BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Putro (2008) mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan.

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan terus berjalan dinamis seiring waktu yang terus beranjak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang RinaFardiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan indvidu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama ini akan efektif jika guru

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang aktif dan sangat imajinatif serta

pengukuran waktu panjang dan berat

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini

II. KAJIAN PUSTAKA. yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS ANAK di RA PERWANIDA WONOSOBO

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. datang. Mengembangkan bahasa seyogyanya dimulai dari masa usia dini, sebab. Lenneberg (Santrock, 371) tahun-tahun prasekolah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dapat kita saksikan bersama tuntutan berbagai pihak agar anak menguasai konsep dan keterampilan matematika semakin gencar, hal ini mendorong beberapa lembaga pendidikan anak usia dini dalam mengajarkan konsep- konsep matematika lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktek- praktek paper pencil test. Kondisi dan tuntutan di lapangan, ada beberapa Sekolah Dasar (SD) mengeluarkan ketentuan agar anak- anak yang mendaftar sudah memiliki kemampuan calistung, bahkan ada pula yang melakukan tes seleksi dengan alasan untuk membatasi jumlah pendaftar yang cukup banyak (Sriningsih, 2009:2-3). Menurut Solehuddin (2000: 85) bahwa: Pembelajaran yang hanya menitikberatkan kepada penguasaan baca, tulis dan berhitung merupakan sesuatu yang tidak lengkap dan berdampak negatif terhadap perkembangan anak karena hanya mengembangkan sebagian aspek dari kecakapan individu sembari mematikan pengembangan kecakapan lainnya. Dengan demikian, yang lebih dikehendaki adalah suatu pendekatan dan strategi pendidikan bagi anak yang lebih integratif dan komperehensif serta sesuai dengan dunia dan kebutuhannya. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada tahap selanjutnya. Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah (Sriningsih2009:1). Untuk pembelajaran matematika di Taman Kanak- kanak, materi yang diajarkan, melakukan mengelompokkan benda menurut bentuk, jenis dan ukuran yang sama, mengenal konsep bilangan, mengenal

bentuk geometri, memecahkan masalah sederhana, mengenal pengukuran, mengenal konsep waktu, dan lain- lain. Marrison (2012:305) mengemukakan: Ada Sepuluh standar Nasional Council of Teachers of Mathematics (NCTM) adalah bilangan dan operasinya (number and operasional), aljabar(algabre), geometri(geomertry), pengukuran(measurement), analisis data dan probabilitas(data analysis and probability), penyelesaian masalah(problemsolving), penalaran dan pembuktian(reasoning and proof), komunikasi(comunication), koneksi(connections), dan representasi(reprentasion). Pada kurikulum Taman Kanak- kanak, pengembangan kognitif dibagi menjadi tiga., yaitu (1) pengetahuan umum dan sains,(2) konsep bentuk, ukuran dan pola,(3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Pengukuran terdapat pada konsep bentuk, warna, ukuran dan pola. Adapun indikatornya adalah: (1) mengenal perbedaan berat- ringan, panjang- pendek, (2) mengukur panjang dengan langkah, jengkal, lidi, ranting, penggaris, meteran, dll, (3) membedakan berat benda dengan timbangan (buatan atau sebenarnya), (4) mengisi dan menyebutkan isi wadah(satu gelas, satu botol, dll, dengan air, pasir, biji- bijian, beras,dll). Kegiatan pembelajaran matematika di Taman Kanak- kanak biasanya menggunakan lembar kerja anak (LKA). Hal ini dikarena tuntutan dari orang tua yang memasukan anaknya ke taman kanak- kanak mengharapkan setelah tamat akan menguasai keterampilan tersebut. Begitu pula yang terjadi di RA Istiqomah Lembang untuk pembelajaran matematika khususnya konsep pengukuran, anak- anak hanya mengerjakan lembar kerja (LKA). Misalnya anak disuruh mewarnai gambar alat untuk mengukur atau anak disuruh mengelompokan gambar alat untuk mengukur. Anak tidak diberi kesempatan melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sebenarnya dan mengeksplor benda yang ada di sekitarnya. Hasil studi pendahuluan kemampuan pengukuran anak di RA Istiqomah masih kurang. Hal ini ditunjukan dengan anak belum mampu melakukan pengukuran jarak atau benda dengan menggunakan alat ukur meteran, penggaris, langkah, dan jengkal. Misalnya anak disuruh mengukur panjang meja, mereka

belum paham kalau mengukur itu dimulai dari angka nol, angka tersebut harus tepat diujung meja yang akan anak ukur. Mereka mengukur secara sembarangan saja. Begitu pula untuk mengukur lebar buku dengan menggunakan penggaris, untuk mengukur jarak dengan langkah kaki anak- anak belum dapat menyesuaikan hitungan dengan langkahnya. Kemudian untuk mengukur jarak dengan menggunakan jengkal, anak- anak belum dapat menjengkal dengan benar. Pada pengukuran berat menggunakan timbangan,.ada sebagian anak yang belum tahu timbangan yang berat dan yang ringan. Kemudian anak juga belum dapat menunjukkan benda yang paling pendek dan paling panjang dan menunjukkan isi yang penuh dan setengah. Sesuai dengan uraian di atas Sriningsih(2009:4), mengemukakan: Sebenarnya dalam menyampaikan kegiatan matematika khususnya dalam konsep pengukuran, metode yang tepat antara lain dengan menggunakan pendekatan terpadu (integrated). Pendekatan terpadu untuk anak usia dini memiliki ciri- ciri tersendiri, karena pembelajaran disajikan berdasarkan tema- tema belajar. Pembelajaran matematika melalui pendekatan terpadu merupakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik berpikir anak yang bersifat holistik (menyeluruh).anak dapat belajar berbagai konsep dan pengetahuan matematika secara mudah karena dikaitkan dengan pengalaman terdekat yang pernah dialaminya.dalam menyampaikan pembelajaran matematika harus menggunakan tema- tema yang memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada dilingkungannya. Tema yang disampaikan harus yang berkaitan dengan pengalaman terdekat dan pernah dialami sehari- hari anak. dalam kehidupan Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya untuk pengukuran, misalnya dengan demonstrasi dan metode bermain peran. cooking class, percobaan/ eksperimen, Menurut Nugraha dan Rahmawati (Fitriani 2010) bbermain peran sebagai permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh- tokoh, benda- benda, binatang- binatang ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak, dimana melalui permainan ini daya imajinasi, kreatifitas, empati, serta penghayatan anak dapat berkembang. Menurut Yudistira

(2008) bermain juga dapat menjadi ajang belajar bagi anak, baik belajar membaca, berhitung.pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Rosalina (Magfiroh, 2012) permainan ini sangat bagus untuk anak karena kemampuan fantasi, kognitif, emosi dan sosial anak tengah berkembang. Disimpulkan bahwa bermain peran tidak saja mengembangkan bahasa dan sosial anak, tetapi dapat mengembangkan kognitif (daya pikir) serta kreatifitas anak. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode bermain peran akan memudahkan anak, misalnya anak dapat menghitung, mengelompokan warna, mengenal konsep bilangan, mengelompokan bentuk geometri,memecahkan masalah sederhana, mengenal konsep ukuran,dll.semua itu terdapat dalam pembelajaran matematika, dengan demikian anak tidak menyadari mereka sedang belajar matematika. Salah satu kegiatan bermain peran yang bisa disampaikan kepada anak contohnya, situasi di pasar dengan cara memerankan seseorang yang pernah ia lihat sebelumnya, karena pada tahap ini anak berada pada tahap meniru (imitasi). Misalnya anak berperan sebagai tukang dagang mereka dapat menimbang benda dengan menggunakan timbangan yang diminta oleh pembeli atau anak dapat menggunakan literan untuk menjual berasnya, dapat mengukur dengan menggunakan meteran,secara tidak langsung anak dapat mempelajari konsep pengukuran secara alami melalui berbagai aktivitas belajar yang menarik dan menyenangkan. Dengan begitu anak dapat memahami konsep pengukuran. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada: Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal Istiqomah?

2. Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal Istiqomah? 3. Bagaimana kemampuan pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal Istiqomah? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan dalam mengenal pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal 2. Untuk mengetahui penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan mengenal pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengenal pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran. D. Manfaat Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, akan diperoleh manfaat/ pentingnya penelitian. Manfaatnya sebagai berikut: 1. Bagi anak Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam meningkatkan pengetahuan tentang pengukuran. 2. Bagi guru Menambah pengetahuan dan berbagai sarana dalam menerapkan pembelajaran matematika khususnya mengenal konsep pengukuran di Raudhatul athfal. 3. Bagi sekolah Dapat memberikan masukan pada pihak sekolah yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memacu belajar siswa di Raudhatul Athfal.

E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada bab ini adalah sebagai berikut: BAB 1 mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II mengemukakan tentang matematika untuk anak usia dini yang terdiri dari definisi matematika, tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini, manfaat pembelajaran matematika untuk anak usia dini, tahap- tahap perkembangan pemahaman konsep matematika anak usia dini, pengenalan pengukuran pada usia dini. Kemudian bermain peran yang terdiri dari: definisi bermain,, macam- macam metode bermain, definisi bermain peran, tujuan dan manfaat bermain peran,, peranan bermain peran dan implementasinya di taman kanak- kanak, keunggulan dan kelemahan bermain peran serta penelitian terdahulu. BAB III mengemukakan tentang metode penelitian, proses pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. lokasi dan subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dan teknik pengelolaan dan analisis data. BAB IV mengemukakan tentanghasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari: hasil penelitian, Kondisi Objektif Kemampuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA, Implementasi Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Kelompok B di RA, Peningkatan Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Bermain PeranPada Anak Kelompok B di RA. Pembahasan yang terdiri dari: Kondisi Objektif Kemampuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA, Implementasi Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kemanmpuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA,Peningkatan Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B di RA. BAB V mengemukakan tentang kesimpulan dan saran yang terdiri dari: kesimpulan dan rekomendasi.