BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum, Klaten. Dipilihnya sekolah ini berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah tersebut kelas V terdapat 2 kelas dan memiliki laboratorium komputer sehingga mendukung untuk pelaksanaaan penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan: meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, dan permohonan izin penelitian. Alokasi waktu Januari 2016. b. Tahap desain: meliputi semua kegiataan yang mencakup mendesain produk. Alokasi waktu Februari 2016. c. Tahap Pengembangan: meliputi pengembangan produk dan uji coba produk. Maret 2016. d. Tahap Implementasi: meliputi penggunaan produk media pembelajaran berbasis Adobe Flash. Alokasi waktu Maret-April 2016. e. Tahap evaluasi: meliputi uji efektivitas penggunaan produk media pembelajran berbasis Adobe Flash. Alokasi waktu Mei 2016. B. Jenis Penelitian Penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian pengembangan ( Research and Development). Menurut Sugiyono, 2013: 137 menjelaskan bahwa penelitian

50 pengembangan digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Menurut Nusa (2012: 67), mendifinisikan R & D sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji efektivitas produk, model, metode, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul baru, efektif, efisien, produktif dan bermakna.. Sedangkan menurut Borg & Gall (1983: 77 2), penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah- Iangkah secara siklus terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar belakang dimana produk itu akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil yang diperoleh dari uji coba lapangan. Penelitian pengembangan Juga didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengeva]uasi program-program, proses dan hasil hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan produk multimedia pembelajaran Pedidikan Agama Islam bertujuan untuk menguji efektivitas produk sehingga pembelajaran dapat berhasil dan berjalan secara efektif. C. Prosedur Pengembangan Dalam Penelitian ini, desain pengembangan adalah memadukan desain pengembangan ADDIE dan model pengembangan Borg and Gall. Dari perpaduan

51 kedua desain tersebut maka diperoleh prosedur pengembangan dapat digambarkan sebagai berikut: Studi Pustaka ANALISIS Studi Lapangan DESAIN Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mendesain Materi Mengumpulkan materi, gambar dan video yang sesuai dengan materi Menyusun Desain Multimedia (flow chart dan story board) PENGEMBANGAN MEDIA Produksi Multimedia Validasi ahli Materi & ahli Media Revisi Uji Coba Lapangan Awal Revisi Uji Coba Lapangan Utama Revisi Uji Coba Lapangan Operasional Revisi (produk final) IMPLEMENTASI Mulai Model Pembelajaran Mampu diadaptasi dan diterima oleh guru dan peserta didik Multimedia Pembelajaran PAI

52 EVALUASI Uji efektivitas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol CD Multimedia Pembelajaran PAI Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Pembelajaran PAI 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan meliputi observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan untuk memperoleh data kondisi awal sekolah dan pembelajaran PAI di dalam kelas, menganalisis karakteristik siswa dan melihat faktor pendukung diterapkannya produk multimedia di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan studi pustaka, yakni proses mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan. 2. Desain Multimedia Pembelajaran Desain multimedia pembelajaran ini meliputi kegiatan menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan untuk dijadikan multimedia pembelajaran. Proses penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan dengan kerjasama guru PAI yang telah dianggap pakar dalam bidang mata pelajaran tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mendesain materi. Pada tahap ini materi dirancang berdasarkan pada batasan materi dan urutan penyajiannya. Selanjutnya, menyusun desain produk multimedia PAI dengan cara membuat GBIPM, flow chart dan story board. GBIM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman dalam menulis naskah. (Susilana Rudi danriyana Cepi,

53 2009:44). GBIM dibuat dengan mengaju pada tahap analisis kebutuhan.pada tahap persiapan GBIM, harus melihat kompetensi lulusan, kemudian kompetensi apa yang akan dicapai. Setelah itu merujuk pada silabus untuk melihat KD, Indikator, Materi, Kegiatan dan Penilaian hal ini digunakan untuk mengumpulkan buku dan sumber belajar.kemudian mengumpulkan bahan-bahan berupa materi, gambar dan video yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam tahap pengembangan ini meliputi: produksi multimedia, validasi produk dan uji coba produk. Berikut penjelasannya: a. Produksi Multimedia Desain multimedia yang telah selesai dirancang kemudian disusun ke dalam bentuk multimedia dengan program Adobe Flash. b. Validasi Produk Validasi produk awal akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Dalam penelitian ini materi akan divalidasi oleh guru PAI, yang dianggap peneliti sebagai ahli menguasai materi yang akan dikembangkan. Aspek yang akan divalidasi adalah isi dan pembelajaran dari materi yang akan dikembangkan. Sedangkan ahli media dalam penilitian ini adalah dosen Teknologi Pendidikan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ahli media memvalidasi aspek penyajian dan visualisasi. Hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media akan dikoversikan dengan menggunakan skala 5. Adapun menurut Sudijono (2003: 339) pengubahan data dari data kuantatif ke dalam data kualitatif pada penelitian ini diterapkan melalui konversi tabel di bawah ini:

54 Interval Skor Nilai Kategori X > 4.21 5 Sangat baik 3.40 < X 4.21 4 Baik 2.60 < X 3.40 3 Cukup 1.79 < X 2.60 2 Kurang X 1.79 1 Sangat kurang Tabel 3.1 Pedoman pengubahan data kuantitatif menjadi kualitatif Hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media akan dijadikan dasar untuk merevisi dari aspek isi materi dan media yang dikembangkan. c. Uji Coba Produk Uji coba produk bertujuan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk acuan mengembangkan produk media yang akan dihasilkan. Data yang diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan. Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Uji coba lapangan awal (Preliminary Field Test) Pada tahap uji coba produk awal ini bertujuan untuk memperoleh deskripsikan latar penerapan atau kelayakan suatu produk yang telah dikembangkan. Uji coba ini bersifat terbatas, sehingga melibatkan sedikit responden. Responden dalam tahap uji coba ini berjumlah 3 siswa kelas 5. Pemilihan responden ditentukan secara random, dengan memperhatikan kemampuan siswa melalui bantuan informasi dari guru mata pelajaran PAI di sekolah tersebut. Siswa yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak lagi diikutsertakan dalam uji coba produk selanjutnya.

55 2) Uji coba lapangan utama (Main Field Test) Pada tahap ini uji coba dilakukan dengan lingkup yang lebih luas. Bertujan untuk mentukan kelayakan tampilan produk yang telah dikembangkan. Uji ini dilakukan dengan memberikan angket kepada pengguna dalam jumlah terbatas untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap multimedia pembelajaran yang sudah dikembangkan. Data diperoleh dari umpan balik siswa setelah mengamati dan menggunakan. Responden pada tahap ini berjumlah 10 siswa. Pemilihan responden dilakukan dengan memperhatikan perbedaan kemampuan siswa (tinggi, sedang, rendah) berdasarkan informasi dari wali kelas. Siswa yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak lagi diikutsertakan dalam uji coba produk selanjutnya. 3) Uji coba lapangan operasional (Operational Field Test) Uji coba operasional adalah tahap akhir dari uji coba produk dalam penelitian ini. Operational field test merupakan kegiatan uji coba lapangan operasional atau dikenal juga dengan istilah uji empiris. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji validitas produk hipotesis. Responden pada tahap ini berjumlah 15 siswa. 4. Implementasi Pada tahap ini, multimesia diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Mutimedia diimplementasikan pada kelas yang disebut kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam pembelajaran. Sedangkan sebagai pembanding atau disebut juga kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam

56 pembelajaran. Yaitu dengan menggunakan buku teks Pendidikan Agama Islam. 5. Evaluasi Setelah multimedia diimplementasikan, tahap selajutnya adalah mengevaluasi. Pengolahan data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji lilifors. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelas homogen dengan menggunakan uji bartlet. Setelah itu, dilakukan perhitungan uji t, bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan prestasi belajar yang dicapai antara kelas kontrol menggunakan buku teks serta media Power Point dan kelas eksperimen setelah menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash. D. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen yang Digunakan a. Angket Angket digunakan pada saat evaluasi sebelum dan setelah uji coba produk. Angket evaluasi sebelum uji coba akan diberikan kepada ahli media dan ahli materi yang akan menjadi acuan perlu tidaknya revisi media sebelum uji coba. Sedangkan angket untuk siswa digunakan untuk mengetaui respon siswa dan guru terhadap media yang telah dikembangkan. b. Tes Tes ini dilakukan kepada siswa setelah menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam proses pembelajaran. Hasil tes

57 tersebut digunakan untuk mengetahui efektivitas multimedia yang dikembangkan 2. Kisi-kisi Instrumen a. Kisi-kisi lembar penilaian untuk ahli materi No. Aspek yang direview 1. Kegiatan Pembelajaran Indikator a. Kesesuaian dengan kompetensi dengan SK b. Kejelasan tujuan dengan kompetensi dasar c. Kejelasan petunjuk belajar d. Pemberian contoh dalam pembelajaran e. Pemberian latihan untuk pemahaman konsep. f. Kegiatan pembelajaran dapat memotivasi siswa g. Memberi kesempatan siswa berlatih sendiri 2. Muatan a. Kebenaran materi b. Kedalaman materi c. Keruntutan materi d. Cakupan materi e. Kemudahan untuk dipahami f. Pemberian soal latihan yang sesuai untuk mengukur kemampuan siswa g. Pemberian umpan balik h. Ketepatan penggunaan bahasa i. Kemudahan siswa memahami bahasa Tabel 3.2. Kisi-kisi lembar penilaian untuk ahli materi b. Kisi-kisi angket evaluasi untuk ahli media No. Aspek yang direview Indikator

58 1 Navigasi a. Kemudahan navigasi yang disajikan b. Manfaat navigasi untuk membantu pengguna c. Ketepatan navigasi dengan menu yang diinginkan 2 Kepraktisan a. Kepraktisan pengoprasian. b. Program ini dapat di kelola dengan mudah c. Sederhana dalam pengoprasiannya. d. Program media dapat dimanfaatkan kembali dalam pembelajaran 3 Tampilan Hasil Program a. Kesesuaian dengan karakter siswa SD b. Ketepatan dalam penggunaan bahasa c. Kualitas tampilan desain d. Kesesuaian gambar, animasi, video dan suara e. Kesesuian teks (ukuran font, jenis font). f. Kesesuaian kombinasi warna 4 Kualitas program a. Produk tidak membosankan b. Materi dalam media sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Kreativitas tampilan Tabel 3.3. Kisi-kisi angket evaluasi untuk ahli media

59 c. Kisi-kisi angket respon siswa setelah uji coba No. Aspek yang direview Indikator 1 Motivasi a. Perhatian b. Minat 2 Kemenarikan a. Memberikan daya tarik terhadap siswa b. Kualitas tampilan 3 Kemudaahan a. Kemudahan dalam memahami materi b. Kemudahan pengoprasian 4 Kemanfaatan a. Memberikan dampak pada siswa b. Menambah ketrampilan baru bagi siswa Tabel 3.4. Kisi-kisi angket respon siswa setelah ujicoba. E. Jenis Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapat dari hasil pengamatan di kelas. Sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil angket validasi produk, angket uji coba, angket setelah uji coba yang digunakan untuk mengukur kelayakan produk, serta tes prestasi yang diberikan kepada siswa untuk melihat efektivitas produk yang dikembangkan. F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif sehingga ada dua macam teknik analisis data yang dilakukan, yaitu teknik analisis data analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis dengan

60 menggunakan statistik deskriptif. Data hasil wawancara dan observasi dianalisis dengan analisis kualitatif. 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikankan data yang telah terkumpul. Data Kualitatif yag diperoleh dari hasil pengamatan pada tahap implementasi disajikan dalam bentuk paparan naratif deskriptif. Data Kuantitatif yang diperoleh dari kuisioner/angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa disajikan dalam bentuk tabel dan paparan naratif deskriptif. Hasil analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. 2. Analisis Butir Soal Soal yang digunakan untuk uji kompetensi dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Analisis butir soal dilakukan dengan menggunakan SPSS a. Uji Validitas Butir Soal Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dicek valid atau tidak, untuk itu dilakukanlah analisis validitas butir soal. Menghitung koefisien validitas butir soal dengan menggunakan rumus Korelasi Produk Momen memakai angka kasar (raw score) sebagai berikut: Dengan: r xy = Koefisien korelasi item-total

61 X = Skor item Y = Skor total N = Banyaknya subjek Interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan patokan sebagai berikut: Koefisien Validitas Interpretasi 0,80 < r 1,00, Sangat tinggi 0,60 < r 0,79 Tinggi 0,40 < r 0,59 Sedang 0,20 < r 0,39 Rendah r 0,20 Sangat rendah Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal Pengujian signifikansi koefisien korelasi (validitas) menggunakan uji - t dengan rumus: Keterangan: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel, berarti valid

62 t hitung < t tabel, berarti tidak valid b. Uji Reliabilitas Tes Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Oleh karena itu reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dikenal dengan rumus Spearman-Brown (Split Half) berikut ini: Keterangan: r i = nilai reliabilitas seluruh soal r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (ganjilgenap) Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yaitu: Interval Reliabilitas r 0,20 Sangat rendah 0,20 < r 0,40 Rendah 0,40 < r 0,60 Sedang 0,60 < r 0,80 Tinggi 0,80 < r 1,00 Sangat tinggi Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas c. Indeks Kesukaran

63 Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal. Suatu soal dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang baik bila soal tersebut tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar dapat membuat siswa putus asa dan tidak mau untuk memecahkannya. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal yaitu: Keterangan: IK JB A JB B JS A JS B Maks d. Daya Pembeda = Indeks Kesukaran. = Jumlah benar setiap butir soal kelompok atas. = Jumlah benar setiap butir soal kelompok bawah. = Jumlah siswa setiap kelompok atas. = Jumlah siswa setiap kelompok bawah. = Skor maksimal setiap butir soal. Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Nilai IK Interpretasi IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 Soal sedang 0,70 < IK 1,00 Soal mudah IK = 1,00 Soal terlalu mudah Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Butir Soal

64 Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang menjawab salah. Menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus: Keterangan : DP = Daya Pembeda. JB A =Jumlah benar untuk kelompok atas. JB B = Jumlah benar untuk kelompok bawah. JS A =Jumlah siswa kelompok atas. JS B =Jumlah siswa kelompok bawah. Maks = Skor maksimal setiap butir soal. Kriteria tolak ukur daya pembeda butir sebagai berikut: 3. Uji Efektivitas Produk Nilai DP Interpretasi DP 0,00 Sangat jelek 0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP 1,00 Sangat baik Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Uji efektifitas produk dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan rata-rata hasil belajar dari pre-test dan post-test siswa. Instrumen berupa test,

65 disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti program multimedia pembelajaran. Langkah-langkah pengujian yang ditempuh untuk data pretes, postes adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak. c. Uji t Independent Sample T Tes Uji t dimaksudkan untuk menguji perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan Ketentuan dalam uji hipotesis menggunakan uji t Independent Sample t Test sebagai berikut: 1) Hipotesis H 0 : 1 = 2 (kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang sama) H 1 : 1 2 (kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang tidak sama) 2) Signifikanα = 0.05 3) Statistik Uji

66 dengan Keterangan : = rata-rata nilai tes kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen = rata-rata nilai tes kemampuan akhir siswa pada kelas kontrol s 1 s 2 n 1 n 2 = simpangan baku kelas eksperimen = simpangan baku kelas kontrol = banyak siswa kelas eksperimen = banyak siswa kelas kontrol = variansi gabungan kelas eksperimen dan kontrol d 0 = 0 (sebab tidak dibicarakan selisih rerata)