka yang sudah aktif dalam posyandu mulai dari pelayanan sampai dengan pemberian imunisasi. Walaupun belum semua masyarakat yang ikut dalam kegiatan posyandu tetapi petugas kesehatan telah memberikan layanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Petugas kesehatan sulit mengungkapkan kalau masyarakat itu sudah puas dengan pelayanan yang ada di posyandu karena tidak semua masyarakat yang ikut dalam posyandu hanya sebagian kecil dari masyarakat jadi hanya masyarakat yang aktif dalam kegiatan posyandu yang merasa puas dengan kegiatan posyandu meliputi pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare dan pelayanan KB. Adapun bentuk kepuasan masyarakat diantaranya dengan rutin setiap sebulan sekali memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak ke posyandu.

4. Tingkat Input dan Output dari Program Posyandu Tingkat input dari program posyandu yakni: anak bisa mendapatkan pelayanan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang. Melalui penimbangan berat badan tiap bulan di posyandu dan mendapatkan imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit. Diantaranya mencegah hipotesis B (kerusakan hati) mencegah sakit paru-paru, mencegah polio, mencegah tetanus, dan mencegah campak. Adapun tingkat output dari masyarakat terhadap program posyandu yakni masih ada masyarakat yang menjadi sasaran posyandu yang enggan ke posyandu karena dengan adanya mitos yang berkembang bahwa kalau anaknya diimunisasi maka anaknya akan panas. Dengan adanya mitos yang berkembang tersebut sehingga mereka enggan membawa anaknya ke posyandu karena mereka belum sepenuhnya sadar akan kesehatan ibu dan anak, mereka belum mengetahui kalau posyandu itu adalah pelayanan dasar yang ada di desa serta ujung tombak kesehatan terutama ibu dan anak. 5. Pencapaian Tujuan Menyeluruh Posyandu Dahlia belum mencapai tujuan seluruh posyandu karena berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temui di lapangan bahwa posyandu ini belum termasuk dalam posyandu mandiri karena kader-kader belum bisa menghendel sendiri dalam melayani masyarakat masih butuh bantuan dari tenaga medis di puskesmas, selain itu posyandu belum melaksanakan pemberian makanan tambahan disebabkan prosedur dana yang tidak mencukupi karena tidak ada campur tangan oleh TP. PKK tingkat desa, serta posyandu ini belum

melaksanakan sistem 5 meja karena tidak tersedianya tenaga professional dalam bidang tersebut. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan posyandu berdasarkan hasil pengamatan langsung peneliti di Posyandu Dahlia Desa Padengo dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendaftaran Ibu-ibu yang datang ke posyandu terlebih dahulu harus mendaftarkan nama dan usia anaknya pada petugas/ kader yang ada. 2. Penimbangan Setelah namanya di daftar oleh petugas, kemudian anak (peserta imunisasi) tersebut ditimbang berat badannya, 3. Pengisian KMS Hasil timbangan dicatat oleh kader pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Bagi ibu-ibu yang memegang kartu KMS, hasil timbangan anaknya dicatat pada kartu KMS tersebut sedangkan yang tidak memegang kartu KMS maka hasil timbangan anak cukup disampaikan secara lisan kepada ibunya. 4. Kegiatan Imunisasi Setelah kegiatan mendaftar, penimbangan berat badan dan pencatatan berat badan pada KMS, kegiatan selanutnya adalah pemberian imunisasi. Peserta di panggil sesuai urutan nomor pendaftaran. Peserta yang dipanggil langsung menuju petugas yang melayani imunisasi, sedangkan peserta yang belum terpangggil namanya menunggu nama mereka dipanggil oleh petugas. Pemberian imunisasi ini adalah kegiatan terakhir yang dilaksanakan di posyandu.

Optimalisasi kegiatan meja 4 sebagai bagian dari upaya efektivitas program posyandu ini membutuhkan peran serta dan dukungan sepenuhnya dari masyarakat, terutama tenaga yang memahami tentang perkembangan anak usia dini. Selain itu keterlibatan pihak pemerintah dan dinas terkait dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat sangat menunjang efektifnya program posyandu. Pelaksanaan posyandu ini sangat diperlukan untuk merubah konsep pemikiran masyarakat, agar nantinya mereka dapat pro aktif dalam mengefektifkan program posyandu sehingga kedepannya posyandu ini dapat berfungsi bukan seja sebagai tempat pelayanan kesehatan akan tetapi dapat melayani masyarakat (anak balita) melalui aspek pendidikan. Pentingnya peran serta masyarakat dalam mengefektifkan program psoyandu ini dimaksudkan agar menyarakat benar-benar memberdayakan diri mereka dalam usaha menciptakan dan memelihara kesehatan pribadi mereka, dalam hal ini kasadaran lahir dalam diri masyarakat sendiri tanpa harus menunggu perintah dari pihak tertentu. Jika dicermati, adanya ketergantungan masyarakat terhadap pihak-pihak tertentu seperti pemerintah misalnya dalam hal pengambilan keputusan ataupun dalam pelaksanaan kegiatan lainnya merupakan salah satu penghambat efektifnya program posyandu di Desa Padengo. Disisi lain, belum seriusnya pemerintah dalam mengawasi dan menangani masalah posyandu merupakan saah satu penghambat efektifnya program posyandu. Kehadiran unsur aparat desa dalam setiap pelaksanaan program posyandu merupakan merupakan suatu jalan keluar untuk bisa membantu dan mengetahui apa sebenarnya kendalan yang diharapi posyandu dalam kaitannya dengan usaha

untuk mengefektifkan program posyandu. Peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung efektifnya posyandu dapat dilakukan melalui: a. Pembentukan suatu lembaga atau unit pengelola posyandu di desa yang anggotanya dipilih oleh masyarakat dengan tugas untuk mengelola penyelenggaraan posyandu secara professional, termasuk memperhatikan masalah ketenagaan, sarana dan pembiayaan. b. Menghimpun dana bantuan untuk pembiayaan penyelenggaraan posyandu yang bersumber dari dana desa, maupun bantuan sarana dasar untuk pelaksanaan fungsi pokok posyandu. c. Pemberian bimbingan dalam rangka pengelolaan posyandu maupun kegiatan lain berupa pelayanan yang dapat meningkatkan mutu posyandu secara menyeluruh. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di desa, pihak pengelola posyandu mempunyai kewajiban melaporkan kegiatannya kepada kepala desa, sebaliknya kepala desa berkewajiban untuk membina keberadaan unit pengelola posyandu, karena kegiatan posyandu yang dikelola oleh masyarakat itu pada dasarnya untuk meningkatkan pengembangan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) dini daerahnya yang berarti sebagai asset desa. Struktur Organisasi Posyandu Dahlia Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat sebagai berikut :

Kepala Desa Ibrahim Biki Pengelola/ Petugas Posyandu Ningsi Amara Kader Imunisasi Ilun nento Kader KIA Nur Husain Kader Kesling Wahab Pikoli Kader Gizi Uyan Mona Kader KB Ruslin Nasibu Ibu Hamil Bayi/Balita PUS a. Kepala Desa selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa mempunyai tugas yakni : 1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu. 2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu; 3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu; 4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya. 5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

b. Pengelola/ Petugas Posyandu mempunyai tugas yakni : 1) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu. 2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya. 3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas. 4) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu. 5) Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan. c. Kader kesehatan di desa mempunyai tugas yakni : 1) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita; 2) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik;

3) Melakukan tindak lanjut terhadap: 1) Sasaran yang tidak datang; 2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan; 4) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka; 5) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan. d. Ibu hamil Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: 1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemkan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas; 2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut: a. Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi b. Perawatan payudara dan pemberian ASI c. Peragaan pola makanan ibu hamil d. Peragaan perawatan bayi baru lahir e. Bayi dan Anak Balita

Jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup: 1. Penimbangan berat badan 2. Penentuan status pertumbuhan 3. Penyuluhan 4. Pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. f. Pasangan usia Subur (PUS) Jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup: 1. Mengajukan untuk ber-kb 2. Menjaga jarak.mengatur kehamilan 3. Memelihara kesehatan reproduksi 4. Menjaga keharmonisan keluarga