BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Yogyakarta, 15 September 2012

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III TINJAUAN WILAYAH

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

DAFTAR ISI Studi Banding TKPK Kota Yogyakarta ke TKPK Kota Depok dan TKPK Kota Bogor... 34

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA

(FOSS) UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI MP3EI DI KORIDOR EKONOMI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POLA PERJALANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN (Studi Kasus: Angkutan Perkotaan Yogyakarta)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

PUTUSAN NOMOR 28/PHP.KOT-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 335 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Yogyakarta juga merupakan bagian dari variabel-variabel penunjang dari kegiatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/KEP/2007 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

DATA MONOGRAFI KELURAHAN KELURAHAN : GEDONGKIWO TAHUN : 2016 SEMESTER : 1

LAMPIRAN. Kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta? b. Bagaimana pelaksanaan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2013?

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰ ⁰28 53 bujur Timur

PROSIDING Seminar Nasional Planocosmo

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II TINJAUAN AREA STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 333 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Upaya Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Yogyakarta

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembobotan. Tabel 5.1 Persentase Pembobotan Tingkat Bahaya

BAB III TINJAUAN KAWASAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN LOKASI TAPAK YOUTH CENTER

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN ORGANISASI PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya ingin mengukur kualitas pelayanan Rumah

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

Transkripsi:

BAB II Gambaran Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta 1. Letak Wiayah Kota Yogyakarta terletak antara 110º24 19-110º28 53 Bujur Timur dan antara 07º49 26-07º15 24 Lintang Selatan, dengan luas sekitar 32,5 Km² atau 1,02% dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,5 Km dan barat ke timur kurang lebih 5,6 Km. Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng aliran gunung merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0-2%) dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya (1.539 hektar) berada ketinggian antara 100-199 meter dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu : Sungai Gajahwong yang mengalir dibagian timur kota, Sungai Code dibagian tengah, dan Sungai Winongo dibagian barat kota. 30

31 Gambar 2.1 Peta Yogyakarta 2. Luas Wilayah Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan luas 3.250 tersebut menjadi 14 kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW dan 2.531 RT. Kondisi tanah kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang berada didataran lereng gunung merapi (fluvis volcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda. Dari 14 kecamatan yang ada di kota Yogyakarta, kecamatan Umbulharjo memiliki jumlah wilayah atau luas area paling luas yaitu 261, sedangkan kecamatan Pakualaman memiliki luas area paling kecil yakni 63.

32 Table 2.1 Luas Wilayah, Jumlah RT dan RW menurut Kecamatan dan kelurahan di Kota Yogyakarta 2011 Kecamatan Kelurahahan Luas Area Jumlah RT Jumlah RW MANTRIJERON 1.Gedongkiwo 2.Suryodiningratan 3.Mantrijeron 0,90 0,85 0,86 2,61 18 17 20 55 86 69 75 230 KRATON 1.patehan 2.Penembahan 3.Kadipaten 0,40 0,66 0,34 1,40 10 18 15 43 44 78 53 175 MERANGSAN 1.Brontokusuman 2.Keparakan 3.Wirogunan 0,93 0,53 0,85 2,31 23 24 60 83 57 76 216 UMBULHARJO 1.Giwangan 2.Sorosutan 3.Pandean 4.Warungboto 5.Tahunan 6.Muja-Muju 7.Semaki 1,26 1,68 1,38 0,83 0,78 1,53 0,66 8, 16 9 11 10 83 42 63 49 38 48 55 34 329 KOTAGEDE 1.Prenggan 2.Purbayan 3.Rejowinangun 0,99 0,83 0,25 3,07 14 40 57 58 49 164 GONDOKUSUMAN 1.Baciro 2.Demangan 3.Klitren 4.Kotabaru 5.Terban 1,03 0,74 0,68 0,71 0,80 3,97 21 16 4 65 87 44 63 20 59 273 DANUREJAN 1.Suryatmajan 2.Tegalpanggung 3.Bausasran 0,28 0,35 0,47 1,10 15 16 43 45 66 49 160 PAKUALAMAN 1.Purwokinanti 2.Gunungketur 0,33 0,30 0,63 10 9 19 47 36 83 GONDOMANAN 1.Prawirodirjan 2.Ngupasan 0,67 0,45 1, 18 31 61 49 110

33 NGAMPILAN WIROBRAJAN GEDONGTENGEN JETIS TEGALREJO 1.Notoprajan 2.Ngampilan 1.Patangpuluhan 2.Wirobrajan Pakuncen 1.Peringgokusuman 2.Sosromendurann 1.Bumijo 2.Gowongan 3.Cokrodiningratan 1.Tegalrejo 2.Bener 3.Kricak 4.Karangwaru 0,37 0,45 0,82 0,44 0,67 0,65 1,76 0,46 0,50 0,96 0,59 0,47 0,66 1,72 0,82 0,57 0,82 0.70 2,91 8 21 10 34 14 23 37 11 37 7 14 46 50 70 0 51 58 56 165 54 89 143 56 52 60 168 25 46 61 56 188 JUMLAH 45 32,50 614 2.524 Sumber : BPS Kota Yogyakarta 3. Topografi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan tengah pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudra Hindia di bagian selatan dan Provinsi Jawa Tengah di bagian lainnya. Batas dengan Provinsi Jawa Tengah meliputi : Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara Kabupaten Klaten di bagian timur laut Kabupaten Magelang di bagian barat laut Kabupaten Purworejo di bagian barat Secara astronomis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 70º 33 LS - 8º LS dan 110º 00 50º BT. Komponen fisiografi yang menyusun Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdir dari 4 satuan

34 fisiografis yaitu satuan pegunungan selatan (datran tinggi karst) dengan ketinggian tempat berkisar antara 150-700 meter, satuan gunung merapi dengan ketinggian tempat berkisar antara 80-2.911 meter, satuan dataran rendah yang membentang antara pegunungan selatan dan pegunungan kulonprogo pada ketinggian 0-80 meter, dan pegunungan kulonprogo dengan ketinggian hingga 572 meter. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai luas 3.185,80km², terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, Yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabuapaten Kulonprogo. Setiap kabupaten atau kota mempunyai kondisi fisik yang berbeda sehingga potensi alam yang tersedia juga tidak sama perbedaan kondisi fisik ini ikut menentukan dalam rencana pengembangan daerah. Potensi air tanah dan keberadaan air permukaan satu daerah tidak sama dengan daerah lainnya walaupun keduanya mempunyai curah hujan yang sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan (geologi, geomorfologi, dan tanah) setiap daerah berbeda. Perbedaan-perbedaan ini akhirnya membawa keberagaman dalam potensi sumberdaya alam dan potensi kebencanaan alam sehingga antara pengembangan sumberdaya alam daerah harus memperhatikan potensi-potensi alam tersebut. Pengembangan suatu potensi sumberdaya alam harus memperhatikan sifat dari sumberdaya yang akan dikembangkan, yaitu apakah sumberdaya alam tersebut berupa cadangan (tak terbaharui, misalnya tambang mineral atau buatan) atau sebagai sumberdaya alam yang terbaharui (terbaharui, misalnya biota). Dengan kata lain,

35 pengembangan sumberdaya alam harus memperhatikan kesinambungan pemanfaatan dan kelestarian lingkungam. Kekeliruan pengembangan sumberdaya alam selain berdampak pada degaradasi sumberdaya alam bersangkutan juga berperan dalam memicu terjadinya bencana alam yang berakibat sangat merugikan. 4. Kondisi Demografi Kota Yogyakarta Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk tahun 2010 tercatat 388.627 orang. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 48.67% laki-laki dan 51.33% perempuan. Secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki seperti tampak dari rasio jenis kelamin penduduk yang lebih kecil dari 100, dimana pada tahun 2010 sebesar 94.81. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2011 sebanyak 390.554 orang dengan rincian sebanyak 190.075 orang penduduk laki-laki dan 200.479 orang penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk lakilaki untuk 100 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 32,50 km², kepadatan penduduk Kota Yogyakarta.017 jiwa per km². kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta termasuk kedalam kategori padat penduduk.

36 Table 2.2 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Kota Yogyakarta Hasil Sensus Penduduk dan SUPAS 1971-2010 Tahun JumlahPenduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²) Pertumbuhan Penduduk (%) 1971 340.908 10.489 0,90 1980 398.192.252 1,72 1990 4.059.679 0,35 1995 418.944.891 0,33 2000 397.398.228-0,37 2005 435.236.392 1,87 2010 388.627 11.958-2,24 Sumber : BPS Kota Yogyakrta Kepadatan dan pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta hasil sensus penduduk dan SUPAS 1971-2010 berdasarkan pengamatan hasil table diatas cenderung meningkat ditiap tahunnya. Table 2.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Yogyakarta Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0 4.207.390 25.597 5 9.917.224 25.141 10 14.058.302 25.360 15 19 18.773 21.3 39.896 20 24 24.600 25.762 50.362 25 29 18.831 17.3 36.143 30 34 15.043 14.847 29.890 35 39.624 14.087 27.711 40 44.164 14.505 27.669 45 49 11.974.531 25.505 50 54 10.948 11.923 22.871 55 59 8.392 8.941 17.333 60 64 4.916 5.864 10.780 65 69 3.965 5.170 9.5 70 74 3.095 4.510 7.605 75+ 3.568 5.988 9.556 Jumlah 190.075 200.479 390.554 Sumber : BPS Kota Yogyakarta

37 Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Yogyakarta paling tinggi jumlahnya terdapat pada kelompok umur 20-24 dengan jumlah 50.362 orang, dengan persentase jumlah laki-laki 24.600 orang dan perempuan 25.762 orang. Sedangkan jumlah penduduk menurut kelompok umur paling rendah terdapat pada kelompok umur 70-74 dengan jumlah total 7.605 dengan persentase jumlah laki-laki 3.095 orang dan perempuan 4.510 orang. 5. Kondisi Sosial Politik Kota Yogyakarta Sejak resmi lahirnya Kota Yogyakarta pada tanggal Februari 1947, terdapat 9 orang Walikota yang menjabat sebagai kepala daerah tingkat II di bawah Gubernur. Walikota Yogyakarta yang pertama adalah M. Enoch (Mei 1947-Juli 1947) dan dilanjutkan oleh Mr. Soedarisman Poerwokoesoemo (Juli 1947-Januari 1966). Walikota Yogyakarta yang ketiga adalah Sooedjono A. Y. yang menjabat selama sepuluh tahun, yaitu pada (Januari 1966-November 1975). Kemudian pengabdian Soedjono dilanjutkan oleh Walikota keempat yaitu H. Ahmad pada periode (November 1975-Mei 1981). Periode berikutnya adalah Soegiarto (1981-1986) satu periode. Djatmiko D pada (1986-1991) satu periode. R. Widagdo dua periode (1991-2001). Herry Zudianto juga menjabat dua periode kepemimpinannya yaitu pada (2001-2011). Sedangkan untuk periode 2011 hingga sekarang kursi Walikota Yogyakarta di jabat oleh Drs. H. Haryadi Suyuti.

38 B. GAMBARAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA YOGYAKARTA 1. Anggota KPU Perekrutan anggota KPU Kota Yogyakarta dibentuk melalui seleksi yang menunjuk pada SK Wakikota tentang pembentukan Tim Seleksi anggota KPUD. Adapun calon-calon anggota yang dapat mencalonkan diri adalah : a) Non Partisan b) Jika seorang PNS, maka bersedia melepas semua jabatannya, baik struktural maupun fungsional. Pada tahap penyeleksian, para calon diminta untuk menggambarkan visi dan misinya sebanyak 5 lembar HVS dan setelah persyaratan adimistrasinya selesai, maka pemuda mengumumkan calon-calon tersebut kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan langsung dalam memberi opini atau laporan-laporan terkait calon-calon tersebut. Dan untuk hal ini diberikan waktu 5 hari. Tahap akhir seleki adalah Fit and Propert test yang kemudian menghasilkan 10 orang yang kemudian disusutkan menjadi 5 orang dengan sistem pergantian antar waktu dengan lama kontrak 5 tahun. Kompisisi personalia KPU Kota Yogyakarta periode 2008-20 merupakan komposisi kepenggurusan yang menjalankan tahapan verifikasi Parpol calon peserta Pemilu 2014 di Kota Yogyakarta. Dengan diketuai oleh bapak Nasrullah S.H.,S.Ag.,M.CL yang juga merupakan seorang dosen Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hingga tahapan vertifikasi Parpol sebagai calon peserta Pemilu tahun 2004 selesai dan

39 sampai pada penetapan Parpol yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat. Kemudian kepengurusan ini dilanjutkan oleh kompisisi personalia yang baru untuk periode 20-2018. Kemudian untuk komposisi personalia kepengurusan periode 20-2018 ini diketuai oleh bapak Wawan Budiyanto, S.Ag, MSI yang merupakan anggota dari kepengurusan periode sebelumnya mempunyai jabatan devisi umum, rumah tangga dan organisasi dalam tahapan vertifikasi Parpol calon peserta Pemilu 2014. 2. Tugas dan Fungsi KPU Kabupaten atau Kota a. Tugas 1. Merencanakan penyelenggaraan Pemilu. 2. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanan Pemilu. 3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilu. 4. Menetapkan peserta Pemilu. 5. Menetapkan daerah pilihan, jumlah kursi dan calon Anggita DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. 6. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara. 7. Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih Anggota, DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. 8. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilu. 9. Melalukan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.

40 b. Fungsi 1. Penyusunan program dan anggaran Pemilu di Kabupaten/Kota. 2. Pemberian pelayanan teknis pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten/Kota. 3. Pemberian pelayanan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan. 4. Perumusan dan penyusunan bantuan serta penyelesaian masalah dan sengketa hukum. 5. Pemberian dan pelayanan imformasi Pemilu, partisipasi masyarakat dan penyelenggarakan hubungan masyarakat bagi keperluan pemilihan umum di Kabupaten/Kota. 6. Pengelolaan data Pemilu di Kabupaten/Kota. 7. Pengelolaan logistik dan distribusi barang atau jasa keperluan pemilihan umum. 8. Pelaksanaan kerjasama antar lembaga. 9. Penyusunan laporan penyelenggara kegiatan atau pertanggung jawaban KPU Kabupaten/Kota.