BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 80 an telah menjadi jalan bagi Harm Reduction untuk diadopsi oleh

dokumen-dokumen yang mirip
Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena


BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba dalam bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KLIEN REHABILITASI NARKOBA DI POLI NAPZA RSJ SAMBANG LIHUM

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

PROGRAM HARM REDUCTION DI INDONESIA "DARI PERUBAHAN PERILAKU KE PERUBAHAN SOSIAL"

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 56 TAHUN 2003 SERI E.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. Aqciured Immunodeficiency Symndrome (AIDS). HIV positif adalah orang yang telah

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Aspek Kesehatan Jiwa Dalam Kasus Penyalahgunaan NAPZA 1. Eddie Imanuel Doloksaribu 2

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 "... yang melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Harm Reduction (pengurangan dampak buruk narkoba) di Indonesia telah lahir sejak 1999 pertamakali di Bali dan telah digunakan dalam berbagai cara untuk mengatasi persoalan kesehatan masyarakat.ledakan infeksi HIV pada kalangan penasun (pemakai narkoba suntik) pada beberapa Negara barat pada tahun 80 an telah menjadi jalan bagi Harm Reduction untuk diadopsi oleh kebijakan resmi mengenai Napza di beberapa Negara termasuk Indonesia. Harm Reduction dalam kaitannya dengan penggunaan Napza berarti mengurangi resiko bahaya dari penggunaan Napza, seperti bagi orang yang tidak mampu atau tidak mau untuk mengurangi konsumsi Napza mereka. Konsekuensi terbesar dari penggunaan Napza adalah penularan virus melalui darah seperti HIV/AIDS, Hepatitis B dan C, serta overdosis dan keterlibatan dalam persoalan kriminalitas dan kegiatan antisosial lainya. Jumlah pengguna narkoba pada saat ini semakin meningkat dan jumlah yang telah terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV/AIDS juga semakin bertambah. Jika kita melihat realita yang ada pada saat ini adalah bahwa pengguna jarum suntik pun semakin bertambah dan tidak melihat dari segi usia yang ada, karena jumlah pengguna yang semakin bertambah dan tidak melihat dari segi umur, jenis kelamin dan ras. Semakin meningkatnya jumlah pengguna tersebut kebanyakan 1

2 dari mereka tidak mengetahui bahaya dari narkoba tersebut, sehingga kebanyakan dari mereka terus menggunakan drugs sampai sekian lama. Bahaya yang diakibatkan oleh pemakaian narkoba dapat bermacammacam dan terkadang bagi pecandu itu sendiri kebanyakan tidak mengetahui organ tubuh mana saja yang dapat terserang, sehingga mereka tidak dapat mengetahui bahwa akibat dari pemakaian tersebut akan banyak sekali kerugian yang mereka dapatkan atau mereka derita, tidak hanya organ tubuh seperti otak, jantung dan paru-paru mereka yang terserang bahkan virus pun akan lebih mudah masuk kedalam tubuh mereka. Seperti virus Hepatitis C, virus HIV/AIDS dan juga penyakit menular lainnya dan bahaya ini tidak hanya menyerang fisik saja melainkan mental, emosional dan spiritual.kebanyakan dari pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik, akan lebih mudah terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV/AIDS yang akan lebih mudah masuk kedalam organ tubuh mereka tanpa mereka ketahui. 1 Karena kebanyakan dari pengguna jarum suntik, mereka tidak memikirkan resiko yang akan mereka peroleh, sehingga mereka sering kali untuk bertukar jarum suntik dan menggunakan jarum suntik secara terus menerus tanpa memikirkan kebersihan dari jarum suntik tersebut. Jadi kebanyakan dari mereka tidak menggunakan jarum suntik yang baru, mereka lebih memilih untuk menggunakan jarum suntik yang lama. Padahal dari pengguna jarum suntik yang terus menerus tanpa memperhatikan kebersihannya akan mengakibatkan bakteri yang ada 1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral PPM&PL 2003 tentang Panduan Penjajakan Dan Respon Cepat Tentang Penggunaan Napza Suntik(RAR-PENASUN).hal.12

3 dalam jarum suntik tersebut lebih mudah masuk kedalam tubuh si pemakai dan akan lebih mudah lagi menyerang organ tubuh mereka. Bahaya-bahaya yang lain akan mereka peroleh akan lebih banyak lagi bahkan mereka tidak memperdulikan akan keselamatan mereka dan juga masa depan mereka jika mereka terus-menerus menggunakan narkoba. Dan bahaya tersebut tidak hanya menyerang fisik mereka saja, melainkan mental, emosional dan spiritual mereka pun akan terganggu.dari setiap narkoba memiliki bahaya masing-masing dan akan merugikan kesehatan mereka. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang bahaya dari narkoba yang masuk organ tubuh manusia seperti jantung, Paru-paru dan liver. Dan mengetahui dampak apa yang akan terjadi jika si pengguna narkoba tidak mau berhenti menggunakan narkoba, sebaiknya kita melihat realita yang ada bahwa pengguna narkoba tidak ada yang berakhir baik melainkan fisik, mental, emosional dan spiritualnya akan mengalami gangguan dan bahkan jika mereka berakhir dengan kematian yang akan dengan mudah menyerang mereka Untuk menahan serta menghalangi laju penyebaran HIV di kalangan penasun, maka dikembangkanlah suatu pendekatan yang disebut Pengurangan Dampak Buruk atau Harm Reduction. Pengurangan dampak buruk napza dapat dipandang sebagai upaya pencegahan terhadap dampak buruk napza tanpa perlu mengurangi jumlah penggunaannya. Dengan kata lain, Harm Reduction lebih mengutamakan pencegahan dampak buruk napza, bukan pencegahan penggunaan napza. Strategi Harm Reduction Napza Suntik Untuk mencegah

4 penyebaran HIV/AIDS akibat dari penggunaan napza suntik, maka pendekatan Harm Reduction menggunakan strategi sebagai berikut: 1. Penasun didorong untuk berhenti memakai narkoba; 2. Jika penasun bersikeras untuk tetap memakai narkoba, maka ia didorong untuk berhenti mamakai cara menyuntik; 3. Jika penasun bersikeras memakai cara menyuntik, maka ia didorong dan dipastikan tidak memakai atau berbagi peralatan suntiknya secara bergantian dengan pengguna lain. 4. Jika tetap terjadi penggunaan bergantian, maka penasun didorong dan dilatih untuk menyuci hamakan peralatan suntiknya, beberapa program yang dilaksanakan secara simultan untuk mendukung strategi tersebut di atas adalah sebagai berikut: Program Penyediaan Jarum Suntik Steril dan Pemusnahan (PERJASUN) Program Pelayanan Kesehatan Dasar Program Penjangkauan, Komunikasi- Informasi-Edukasi, dan Rujukan Program-program tersebut diharapkan mampu mengubah perilaku pengguna sehingga mengurangi resiko infeksi HIV di antara penasun. 2 Pro Kontra Harm Reduction Napza Suntik di banyak tempat, termasuk Indonesia, pendekatan Harm Reduction menimbulkan kontroversi karena dipandang oleh sebagian kalangan sebagai tindakan melegitimasi penggunaan napza. Kontroversi ini muncul karena kalangan penentang belum memahami secara utuh maksud, tujuan,dan mereka menganggap bahwa program ini sama saja mendukung atau meberi fasilitas terhadap pemakai,dalam hal ini jarum suntik steril.dalam hal ini juga bertentangan dengan aturan-aturan hukum yang berlaku, menurut undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika Pasal 18 menyatakan permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, 2. http://www.harmreduction.com/strategi Harm Reduction Dan Napza Suntik, tanggal 13 Maret 2011

5 memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana narkotika 3. Peran strategis Harm Reduction dalam konteks penanggulangan narkoba dan HIV/AIDS. Harm Reduction sesungguhnya bertujuan untuk mencegah penyebaran HIV sesegera mungkin di kalangan penasun. Kalau pendekatan ini tidak dilakukan, maka semua tujuan jangka panjang seperti penghentian penggunaan napza dan rehabilitasinya akan sia-sia belaka. Oleh karena itu, pendekatan ini seharusnya dipandang sebagai pendekatan penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara lebih luas. B. Rumusan Masalah Apakah program Harm Reduction pengurangan dampak buruk narkotika ini sejalan dengan UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pendistribusian jarum suntik steril kepada pemakai narkoba suntik (penasun) dari Dinas Kesehatan ke pemakai jarum suntik steril. 3. UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

6 D. Manfaat Penelitian a. Bagi ilmu hukum Tulisan ini diharapkan dapat memberi masukan bagi ilmu hukum khususnya hukum pidana. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka cara berpikir masyarakat, bahwa pendistribusian jarum suntik steril berguna untuk menjaga kesehatan pemakai narkoba suntik dari virus hepatitis dan HIV-AIDS. c. Bagi Penulis Sebagai syarat kelulusan dan untuk memperoleh gelar sarjana hokum. E. Keaslian Penelitian Bahwa permasalahan penelitian hukum yang diteliti sepanjang sepengetahuan peneliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain,dan penelitian ini memeng penelitian yang dikaji oleh penulis dan merupakan bukan hasil duplikasi dari penulis lain.tetapi jika dalam kenyataan telah terdapat penelitian dengan obyek yang sama maka penelitian ini hanya bersifat meneruskan dan melengkapi penelitian tersebut. F. Batasan Konsep 1. Permasalahan hukum adalah persoalan yang timbul dikarenakan bertentantangan dengan aturan yang berlaku. 2. Harm Reduction adalah Program Pengurangan dampak buruk Narkoba

7 3. Penasun adalah Pemakai Narkoba suntik. 4. Narkoba menurut UU No.35 Tahun 2009 Narkotika Psikotropika dan Bahan Adiktif lainya. 5. Narkotika menurut UU No.35 Tahun 2009 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. 6. Psikotropika menurut UU No.35 Tahun 2009 adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 7. Bahan adiktif = adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian normatif,penelitan normatif adalah penelitian yng berfokus pada norma (low in the book) dan penelitian ini memerlukan data sekunder (bahan hukum)sebagai bahan data utama.tetapi tidak menutup kemungkingan penulis terjun kelapangan untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

8 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data yang berupa literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah penelitian. b. Sumber Data Sekunder Data yang diperoleh langsung dari sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh dari narasumber. c. Bahan-bahan hukum tersier antara lain : 1. Kamus Bahasa Hukum 2. Kamus Bahasa Indonesia 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan hukum ini, data dikumpulkan dengan metode studi kepustakaan dan wawancara. Studi kepustakaan yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan permasalahan yang sudah diteliti. Dengan cara mempelajari buku-buku, literatur dan perundangundangan. Wawancara dilaksanakan guna mendukung data-data yang diperoleh dari studi kepustakaan. 4. Metode Analisis Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan memahami dan merangkai data yang dikumpulkan secara sistematis sehingga memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti.

9 H. Sistematika Penulisan Hukum BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penulisan, dan sistematika penulisan hukum. BAB II. PEMBAHASAN Menguraikan tentang permasalahan hukum dalam pelaksanaan program pengurangan dampak buruk narkotika(harm reduction) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Jogjakarta.Dimana Program ini apakah relevan dengan UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,dan juga memuat pembahasan tentang proses pendistribusian jarum suntik steril dari Dinas Kesehatan kepada para pemakai narkoba suntik. BAB III.PENUTUP Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa pernyataan singkat atas temuan penelitian dan jawaban atas permasalahan. Saran berisi tentang masukan dari peneliti untuk masalah penulisan hukumnya.