BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm Tulus Tambunan, Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Rajawali Pres,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 1997 dan dilanjutkan krisis global pada pertengahan tahun

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. dasar pembangunan yang harus didayagunakan semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sukirno, Sadono: Ekonomi Pembangunan, Medan: Borta Gorat, 1996, hlm. 413

DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1995, hlm Ibid, hlm Awan Setya Dewanta, et.al. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Aditya Media,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945, bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

PENGEMBANGAN UMKM MENGHADAPI EKONOMI GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

PENGARUH BESARAN MODAL DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PADA CELLULER PHONE

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kantong-kantong kemiskinan sebagian besar berada di sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT Selaras Kausa Busana, Jurnal Ilmiah, STIE MULIA PRATAMA BEKASI, 2015, hal. 4.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. Sirod Hantoro, Kiat Sukses Berwirausaha, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta, 2005, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 4 (diakses pada tanggal 9 Desember 2015)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya aktif merupakan salah satu faktor bagi kelancaran suatu proses produksi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keberadaan tenaga kerja dalam menjalankan aktivitasnya, seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana serta bentuk manajemen yang baik dan manusiawi, agar tenaga kerja tersebut dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan harapan perusahaan tanpa rasa kecewa, ketidakpuasan dan kecemasan. Tenaga kerja sebagai faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan diolah oleh buruh. Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung, tetapi tanpa usaha manusia semua akan tersimpan. Perbudakan terhadap tenaga kerja dalam sistem kapitalisme sebenarnya bukanlah kisah baru. Sampai sekarang di mancanegara dan tanah air, eksploitasi tenaga kerja oleh para majikan maupun perusahaan masih terus berlangsung. Para buruh yang harus bekerja berdiri selama berjam-jam dengan upah minimum, bahkan upah pun dipotong bila melakukan sedikit kesalahan. Ironisnya, eksploitasi tenaga kerja atau perbudakan modern ini justru jarang digubris oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan besarnya nilai investasi dan berbagai pajak yang akan ditargetkan oleh para penguasa dari keberadaan industri-industri tersebut. Dengan kata lain, eksploitasi dan perbudakan modern terhadap tenaga kerja terjadi sebagai hasil konspirasi antara penguasa dan pengusaha. Kabupaten Jepara pada saat ini menjadi tujuan para pengusaha yang sebagian besar berasal dari luar negeri untuk mendirikan perusahaan garmen dengan alasan wilayah yang masih luas serta upah buruh yang murah dan diketahui bahwa sebagian dari perusahaan-perusahaan tersebut terdapat eksploitasi tenaga kerja yang bertentangan dengan syariat islam. Peran usaha besar memang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Namun, sektor UKM juga berperan penting dalam 1

2 menyerap tenaga kerja karena sifatnya yang padat karya. UKM dapat dijadikan alternatif lain bagi masyarakat untuk bekerja yang lebih baik. Kita telah sering mendengar pendapat bahwa industri itu mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sector). Maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Dari uraian di atas bisa ditelaah peranan industri dalam perkembangan struktural pada suatu perekonomian. Tolok ukurnya yang terpenting antara lain: sumbangan sektor industri pengolahan (manufacturing) terhadap PDB, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri, dan sumbangan komoditi terhadap ekspor barang dan jasa. Pembangunan nasional yang berlandaskan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis merupakan isi dari trilogi pembangunan dimana didalamnya juga terdapat unsur kesempatan kerja yang merupakan salah satu unsur dari pemerataan pembangunan dalam rangka mewujudkan kondisi perekonomian yang mantap dan dinamis. Menurut Lincolyn Arsyad, pembangunan sendiri diartikan sebagai proses pengelolaan sumberdaya yang ada oleh pemerintah daerah dan masyarakat maupun sektor swasta dengan melakukan kerjasama untuk menciptakan lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.1 Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumber fisik secara lokal (daerah). Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Sementara itu keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia disadari merupakan salah satuprioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. 1 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan: Edisi ke-4, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1999, hlm. 298.

3 Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai pilar dari ekonomi kerakyatan, keberadaan UKM menjadi tumpuan bagi sebagian besar tenaga kerja diindonesia. Sektor UKM yang memiliki karakteristik jumlah modal yang relatif lebih sedikit dan tidak menghendaki tingkat ketrampilan yang tinggi menjadikan jumlahnya menjadi sangat besar dan secara otomatis mendonorkan penyerapan tenaga kerja yang banyak. Fenomena ini tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi berlangsung di negara-negara lain, khususnya di negara berkembang. Fakta membuktikan bahwa krisis ekonomi yang berlanjut kepada krisis kepercayaan yang terjadi pada tahun 1989, tidak berpengaruh banyak terhadap eksistensi usaha kecil. Beberapa peneliti bidang ekonomi bahkan menyatakan tidak lumpuhnya sama sekali perekonomian Indonesia berkat jasa pelaku usaha kecil. Yang hancur bahkan pelaku usaha besar yang bahkan telah menyebabkan dampak negatif hingga sekarang2. Peran usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia sudah diakui masyarakat luas saat negara ini menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Krisis ekonomi secara nyata telah menyebabkan jatuhnya ekonomi nasional khususnya usaha usaha skala besar pada semua sektor termasuk industri, jasa dan perdagangan. Di sisi lain, jatuhnya sebagian usaha-usaha besar dan menengah serta adanya keterbatasan yang dimiliki tenaga kerja menjadi momentum bagi perubahan struktur ekonomi yang beroerentasi pada usaha kecil. Sektor usaha kecil merupakan sektor yang masih bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi dan perlu untuk dikembangkan, karena sektor industri kecil merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat 2 Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 39.

4 pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana. Selain itu terdapat daya tarik terhadap perusahaan kecil, yaitu perusahaan kecil dapat menyusun lingkungan kerja untuk memberikan kebebasan yang lebih besar pada personel profesional, manajerial, dan teknis yang lebih besar. Dalam tipe lingkungan ini, kontribusi perorangan dapat diakui daripada disembunyikan dibawah berbagai lapisan suatu organisasi birokratis. Fleksibilitas dalam penjadwalan kerja dan penetapan pembagian kerja merupakan daya tarik lainya. Nilai dari tiap intensif yang digunakan sebagai sarana penerimaan, bergantung pada beberapa tingkat situasi perusahaan tersebut.3 Di dalam teori-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi, seperti sumber daya manusia, kapital, teknologi, bahan baku, entrepreneurship, dan energi. Akan tetapi faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.4 Sektor industri merupakan tiang penyangga utama daripada perekonomian Kabupaten Jepara. Sektor ini dibedakan dalam kelompok industri besar, industri sedang dan industri kecil, dan kerajinan rumah tangga. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), industri besar adalah perusahaan dengan karyawan atau tenaga kerja 100 orang keatas. Industri sedang adalah perusahaan dengan tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. Industri kecil adalah perusahaan dengan tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang, dan industri rumah tangga mempunyai tenaga kerja kurang dari 5 orang.5 Islam memberikan perspektif mengenai ketenagakerjaan, setidaknya ada empat prinsip untuk memuliakan hak-hak pekerja, yaitu: 1) kemerdekaan manusia, 2) prinsip kemuliaan derajat manusia, 3) keadilan dan anti 3 Justin G. Longerecker, Carlos W.Moore, J.William Petty, Kewirausahaan : Manajemen Usaha Kecil Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 513. 4 Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 56 5 BPS Jepara Dalam Angka 2014.

5 diskriminasi, 4) kelayakan upah pekerja.6 Keempat prinsip tersebut mengacu kepada hak-hak pekerja yang diberikan kepada para karyawan yang bekerja pada UKM. Karena mengingat bahwa UKM memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi dan membebaskan karyawanya untuk bekerja sesuai dengan keinginan mereka, sehingga tidak ada unsur perbudakan didalamnya. Keberadaan industri konveksi bagi masyarakat memiliki peran besar dalam penyerapan tenaga kerja. Salah satu UKM konveksi yang banyak menyerap tenaga kerja adalah UKM konveksi M-Yege Collection yang dalam produksinya berfokus pada busana muslim dan berlokasi di Desa Kuanyar Kecamatan Mayong Jepara. Dari data yang diperoleh dari pemilik, bahwa dalam usaha ini rata-rata para pekerjanya adalah ibu rumah tangga serta remaja wanita yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Berbagai alasan mendasari pilihan para pekerja ini untuk menjadi buruh konveksi pada UKM M-Yege Collection. Saat ini, permasalahan UKM di Indonesia adalah pada aspek ketenagakerjaan dan pemasaran. Seperti halnya dengan UKM M-Yege Collection yang mengalami penurunan tenaga kerja dan mengalami kendala dalam mencari tenaga kerja baru. Untuk itu perlu diadakan penelitian mengenai penyerapan tenaga kerja pada UKM, serta perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat meningkatkan serta mempertahankan tenaga kerja pada sektor UKM kedepanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Studi Kasus Konveksi M-Yege Collection Desa Kuanyar Jepara). B. Fokus Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti telah ambil dalam penelitian ini, maka penelitian ini hanya berfokus pada Analisis Penyerapan Tenaga Kerja 6 http://pengusahamuslim.com/3577-tenaga-kerja-dan-dalam-1823.html, Diakses tanggal 30 Juli 2016, Pukul 09.00 WIB

6 Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Studi Kasus Konveksi MYege Collection Desa Kuanyar Jepara) C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara dalam menyerap tenaga kerja? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara? 3. Bagaimana upaya dalam meningkatkan serta mempertahankan tenaga kerja pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan bagaimana peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara dalam menyerap tenaga kerja. 2. Untuk menjelaskan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara. 3. Untuk menjelaskan bagaimana upaya dalam meningkatkan serta mempertahankan tenaga kerja pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) M-Yege Collection Kuanyar Jepara? E. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan-kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat ditarik dari penelitian ini adalah:

7 1. Manfaat Teoritis a. Membantu memberikan informasi bagi peneliti lain yang masih ada hubungannya dengan permasalahan ini. b. Sebagai bahan informasi yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan masalah-masalah penyerapan tenaga kerja. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan dalam merumuskan langkah-langkah dan strategi-strategi untuk pengembangan lebih lanjut lagi pada sektor industri kecil konveksi. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam rancangan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagian Muka Dalam bagian muka ini memuat : halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, abstraksi, halaman daftar isi. 2. Bagian Isi Dalam bagian isi ini memuat : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat : Latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini memuat tentang : Tenaga kerja, Usaha Kecil dan Menengah, Penyerapan tenaga kerja pada industri kecil, penelitian terdahulu dan kerangka berfikir. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat tentang : Jenis dan Pendekatan Penelitian, Waktu dan Lokasi Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian,

8 Instrument Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Uji Keabsahan Data, dan Analisis Data. BAB IV : ANALISIS PENELITIAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, yaitu tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian serta implikasi penelitian. BAB V : PENUTUP Kemudian yang terakhir penutup berisikan kesimpulan, saran dan penutup. 3. Bagian Akhir Untuk bagian akhir berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.