Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.

ABSTRAK. Eva Anastasia Segara, Pembimbing : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

Disajikan di Simposium Nasional Herbal Medik, Bandung, 12 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil dalam meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam tumbuhtumbuhan

Studi Pendahuluan. Menentukan Lokasi. Menentukan Informan Kunci (key informan) Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA) Wawancara

PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN UNTUK PERAWATAN PASCA PERSALINAN DAN BAYI OLEH MASYARAKAT LOKAL KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI

IbM DIVERSIFIKASI JAMU INSTANT DI KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA OLEH ORANG TUA UNTUK KESEHATAN ANAK DI DUWET NGAWEN KLATEN

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman herbal merupakan bahan utama dalam pembuatan jamu.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PELATIHAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

LAMPIRAN: 5 PETA LOKASI PENELITIAN PETA JAWA TIMUR

Status : a. Belum Menikah b. Menikah c. Cerai. Jumlah Anggota Keluarga :. Orang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

KAJIAN ETNOBOTANI OBAT (ETNO-FITOMEDIKA) DI DESA CIBANTENG 2

BAB I PENDAHULUAN. hayati. Sumber hayati merupakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk kehidupan

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

Soal Kearifan Budaya Lokal

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

PENJUAL OBAT TRADISIONAL (JAMU)

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara. Adapun teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tersruktur (structured

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kelompok besar, yaitu masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan (urban). Dua

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat jenis tumbuhan

Pemanfaatan dokumentasi pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk

V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB

Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita. Bugar Berkat Secangkir Herbal. 1 Obat Tradisional

I. PENDAHULUAN. minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to

Karaton Surakarta Hadiningrat Kota Solo Provinsi Jawa Tengah. Studi Pendahuluan. Mengurus Perijinan kepada. Pengageng Sasana Wilapa

pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

PENENTUAN KRITERIA ILMIAH POTENSI TUMBUHAN OBAT UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh RIMA BUNGA MERDEKAWATI

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik wawancara semi

ETNOBOTANI TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN BAKU JAMU GENDONG DAN UJI KUALITAS DENGAN ANALISIS MIKROBIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfikir. Perilaku konsumen memiliki berbagai macam pengertian. Salah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM JAMU BOOTH GODHONG BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh:

Pedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

TINJAUAN PUSTAKA. obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seiring meningkatnya pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengobatan tanaman obat di Nusantara telah berkembang sejak awal,

Tanaman Obat Keluarga TOGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tradisional Bagian Daun dan Buah

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 Kecamatan, yang

I. PENDAHULUAN. secara lestari sumber daya alam hayati dari ekosistemnya.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

I. PENDAHULUAN. kesehatan yang berbahan dasar air dan berbahan dasar susu skim.

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS JAMU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (2004). Informasi Temu Lawak Indonesia. Jakarta: Badan POM RI.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia di tinjau dari

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

PENJUAL JAMU KELILING DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO. Jeine Dewi Budiantho ABSTRACT

PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL UNTUK KESEHATAN. Susilo Yulianto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu

STUDI PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILIA ZINGIBERACEAE YANG BERKHASIAT OBAT DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

INVENTARISASI TUMBUHAN GULMA YANG BERKHASIAT SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI BANTARAN SUNGAI BRANTAS SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Studi etnobotani tidak hanya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang Rahmy Ayu Wulandari 1), Rodiyati Azrianingsih 2) 1,2) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang Email : 1) rahmyayu10@gmail.com dan 2) rodiyati@ub.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis ramuan jamu gendong yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat serta khasiatnya, (2) jenis -jenis tanaman yang digunakan dalam pembuatan jamu gendong, serta (3) profil dan persepsi konsumen jamu gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan yaitu dengan wawancara semi terstruktur pada 30 produsen jamu gendong dan seorang tokoh masyarakat sebagai key informant. Terdapat 10 jenis ramuan jamu gendong di Desa Karangrejo yaitu, Beras kencur, Kunyit asam, Sinom, Cabe puyang, Pahitan, Kunci suruh, Kudu laos, Uyup-uyup/Gejahan, Temulawak, dan Sari rapet. Terdapat 22 spesies tanaman yang digunakan sebagai bahan jamu gendong yang diklasifikasikan dalam 14 familia. Masyarakat tetap gemar mengonsumsi jamu gendong, baik dari anak-anak sampai orang tua, karena jamu gendong masih dipercaya khasiatnya dan aman dikonsumsi. Oleh sebab itu, kebudayaan minum jamu tetap dilestarikan dalam rangka untuk melestarikan warisan budaya dan keragaman hayati lokal. Kata Kunci : Etnobotani, Etnofarmakologi, Malang, Obat Herbal, Tanaman Obat ABSTRACT The aims of this study were to (1) determine kind of traditional drink called Jamu Gendong were to produced and consumed by Karangrejo s resident, (2) the beneficial of Jamu Gendong, kind of herbs used to Jamu Gendong, and (3) understanding profile and opinion of Jamu Gendong consumers in Karangrejo Village, Kromengan District, Malang subdistrict. This research was held in Karangrejo Village, Kromengan District, Malang subdistrict. Ethnobotanical surveys were conducted by using semi-structured interview to 30 producers of jamu gendong and a key informant. As result, there were 10 types of Jamu Gendong in Karangrejo, namely Beras Kencur, Kunyit asam, Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, Kunci Suruh, Kudu Laos, Uyup-uyup/Gejahan, Temulawak, and Sari Rapet. Twenty two species of 14 family s were used as substances of the Jamu Gendong. Karangrejo s resident from children to elderly people have had high preference to consume Jamu Gendong, because they believed that this herbal effective and safe to be consumed. Therefore, a culture to consume Jamu has been conserved as a local wisdom in this village for nature conservation. Kata Kunci : Ethnobotany, Ethnopharmacology, Herbal medicine, Malang, Plants medicine PENDAHULUAN Sejak ribuan tahun yang lalu, masyarakat Indonesia telah mengenal pengobatan tradisional, dimana masyarakat memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat sebagai obatobatan tradisional [1]. Jamu adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini masih bertahan dan terus dilestarikan. Minuman sehat racikan asli Indonesia ini masih jadi pilihan masyarakat tradisional walaupun produk obat-obatan modern sudah muncul di pasaran [2]. Salah satu jenis jamu yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah jamu gendong. Disebut jamu gendong karena umumnya dijajakan dengan cara digendong. Jamu gendong merupakan jamu yang terbuat dari dedaunan dan akar-akaran yang direbus dengan air, disaring, dan dapat diminum selama beberapa waktu tertentu. Jamu gendong umumnya memproduksi dari bahan-bahan yang Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 4 2014 198

masih segar (terutama daun segar, akar-akaran, buah dan batang) [2]. Pelaku usaha jamu gendong umumnya adalah perempuan. Mereka meracik sekaligus menjajakannya dari kampung ke kampung secara perseorangan. Meskipun demikian, tak jarang pula para penjual jamu gendong tersebut berkelompok dalam sebuah paguyuban untuk lebih mengembangkan usahanya. Paguyuban Jamu Gendong Kartini adalah salah satu kelompok yang mewadahi para penjual jamu gendong yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Wilayah tersebut selama ini menjadi sentra jamu gendong di Kabupaten Malang, bahkan sudah memiliki stan khusus di kompleks Kantor Bupati Malang [3]. Terdapat berbagai jenis ramuan jamu gendong yang diproduksi di Desa Karangrejo. Kajian mengenai jenis-jenis ramuan dan khasiat ramuan ini merupakan tujuan dari penelitian ini. Selain itu, wawasan masyarakat tentang pemanfaatan jamu gendong juga disurvei dan dianalisis. Dari hasil analisis ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai persepsi produsen jamu mengenai jamu gendong di desa tersebut, sehingga hal tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi pelestarian sumber daya hayati berdasar pada kearifan lokal. METODE PENELITIAN Area Studi. Kecamatan Kromengan merupakan salah satu daerah dari 33 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Kromengan Malang terletak di antara 112,2776 112,3231 BT, dan 8,0882-8,0567 LS. Letak geografi seluruh desa Kecamatan Kromengan adalah dataran dengan topografi seluruh desa tergolong dataran. Luas kawasan Kecamatan Kromengan secara keseluruhan adalah sekitar 38,63 km 2 atau sekitar 1,30 persen dari total luas Kabupaten Malang. Batas wilayah Kecamatan Kromengan adalah sebelah utara Kecamatan Wonosari, sebelah Timur Kecamatan Kepanjen, sebelah Selatan Kecamatan Sumberpucung dan sebelah Barat Kabupaten Blitar (Gambar 1). Responden. Responden produsen jamu sebanyak 30 orang yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong dalam kelompok Paguyuban Jamu Gendong Kartini. Sebagai key informant adalah Ibu Tiasrih, beliau adalah Ketua Paguyuban Jamu Gendong Kartini yang mewadahi para penjual jamu gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Gambar 1. Peta Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang (1: 300.000) [4] Bentuk Wawancara. Bentuk wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur, dengan memberikan kuesioner yang memuat gabungan antara pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban dan pertanyaan yang dijawab bebas oleh para responden. Analisis Data. Hasil penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif, disajikan secara grafik dan naratif. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-jenis jamu gendong yaitu Beras Kencur, Sinom, Cabe Puyang, Kudu Laos, Kunyit Asam, kunci sirih dan Pahitan [5]. Selain jamu gendong tersebut, menurut Ibu Tiasrih ada 3 jenis jamu gendong lain yang masih dikonsumsi masyarakat yaitu Uyupuyup/Gejahan/Gepyokan, Temulawak dan Sari Rapet. Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 4 2014 199

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, terdapat 22 spesies (tergolong dalam 14 familia) tanaman obat-obatan yang masih digunakan untuk pembuatan obat tradisional khususnya jamu gendong (Tabel 1). Tabel 1. Bahan Tanaman Obat Untuk Pembuatan Jamu Gendong Jamu Gendong Bahan Tanaman Obat Beras Kencur Beras (Oryza sativa) dan Kencur (Kaempferia galanga L.) Kunyit Asam Kunyit ( Curcuma domestica Vahl.) dan Asam ( Tamarindus indica L.) Sinom Asam ( Tamarindus indica L.), dan Kunyit (Curcuma domestica Vahl.) Cabe Puyang Cabe Jamu ( Piper retrofractum Vahl.) dan Lempuyang (Zingiber spp.) Pahitan Sambiloto ( Andrographis paniculata Ness.) dan Brotowali (Tinospora crispa L.) Kunci Suruh Temu Kunci ( Boesenbergia pandurata) dan Suruh atau Sirih (Piper betle L.) Kudu Laos Uyupuyp/Gejahan Mengkudu ( Morinda citrifolia L.) dan Laos atau Lengkuas (Alpinia galanga) Kencur (Kaempferia galangan L.), Kunyit (Curcuma domestica Vahl.), Lempuyang ( Zingiber spp.), Temulawak ( Curcuma xanthorhiza Roxb), Simbukan (Paederis foetida L.), Luntas atau Beluntas (Pluchea indica L.), Kunci ( Boesenbergia pandurata) dan Cowekan atau Pegagan (Centella asiatica). Temulawak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sari Rapet Temu Kunci ( Boesenbergia pandurata), Sirih ( Piper betle L.), Jambe atau Pinang ( Areca catechu L.), Gambir (Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.), Kembang Kenanga ( Cananga odorata), Delima Putih ( Punica granatum) dan Luntas (Pluchea indica L.) Ibu Tiasrih menjelaskan beberapa manfaat Jamu Gendong yang diproduksi di Desa Karangrejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang adalah : 1. Jamu Beras Kencur berkhasiat mampu menghilangkan rasa kelelahan, mencegah batuk, menyaringkan suara, dan meningkatkan nafsu makan. 2. Jamu Kunyit Asam berkhasiat sebagai antibiotik dan pencegah sariawan. 3. Sinom berkhasiat untuk pencegah sariawan, dan peluntur lemak. 4. Jamu Cabe Puyang berkhasiat untuk menghilangkan capek-capek, pencegah masuk angin, dan penambah nafsu makan. 5. Jamu Pahitan berkhasiat untuk penyembuhan penyakit gatal-gatal, sebagai jamu bersih darah, dan anti alergi. 6. Jamu Kunci Suruh berkhasiat untuk mengobati keputihan. Khasiat dari jamu yang satu ini sangat baik untuk perempuan. 7. Jamu Kudu Laos berkhasiat untuk mengurangi tekanan darah tinggi dan menurunkan kolesterol. 8. Jamu Uyup-uyup/Gejahan berkhasiat memperlancar asi pada Ibu yang menyusui. 9. Jamu Temulawak berkhasiat sebagai pencegah penyakit liver dan batu ginjal. 10. Jamu Sari Rapet ini berkhasiat untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan. Gambar 2. Persentase perolehan bahan baku ramuan jamu gendong. Bahan baku pembuatan ramuan jamu gendong sebagian besar diperoleh dari membeli di pasar. Ketika jumlah bahan baku dari pekarangan rumah penduduk menurun, mengindikasikan bahwa tanaman obat sebagai bahan baku jamu itu sudah mengalami penurunan pembudidayaan di lingkungan mereka. Namun yang sangat penting dicermati adalah konsekuensi dari pemanfaatan sumber Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 4 2014 200

hayati tanaman obat tersebut. Tanaman yang berkhasiat obat yang dieksploitasi secara terus menerus, tanpa adanya upaya pembudidayaan, maka akan mendorong timbulnya kerusakan ekologi, dan mengakibatkan laju kelangkaan tanaman di habitat alaminya semakin cepat [6]. Perolehan bahan baku dengan cara mencari di hutan (alam liar), memiliki nilai persentase yang rendah dari semua bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu gendong. Hal ini diduga keberadaan tanaman obat yang digunakan sebagai bahan jamu tersebut sulit untuk ditemukan, seiring dengan keengganan masyarakat untuk memanfaatkan dan menanamnya kembali. Upaya pengambilan dari hutan (alam liar) secara terus menerus tanpa adanya pembudidayaan, maka akan mengancam kelangsungan keberadaan suatu jenis tanaman obat, sehingga diperlukan suatu konsep pengelolaan pemanfaatan tumbuhan obat dengan tujuan untuk dapat memberikan pengobatan dan juga peningkatan ekonomi. Jamu merupakan ramuan yang muncul sebagai akibat adanya masalah yang dihadapi masyarakat pada jaman dulu, yaitu bagaimana merawat tubuh dan mengobati berbagai macam penyakit [7]. Semua kalangan masyarakat menyukai jamu gendong, baik anak-anak sampai dengan orang tua. Konsumen jamu gendong mengonsumsi jamu gendong sesuai dengan khasiat yang ingin diperoleh dari masing-masing jamu. Tingginya nilai persentase jumlah konsumen Jamu Gendong (Gambar 3), dapat diketahui berdasarkan jenis khasiat masingmasing jamu gendong. Untuk para wanita memiliki nilai persentasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan pada wanita khasiat Jamu Gendong tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, akan tetapi juga bermanfaat untuk menjaga kecantikan. Gambar 3. Persentase jumlah konsumen Jamu Gendong Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap jamu gendong, dapat dilihat dari hasil survei persepsi responden yang menilai bahwa 93,33% jamu gendong bersifat alami (Gambar 4), terbuat dari tanaman yang mengandung khasiat untuk kesehatan, 90% aman karena jamu gendong tidak menggunakan bahan pengawet, serta 73,33% murah karena bahanbahannya yang mudah diperoleh dipasar, dapat juga ditanam di dalam pekarangan rumah. Jamu gendong 83,33% dipercaya lebih efektif dalam mengatasi penyakit, 93,33% rasanya yang enak mampu menarik minat masyarakat untuk tetap gemar mengonsumsi jamu gendong. Masyarakat beranggapan bahwa dengan obat bahan alam atau obat tradisional harga lebih murah, menilai efek samping obat tradisional lebih ringan dari pada obat moderen. Gambar 4. Persepsi masyarakat mengenai Jamu Gendong Budaya minum jamu merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang penting untuk dilestarikan. Agar kebudayaan minum jamu ini tetap terjaga, maka diharapkan kebiasaan tersebut dimulai semenjak dini. Konsep pengelolaan dalam memanfaatkan tumbuhan Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 4 2014 201

obat dengan tujuan untuk dapat memberikan pengobatan dan peningkatan perekonomian penduduk desa merupakan strategi konservasi yang efektif untuk dilakukan. Di samping dari produksi jamu, masyarakat Desa Karangrejo juga mampu menjadikan desa mereka sebagai tempat wisata alami tanaman obat keluarga di masing-masing pekarangan rumah penduduk, sehingga selain menikmati jamu, masyarakat juga bisa menikmati pemandangan alami di desa tersebut dengan melihat berbagai macam tanaman obat yang ditanam di desa tersebut dan memungkinkan wisatawan untuk belajar langsung membuat jamu dari produsen jamu di Desa Karangrejo. KESIMPULAN Terdapat 10 jenis jamu yang diproduksi di desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang dan masing-masing memiliki khasiat untuk mengobati penyakit, menjaga stamina, dan kecantikan. Ditemukan 22 spesies tanaman dari 14 famili yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan jamu tersebut. Persepsi masyarakat terhadap tingginya konsumen jamu gendong disebabkan karena alasan bahwa jamu gendong aman dikonsumsi karena terbuat dari bahan alami, bebas dari bahan kimia, murah, dan khasiatnya lebih terasa. Semua kalangan masyarakat menyukai jamu gendong baik anak-anak sampai dengan orang tua. Masyarakat mengonsumsi jamu gendong sesuai dengan kebutuhan atau khasiatnya. Konsep pengelolaan dan pelestarian tumbuhan obat adalah dengan meningkatkan pemanfaatannya untuk dapat memberikan pengobatan dan juga meningkatkan perekonomian penduduk desa. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu selama penelitian, terutama Bu Triasrih dan anggota Paguyuban Jamu Gendong Kartini Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang; terima kasih dan rasa hormat kepada kedua orang tua tercinta, serta Bapak Jati Batoro dan Bapak Luchman Hakim selaku selaku penguji. DAFTAR PUSTAKA [1] Wijayakusuma, H. M. 2002. Manfaat dan Penggunaannya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Rempah, Rimpang, dan Umbi. Milena Populer. Jakarta [2] Torri, M.C. 2013. Knowledge and Risk Perceptions of Traditional Jamu Medicine among Urban Consumers. Department of Sociology University of New Brunswick Canada. 3(1): 25-39, 2013 [3] Pemkab Malang. 2014. Kromengan. http://kromengan.malangkab.go.id. Diakses tanggal 22 Juli 2014 [4] Openstreetmap. 2014. Karangrejo. http://www.openstreetmap.org/node/1308 661501/history#map=12/- 8.1082/112.4770&layers=N. Diakses tanggal 22 Juli 2014 [5] Majalah nyata. 2012. Jamu Gendong Sederhana Menyehatkan. http://nyata.co.id/tips/sehat/jamugendong-sederhana-menyehatkan/. Diakses tanggal 16 Juli 2014 [6] BPOM. 2014. Kebun Tanaman Obat Badan Pom RI. Badan POM Republik Indonesia. Bogor. [7] Djamaludin, MD., U. Sumarwan dan G.N.A. Mahardikawati. 2009. Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong Di Kota Sukabumi. Institut Pertanian Bogor. Vol.2,No.2. P:174-184. Jurnal Biotropika Vol. 2 No. 4 2014 202