III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

I. PENDAHULUAN. Kemajuan tersebut dapat diperoleh dengan tercapainya tujuan yang telah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Sukardi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SAINS SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode ini memadukan penelitian dan pengembangan secara integratif. Penelitian diawali dengan menganalisa kebutuhan sekolah terhadap instrumen penilaian kompetensi sikap. Berdasarkan hasil analisa, dilakukan pengembangan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial pada pembelajaran IPA. Pada proses pengembangan produk ini, diberlakukan uji ahli dan uji coba produk. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan berdasarkan kesesuaian produk dilihat dari tampilan, skala sikap, serta isi dari instrumen yang dihasilkan. Penilaian isi ditentukan berdasarkan kriteria substansi, konstruksi, dan bahasa. Uji coba produk merupakan proses lanjutan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai validitas empiris serta reliabilitas instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial hasil pengembangan. Objek penelitian ini adalah instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial untuk pembelajaran IPA SMP. Untuk mengetahui kelayakan produk

35 berdasarkan teori, diperlukan penilaian dari subjek uji ahli. Subjek uji ahli yang digunakan yakni tiga ahli evaluasi pendidikan di Lampung. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh para ahli, akan ditemukan kekurangan-kekurangan produk. Perbaikan dilakukan mengikuti saran dari para ahli untuk mendapatkan produk yang valid secara logis. Adapun untuk menentukan validitas empiris serta reliabilitas poduk, digunakan subjek uji coba siswa kelas VIII SMP N 2 Bandar Lampung yang dipilih secara random pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. B. Prosedur Penelitian Pengembangan Prosedur penelitian ini diadaptasi dari prosedur pengembangan menurut Sugiyono (2013: 408) yang disesuaikan dengan Standar Penilaian Pendidikan pada Kurikulum 2013. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini ditunjukkan pada gambar berikut. Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Pencetakan Produk Revisi Produk Uji Coba Produk Revisi Desain Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Secara lebih rinci, 8 langkah penelitian pengembangan tersebut adalah:

36 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui seberapa perlunya instrumen penilaian dikembangkan. Identifikasi masalah dilakukan dengan metode wawancara. Sasaran dari metode ini adalah guru-guru mata pelajaran IPA. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung tentang penilaian penilaian sikap spiritual dan sosial siswa pada pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru. Hasil wawancara ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan kondisi ideal. Masalah diperoleh jika terdapat kesenjangan antara hasil analisis dengan keadaan ideal yang diharapkan. 2. Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi masalah, dilakukan pengumpulan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan desain produk instrumen penilaian sikap spiritual dan sosial yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan mengaji literaturliteratur yang berkaitan dengan instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial kemudian dicocokkan dengan kondisi sekolah. 3. Desain Produk Desain produk berupa instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial untuk pembelajaran IPA SMP. Desain produk pengembangan ini disebut

37 Prototipe I. Langkah-langkah pembuatan desain produk instrumen penilaian kompetensi sikap adalah: a. Penyusunan spesifikasi Pada proses pengembangan instrumen ini diawali dengan menentukan teknik dan instrumen penilaian sikap yang akan dikembangkan. Teknik yang digunakan adalah penilaian diri (self assesment). Instrumen yang digunakan adalah skala sikap (attitude scale) dengan menggunakan skala likert yang disertai rubrik. Penilaian kompetensi sikap spiritual yang dimaksud adalah penilaian terhadap ketercapaian KI-1 dalam kurikulum 2013, yaitu: menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Sedangkan Penilaian kompetensi sikap sosial yang dimaksud adalah penilaian sikap sosial adalah penilaian terhadap ketercapaian KI- 2 dalam kurikulum 2013, yaitu: menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. b. Penulisan instrumen Saat menulis instrumen, perlu memperhatikan empat hal: 1) Tujuan pengukuran Tujuan pengukuran kompetensi sikap spiritual dan sosial siswa adalah untuk menentukan tingkatan sikap spiritual dan sosial siswa pada pembelajaran IPA berdasarkan skala sikap yang telah dikembangkan.

38 2) Kisi-kisi Membuat kisi-kisi produk pengembangan instrumen kompetensi sikap spiritual dan sosial diawali dengan menentukan indikator setiap sikap. Indikator-indikator tersebut ditentukan dengan melihat kata kerja ranah efektif Taksonomi Bloom. 3) Format instrumen Format instrumen yang akan dikembangkan adalah diawali dengan membuat pernyataan yang mengacu pada indikator-indikator setiap sikap. Format ini mengadaptasi dari format penilaian diri sikap oleh Kunandar dan dipadukan dengan format penilaian diri sikap oleh Kemdikbud. Contoh sederhana format instrumen yang akan dikembangkan, seperti pada gambar 4 berikut ini: Gambar 4. Format Instrumen yang Akan Dikembangkan

39 Siswa diminta untuk memberikan silang ( ) dengan jujur pada pilihan jawaban yang sangat cocok dengan keadaan siswa pada saat mengikuti pembelajaran IPA. 4) Panjang instrumen Panjang instrumen yang dimaksud adalah banyaknya pernyataan dalam instrumen yang dikembangkan. Jumlah pernyataan sikap spiritual dan sosial siswa yang akan dikembangkan adalah sebanyak 45 butir pernyataan. c. Menentukan Skala Instrumen Skala sikap yang digunakan adalah skala Likert dengan lima alternatif jawaban. Skala ini disusun dalam suatu bentuk pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang menunjukkan tingkatan. Pilihan responsnya adalah SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). d. Menentukan pedoman penskoran Penskoran pilihan jawaban skala Likert bergantung pada sifat pernyataan. Untuk pernyataan yang bersifat positif skor jawaban adalah: SS = 4; S = 3; R = 2; TS = 1; dan STS = 0. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya, yaitu: SS = 0; S = 1; R = 2; TS = 3; dan STS = 4. 4. Validasi Desain Validasi desain dilakukan untuk menilai rasionalitas dan efektivitas desain produk. Validasi desain ini dilakukan untuk membuat produk tervalidasi secara

40 logis. Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa tenaga ahli evaluasi pendidikan yang sudah berpengalaman untuk menilai rancangan produk pengembangan instrumen penilaian. Tenaga ahli yang berpengalaman tersebut melakukan penilaian serta memberikan saran perbaikan berdasarkan berdasarkan aspek substansi, konstruksi, dan bahasa/budaya. Hasil penilaian serta saran perbaikan digunakan untuk memperbaiki produk sehingga diperoleh produk yang valid secara logis. 5. Revisi Desain Revisi desain dilakukan dengan memperbaiki kualitas desain produk berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh tenaga ahli beserta saran yang diberikan. Produk yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh tenaga ahli beserta saran yang diberikan dinilai sudah memiliki validitas logis dan disebut sebagai prototipe II. 6. Uji Coba Produk Setelah prototipe I direvisi, diperoleh prototipe II. Prototipe II ini dapat diujicobakan kepada subjek yang dinilai representatif terhadap keadaan siswa di sekolah pada umumnya. Uji coba produk dilakukan dengan simulasi penggunaan instrumen penilaian sikap spiritual dan sosial pada siswa-siswa di kelas VIII SMP N 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 oleh guru yang mengajar. Data yang diperoleh dari hasil simulasi tersebut dijadikan sebagai bahan untuk analisa

41 validitas empiris dan reliabilitas instrumen. Analisa validitas empiris dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan persamaan-persamaan statistik pada tiap butir pernyataan. Penggunaan prototipe II oleh guru bertujuan agar guru merasakan dampak digunakannya produk pengembangan, sehingga dapat memberikan saran untuk perbaikan produk. 7. Revisi Produk Setelah dilakukan proses analisa, akan diketahui tingkat validitas serta reliabilitas tiap butir penyataan. Langkah selanjutnya ialah penyempurnaan produk. Penyempurnaan produk dilakukan dengan membuang butir-butir pernyataan yang tidak valid atau tidak reliabel dan menyusun kembali butir-butir yang valid dan reliabel. Pada akhir tahap ini, diperoleh instrumen penilaian sikap dengan butirbutir pernyataan yang valid secara logis dan empiris serta memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Selain memilih butir-butir pernyataan yang valid dan reliabel, penyempurnaan produk juga memperhatikan saran dari guru yang melakukan simulasi penilaian. 8. Pencetakan Produk Setelah revisi produk dilakukan, akan diperoleh produk akhir instrumen penilaian kompetensi sikap sosial dan spiritual. Produk akhir ini digunakan sebagai model instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial yang dapat digunakan oleh guru kelas.

42 C. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan diperoleh dari penilaian para ahli dan hasil uji coba produk ditabulasi sesuai untuk keperluan analisis. Analisis yang dilakukan antara lain: 1. Analisis Validitas Logis Data yang diperoleh dari hasil tahap uji ahli/validasi ahli yang berupa penilaian terhadap instrumen penilaian sikap. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen uji ahli yang berisi indikator-indikator kelayakan instrumen dari aspek substansi, konstruksi, dan bahasa/budaya. Instrumen tersebut digunakan untuk menentukan kesesuaian tiap butir pernyataan sikap pada produk dengan kaidah penulisan pernyataan sikap menurut Sudaryono dkk (2013: 84), yaitu: a. Aspek materi/ substansi: (1) pernyataan sikap harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi; (2) aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan runtutan dalam kisi-kisi. b. Aspek konstruksi: (1) pernyataan sikap dituliskan dengan singkat dan jelas; (2) kalimat pada pernyataan sikap bebas dari pernyataan yang tidak relevan atau objek yang dituliskan dalam kalimat merupakan hal yang diperlukan saja; (3) kalimat bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda; (4) kalimat bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu; (5) kalimat tidak memberikan makna ganda atau bias; (6) pernyataan tidak mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden; (7) setiap pernyataan hanya

43 berisi satu gagasan secara lengkap; (8) kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah; (9) kata hanya, sekedar, dan semata-mata digunakan seperlunya; (10) kalimat yang digunakan memenuhi EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dalam Tata Bahasa Indonesia. c. Aspek bahasa/ budaya: (1) bahasa pada pernyataan sikap komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan responden; (2) pernyataan sikap menggunakan bahasa indonesia baku; (3) pernyataan sikap tidak menggunakan bahasa yang tabu bagi daerah setempat. Penentuan kesesuaian tiap butir pernyataan sikap dilakukan dengan pemberian tanda cek ( ) pada kolom yang berjudul nomor butir soal jika memenuhi indikator yang dimaksud dan pemberian tanda silang ( ) jika tidak memenuhi. Setiap tanda cek yanag diberikan oleh ahli diberi bobot 1, sedangkan tanda silang diberi bobot 0. Perhitungan nilai validitas dilakukan dengan menentukan persentase kesesuaian tiap butir pernyataan sikap dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Perhitungan persentase kesesuaian menggunakan persamaan berikut: Persentase kesesuaian pernyataan sikap = x 100% Jika terdapat butir soal yang belum 100% sesuai, maka dilakukan perbaikan sesuai berdasarkan saran yang diberikan untuk memenuhi indikator yang belum tercapai. Jika perbaikan sudah dilakukan dan diterima oleh ahli yang menilai, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penilaian telah valid secara logis.

44 2. Analisis Validitas Empiris Setelah produk telah valid secara logis, produk diujicobakan kepada subjek uji coba. Data yang didapatkan digunakan untuk melakukan analisis validitas empiris dan reliabilitas tiap butir pernyataan sikap. Proses analisis ini dilakukan dengan bantuan software Microsoft Office Excel. Menurut Kusaeri (2012: 229) dan Triyono (2013: 187), perhitungan validitas pernyataan sikap yang menggunakan skala likert dengan persamaan korelasi product-moment Pearson yang dapat ditulis secara matematis sebagai berikut. = ( )( ) ( ) ( ) Keterangan: = koefisien korelasi = jumlah responden uji coba = skor setiap butir pernyataan = skor seluruh butir tiap responden uji coba Untuk menguji signifikansi hasil korelasi, digunakan uji-t. Uji-t dilakukan dengan menghitung nilai t-hitung dan membandingkannya dengan t-tabel. Perhitungan t- hitung menggunakan persamaan: = Keterangan: = nilai t-hitung = koefisien korelasi = jumlah responden uji coba ( 2) 1 Penentuan t-tabel menggunakan nilai taraf signifikansi (alpha) sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan senilai ( 1). Butir pernyataan dikatakan valid jika t-hitung > t-tabel.

45 3. Analisis reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang konsisten (reliabel). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang konsisten (ajeg). Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Triyono (2013: 190) menyatakan bahwa penentuan reliabilitas instrumen yang memiliki skor jawaban dalam bentuk gradasi lebih cocok digunakan formula Alpha Cronbach. Perhitungan untuk mencari koefisien reliabilitas dengan metode ini adalah: = 1 1 Keterangan: = Koefisien reliabilitas alat evaluasi = Banyaknya butir soal = Jumlah varians skor tiap butir pernyataan sikap = Varians skor total Sudiyono (2008: 209) memberikan patokan untuk memberikan interpretasi terhadap koefisian reliabilitas. Instrumen penilaian dikatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitas 0,70. Nilai koefisien reliabilitas juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kesalahan baku pengukuran (standart error of measurement) dengan persamaan: = 1