18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya. mengayomi hubungan hak dan kewajibannya masing-masing anggota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Akad Jual-beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (amaliah) yang diperoleh melalui dalil-dalil yang terperinci. 1. Muamalah merupakan aturan-aturan (hukum) Allah SWT untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. yang Allah SWT perintahkan untuk saling tolong menolong, bahu-membahu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. muamalah diantaranya tolong-menolong, merupakan hal yang sangat diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pelaksanaan Syirkah Antara Pemilik Kapal Dengan Nelayan Di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

1 Ahmad Faisol Amir, wawancara (Banjarsari, 17 Januari 2014)

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pengertian benda dan macam-macamnya, dengan benda dan macam-macamnya, hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PROPERTY DI PT CAHAYA INDAH MULIA DESA TAJUG KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO Oleh: Ari Salvia Herdiana 1

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

Transkripsi:

RINGKASAN Manusia sebagai hamba Allah yang statusnya makhluk sosial, dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya diperlukan adanya suatu tatanan hukum yang mampu mengatur dan mengayomi hubungan hak dan kewajibannya masingmasing anggota masyarakat. Tujuannya antara lain, untuk menghindari berbagai permasalahan dan dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi. Tatanan hukum tersebut dikenal dengan Hukum Muamalat. 1 Pengertian secara luas, muamalah yaitu aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam hidup dan kehidupan. 2 Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam muamalat ialah al-bay. Menurut bahasa al-bay berarti menjual atau menganti. 3, dikatakan: Ba a asy-syaia jika dia mengeluarkannya dari hak miliknya, dan ba ahu jika dia membelinya dan memasukkannya ke dalam hak miliknya, dan ini masuk dalam kategori nama-nama yang memiliki lawan kata jika disebut ia mengandung makna dan lawannya seperti perkataan al-qur yang berarti haid dan suci. Demikian juga dengan perkataan syara yang berarti mengambil dan syara yang berarti menjual. Dalam istilah umum dinamakan jual-beli, oleh karena itu al-bay mempunyai pengertian umum yang meliputi pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli atas suatu barang. 4 Subjek perjanjian yaitu pemilik barang atau penjual dan pembeli. Sebagaimana yang terjadi di masyarakat, utamanya di Desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mengadakan kerjasama seperti yang terjadi antara masyarakat desa Randuharjo dengan pemilik tambang yaitu mengadakan praktek jual-beli tanah yang hanya diambil kandungan pasirnya atau biasanya disebut jual-beli galian tanah atau pasir batu (sirtu). Dengan adanya pertambangan pasir batu (sirtu) di desa Randuharjo banyak masyarakat desa setempat yang berpindah profesi, yang mana semula mereka bekerja sebagai buruh 1 Ahmad Azhar Basyir. Asas-asas Humum Muamalat, (Yogyakarta: Fakultas Hukum UII, 1993), hal. 7. 2 Abdul Majid,. Pokok-pokok fiqh Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam Islam, (Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1986), hal. 1 3 Abdul Rahman Ghazaly,dkk. Fiqh Muamalat, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 67 4 Helmi Karim. Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hal. 9.

tani kini sudah banyak yang bekerja di sana seperti menjadi penambang, supir truk, supir kontraktor dan ada juga yang berjualan. Praktek pertambangan ini merupakan salah satu bentuk interaksi dengan sesama, sehingga interaksi tersebut berdampak menjadi suatu hukum karena terdapat beberapa pihak yang melakukan perjanjian, antara lain dari pihak pemilik tanah yang menjual tanahnya untuk diambil kandungan sirtu dengan pihak pemilik usaha penambangan yaitu CV. Rahima Bumi Kencana yang bertindak sebagai pembeli. Akad ini berupa akad jual-beli, yaitu pemilik tanah (masyarakat) menjual tanah yang memiliki kandungan sirtu kepada pembeli (CV. Rahima Bumi Kencana). Akan tetapi peneliti melihat adanya permasalahan, yaitu adanya praktek pertambangan ilegal yang dilakukan oleh pemilik tambang. Pertambangan ilegal ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan akan tetapi prosedur perizinan yang diberikan selama satu tahun harus diperbaiki pada tahun berikutnya sangat sulit untuk diterbitkan lagi, banyak prosedur yang harus dilakukan sebagai pelengkap perizinan. Disamping itu, pihak penambang sudah membeli hak tanah untuk digali kandungannya berhektar-hektar dan tidak mungkin dapat diselesaikan selama satu tahun, sehingga mereka harus melanjutkannya pertambangan pada tahun berikutnya meskipun tanpa perizinan untuk mengambil hak mereka atas tanah yang sudah dibelinya. 5 ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini, diantaranya untuk: 1) Mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan akad jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto. 2) Mengetahui dan mendeskripsikan tinjauan hukum Islam terhadap praktek jual beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto. 3) Mengetahui dan mendeskripsikan tinjauan hukum perdata terhadap praktek jual beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto. A. Konsep Jual Beli dalam Islam Syariat Islam diturunkan Allah bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia, baik untuk pribadi atau pun hubungan dengan sosial. Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dituntut untuk usaha mencari rizki. Jual beli adalah salah satu usaha untuk mencari rizki. Jual beli termasuk dalam kajian fiqh muamalah. Muamalah adalah ilmu tentang hukum-hukum syara yang mengatur hubungan antara manusia dengan 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul. 18.05 Wib.

manusia lain yang sasarannya adalah harta benda atau mal. Ada beberapa prinsip yang menjadi acuan dan pedoman secara umum untuk kegiatan muamalah ini. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Muamalah adalah urusan duniawi. 2. Muamalah harus didasarkan kepada persetujuan dan kerelaan kedua belah pihak. 3. Adat kebiasaan dijadikan dasar hukum. 4. Tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain. 6 Dalam bertindak didunia ini semua harus sesuai dengan syariat Islam agar semua yang dilakukan bernilai ibadah, hasilnya halal dan membawah berkah bagi semuanya. 1) Definisi Jual-beli Jual beli adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-bay, al-tijarah dan al-mubadalah, sebagaimana Allah SWT. Berfirman dalam surah Faathir ayat 29: Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi 7 (Qs. Faathir ayat 29) Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan jual beli menurut Sayyid Sabiq, jual-beli adalah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling merelakan. Atau, memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. 8 6 Ahmad Wardi Muslich. Fiqih Muamalah. (Jakarta: Amzah, 2010),hal. 3 7 Qs Faathir: 29 8 Abdul Rahman Ghazaly,dkk. Fiqh Muamalat, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 67

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain yang menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara disepakati. Yang dimaksud sesuai dengan ketetapan hukum ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal lainnya yang ada kaitannya dengan jual beli, maka bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara. Yang dimaksud dengan benda dapat mencakup pada pengertian barang dan uang, sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dinilai, yakni benda-benda yang berharga dan dapat dibenarkan penggunaannya menurut syara, benda itu adakalanya bergerak (dipindahkan) dan adakalanya tetap (tidak dapat dipindahkan), yang dapat dibagi-bagi, adakalanya tidak dapat dibagi-bagi, harta yang ada perumpamaannya (mitsli) dan tak ada yang menyerupainya (qimi) dan yang lain-lainnya, penggunaan harta tersebut dibolehkan sepanjang tidak dilarang syara. Adapun benda-benda seperti alkohol, babi dan barang terlarang lainnya adalah haram diperjual-belikan, maka jual beli tersebut dipandang batal dan bila dijadikan harga penukar, maka jual beli tersebut dianggap fasid. Jual beli dalam arti umum ialah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan, perikatan adalah akad yang mengikat dua belah pihak, tukar- menukar yaitu salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain. Dan sesuatu yang bukan manfaat ialah bahwa benda yang ditukarkan adalah dzat (berbentuk), ia berfungsi sebagai obyek penjualan, jadi bukan manfaatnya atau bukan hasilnya. Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai daya tarik, penukarannya bukan emas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir dan ada seketika (tidak ditangguhkan), tidak merupakan hutang baik barang itu ada

di hadapan si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui sifat-sifatnya atau sudah diketahui terlebih dahulu. 9 2) Rukun dan Syarat Jual-beli Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara. Rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan (ridha atau taradhi) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang sulit untuk diindra sehingga tidak kelihatan, maka diperlukan indikasi yang menunjukan kerelaan itu dari kedua belah pihak. Indikasi yang menunjukan kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli tergambar dalam ijab dan qabul, atau melalui cara saling memberikan barang dan harga barang. 10 Adapun rukun jual beli menurut mayoritas ulama ada empat yaitu : 11 a) Ada orang yang berakad atau al-muta aqidain (penjual dan pembeli). b) Ada shighat (lafall ijab dan qabul) c) Ada barang yang dibeli d) Ada nilai tukar pengganti barang B. Konsep Jual Beli dalam Hukum Perdata 1. Pengertian Perjanjian Jual Beli Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undangundang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara khusus terhadap perjanjian ini. Pengaturan perjanjian bernama dapat diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata maupun Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1457-1540 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Menurut pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barang / benda, dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri 9 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 67-69 10 Abdul Rahman Ghazaly,dkk. Fiqh Muamalat. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010),hal. 70 11 Abdul Rahman Ghazaly,dkk. Fiqh..hal. 71

berjanji untuk membayar harga. Dari pengertian yang diberikan pasal 1457 diatas, persetujuan jual beli sekaligus membebankan dua kewajiban yaitu : 12 a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli. b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual. Menurut Salim H.S., S.H.,M.S., Perjanjian jual beli adalah Suatu Perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli. 13 Di dalam perjanjian itu pihak penjual berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan pembeli berkewajiban untuk membayar harga dan berhak menerima objek tersebut. 14 Unsur yang terkandung dalam defenisi tersebut adalah : a. Adanya subjek hukum, yaitu penjual dan pembeli b. Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga c. Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pihak penjual dan pembeli Unsur pokok dalam perjanjian jual beli adalah barang dan harga, dimana antara penjual dan pembeli harus ada kata sepakat tentang harga dan benda yang menjadi objek jual beli. Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjian jual beli tersebut ditegaskan dalam pasal 1458 yang berbunyi jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. 15 Apabila terjadi kesepakatan mengenai harga dan barang namun ada hal lain yang tidak disepakati yang terkait dengan perjanjian jual beli tersebut, jual beli tetap tidak terjadi karena tidak terjadi kesepakatan. Akan tetapi, jika para pihak telah menyepakati unsur esensial dari perjanjian jual beli tersebut, dan para pihak tidak mempersoalkan hal lainnya, klausul-klausul yang dianggap berlaku dalam perjanjian tersebut merupakan 12 M. Yahya Harahap. Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung : Alumni,1986),hal.181. 13 Salim H.S. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. ( Jakarta : Sinar Grafika, 2003). hal. 49. 14 Salim H.S. Hukum hal.49 15 Subekti. Aneka Perjanjian. ( Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 2.

ketentuan-ketentuan tentang jual beli yang ada dalam perundang-undangan (BW) atau biasa disebut unsur naturalia. 16 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akad Jual Beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto Dalam praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto memiliki keunikan. Jika pada umumnya praktek jual-beli tanah apabila sudah terjadi proses jual-beli maka kepemilikan tanah sudah tentu menjadi pemilik pembeli. Disini jual-beli yang dimaksud hanya jual-beli kandungan tanahnya, atau biasa oleh masyarakat dikenal dengan Sirtu (Pasir dan Batu). Terkait dengan transaksi jual-beli ini, tentu ada perjanjian antara pemilik tanah dan pembeli tanah, atau biasa disebut Akad Jual-beli. Dalam praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharo kabupaten Mojokerto, akad jualbeli di ucapkan secara langsung atau perjanjian secara lisan tanpa adanya perjanjian tertulis dan untuk bukti pembayarannya menggunakan kwitansi. B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Jual Beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto Jual-beli merupakan bagian dari muamalah. Dalam jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto jika dikaji dalam prinsip-prinsip bermuamalah sudah terpenuhi bahwa dalam prakteknya, kedua belah pihak atau antar penjual dan pembeli sudah saling setuju dengan adanya transaksi jual-beli tersebut. Dan keduanya sama-sama diuntungkan. Disamping itu, penjual maupun pembeli harus memenuhi rukun dan syarat jual-beli agar transaksi sah menurut syara, jika syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara. Menurut ulama hanafi rukun jual-beli itu ada empat, yaitu: a. Ada orang yang berakad atau al-muta aqidain (penjual dan pembeli). b. Ada shighat (lafal ijab dan qabul) c. Ada barang yang dibeli d. Ada nilai tukar pengganti barang 16 Ahmadi Miru. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak. ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 127.

Dalam jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto sudah memenuhi rukun jual-beli yaitu adanya penjual dari pihak masyarakat, pembelinya dari pihak pertambangan. Shiighatnya bukti jual-beli galian tanah karena transaksi penjualan galian tanah. Kemudian ma qud alaih (objek akad) yaitu tanah yang dibeli untuk diambil kandungan sirtunya dan ada nilai tukar penganti barang berupa uang. Dari rukun jual-beli semuanya sudah terpenuhi dan bisa dikatakan sah begitu juga dengan syarat sahnya juga sudah terpenuhi. C. Tinjauan Hukum Perdata terhadap Praktek Jual Beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara khusus terhadap perjanjian ini. Pengaturan perjanjian bernama dapat diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata maupun Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1457-1540 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Menurut pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barang / benda, dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji untuk membayar harga. Dari pengertian yang diberikan pasal 1457 diatas, persetujuan jual beli sekaligus membebankan dua kewajiban yaitu : 17 a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli. b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual. Menurut Salim H.S., S.H.,M.S., Perjanjian jual beli adalah Suatu Perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli. 18 Di dalam perjanjian itu pihak penjual berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan pembeli berkewajiban untuk 17 M. Yahya Harahap. Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung : Alumni,1986),hal.181. 18 Salim H.S. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. ( Jakarta : Sinar Grafika, 2003). hal. 49.

membayar harga dan berhak menerima objek tersebut. 19 defenisi tersebut adalah : Unsur yang terkandung dalam a. Adanya subjek hukum, yaitu penjual dan pembeli b. Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga c. Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pihak penjual dan pembeli Berdasarkan teori di atas, praktek jual beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto sudah memenuhi unsur-unsur jual beli dalam hukum perdata. 19 Salim H.S. Hukum.hal.49

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Akad jual-beli galian di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto dilakukan antara penjual dan pembeli secara lisan dan tidak tertulis, mereka merasa cukup dengan perjanjian lisan saja dikarenakan mereka sudah sama-sama kenal dan saling tahu. Sebagai tanda bukti pembayaran atas barang yang diperjual-belikan, sebagai tanda terima mereka menggunakan kwitansi pembayaran. 2. Tinjauan hukum Islam terhadap praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto sudah sesuai syara, yaitu memenuhi rukun dan syarat jual-beli. 3. Tinjauan hukum Perdata terhadap praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto juga sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan jual beli danlam hukum perdata yang sudah memenuhi unsur-unsur dalam jual beli 4. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa praktek jual beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto sudah sah menurut hukum jual beli dalam Islam maupun hukum perdata jual beli. Saran Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan praktek jual beli galian tanah di desa Randuharjo kabupaten Mojokerto dalam masalah akad jual beli sebaiknya diberikan bukti perjanjian yang sah antara penjual dan pembeli untuk menghin dari masalah