TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN KOMISIF DI KALANGAN ANAK TK BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DI KECAMATAN POLANHARJO KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMBELAJARAN DI KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DAN SMK SEKABUPATEN REMBANG

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Lili Hasmi Dosen STKIP Abdi Pendidukan Payakumbuh

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACA KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah RATNI INDAH SURYATINI A 310080103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGESAHAN TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 Yang dipersiapkan dan disusun oleh: RATNI INDAH SURYATINI A 310 080 103 Telah dipertahankan di depan dewan Penguji Pada Tanggal, 23 Juli 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. 1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno ( ) 2. Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum. ( ) 3. Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum. ( ) Surakarta, Juli 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan, (Drs. Sofyan Anif, M. Si.) NIK. 547

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 Ratni Indah Suryatini, A 310 080 103, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012, (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Data pada penelitian ini berupa, tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD. Sumber data penelitian ini berupa interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembaca markah dan metode padan ekstralingual. Hasil penelitian yang diperoleh: (1) bentuk tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 21 data tuturan ekspresif dengan maksud mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa, (2) strategi tuturan ekspresif yang digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 adalah strategi tuturan ekspresif langsung dan tak langsung dengan modus berita, tanya dan perintah. Kata kunci: tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa. 1. Pendahuluan Bahasa tidak dapat terlepas dari komunikasi manusia, karena hanya dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segala hal. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. Menurut Chaer dan Agustina (2004: 17) terdapat tiga kompenen yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang lazim disebut partisipan; (2) informasi yang dikomunikasikan; dan (3) alat yang digunakan dalam komunikasi. Berbicara bahasa sebagai alat komunikasi akan terkait erat dengan ilmu pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2009: 4). Salah satu contoh bentuk komunikasi yang memiliki fungsi sosial adalah interaksi guru dan siswa pada sistem pembelajaran. Interaksi yang terjadi pada kegiatan pembelajaran biasanya melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan komunikasi. Berbagai jenis tuturan yang terjadi pada interaksi pembelajaran, biasanya memiliki sebuah maksud dan tujuan. Dari tuturan tersebut diharapkan siswa dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan oleh guru, dengan demikian tujuan dari komunikasi antara penutur dan mitratutur dapat tercapai. Dalam suatu pembelajaran, guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam setiap interaksinya. Setiap guru pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk berinteraksi dengan siswa-siswinya. Tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penuturnya disebut dengan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan (Yule, 2006: 93). Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ekspresif adalah tuturan berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan berbelasungkawa. Tuturan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran dapat memberikan referensi baru, yang kemungkinan dapat membuat guru dan siswa lebih mudah memahami maksud dan tujuan tuturan yang telah diucapkan. Tuturan berikut ini adalah beberapa contoh dari tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat dan memuji. (1.a) Selamat pagi anak-anak. (1.b) Tepuk tangan! Pinter banget. Tuturan no (1.a) di atas menunjukan, adanya interaksi antara guru dan siswa pada awal pembelajaran. Tuturan ekspresif mengucapkan selamat pagi di atas, secara langsung digunakan oleh guru untuk menyapa murid-murid yang ditemuinya di pagi hari sebelum pembelajaran berlangsung. Tuturan no (1.b)

menunjukan adanya interaksi antara guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Tuturan ekspresif memuji tidak langsung di atas, digunakan oleh guru untuk memuji dan memotivasi siswa secara tidak langsung dengan cara memberikan tepuk tangan. Penelitian ingin menjawab Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran 2011/2012 dan bagaimanakah strategis tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran 2011/2012? 2. Landasan Teoretis Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa (Kushartanti, 2005: 92). Menurut Webster (dalam Sumarlam 2008: 5-6) wacana adalah pemakaian bahasa komunikasi, baik disampaikan secara lisan maupun secara tertulis. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan suatu kesatuan bahasa yang padu, terikat pada konteks dan merupakan hasil dari sebuah komunikasi. Wacana dapat berupa teks, tuturan, tulisan maupun bacaan. Menurut Wijana dan Rohmadi (2009: 7) Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Menurut Levinson (dalam Rahardi, 2007: 48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud tergramatisasi dan terkondifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Sedangkan menurut Kushartanti (2005: 104) menyatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang maknanya dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa. Menurut Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal diluar bahasa dalam sebuah komunikasi berdasarkan konteks tuturan tersebut. Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Leech (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 12) mengungkapkan bahwa pragmatics studies meaning in relation to speech situtuation. Sehubungan dengan bermacammacamnya makna, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam situasi tutur antara lain penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, tuturan sebagai produk tindak verbal. Menurut Chaer (2010: 27) tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Richard dan Plat (dalam Abdurrahman, 2006: 127) mengungkapkan bahwa tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional dalam komunikasi. Kushartanti (2005: 109) pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah ujaran atau tuturan dari seorang penutur kepada mitra tutur dalam sebuah komunikasi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Menurut Austin (dalam Chaer, 2004: 53 ) tindak yang dilangsungkan dengan kalimat performatif, dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang langung sekaligus, yaitu (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, dan (3) tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang itu.

Searle (dalam Rahardi, 2010: 36) menggelompokan tindak tutur ilokusi kelima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif, yaitu tuturan asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi. Tindak tutur asertif yakni bentuk tutur yang mengikat penutur akan kebenaran proposisi yang diungkapkan. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, dan mengklaim. Tindak tutur direktif yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini antara lain memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan merekomendasi. Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya tuturan berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan berbelasungkawa. Tindak tutur Komisif yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu. Tindak tutur deklarasi yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya berpasrah, memecat, membabtis, memberi nama, dan menghukum. Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak Langsung. Secara formal, berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperratif). Secara konvensional kalimat berita digunakan untuk memberikan suatu (informasi), kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan, atau permohonan. Apabila kalimat-kalimat tersebut difungsikan secara konvensional, maka tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur langsung. Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa

diperintah, maka akan terbentuk tindak tutur tidak langsung. Seperti tuturan berikut. (2.a) Ada makanan di almari. Tuturan (2.a), bila diucapkan kepada seorang teman yang membutuhkan makanan, dimaksudkan untuk memerintah lawan tuturnya mengambil makanan yang ada di almari yang dimaksud, bukan sekedar untuk menginformasikan bahwa di almari ada makanan. 3. Metode Penelitian Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Purworejo di Kecamatan Suruh Semarang dan SD Negeri Gemolong 1 di Gemolong. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Desember 2011-Mei 2012. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan dan mengungkap bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 serta strategi tindak tutur ekspresif yang digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1. Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1. Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Adapun sumber data dalam penelitian ini, didapat dari interaksi pembelajaran guru dan siswa Kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simak, cacat dan dokumentasi. Teknik rekam dalam penelitian ini menggunakan camera digital. Proses perekaman dilakukan sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi, sehingga dalam praktiknya teknik rekam dapat berjalan apa adanya (Sudaryanto, 1993: 135). Teknik simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam arti, peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan (Mahsun, 2007: 92). Teknik simak dilakukan dengan meyimak rekaman pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Disamping perekaman, dapat pula dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Selain dengan kartu data proses pencatatannya pun dapat juga memanfaatkan disket komputer (Sudaryanto, 1993: 135). Setelah merekam, peneliti kemudian mencatat dan mengklasifikasi tindak tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode markah baca dan metode padan. Metode baca markah menurut Sudaryanto (1993: 95) disebut juga metode membaca pemarkah, pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu. Kemampuan membaca pemarkah itu berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Penggunaan metode baca markah digunakan untuk menganalisis permasalahan pertama yaitu bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif pada anak SD. Metode padan adalah metode penelitian bahasa yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan mengelompokkan bunyi-bunyi bahasa sebagai misalnya (Mahsun, 2007, 117-122 ). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, berupaya mengindetifikasi bentuk tuturan dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.

4. Hasil Penelitian Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya tuturan memberi selamat, meminta maaf, berterima kasih, menyalahkan, memuji dan berbelasungkawa (Rahardi, 2010: 36). Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur, penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial. Berdasarkan hasil penelitian bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Purworejo meliputi: (1) mengucapkan selamat, (2) memuji, (3) berterima kasih, (4) menyalahkan. Berikut hasil pemaparan penelitian ini. 4.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Ekspresif Tuturan selamat difungsikan untuk mengucapkan selamat atau digunakan untuk menyapa seseorang. Berikut ini realisasi bentuk tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat. 1. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantik sing bagus-bagus, kayak belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak? 2. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke depan. Memuji adalah perkataan yang bermaksud untuk memuji lawan bicaranya. Berdasarkan data penelitian ini, terdapat beberapa kesantunan tuturan ekspresif memuji. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi memuji dalam kalimat ini adalah sebagai berikut. 3. Tepuk tangan pinter banget. 4. Betul pinter banget, nilainya berapa?

Menyalahkan adalah tuturan yang bertujuan untuk menyalahkan mitratutur karena telah melakukan kesalahan. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyalahkan dalam kalimat ini adalah sebagai berikut. 5. No berapa? Yang tunggu bentar ibu lihat soalnya dulu. Betul jawabanya 68 berati kamu yang salah. 6. Gimana to bayu, kok gak mengerjakan malah rame terus. Besok jangan lupa harus mengerjakan di rumah! Berbelasungkawa yang bertujuan untuk menyatakan rasa berbelasungkawa terhadap suatu kejadian. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan rasa belasungkawa dalam kalimat ini adalah sebagai berikut. 7. Doakan saja ya, ibu Anik lekas sembuh. Dan untuk itu anak-anak tidak boleh nakal ditinggal Bu Anik 4.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif Wijana (dalam Prayitno, 2011: 121) menyatakan strategi bertutur berdasarkan teknik penyampaiannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan tindak tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat. Berdasarkan perolehan data pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012, dapat diketahui dan diperoleh pengertian bahwa strategi yang digunakan oleh siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung. 4.2.1 Startegi Tindak Tutur Ekspresif Langsung. Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur. Adapun ada tiga modus dalam tindak tutur berikut yaitu, modus berita, modus tanya, modus perintah. Modus berita difungsikan secara konvensional untuk menyatakan sesuatu bukan pertanyaan atau seruan. Modus perintah difungsikan secara konvensional

untuk memerintah seseorang melakukan suatu. Modus tanya difungsikan secara fungsional untuk menanyakan sesuatu. Berikut ini cuplikan realisasi bentuk strategi tindak tutur ekspresif. 8. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantiik sing bagus-bagus, kayak belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak? Tuturan no (8) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung mengucapkan selamat dengan maksud menyapa mitratutur yang ditemuinya di pagi hari. 9. Bagus, bagus belajar apa? Tuturan no (9) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung memuji, yang mempunyai maksud untuk memuji mitra tutur karena telah belajar di rumah dan mengerjakan PR. 10. Makane ora ngobrol terus, digatekno (jangan bicara terus, diperhatikan)! Tuturan (10) merupakan contoh tuturan ekspresif menyalahkan langsung dengan modus perintah. 4.2.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung. Berikut ini cuplikan realisasi bentuk strategi tindak tutur ekspresif pada interaksi guru dan siswa kelas 1SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1. 11. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke depan. 12. Tepuk tangan hebat. Tuna netra itu apa? Tuturan (11) merupakan contoh tuturan ekspresif mengucapkan selamat tidak langsung dengan modus perintah. Tuturan tersebut mempunyai maksud untuk memerintah mitratutur mengerjakan tugas. Tuturan (12) merupakan contoh tuturan ekspresif memuji tidak langsung dengan modus tanya. Tuturan tersebut bermaksud memuji mitra tutur dengan tepuk tangan karena mitra tutur telah menjawab pertanyaan dengan benar.

5. Simpulan Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur, penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial. Pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 ditemukan 21 tuturan ekspresif dengan 4 bentuk yaitu: mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Dari empat kali pertemuan, ditemukan 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 10 tuturan ekspresif memuji, 6 tuturan ekspresif menyalahkan dan 1 tuturan ekspresif berbelasungkawa. Strategi tindak tutur yang sering digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 adalah strategi tindak tutur langsung dan tindak langsung. Strategi tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan tindak tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat. Adapun strategi tuturan ekspresif langsung yang ditemukan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 meliputi: (1) tuturan mengucapkan selamat pagi. Tuturan tersebut merupakan sebuah tuturan langsung yang bermaksud untuk menyapa mitatutur yang ditemuinya dipagi hari. (2) tuturan memuji yang bermaksud untuk memuji secara langsung mitratutur karena telah melakukan sesuatu hal dengan baik. (3) tuturan menyalahkan yang bermaksud untuk menyalahkan mitratutur karena telah melakukan kesalahan (4) tuturan berbelasungkawa yang bermaksud untuk menyatakan rasa belasungkawa terhadap sesuatu hal. Sedangkan strategi tuturan ekspresif tidak langsung yang ditemukan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 meliputi : (1) tuturan mengucapkan selamat yang secara halus mempunyai maksud untuk memerintah mitratutur melakukan sesuatu hal. (2) tuturan memuji yang secara

halus mempunyai maksud untuk memuji mitratutur bukan dengan kata-kata, namun dengan sebuah tindakan. 6. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1, saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca antara lain: para pengguna bahasa, agar dapat menggunakan tuturan-tuturan yang sesuai dengan situasi tutur agar maksud yang ingin disampaikan oleh penutur dapat diterima dengan baik oleh mitratutur, para peneliti bahasa, agar ada penelitian lanjutan dari peneliti ini dengan aspek yang lain guna menambah khasanah ilmu bahasa, para pendidik, dapat menggunakan tuturan-tuturan ekspresif dalam pembelajar agar pembelajaran lebih menarik dan lebih menyenangkan. Daftar Pustaka Abdurrahman. 2006. Prgmatik; Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan. Lingua. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. Volume 1, Nomor 2, Desember 2007. Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.. Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Parera. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik: Studi Pemakaian Tindak Tutur Direktif di Kalangan Anak Didik SD Berbudaya Jawa Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahardi, Kunjana. 2010. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rohmadi muhammad dan Wijana I Dewa Putu. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumarlam. 2008. Analisis Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.