PENJAS ADAPTIF. Yuyun Ari Wibowo

dokumen-dokumen yang mirip
Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

PENGEMBANGAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Oleh: Dr. Pamuji Sukoco, M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

KONSEP DASAR BIMBINGAN JASMANI ADAPTIF BAGI TUNANETRA. Irham Hosni PLB FIP UPI

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM PENERAPAN IPTEK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

MODIFIKASI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF OLEH : Drs. Mamad Widya, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya interaksi antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yana Nurohman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memuliakan Anak Berkebutuhan Khusus MelaluiPendidikan Jasmani Adaptif (Arif Rohman Hakim. M.Pd)

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

MEMULIAKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF. Arif Rohman Hakim.M.Pd Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

I. PENDAHULUAN. perbedaan kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

Bagaimana? Apa? Mengapa?

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, dan sebagainya. sebaliknya dalam individu berbakat pasti ditemukan kecacatan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

Oleh Dini Febriani NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia tersebut salah satunya adalah kematangan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

1. PENDAHULUAN. Gambaran resiliensi dan kemampuan...dian Rahmawati, FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdul Majid (2011:78) menjelaskan sabda Rasulullah SAW.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENJAS ADAPTIF Yuyun Ari Wibowo

PENDAHULUAN 1. Sehat itu apa? 2. Anak Luar Biasa itu yang seperti apa? 3. Apa itu Pendidikan jasmani? 4. Apa itu Penjas adaptif? 5. Hubungan Olahraga pendidikan dan Olahraga Adaptif?

Sehat menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas daripenyakitataukelemahan. UU No.23,1992 tentang Kesehatanmenyatakanbahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secarasosialdanekonomi. Sehat itu memiliki pengertian yang sangat luas sebab orangdikatakansehatitubilaiasehatjasmani, rohani, sosial, dan mampu hidup produktif.

Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.

Menurut Dudy Pamungkas Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuandanketerampilanjasmani, pertumbuhan, kecerdasan, danpembentukanwatak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkanperubahanholistikdalamkualitasindividu, baik dalam hal fisik, mental,serta emosional

Sherril berpendapat bahwa: Pendidikan jasmani khusus adalah suatu bagian khusus dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan untuk menyediakan program bagi bagi individu dengan kebutuhan khusus. Arma Abdoelah mengemukakan bahwa: Pendidikan jasmani khusus didefinisikan sebagai suatu sistem penyampaianpelayananyang komprehensifyang dirancang untuk mengidentifikasi, dan memecahkan masalahdalamranahpsikomotor.

Pendidikan jasmani adaptif, merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan atau dimodifikasi yang memungkinkan individu dengan kebutuhan khusus (kurang mampu) dapat berpartisipasi atau memperoleh kesempatan beraktivitas dengan aman dan berhasil dengan baik (sesuai dengan keterbatasannya) serta memperoleh kepuasan.

1. Olahraga Sebagai alat pendidikan manusia seutuhnya. 2. Tiap- tiap Individu memiliki perkembangan yang berbeda termasuk yang cacat. 3. Individu berbeda Kebutuhan berbeda. 4. Olahraga untukmeningkatkanfungsiorgan, anak orang cacat.

membantu mereka yang berkelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang sesuai dengan potensinya melalui program aktivitas jasmani yang dirancang khusus dengan hati-hati. Tujuan Khusus: 1. Menolong murid memperbaiki kondidisi yang dapat diperbaiki 2. Membantu murid melindungi diri sendiri dan kondisi apapun yang dapat memperburuk keadaanya melalui aktivitas jasmani 3. Memberi kesempatan murid mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahraga dan aktivitas jasmani waktu luang yang bersifat rekreasi

2.4. Menolong murid memahami keterbatasan jasmani dan mentalnya 2.5. Membantu melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri 2.6. Membantu murid mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik 2.7. Menolong murid memahami dan menghargai berbagai macam olahraga yang dapat dinikmatinya sebagai penonton

pendidikan jasmani adaptif harus dapat: (1) merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, (2) mempengaruhiperkembanganketerampilangerak, (3) membantu mengembangkan efisiensi koordinasi syaraf otot(neuromuskuler), (4) membantu pengembangan kesegaran jasmani seperti kekuatan tubuh, daya tahan, kelentukan, dayatahan kardio vaskuler, yang berguna bagi kehidupan seharihari, (5) membantu mengembangkan emosionalnya, (6) membantu pengembangan sosial agar dapat berinteraksidenganlingkungansosialnya, (7) membantupengembanganintelektualnya.

I. Memberikan pelayanan langsung kepada siswa- siswa berkelainan II. Memberikan latihan pra-jabatan untuk calon guru ( kuliahkitaini)

1. Tahapdasarpembangunansystem syaraf, tahapprosesintegrasi, 2. Tahapketerampilanfungsional. 3. dantahapketerampilangerak (dalamolaharaga).

Tahap dasar pembangunan system syaraf ini tergantung dari proses operasionalisasi system syaraf dalam menerima masukan atau system sensori syaraf. Sistem tersebut mencakup refleks primitive, system vestibular, penglihatan dan refractive, pendengaran, perabaan, system kinestetik, dan refleks keseimbangan. Keseluruhan sistem tersebut merupakan komponen penting dalam gerakan yang berguna yang terdapat dalam central nerves system (CNS).

Tahap integrasi proses dicapai setelah melalui tahap pertama tersebut di atas. Tahap pertama adalah tahap fungsi gerak, sedangkan tahap kedua adalah tahap berkaitan dengan kualitas gerak. Tahap integrasi proses mencakup persepsi motorik, seperti keseimbangangerak, kesadarantubuh, bayangandiri, dan kesadaran ruang. persepsi motorik, kesegaran jasmani, dan kesegaran gerak (motor fitness). Persepsi motorik meliputi keseimbangan gerak, kesadaran tubuh, bayangan diri, dan kesadaran ruang. Kesegaran jasmani meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, dan daya tahan kardio vaskuler. Kesegaran gerak meliputi kelincahan, power, kecepatan dan koordinasi.

Tahap lanjut perkembangan gerak adalah keterampilan gerak yang berguna dalam berolahraga dan aktivitas rekreasi. Keterampilan adalah merupakan perilaku gerak yang secara khusus berguna dalamkehidupandanaktivitasrekreasiatauolahraga. Contoh keterampilan fungsional adalah keterampilan dasarlokomotordanketerampilanmengontrolobjek. Keterampilan dasar lokomotor meliputi keterampilan berjalan, berguling, merangkak, lari, melompat, berjingkat, sliding, memanjat, mencongklang, dan skiping. Keterampilan

3. Tahapketerampilanolahraga Keterampilanolahragamerupakanketerampilanyang diperoleh melalui latihan yang berulang-ulang dan setelah melalui tahap kematangan CNS. Keterampilan olahraga meliputi keterampilan mendribel, menembak, memukul denaganpemukul, melontarkan bola, bermainski, tumbling, menjebak, danmenyelam. Berdasarkan tahap perkembangan perolehan gerak tersebut di atas, pembelajaran permainan tradisional direncanakan. Implementasi pembelajaran permainan tradisional harus disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan perkembangan gerak anak luar biasa dan disinkronkan dengan karakteristik keterampilan yang ada dalam permainan tradisional.

Kompetensiyang ingindicapai Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani untuk anak dengan kebutuhan khusus atau anak luar biasa disesuaikan dengan karakteristik anak tersebut. Kategori anak dengan kebutuhan khusus dapat dikelompokan menjadi anak tunanetra, anak tuna rungu, anak tuna grahita, anak tuna daksa, anak tuna laras, dan kombinasai dari berbagai macamketunaantersebut.