I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keragaan terhadap pertumbuhan jagung. Tanaman jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2014

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi sumber karbohidrat selain padi, gandum, dan sorgum. Tanaman jagung memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Pada umumnya tanaman jagung dimanfaatkan dalam industri pangan bagi manusia dan pembuatan pakan ternak. Pemanfaatan tanaman jagung saat ini telah berkembang dan tidak hanya terbatas pada dua bidang industri yang telah disebutkan sebelumnya melainkan juga sebagai bahan dasar atau bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, etanol, asam organik, dan makanan kecil atau makanan ringan. Mejaya (2005) menyatakan bahwa sebagian besar jagung domestik untuk pakan atau industri pakan membutuhkan 57 % dari kebutuhan nasional, sisanya sekitar 34 % untuk pangan, dan 9 % untuk kebutuhan industri lainnya. Produksi jagung nasional setiap tahun selalu meningkat, namun hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton per tahun, sehingga masih mengimpor dalam jumlah besar yaitu hingga 1 sampai 2 juta ton. Bila dirinci maka kemampuan produksi jagung nasional sebesar 9.527.106 ton pipilan kering. Sedangkan perkiraan untuk kebutuhan konsumsi dan industri secara nasional

adalah 11.500.000 ton pipilan kering. Sehingga perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi kekurangan kebutuhan tersebut dengan meningkatkan produktifitas jagung. Saat ini jagung hibrida banyak dikembangkan dalam skala yang luas khususnya untuk penggunaan di tingkat petani. Salah satu alasan penggunaan jagung hibrida adalah karena kemampuan jagung tersebut untuk berproduksi tinggi. Namun kenyataan di lapang menunjukkan tidak semua jagung hibrida tersebut mampu berproduksi tinggi. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurang optimalnya petani dalam teknik budidaya jagung. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas dari produksi jagung, contohnya adalah dalam penggunaan pupuk. Petani jagung hibrida biasa memupuk tanamannya dengan menggunakan pupuk urea. Karena selain mudah penggunaan dan ketersediannya, kandungan unsur Nitrogen (N) dalam pupuk cukup tinggi yaitu 46 %. Namun dalam praktiknya, cara pemberian dan waktu aplikasi pupuk urea masih kurang benar. Umumnya petani lebih menyukai pemberian urea dengan cara ditebar begitu saja disekitar tanaman dan waktu pemberiannya tidak sesuai dengan masa kebutuhan unsur hara pada stadia pertumbuhan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada tanaman jagung itu sendiri bahkan pada hasil panen jagung kelak. Seringkali tanaman jagung mengalami defisiensi unsur hara terutama Nitrogen(N), sebab dengan cara pemberian ditebar maka unsur N yang mampu diserap oleh jagung tidak mencukupi kebutuhannya. Sehingga jagung mengalami

pertumbuhan yang lambat atau kerdil, daun menjadi hijau kekuningan dan sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Sedangkan bila pemberian pupuk urea yang berlebihan akan berdampak terjadinya penghambatan kematangan sel tanaman, batang lemah dan mudah roboh sehingga mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu adanya efisiensi dalam penggunaan pupuk urea. Sehingga dalam satu luasan area lahan pertanaman jagung dapat ditentukan dosis serta waktu aplikasi pupuk urea yang tepat untuk mendukung produktifitas tanaman jagung. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah dengan waktu aplikasi pupuk yang tepat dan sesuai dengan stadia pertumbuhan dapat meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 2. Berapakah dosis urea yang efisien untuk meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 3. Apakah banyaknya waktu aplikasi akan menentukan besarnya dosis urea yang diberikan dalam meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27.

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh dosis pupuk urea yang efisien dalam meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 2. Mengetahui waktu aplikasi pupuk urea yang efisien(tepat) dalam meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 3. Mengetahui apakah dosis pupuk urea yang efisien tergantung pada waktu aplikasi dalam meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 1.4 Landasan Teori Absorbsi nitrogen berlangsung selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada awal pertumbuhan, akumulasi nitrogen relatif lambat dan setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam akumulasi nitrogen sangat cepat. Pada saat pembungaan (bunga jantan muncul) tanaman jagung telah mengabsorbsi nitrogen sebanyak 50% dari seluruh kebutuhannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil jagung yang baik, hara nitrogen dalam tanah harus cukup tersedia dalam fase pertumbuhan tersebut (Warisno. 1998). Menurut Warisno (1998), persediaan unsur hara yang cukup pada setiap fase pertumbuhan merupakan syarat mutlak untuk pertumbuhan yang optimum. Salah satu dari unsure-unsur yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung adalah unsur nitrogen. Kekurangan nitrogen menyebabkan warna

daun menjadi kuning karena kehilangan klorofil serta pertumbuhan menjadi lambat dan kerdil (Salisbury dan Ross., 1992). Unsur nitrogen merupakan unsur esensial bagi tanaman jagung untuk pertmbuhan dan perkembangannya. Pupuk urea mengandung unsur nitrogen sebesar 46%, sehingga dengan pemupukan urea yang tepat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan unsure nitrogen bagi tanaman jagung ( Tim Penulis, 2000). Pupuk urea yang diberikan pada tanaman jagung umumnya dalam jumlah yang banyak namun nitrogen yang dapat diserap tanaman berkisar antara 22-65 % (Giller and Wilson, 1991). Selain itu ketersedian unsur N dalam tanah sangat sedikit dan tidak mencukupi untuk kebutuhan jagung tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya nitrogen yang hilang melalui pencucian (43.3 %) dan penguapan berupa gas ammonia (± 6-10 %). Kehilangan pupuk nitrogen yang cukup besar mengakibatkan produktivitas tanaman menjadi rendah. Menurut Handayani (2007), pemberian urea dengan dosis 200 kg/ha sudah dapat memberikan pertumbuhan dan hasil jagung yang baik. Pemberian pupuk urea sebanyak 5 kali, yang diberikan setiap dua minggu sekali mulai umur 7 hari setelah tanam sampai tanaman berbunga banyak dipraktekkan oleh petani jagung komersial di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Cara aplikasi urea seperti ini perlu diperbaiki agar pupuk urea yang diberikan lebih efisien dan lebih baik dari segi penyerapan hara pupuk maupun dari segi penggunaan tenaga kerja (Akil dkk, 2006).

Efisiensi pemupukan secara sederhana dianggap sebagai penggunaan pupuk sesuai dengan jenis, kondisi, dan kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan tanpa mengurangi kadarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa efisiensi merupakan nisbah antara jumlah hara yang mampu diserap tanaman dengan jumlah hara yang diberikan. Adapun tolak ukur berhasilnya efisiensi dalam pemupukan bergantung pada komponen produksi tanaman per hektar yang meliputi hasil per satuan luas, bobot 100 butir, dan laju pengisian biji (Siregar dan Marzuki, 2011). 1.5 Kerangka Pemikiran Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Nitrogen merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman jagung, oleh karena itu unsur tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan tingkat produksi jagung yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan pemberian pupuk yang efisien dan berimbang. Sebab bila terjadi kekurangan maupun kelebihan suatu unsur hara dalam tanaman maka akan berdampak pada pertumbuhan dan produksinya. Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan pada tanaman yang kebutuhan nutrisinya belum terpenuhi. Efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan memperhatikan status dan dinamika hara dalam tanah serta

kebutuhan hara bagi tanaman sehingga dengan pendekatan ini, maka dapat dihitung kebutuhan pupuk suatu tanaman. Umumnya jagung hibrida membutuhkan unsur hara nitrogen dalam jumlah yang banyak pada masa pertumbuhan vegetatif maupun generatif, sehingga pemupukan nitrogen sebaiknya dilakukan untuk memastikan ketersedian nitrogen selama periode pertumbuhan tersebut. Salah satu pemupukan yang dilakukan yaitu pemberian pupuk urea. Pupuk urea (CO (NH 2 ) 2 ) adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi sebesar 46%. Pupuk urea mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Tanaman jagung pada umumnya membutuhkan pupuk nitrogen sebanyak 200-300 kg urea/ha untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil jagung yang baik. Kebutuhan pupuk nitrogen untuk jagung hibrida umumnya sebesar 300 kg urea/ha. Namun pupuk nitrogen yang dapat diserap tanaman berkisar antara 22-65 %. Selain itu ketersedian unsur N dalam tanah sangat sedikit dan tidak mencukupi untuk kebutuhan jagung tersebut, karena sifat nitrogen yang mudah hilang melalui pencucian (43,3 %) dan penguapan (berupa gas ammonia ± 6-10 %). Kehilangan pupuk nitrogen yang cukup besar mengakibatkan hasil tanaman menjadi rendah. Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk nitrogen karena interval antara aplikasi dan serapan tanaman

menentukan banyaknya pupuk nitrogen yang hilang akibat pencucian dan denitrifikasi. Waktu aplikasi yang tepat dan bertahap dapat mengurangi kemungkinan kerugian N melalui proses pencucian dan denitrifikasi sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk urea. Aplikasi urea selama periode pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan meningkatkan hasil jagung yang lebih optimal, sehingga secara tidak langsung pemupukan urea menjadi efisien. Dalam setiap fase pertumbuhan jagung baik dalam fase vegetatif maupun fase generatif kebutuhan akan unsur nitrogen tidak sama besarnya. Hal ini disebabkan karena dalam setiap masing-masing fase memiliki prioritas untuk dipenuhi oleh tanaman. Dalam fase vegetatif penggunaan nitrogen lebih ditujukan untuk perbesaran tanaman sedangkan dalam fase generatif lebih ditujukan untuk reproduksi dan pengisian biji. Oleh sebab itu perlunya dilakukan pemenuhan kebutuhan unsur nitrogen bagi tanaman pada fase-fase tersebut serta jumlah yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Waktu aplikasi dan dosis pupuk urea yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman diharapkan mampu meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27.

1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Pemupukan urea dengan dosis yang optimal mampu meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 2. Waktu aplikasi pupuk urea yang diberikan secara bertahap dapat meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27. 3. Dosis pupuk urea yang efisien ditentukan oleh waktu aplikasi yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil jagung hibrida varietas Pioneer 27.