BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negara-negara maju,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), stroke. merupakan penyebab kematian kedua di dunia sebanyak 6,9 juta di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapatkan dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), setiap tahunnya diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini semakin pesat perkembangan di berbagai bidang teknologi, termasuk bidang informasi. Perkembangan informatika mengakibatkan ketidak berjarakan antara informasi dibelahan dunia, sehingga informasi mudah sekali untuk masuk, terjadi pengadopsian beberapa kebiasaan dan pola hidup yang tidak sehat dimana dianggap sebagai pola hidup modern dari belahan dunia lain seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki kadar lemak jenuh tinggi, minuman beralkohol, stress, kerja berlebihan, kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007). Hal ini bisa menyebabkan pola penyakit mengalami pergeseran di masyarakat luas dari penyakit menular menuju ke penyakit tidak menular seperti kanker, kardiovaskular, stroke dan sebagainya. Stroke adalah gangguan fungsi otak lokal atau luas yang terjadi secara mendadak dan cepat, yang berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat menyebabkan penderita meninggal karena gangguan peredaran darah otak. Gangguan fungsi otak ini bisa menyebabkan kematian, kelumpuhan, gangguan bicara, menurunkan kesadaran dan lain-lain (World Health Organization, 1995). 1

2 Pada tahun 2001, WHO melaporkan terdapat 20,5 juta jiwa di dunia yang menderita stroke, dan 5,5 juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia. Di Kanada, stroke menjadi penyebab utama kematian ketiga. Lebih dari 50.000 jiwa di Kanada terkena stroke, dan 14.000 jiwa diantaranya meninggal setiap tahunnya. Setiap 10 menit ada satu jiwa penduduk Kanada yang terkena stroke setiap tahunnya. Sekitar 300.000 jiwa di Kanada hidup dengan efek kelumpuhan dari stroke (Heart and Stroke Foundation Of Canada, 2000). Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 500.000 penduduk terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur (Misbach). Stroke merupakan penyakit yang sering menimbulkan permasalahan yang komplek baik dari segi kesehatan, ekonomi maupun sosial serta membutuhkan penanganan yang komprehensif termasuk upaya pemulihan dalam jangka waktu lama ( Mulyatsih, 2003). Terapi sangat diperlukan sebagai upaya mencegah stroke ulang dan memperbaiki kualitas hidup penderita stroke yang mengalami gangguan fungsional seperti hemiparesis dan keterbatasan gerak. Sesuai dengan

3 firman Allah yang telah tertulis dalam Al-Qur an surat Ar-Ra d (13) ayat 11:...., Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri Makna dari ayat tersebut ialah Allah tidak akan merubah keadaan seseorang tanpa adanya upaya dari orang tersebut. Pada penderita stroke yang mengalami kecatatan, perlu adanya upaya untuk memperbaiki kecacatan. Salah satu upaya untuk memperbaiki kecacatan yaitu dengan melakukan fisioterapi (World Health Organization, 1995). Fisioterapi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi fisik seoptimal mungkin pasca stroke. Sebelum memulai fisioterapi, seorang fisioterapis akan melakukan penilaian mengenai kesulitan gerak yang diakibatkan oleh kondisi stroke. Fisioterapi menggunakan berbagai metode atau tehnik latihan, diantaranya positioning (pola anti spastik) untuk menggerakkan sendi dan otot agar tidak kontraktur, latihan keseimbangan (duduk, berdiri, duduk ke berdiri), latihan berjalan, latihan komunikasi dan sebagainya (Lee,1990). Efikasi fisioterapi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah dikaitkan dengan adanya pervalensi yang lebih tinggi pada keterbatasan fungsional fisik di masyarakat jepang yang terkena stroke.

4 Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan kognitif serta perilaku kesehatan yang buruk (Honjo, 2009). Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan orang atau keluarga dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan mempermudah proses pembelajaran dikarenakan proses yang didapat dalam masa pendidikan formal akan meningkatkan pembentukan jaringan neuronal (Wahyuliati, 2010). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi penerimaan pasien dalam edukasi sebelum dilakukan fisioterapi. Berdasarkan berbagai hal di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana efiksai fisioterapi terhadap derajat paresis berdasarkan tingkat pendidikan penderita stroke untuk memperoleh hasil fisioterapi yang maksimal. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas muncul pertanyaan penelitian: Seberapa besar pengaruh efikasi fisioterapi berdasarkan tingkat pendidikan tinggi, menengah, dan dasar terhadap perbaikan derajat paresis penderita stroke? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah :

5 Untuk mengetahui pengaruh efikasi fisioterapi berdasarkan tingkat pendidikan terhadap perbaikan derajat paresis penderita stroke. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui perbedaan rerata perbaikan derajat paresis penderita stroke di awal dan setelah tiga bulan diterapi latihan berdasarkan tingkat pendidikan. b. Untuk mengetahui perbedaan rerata perbaikan derajat paresis penderita stroke berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tinggi, menengah, dan dasar setelah di fisioterapi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Kedokteran Memberikan kontribusi dalam ilmu kedokteran mengenai pengaruh tingkat pendidikan terhadap efikasi fisioterapi pada penderita stroke dalam memperbaiki derajat paresis. 2. Klinisi Penelitian ini bermanfaat bagi praktek klinisi untuk mengedukasi dan membimbing penderita stroke dalam menjalankan fisioterapinya, sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal pada perbaikan derajat parese penderita.

6 3. Penyuluh Kesehatan Penelitian ini bermanfaat sebagai data dan informasi bagi penyuluh kesehatan sehingga dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kondisi masyarakat. 4. Peneliti Peneliti mendapatkan data dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Ditemukan suatu penelitian oleh Wina Yulinda pada tahun 2009, dengan judul Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian prospektif observasional kohort, tanpa kelompok kontrol. Penelitian dilakukan selama dua bulan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penderita stroke iskemia berjumlah 44 orang yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis uji t dependen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna baik berdasarkan nilai indeks Barthel maupun nilai MMT (Manual Muscle Testing) di awal dan setelah empat minggu terapi latihan (nilai P<0,05). Disimpulkan bahwa terapi latihan memiliki pengaruh positif pada perbaikan kemampuan motorik penderita stroke iskemia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memfokuskan pada efikasi fisioterapi terhadap derajat paresis berdasarkan status ekonomi penderita stroke. Pada penelitian Wina

7 (2009), tidak meneliti tentang tingkat pendidikan pada penderita stroke, dan hanya meneliti tentang stroke iskemik. Penelitian yang lain dilakukan oleh Irdawati pada tahun 2008 yang berjudul Perbedaan Pengaruh Latihan Gerak Terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke Non-Hemoragik Hemiparese Kanan Dibandingkan dengan Hemiparese Kiri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan two group pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan dua kelompok pasien. Hasil uji statistik Mann-Whitney menyimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada kenaikan nilai kekuatan otot antara pasien hemiparese kanan dan hemiparese kiri (p=0,828). Rerata kenaikan nilai kekuatan otot 57,10% pada pasien stroke hemiparese kanan dan 71,92% pada pasien stroke hemiparese kiri. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan kenaikan nilai kekuatan otot antara pasien stroke hemiparese kanan dibandingkan dengan hemiparese kiri setelah diberikan latihan gerak. Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memfokuskan pada efikasi fisioterapi terhadap derajat paresis berdasarkan tingkat pendidikan penderita stroke. Penelitian Irdawati (2008) tidak meneliti tentang tingkat pendidikan pada penderita stroke terhadap derajat paresis, dan hanya meneliti pasien stroke non-hemoragik hemiparese kanan yang dibandingkan dengan hemiparese kiri.