Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Structure As Aesthetics of sport

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

Pengembangan RS Harum

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL RANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan


LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN


BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai arti menjaga permukaan tanah. Menjaga permukaan tanah berarti juga menjaga apa yang ada dipermukaan tanah tersebut sehingga fungsi tanah sebagai resapan, sebagai tempat tumbuhnya tanaman tidak terganggu dengan adanya sebuah bangunan. Secara garis besar save the land surface adalah konsep perancangan yang bertujuan menjaga permukaan tanah semaksimal mungkin tanpa mengurangi fungsi dan kualitas dari objek yang akan dibangun. 5.2. Konsep Ruang Zoning ruang yang digunakan adalah sebagai berikut. Beberapa pertimbangan mengacu kepada penggunaan lahan terbangun ditekan seminim mungkin khususnya pada sisi timur yang terdapat pohon-pohon kakao yang subur dan berkualitas. Lahan terbangun sebagian besar diletakkan di sisi barat karena pohon-pohon di sisi barat banyak yang mati dan buahnya kurang berkualitas. Semi publik publi k service priva t publik Gambar 5.1. Zoning Ruang

Ruang pabrik yang menjadi perhatian utama dalam perancangann ini dibuat pada area semi publik dan dibuat satu jalur yang mewakili urutan tiap proses pengolahan kakao. Selain itu limbah pabrik akan diolah sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol sehingga limbah dapat berguna kembali untuk proses produksi. Perletakan ruang pengolahan limbah sedekat mungkin dengan pabrik sehingga limbah tidak tersebar kemana-mana. gudang pembersiha n pengeringa n penggilinga n finishing Gambar 5.2. Konsep Ruang 1 Gazebo tersebar diberbagai titik diwahana petik buah untuk istirahat pengunjung. Gazebo merupakan bentuk pemaksimalan view alam dengan sedikit luasan tanah yang digunakan untuk pembangunan. Perletakan gazebo di sisi timur ditujukan untuk menjaga kesuburan tanah yang ada di timur karena kualitas pohon kakao yang ada di timur lebih baik dari pada pohon kakao yang ada di barat. Gambar 5.3. Konsep Ruang 2

Foodcourt dirancang dekat parkir. Hal ini ditujukan agar pengunjung yang bertujuan makan saja bisa nyaman berkunjung. Foodcourt dirancang mirip dengan gazebo karena untuk pemaksimalan view, cahaya dan angin secara alami. Pemaksimalan view ini juga diikuti dengan keramahan terhadap alam yaitu pemberian taman tengah sebagai resapan tambahan bagi tapak. 5.3. Konsep Bentuk Gambar 5.4. Konsep Ruang 3 Konsep bentuk yang diambil gabungan dari atap yang tinggi dan beberapa skylight dan ventilasi di atap. Konsep bentuk rumah ini diambil dari salah satu penerapan prinsip tema yaitu bekerja sama dengan alam. Berkaitan dengan hal itu kerja sama dengan alam akan lebih maksimal dengan pencahayaan dan penghawaan yang maksimal. Gambar 5.5. Kosep Bentuk

5.4. Konsep Tapak 5.4.1. Perletakan massa Dari zoning ruang yang telah ditentukan kemudian dikonfersikan menjadi sebuah perletakan massa yang kompleks. Pertimbangan utama dari perletakkan ini adalah kondisi pohon/tanaman yang ada di tapak. Sebagian besar bangunan terletak di sisi barat dan menyisakkan gazebo dan beberapa bangunan di sisi timur. Hal ini terjadi karena kondisi lahan kakao yang sangat bagus di sisi timur, pohon yang sangat produktif sehingga jika pembangunan di sisi timur akan sangat merugikan karena harus memotong pohon-pohon yang masih produktif. 5.4.2. Batas Tapak Gambar 5.6. Konsep Perletakan massa Batas tapak bagian timur mempertimbangan adanya jalan setapak yang telah ada. Jalan ini biasa digunakan oleh warga sehingga jalan tersebut digunakan sebagai batas tapak. Hal ini bertujuan agar jalan tersebut masih dapat digunakan oleh warga setempat.

5.4.3. Potensi Tapak Gambar 5.7. Konsep Batas Tapak Potensi yang ada di tapak adalah pohon kakao yang masih sehat dan aktif berbuah di sisi timur. Hal ini berpotensi sebagai wahana petih buah dalam tapak. Wahana ini berpotensi sebagai penarik pengunjung. petik buah Gambar 5.8. Konsep potensi tapak

5.4.4. Pandangan ke dan dari tapak Pemaksimalan pandangan dari tapak dilakukan dengan memanfaatkan keindahan bentuk sungai yang alami sehingga orientasi bangunan menghadap sungai, jendela yang membingkai sungai dan gazebo. Sedangkan untuk pandangan ke tapak menggunakan penarik perhatian yaitu berupa sclupter. Gambar 5.9. Konsep Pandangan ke dan dari tapak 5.4.5. Lalu Lintas kendaraan Sirkulasi kendaraan didesain seminim mungkin masuk dalam tapak karena baik dari gas yang dikeluarkan kendaraan kurang bersahabat dengan alam, perusakkan permukaan tanah akan lebih parah jika kendaraan terlalu jauh masuk dalam tapak. parkir Gambar 5.10. Konsep Lalu lintas Kendaraan

Material tempat parkir menggunakan grass block sehingga masih ada celah untuk tumbuhnya rumput dan lahan resapan. 5.4.6. Lalu lintas pejalan kaki Sirkulasi pejalan kaki dikonsep dengan meminimalisirkan perusakan terhadap permukaan tanah. Teknik yang digunakan yaitu dengan menggunakan kereta api yang diberi jalur ke wahana-wahana yang ada sehingga permukaan tanah tetap terjaga. terserap. Gambar 5.11. Konsep Lalu lintas Pejalan Kaki 1 Sirkulasi pejalan kaki menggunakan paving stone sehingga tanah masih bisa Gambar 5.12. Konsep Lalu lintas Pejalan Kaki 2

5.4.7. Kebisingan Kebisingan yang ditimbulkan jalan utama akan terurai dengan jarak namun untuk kebisingan yang ditimbulkan pabrik akan diuraikan dengan vegetasi. 5.4.8. Matahari Gambar 5.13. Konsep Kebisingan Salah satu cara yang dipilih untuk memaksimalkan potensi cahaya matahari pada tapak ini dalah dengan membuat bangunan lengkung sehingga cahaya masuk dari banyak sisi. Diharapakan dengan desain ini akan memperbesar kemungkinan sisi-sisi dari bangunan tersinari dengan baik. Gambar 5.14. Konsep matahari

5.4.9. Angin Konsep taman diantara massa bangunan akan dapat menyaring udara sehingga suhu angin tapak lebih stabil. Angin yang membawa debu juga dapat disaring. Gambar 5.15. Konsep angin 5.4.10. Suhu dan Hujan Suhu dalam bangunan akan lebih stabil dengan lingkungan sekitarnya dengan cara membuat taman di tengah bangunan tersebut. Selain itu, pembuatan taman di tengah bangunan juga berfungsi sebagai lahan resapan air hujan sehingga kesuburan tanah akan tetap terjaga.

Gambar 5.16. Konsep suhu dan hujan 5.4.11. Struktur Struktur yang digunakan merupakan gabungan dari pondasi plat, pondasi batu kali dan dinding pengisi yang terbuat dari bambu yang dilapisi semen. Gambar 5.17. Konsep struktur 1 Penggunaan bambu sebagai struktur kolom dan balok bangunan foodcourt sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan dan merupakan salah satu bentuk kearifan local yang dibawa dalam rancangan. Hal ini terkait dengan keberadaan

tanaman bambu yang banyak di kabupaten Banyuwangi dan juga bambu yang banyak digunakan di rumah-rumah penduduk. 5.4.12. Utilitas Gambar 5.18. Konsep struktur 2 Utilitas terbagi dalam 3 bagian yaitu pengolahan energi terbarukan, pengolahan air bersih, dan pengolahan air kotor. Untuk pengolahan energi terbarukan ini diambil dari limbah hasil produksi yang kemudian dikonversi menjadi biogas. Terdapat sumur reaktor sebagai tempat penyimpanan biogas di sisi barat laut berdekatan dengan pabrik sehingga energi dapat digunakan untuk proses produksi. Gambar 5.19. Konsep utilitas 1

Untuk pengolahan air kotor digunakan septictank yang bersebelahan langsung dengan sumur resapan. Limbah padat akan tinggal di septictank sedangkan limbah cair akan masuk ke sumur resapan. Terdapat 6 titik sumur resapan di dalam tapak sehingga keberlangsungan air tanah akan lebih baik. Gambar 5.20. Konsep utilitas 2 Sedangkan untuk pengolahan air bersih digunakan central air dengan tandon. Keberadaan tandon dapat menampung air hujan sehingga dapat dipergunakan untuk proses produksi. Air bersih didapat dari perpaduan air sumur dan air PDAM. Gambar 5.21. Konsep utilitas 3