TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah

dokumen-dokumen yang mirip
bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

PENGELOLAAN SAMPAH KEMASAN MAKANAN SEJAK USIA DINI

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Senyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGELOLAAN SAMPAH BAB

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

Kerajinan dari Limbah Organik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

INTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

BAB III METODE PENELITIAN

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI JEPANG

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah Lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau dibuang. Sedangkan menurut Ecolink dalam bukunya yang berjudul Istilah Lingkungan untuk Manajemen, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Menurut Tandjung, sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sehingga dapat diambil benang merah bahwa sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi yaitu padat, cair, dan gas (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008). Jenis-jenis sampah dapat dibedakan berdasarkan sumbernya dan berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, sampah terbagi menjadi enam kelompok yaitu :

1. Sampah alam Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. 2. Sampah manusia Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. 3. Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

4. Sampah nuklir Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempattempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun terkadang masih dilakukan). 5. Sampah industri Sampah industri ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri. 6. Sampah pertambangan Sampah pertambangan ini merupakan bahan-bahan buangan yang berasal dari proses pertambangan. Sedangkan menurut sifatnya, sampah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). 2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable) seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual

adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton (Wikipedia Indonesia, 2009). Sampah organik mampu terurai secara alami di alam dengan bantuan mikroba. Selain itu, sampah jenis ini telah lama diolah secara sederhana oleh masyarakat sebagai pakan ternak atau bahan pupuk. Selain sampah organik, beberapa sampah anorganik dapat pula terurai secara alami walaupun dalan kurun waktu yang sangat lama. Hal ini disebabkan oleh tingkat penguraian (degradibilitas) tiap bahan berbeda. Adapun uraian tingkat kemudahan sampah dalam penguraiannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat degradibilitas komponen bahan sampah No. Komponen Sampah Degradibilitas (%) 1. Selulosa dari kertas koran 90 2. Hemiselulosa 70 3. Karbohidrat 70 4. Selulosa dari kertas bungkus 50 5. Bambu 50 6. Lemak 50 7. Protein 50 8. Ranting 5 9. Lignin 0 10. Plastik 0 Sumber : Sudrajat dkk., 1987 dalam Sudrajat, R., 2006 (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008). Jika ditilik secara seksama, campuran beragam jenis sampah organik dan anorganik yang terdapat dalam tumpukan sampah akan menyulitkan proses penguraian secara alami. Pemilahan sampah secara asal sering kali menyebabkan

pengolahan yang diterapkan menjadi efektif. Padahal, penanganan setiap jenis berbeda-beda. Sebelum diolah, sampah menyusuri tiga alur pendistribusian yang saling berkaitan yaitu penampungan, pengumpulan dan pembuangan sampah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2004, di daerah perkotaan, baru sekitar 41,28% sampah terangkut petugas; 35,59% dibakar; 7,97% ditimbun; 1,15% diolah menjadi kompos; dan sisanya dibuang sembarangan. Padahal akan jauh lebih baik jika sejak awal pengelolaan, sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya. Sehingga memudahkan apabila sampah tersebut, terutama plastik yang dapat didaur ulang (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008). Berdasarkan beberapa penelitian, sampah-sampah tertentu memerlukan waktu lama untuk bisa hancur seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis sampah dan waktu yang diperlukan untuk hancur No. Sampah Organik No. Sampah Anorganik 1. Kulit pisang : + 3-5 minggu 1. Kaus kaki katun : + 5-6 bulan 2. Kulit jeruk : + 6 bulan 2. Kaus kaki wol : + 1-5 tahun 3. Kertas : + 2-5 bulan 3. Kain nilon : + 30-40 tahun 4. Kayu balok : + 10-20 tahun 4. Gelas/piring styorofoam : tidak dapat hancur 5. 5. Kotak minuman : + 5 tahun 6. 6. Kaleng minuman : + 200-500 tahun 7. 7. Botol plastik : tidak dapat hancur 8. 8. Botol kaca : tidak dapat hancur 9. 9. Kantong plastik : + 1000 tahun 10. 10. Popok bayi/diaper : + 500-800 tahun 11. 11. Pembalut wanita : + 500-800 tahun 12. 12. Permen karet : + 50 tahun 13. 13. Puntung rokok : + 1-12 tahun (Sirait, 2009).

Pada umumnya, prinsip proses daur ulang sangat sederhana. Setelah dicacah dan dilelehkan, material bahan dicetak menjadi bibit-bibit siap pakai. Banyak faktor menjadi bahan pertimbangan berhasilnya produk daur ulang, di antaranya tingginya permintaan pasar akan produk, kemudahan memperoleh sampah daur ulang dengan jumlah dan kualitas yang memadai, adanya teknologi yang terjangkau, seperti teknologi pemilahan ataupun pembuatan produk, serta adanya kesadaran dan keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008). B. Plastik Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermosetting. Thermoplastic mempunyai arti : thermo artinya panas dan plastic yang artinya lentur. Jadi bisa diartikan lentur bila dipanaskan atau dapat dibentuk dengan panas. Bahan thermoplastic dapat didaur ulang. Hal ini karena molekul thermoplastic merupakan polymer linier yang tidak dapat diubah secara kimiawi dan pada saat dipanaskan tidak menjadi rantai bersilang. Apabila bahan thermoplastic menjadi dingin, maka masing-masing ikatan molekulnya tetap tidak bersentuhan. Sehingga dalam praktiknya thermoplastic ini dapat diproses kembali dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Biasanya thermoplastic yang didaur ulang digunakan 40% saja dan 60% thermoplastic baru. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas. Sedangkan jenis thermosetting bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Hal ini terjadi karena dalam proses

pembuatannya polimer dipanaskan dan mengalami perubahan molekul. Ketika panas, rangkaian molekul-molekulnya membuat persilangan kimia sehingga susunan polimernya berbentuk tiga dimensi. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic (Politeknik Manufaktur Bandung). Ada berbagai macam jenis plastik. Plastik yang digunakan untuk membuat botol air mineral tentu berbeda dengan plastik untuk membuat mangkuk, sedotan, kursi dan pipa. Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan sebagai material dasar sebuah produk dapat dilihat pada simbol yang dicetak pada plastik. Simbol ini berupa sebuah angka (dari 1-7) dalam rangkaian tanda panah yang membentuk segitiga, biasanya dicetak di bagian bawah benda plastik seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Simbol plastik Setiap simbol mewakili jenis plastik yang berbeda dan membantu pengelompokan dalam melakukan proses daur ulang. Tujuan dari pengelompokan dan pengkodean ini adalah menyediakan sistem nasional yang konsisten untuk memudahkan pengelompokan plastik bekas bagi pendaur ulang plastik. Sampai saat ini dapat ditemukan tujuh jenis plastik dengan simbol berbeda. Tujuh jenis plastik dengan simbol masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi jenis plastik berdasarkan simbol SIMBOL KETERANGAN KEGUNAAN SIFAT 1 Polyethylene Terephthalate PETE 2 HDPE 3 V atau Vinyl atau PVC 4 LDPE 5 PP 6 PS 7 OTHER High Density Polyethylene Polyvinyl Chloride Low Density Polyethylene Polypropylene Polystyrene Jenis plastik selain plastik bersimbol 1-6 (Marpaung dkk., 2009) Botol softdrink, botol minyak goreng, botol air mineral, wadah selai kacang Botol (untuk susu, air, jus, shampoo dan kosmetik), tempat margarin, kantung sampah Mainan, botol shampoo, pipa plastik, outdoor furniture, wadah deterjen cair Kantung makanan beku, kantung dry cleaning, botol yang dapat dipencet (botol madu) Sumbat botol, sedotan, botol obat, botol saus Wadah CD, karton telur, botol aspirin, cangkir, piring, alas daging Beberapa jenis wadah makanan, tupperware Jernih, kuat, tahan panas Kuat, mudah diproses dan dibentuk Serbaguna, mudah dicampur, kuat, tahan minyak/lemak, tahan bahan kimia, jernih Mudah diproses, kuat, fleksibel, mudah ditandai/dicap, menahan kelembaban Kuat, tahan panas dan bahan kimia, tahan minyak/lemak, menahan kelembaban Serbaguna, jernih, mudah dibentuk menjadi foam (styrofoam) Beragam, tergantung kombinasi material penyusun

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan. Komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan (Hartono, 1998). Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini

yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (bijih, pelet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan, limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse dkk., 1995).

Tahapan proses pembuatan bijih plastik dimulai dengan pemisahan bahan baku yang datang untuk membuang material/benda asing yang tidak diinginkan dalam proses. Kemudian untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya, plastik dipotong-potong atau dicacah dalam bentuk asalnya. Tahap selanjutnya yaitu pencucian yang bertujuan agar tidak mengganggu proses penggilingan. Tahap pencucian menggunakan mesin friction water dengan menggunakan media air sebagai sarana pencucian agar benda asing yang menempel pada material terpisah. Material dicuci oleh ulir yang menanjak yang berputar dengan putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan benda asing yang masih terdapat pada bahan. Tahap selanjutnya yaitu pengeringan yang secara mekanik bekerja untuk memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar dan dilanjutkan dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar material benar-benar kering. Setelah itu, dilakukan tahap pelelehan dengan proses pemanasan material pada suhu > 200 o C yang dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan menuju proses penyaringan. Pada tahap penyaringan ini, lelehan plastik akan melewati saringan yang terbuat dari lembaran besi yang dilubangi dengan diameter 2 mm sehingga dihasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang seperti tali yang akan dipotong-potong setelah melewati tahap pendinginan yang menggunakan air dalam bak sebagai media pendingin. Pencetakan bijih plastik dengan ukuran seragam pun dilakukan setelah tahap pendinginan (Anonim, 2010). Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat

dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001). Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan aditif untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Terdapat empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu Polyethylene (PE), High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), dan asoy (Hartono, 1998). C. Pot Bunga Pot menjadi elemen penting dalam arsitektur pertamanan. Sejak zaman Romawi kuno, tempat tanam pohon bunga itu sudah dikenal. Keindahan istana Romawi ditopang pot-pot besar berukir dengan aneka ragam tanaman bunga. Keberadaan pot bunga menjadi unsur penting dalam mengubah tanaman hias mendekati kesempurnaan. Penggunaan pot sendiri dianggap lebih fleksibel lantaran tanaman jadi mudah untuk dipindah-pindah tempat. Beberapa penjual tanaman hias mengungkapkan bahwa bentuk dan ukuran pot bunga mampu menambah harga jual tanaman. Dengan menggunakan pot bunga sebagai media tanam, akan membuat rumah kelihatan lebih asri dan dapat membuat bunga atau tanaman hias bernilai tambah. Selain itu, umumnya tanaman hias kebanyakan tidak

dikehendaki untuk tumbuh besar dan menjulang, sehingga harus ditanam dalam pot (Kartana, 2007). Penggunaan pot-pot bunga adalah pemecahan yang tepat untuk menanam tanaman di halaman rumah yang kecil dan sempit. Menggunakan pot-pot bunga, tanaman akan lebih mudah untuk ditempatkan di tempat-tempat yang dikehendaki. Bisa di sudut, bersusun, ataupun digantung sesuai keadaan tempat dan keinginan kita (Schmieg, 2008). Macam-macam pot bunga dapat dibedakan berdasarkan bahan bakunya yaitu pot bunga semen, pot bunga beton, pot bunga keramik, pot bunga tanah liat, pot bunga kayu dan pot bunga plastik. Pot bunga tersebut dapat dibuat dengan berbagai bentuk, ukuran dan warna sehingga peminatnya bisa dengan mudah mendapatkan pot sesuai selera (Schmieg, 2008). Adapun contoh pot bunga yang sudah siap pakai dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Pot bunga yang terbuat dari plastik