BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktik SATELLITE NEWS GATHERING (SNG) PADA OUT BROADCAST LPP TVRI PUSAT JAKARTA

BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT

Jaringan VSat. Pertemuan X

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk

Analisis Parameter Ber Dan C/N Dengan Lnb Combo Pada Teknologi Dvb-S2

ANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

ANALISA PERBANDINGAN DIAMETER ANTENA PENERIMA TERHADAP KINERJA SINYAL PADA FREKUENSI KU BAND

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT)

LABORATORIUM SWTICHING &TRANSMISI MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT DISUSUN OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Pemancar Televisi

TEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::

BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Dasar- dasar Penyiaran

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Pendahuluan Secara tradisional, pengembangan- pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi selama ini menggunakan teknologi terrestrial, tetapi

BAB III PERENCANAN STASIUN RELAY SIARAN TELEVISI SWASTA NASIONAL (TRANSTV) UNTUK COVERAGE AREA PALEMBANG DAN SEKITARNYA

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

HAND OUT EK. 481 SISTEM TELEMETRI

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT

Pemancar&Penerima Televisi

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 1 Pendahuluan

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 268 / DIRJEN / 2005 TENTANG

ANALISA TRANSMISI TELEVISI DIGITAL MCPC BERBASIS TEKNOLOGI DVB/MPEG-2 PADA SATELIT PALAPA C-2

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

ANALISA KELAYAKAN JARINGAN VSAT PADA BANK MANDIRI DENGAN METODE AKSES CDMA

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT

DENGAN SISTEM DIGITAL NEWS GATHERING

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

Makalah Seminar Kerja Praktek

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB IV POINTING ANTENA PARABOLA PADA SATTELITE NEWS GATHERING

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

BAB III PERANCANGAN SFN

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN.. ii HALAMAN PERNYATAAN. RIWAYAT HIDUP.

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

1. CARA MEMILIH DAN MEMASANG ANTENA TV YANG EFEKTIF

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

UNJUK KERJA REF : FREEMAN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

ANALISA PERBANDINGAN PROSES TRANSMISI SINYAL SNG DENGAN TRANSMISI SINYAL GELOMBANG MICROWAVE STUDI KASUS DI TVRI STASIUN PALEMBANG

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Pendahuluan. By : Dwi Andi Nurmantris

BAB II LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

BAB I 1.1 Latar Belakang

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Teknik Telekomunikasi

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

1. Cara Memilih dan Memasang Antena TV yang Efektif.

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB IV PENGATURAN EXCITER PADA PROSES PEMANCAR DI SCTV

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TROPOSCATTER

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Satelit

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PENGOLAHAN SINYAL VIDEO PADA EXCITER NEC PCU-1120SSP/1 DI STASIUN TRANSMISI TRANS TV SEMARANG

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB III TEORI DASAR UHF (Ultra high Frekuensi) UHF adalah merupakan gelombang elektromagnetik yang berada

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT

SIMULASI PENGUATAN SINYAL PADA TWTA SATELIT GEOSTASIONER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

Transkripsi:

BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink yang dapat berpindah-pindah tempat. Dengan kata lain SNG merupakan piranti untuk transmisi satelit yang portable, yang berarti SNG lebih praktis untuk dibawa kemana-mana (mudah berpindah tempat / mobile). Biasanya SNG sudah terintegrasi menjadi satu dengan OB-VAN, namun juga ada yang terpisah (jenis Fly Away), sehingga membutuhkan proses perakitan secara manual dan memakan waktu. 4.1 Sistem Kerja Sinyal audio dan video hasil liputan di lapangan masuk ke dalam bagian Encoder with L-band modulator. Oleh encoder, sinyal analog dari audio dan video diubah menjadi sinyal digital, dan oleh modulator akan di tumpangkan sinyal pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi, keluaran dari bagian ini adalah sinyal L-band. Lalu, sinyal L-band akan masuk ke bagian Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA). Dalam bagian ini sinyal akan dikuatkan frekuensinya menjadi sinyal C-band, di bagian ini juga berfungsi mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit. Keluaran dari bagian BUC/SSPA merupakan sinyal informasi yang sudah siap untuk dipancarkan ke transponder satelit. Untuk menembakan sinyal ini adalah fungsi dari bagian antena. Sampai dibagian ini merupakan Sistem Uplink SNG. Dalam transponder, sinyal akan diterima, frekuensi diperkuat, dan dipancarkan ulang sinyal tersebut ke antena SNG dan antena downlink di stasiun TV. Kemudian, 23

sinyal dari transponder akan di pancarkan kembali ke antena SNG untuk dapat melihat hasil kejadian yang sedang diliput di monitor. Downlink SNG : Sinyal yang dipancarkan kembali akan diterima oleh antena dan akan diteruskan ke bagian LNB (Low Noise Block). Sinyal akan diubah kembali menjadi sinyal L-band, lalu akan diteruskan ke decoder. Oleh decoder sinyal digital tersebut akan diubah kembali menjadi sinyal analog agar dapat ditampilkan di layar monitor. Kru peliput siaran akan mengawasi jalannya siaran langsung dari monitor ini. Downlink Stasiun TV : Urutan prosesnya sama seperti di atas, kru di stasiun TV tepatnya di bagian pemancar TV akan mengamati jalannya siaran langsung dari lapangan lewat monitor yang terdapat di sana. Bila hasil siaran kurang bagus, kru pemancar akan mengkontak kru di lapangan untuk memperbaiki kualitas siaran. Hasil siaran di lapangan akan disalurkan ke bagian MCR (Master Control Room). Dibagian ini hasil siaran akan di lengkapi dengan logo TV, teks pendukung, dll. Lalu, akan disalurkan kembali ke bagian pemancar. Dibagian ini hasil siaran akan dipancarkan melalui antena uplink stasiun TV ke pelanggan. Audio Video Encoder with L-Band Modulator Encoder Modulator SE400 Audio Monitor Decoder Video Monitor Divider 1:2 L-Band L-Band 200W BUC/SSPA - Xcom LNB C-Band C-Band 1.8m Fly Away Antenna Gigasat Spectrum Monitor Genset 6KVA Gambar 4.1 Sistem Kerja SNG 24

Satelit Satelit Gambar Kamera SNG Van Penerima RX Stasiun Pemancar Daerah Microwave Televisi Master Control Room Pemancar TX Microwave Televisi Gambar 4.2 Proses Siaran Televisi Menggunakan SNG [1] 4.2 Peralatan SNG Fly Away Peralatan SNG Fly Away terdiri dari : 4.2.1 Genset Merupakan alat pengubah energi gerak menjadi energi listrik (pembangkit listrik) dan berfungsi sebagai supply tegangan listrik 220V AC. Gambar 4.3 Genset [7] 25

4.2.2 Antenna 1.8m Fly Away Berfungsi untuk menerima dan memancarkan sinyal RF ke satelit. Gambar 4.4 Antenna 1.8m Fly Away [9] 4.2.3 Box Peralatan Outdoor Berisi BUC/SSPA, yaitu alat penguat sinyal. Merupakan peralatan outdoor (dapat diletakkan diluar ruangan). Berfungsi menguatkan sinyal RF. Gambar 4.5 Box Peralatan Outdoor [10] 4.2.4 Box Peralatan Indoor Encoder berfungsi untuk merubah sinyal audio video menjadi sinyal IF (L-Band). 26

Audio & video monitor berfungsi untuk memonitor sinyal audio dan video. Spectrum Monitor berfungsi untuk melihat bentuk sinyal RF dan mengetahui level sinyal. Receiver berfungsi untuk merubah sinyal sinyal RF ke audio dan video. Gambar 4.6 Box Peralatan Indoor [10] 4.3 Sistem Transmisi Sistem transmisi SNG terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 4.3.1. Sistem Pemancar Up-Link Pemancar sistem SNG merupakan sistem yang memancarkan sinyal gambar dan suara dalam format digital ke satelit. Dengan menggunakan stasiun OB-Van yaitu stasiun uplink yang bersifat mobile dan berpindah-pindah tempat ke tempat terjadinya suatu liputan acara. 27

Audio Video Encoder with L-Band Modulator Encoder Modulator SE400 L-Band 200W BUC/SSPA - Xcom C-Band 1.8m Fly Away Antenna Gigasat Gambar 4.7 Diagram Pemancar SNG Biasanya sistem uplink ini menggunakan kendaraan OB-Van atau sistem pengangkut lainnya untuk membawa perangkat uplink. Di dalam kendaraan OB- Van, terdapat perangkat SNG yang berupa : 4.3.1.1 Encoder with L-Band Modulator Encoder Perangkat encoder berfungsi untuk mengubah sinyal audio/video analog menjadi sinyal digital. Sebelum sinyal tersebut masuk ke modulator, terjadi penurunan laju bit yang disebabkan oleh sistem modulasi yang dipakai pada perangkat encoder ini. Penurunan laju bit yang dihasilkan encoder memiliki diagram blok seperti pada gambar di bawah ini : Video Encoder Video PCM Video Code Error Correction TDM To Modulator Audio PCM Gambar 4.8 Diagram Video Encoder Kemampuan kompresi video encoder merupakan bagian penting dari sistem uplink SNG, karena hal ini dapat mempengaruhi kenaikan laju bit dengan bandwidth transponder yang dibutuhkan. 28

Untuk mengatasi kesalahan pada encoding digunakan sistem error correction dengan Forward Error Corection (FEC) rate ¾. Untuk sinyal audio analog diubah menjadi sinyal digital dengan metode Pulse Code Modulation (PCM), yaitu metode yang menggabungkan banyak kanal menjadi satu jalur. [1] Kemudian hasil dari proses ini di multiplexing dengan sinyal keluaran video encoder. Multiplexer yang digunakan adalah multiplexer dengan metode TDM. Metode ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan beberapa kanal informasi yang dapat berupa data, audio video, sinyal input digital yang dihasilkan dari modulasi PCM. Keluaran multiplekser ini kemudian diteruskan ke modulator digital. Modulator Perangkat modulator berfungsi untuk memodulasikan frekuensi sinyal informasi pada suatu frekuensi pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi sesuai dengan media transmisi tempat sinyal akan dikirim. Jenis modulator yang digunakan sesuai dengan jenis modulator digital yang digunakan pada sistem SNG yaitu modulator Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Pada modulator ini terdapat kemungkinan terjadi 4 fasa keluaran untuk 1 frekuensi pembawa. Karena terdapat 4 jenis kondisi yang berbeda, untuk menghasilkan 4 kondisi masukan yang berbeda dibutuhkan lebih dari 1 bit masukan. Dengan 2 bit akan didapat 4 kondisi yang mungkin yaitu 00, 01, 10, 11. Blok diagram modulator QPSK dapat dilihat pada gambar berikut : 29

Kanal I (ICH) Logic 1 = +V Logic 0 = -V Balance Modulator (Bm1) Input Biner Q I Oscillator Carrier Serial to Parallel Converter Phasa Shifter 90 o Penguat Penjumlah BPF Analog Output Logic 1 = +V Logic 0 = -V Kanal Q (QCH) Balance Modulator (Bm2) Gambar 4.9 Diagram Modulator QPSK Untuk aplikasi SNG, kebutuhan lebar pita merupakan masalah yang penting, karena bandwidth yang tersedia untuk sinyal SNG cukup sempit, sehingga perlu dilakukan pemilihan metode yang paling efisien. Modulator yang dipilih haruslah modulator yang membutuhkan lebar pita yang seminimal mungkin, tetapi masih menghasilkan Bit Error Rate (BER) yang kecil. Kebutuhan lebar pita minimum QPSK adalah R/2 dengan R adalah laju bit dan 2 adalah koefisien modulasi (m) QPSK. Gambar 4.10 Encoder With L-band Modulator [10] 30

4.3.1.2 Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA) Block Up Converter (BUC) BUC berguna untuk merubah frekuensi Intermediate Frequency. (IF) melalui proses yang dinamakan mixing. Gelombang IF 70 MHz output audio/video modulator akan dinaikan frekuensinya oleh up converter menjadi gelombang mikro C-band untuk selanjutnya diteruskan ke transponder satelit Telkom-1. Solid State Power Amplifiers (SSPA) SSPA merupakan jenis dari High Power Amplifier (HPA) dan mempunyai daya maksimal 200 Watt. HPA merupakan penguat yang sifatnya mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit. HPA berfungsi untuk menguatkan daya sinyal RF dari up converter sehingga memiliki daya yang cukup untuk dipancarkan ke arah satelit. Berikut merupakan tampilan dari BUC/SSPA : Gambar 4.11 Block Up Converter/Solid State Power Amplifiers [10] 4.3.1.3 Gigasat Fly Away Antenna Antena merupaka bagian penting dalam sistem komunikasi satelit yang berfungsi untuk memancarkan sinyal uplink ke satelit. Pada sistem transmisi SNG menggunakan sistem antena Gigasat FA-180 yang berdiameter 1,8 m dengan konfigurasi Prime Focus. Berikut merupakan bagian-bagian dari antena gigasat 1.8 fly away : 31

Feed Horn Feed Horn berfungsi untuk menangkap dan memancarkan sinyal RF dari dan ke Reflector. Gambar 4.12 Feed Horn LNB berfungsi untuk merubah sinyal RF C-Band 4 GHz menjadi sinyal RF L-Band 1 GHz. Upper and Lower Feed Arm berfungsi sebagai penyangga feedhorn dan sebagai jalur sinyal Transmit maupun Receive. Reflector berfungsi sebagai pengumpul dan pemantul sinyal dari dan ke satelit. 32

Tuas AZ EL POL Gambar 4.13 Tuas AZ EL POL - Water Pass Water Pass berfungsi untuk mengetahui kerataan dari upper case antenna. - Pemutar Elevasi Pemutar Elevasi berfungsi untuk merubah posisi antena ke atas dan ke bawah. - Pengunci Elevasi Pengunci Elevasi berfungsi sebagai pengunci tuas elevasi - Pemutar Azimuth Pemutar Azimuth berfungsi untuk merubah posisi antena ke kiri dan ke kanan. - Pemutar Polarisasi Pemutar Polarisasi berfungsi untuk merubah arah Feed Horn ke kiri dan ke kanan. - Pengunci Polarisasi Pengunci Polarisasi berfungsi sebagai pengunci tuas Polarisasi 33

- Transmit Port Transmit Port berfungsi sebagai sambungan transmit yang dihubungkan ke SSPA melalui waveguide. - Receive Port Receive Port berfungsi sebagai sambungan Receive yang dihubungkan ke Receiver. Upper and Lower case antenna Gambar 4.14 Upper and Lower Case Antenna - Reflektor Support Reflektor Support berfungsi sebagai tempat dudukan Reflektor. - Upper Case Upper Case antena berfungsi sebagai dudukan Reflektor support, tuas Azimuth Elevasi dan Polarisasi serta tempat waterpass indikator. - Lower Case Lower Case Antena berfungsi sebagai dudukan Upper Case antena dan kaki antena. 34

- Kaki antena Kaki antena berfungsi sebagai penguat posisi antena dan pengatur kemiringan antena (Upper dan lower Case). 4.3.2. Sistem Transponder Satelit Sebuah satelit biasanya terdiri dari beberapa transponder. Transponder adalah peralatan yang berfungsi untuk menerima sinyal, memperkuat frekuensi, dan memancarkan ulang sinyal tersebut. Keunggulan utama satelit adalah memiliki kemampuan untuk menyatukan kanal-kanal telepon dan televisi (audio/video) secara bersama-sama. Hal ini disebabkan kemampuan bandwidth yang lebar pada frekuensi-frekuensi yang dimilikinya. Untuk C-band, satelit Telkom 1 memiliki 36 buah transponder yang terdiri dari 24 transponder standar dengan banwidth 36 MHz dan 12 transponder extended. Untuk transponder C-band, dibagi dalam alokasi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.15 Frekuensi Transponder C Band Jenis Frekuensi Rentang Frekuensi Keterangan Komunikasi Satelit 3.4 7 GHz - Uplink 5.9 6.4 GHz Standar C-band biasa Downlink 3.7 4.2 GHz Standar C-band biasa Downlink 3.4 3.7 GHz Standar extended C-band Dalam satu transponder memiliki bandwidth 40 MHz dengan 4 MHz guard band, 2 MHz di kiri dan 2 MHz di kanan. Jadi bandwidth efektif yang dapat digunakan yaitu 36 MHz. 35

4.3.3. Sistem Down-Link Sistem downlink merupakan sistem yang berfungsi untuk menerima sinyal audio/video dari sistem uplink SNG melalui transponder satelit ke stasiun utama sebuah perusahaan televisi broadcast. Sistem downlink ini menggunakan perangkat downlink yang berupa sebuah perangkat TVRO yang dilengkapi antena parabola, LNB, dan receiver IRD (Integrated Receiver Decoder). 4.3.3.1 Prinsip Monitoring Stasiun Downlink SNG Untuk sinyal downlink yang diterima antena harus melewati LNB dan penerima satelit (IRD) terlebih dahulu kemudian baru ke TV monitor. Prinsip kerja monitoring downlink SNG hampir sama dengan sistem TVRO yang biasa digunakan masyarakat untuk menangkap siaran TV satelit. Sistem TVRO terdiri dari : Antena Parabola Antena TVRO yang digunakan di stasiun tv ini berdiameter 5,5 meter dan memiliki efisiensi sekitar 65%. Di lapangan, penguatan ini dapat berbedabeda tergantung pada proses pabrikasi dan saat instalasi. Receiver Receiver merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam proses downlink yang berfungsi untuk menerima sinyal L-band dan mendemodulasikan serta memberikan keluaran sinyal audio/video dalam bentuk analog maupun digital. Dalam pengoperasian receiver ini perlu dilakukan suatu penyesuaian frekuensi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar frekuensi kerja dari IRD ini dapat menterjemahkan sinyal frekuensi L- band maupun C-band. 36