BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI ESTIMASI RELIABILITAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DITINJAU DARI HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bagian metodologi penelitian ini akan diuraikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Menurut Bambang (2005, h. 53) rancangan penelitian adalah mencatat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

cenderung mengalami optimisme yang rendah. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat variabel sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB IV EFEKTIVITAS PERMAINAN BAHASA SHUNDUQ AL-ASY YA (KOTAK BARANG) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pengantar Psikodianostik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

2. Variabel Bebas : Dukungan Teman Sebaya. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian. 1. Optimisme Dalam Mengerjakan Tugas Akhir

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Berdasarkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengukuran berarti pemberian angka pada objek-objek atau kejadiankejadian menurut sesuatu aturan (Kerlinger, 1990, hlm. 687). Pengukuran dalam bidang pendidikan lebih sulit dilakukan jika dibandingkan pengukuran dengan objek-objek yang memiliki wujud fisik, hal ini dikarenakan objek-objek yang diukur dalam bidang pendidikan seperti prestasi belajar, motivasi belajar atau pun kemampuan berpikir siswa termasuk ke dalam objek psikologis yang merupakan objek laten sehingga tidak bisa diukur secara langsung. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah menengah atas SMA, pembelajaran sejarah mempelajari tentang peristiwa peristiwa yang terjadi pada masa lampau baik, peristiwa nasional yang terjadi di Indonesia dan juga peristiwa yang terjadi di dunia internasional. Pembelajaran sejarah memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap siswa. Hasan (2012, hlm. 120) mengemukakan makna dari pendidikan sejarah, pendidikan sejarah dimaknai sebagai upaya untuk mentransfer kemegahan bangsa masa lampau kepada generasi muda. Dengan posisi yang demikian maka pendidikan sejarah ditujukan untuk membangun kebanggaan bangsa dan pelestarian keunggulan tersebut. Secara keilmuan, pembelajaran sejarah bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kronologis dan analitis, sehingga siswa mampu untuk menafsirkan sebuah peristiwa sejarah dan mengambil keputusan. Tentunya kemampuan ini akan berguna bagi siswa dalam kehidupannya mendatang, karena siswa telah belajar untuk mengorganisasai peristiwa, menganalisisnya dan mengambil keputusan bagi prinsip dan kehidupannya. Salah satu kegiatan dalam proses pembelajaran sejarah adalah adanya kegiatan penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai, untuk itu maka dilakukan tes. Tes didefinisikan sebagai suatu yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologis yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul, 1993, hlm. 2). Sebuah tes termasuk didalamnya tes hasil belajar harus memenuhi kriteria tertentu. Dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, menyebutkan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Salah satu prinsip penilaian tersebut adalah sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Agar menghasilkan data yang sahih, maka faktor validitas dan reliabilitas harus diperhatikan oleh pengembang dan pengguna tes. Validitas diartikan bahwa tes mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan tujuan pengukuran. Sedangkan reliabilitas diartikan sebagai stabilitas, konsistensi dan keterpercayaan hasil dari sebuah pengukuran. Hasil ukur dikatakan stabil dan konsisten jika memiliki hasil yang sama atau mirip jika dilakukan pengukuran secara berulang terhadap subjek yang sama dalam waktu yang berbeda. Sedangkan makna dari keterpercayaan adalah hasil pengukuran menggambarkan keadaan sebenarnya dari artibut yang diukur. Dalam teori ujian klasik reliabilitas dipandang sebagai keterpercayaan hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes. artinya hasil pengukuran tersebut memiliki galat atau error yang kecil, sehingga informasi yang dihasilkan oleh pengukuran menggambarkan keadaan yang sebenarnya, atau mendekati keadaan yang sebenarnya. Skor peserta tes terdiri dari skor murni (true score) dan skor keliru (error score) (Susetyo, 2011, hlm. 105). Skor murni merupakan skor sesungguhnya dari responden, sedangkan skor keliru adalah penyimpangan skor tampak (skor amatan) dari skor harapan teoritik yang terjadi secara acak (Azwar, 2012, hlm. 27) atau selisih dari skor amatan dengan skor murni, makin kecil galat maka nilai skor amatan makin mendekati skor murni. Dikarenakan pengukuran dilakukan terhadap objek yang tidak memiliki wujud fisik, maka pasti terdapat galat atau error pengukuran didalamnya. Sehingga hasil pengukuran yang

dilakukan melalui tes merupakan estimasi dari kemampuan sebenarnya dari responden. Guru bertanggung jawab atas berlangsungnya pembelajaran di kelas dan berkewajiban untuk mengetahui sejauh mana perkembangan proses belajar dikelas. Untuk itu guru dituntut agar mampu melakukan pengukuran keberhasilan belajar tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswanya. Pengukuran ini tidak hanya berfungsi untuk menggali informasi tentang kemajuan yang telah didapatkan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas tetapi hal ini juga berkenaan dengan identifikasi kendala yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, dan secara lebih luas pengukuran ini berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah maupun yang telah ditetapkan oleh kurikulum, sehingga tes sebagai alat, memegang peranan penting dalam pengumpulan informasi tersebut, untuk itu dibutuhkan tes dengan kualitas baik agar diperoleh infomasi yang stabil, konsisten dan terpercaya. Stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran merupakan suatu kriteria awal untuk menghasilkan alat ukur yang berkualitas dan mampu menjalankan fungsi ukurnya. Oleh karena itu pengembang dan pengguna tes akan berusaha untuk memperoleh nilai koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu yang mendekati nilai 1.00. Hal ini juga diperkuat dengan sifat validitas yang menyatakan bahwa sebuah tes harus reliabel terlebih dahulu baru dapat dikatakan valid. Seperti yang diungkapkan Nitko dan Brookhart (2011, hlm. 64) yang menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah satu kriteria dari validitas. Validitas merupakan hal yang sangat penting, karena berkenaan dengan ketepatan dan kesesuaian sebuah alat ukur untuk mengukur objek yang diukur. Sehingga menghasilkan informasi yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Crocker dan Algina (1986, hlm 143) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh yaitu, homogenitas kelompok, batas waktu yang diberikan dan panjang tes. melalui faktor-faktor

yang mempengaruhi reliabilitas ini, pengembang dan pengguna tes dapat melakukan usaha untuk meningkatkan reliabilitas tes yang dikonstruksi. Penambahan jumlah butir terbukti dapat meningkatkan reliabilitas,. Tetapi penambahan butir tes ini memiliki kendala tersendiri bagi siswa yang mengerjakan tes, yaitu berkenaan dengan kondisi siswa dalam mengerjakan tes serta terbatasnya waktu yang tersedia saat tes berlangsung. Dengan butir soal yang terlalu banyak dan waktu yang sangat terbatas akan sangat berpengaruh terhadap psikologis siswa dalam mengerjakan tes, sehingga kemungkinan siswa akan mengerjakan tes dengan cara menebak atau mencontek untuk menyelesaikan tes, sehingga skor perolehan siswa tidak dapat memberikan hasil yang sebenarnya, dengan kata lain tes tidak mampu menjalankan fungsi ukurnya sebagaimana mestinya. Pengaruh lainnya adalah penambahan jumlah butir soal menjadi 2 atau 3 kali menjadi tidak terlalu bermakna jika nilai koefisien reliabilitas tes sudah tinggi sehingga penambahan butir soal menjadi tidak efektif untuk meningkatkan reliabilitas tes. Selain itu butir soal yang ditambahkan haruslah memiliki kualitas butir yang sama. Azwar (2010, hlm 2) mengungkapkan dalam hal penambahan jumlah aitem, yaitu menambah panjang tes, peningkatan reliabilitas dapat diprediksi secara akurat bila aitem-aitem yang ditambahkan berkualitas setara dengan aitem-aitem yang sudah ada dalam tes Homogenitas kelompok siswa yang dikenai tes dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan usaha dalam rangka meningkatkan reliabilitas tes yang dikonstruksi. Karena siswa kelompok homogen akan menghasilkan koefisien reliabilitas yang kecil, sedangkan siswa kelompok heterogen akan menghasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa homogen, sehingga pemilihan kelompok responden yang heterogen dalam proses konstruksi tes dapat dilakukan oleh pengembang tes. Oleh karena itu penelitian terhadap pengaruh homogenitas dan heterogenitas kelompok terhadap besaran nilai koefisien reliabilitas yang

dihasilkan oleh tes dinilai perlu dalam rangka verifikasi secara empirik agar dapat menjadi salah satu referensi bagi pengembang dan pengguna tes terutama dalam dunia pendidikan yang berkaitan erat dengan pengukuran hasil belajar. Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki, diantaranya adalah kemampuan siswa dalam mengerjakan tes yang panjang dan terbatasnya waktu, sedangkan tes hasil belajar sendiri haruslah memiliki kualitas yang baik dan mampu menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Untuk melakukan verifikasi empirik pada penelitian ini kedua kelompok yang dibandingkan akan diberikan tes yang sama untuk kemudian dihitung koefisien reliabilitasnya, lalu dilihat kecenderungannya, apakah terdapat perbedaan pada koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan kelompok heterogen. Perbedaan ini kemudian akan diuji secara statistik untuk melihat keberartian perbedaan rata-rata dari distribusi data koefisen reliabilitas yang dihasilkan tersebut. B. IDENTIFIKASI MASALAH Dalam dunia pendidikan terdapat kebutuhan akan pengukuran yang memadai terutama pada proses belajar mengajar. Proses pengukuran dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akurat tentang perkembangan proses belajar, masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dalam pembelajaran dan pendidikan telah tercapai. Tes hasil belajar adalah salah satu alat yang berfungsi untuk melakukan pengukuran pendidikan yang paling sering digunakan. Untuk itu dibutuhkan tes hasil belajar yang berkualitas, yaitu tes yang mampu menghasilkan informasi yang konsisten, stabil, dan terpercaya atau reliabel serta mampu menjalankan fungsinya dengan baik atau valid. Untuk menghasilkan tes hasil belajar yang valid, maka tes tersebut harus mampu menghasilkan data yang reliabel terlebih dahulu. Oleh karena itu para pembuat dan pengguna tes berusaha untuk mengkonstruksi tes yang memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.

Untuk menghasilkan tes sebagai alat pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi pengembang tes dapat melakukan beberapa cara untuk memaksimalkan nilai reliabilitas suatu tes. Berdasarkan pendapat para ahli terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes, yaitu panjang tes, heterogenitas kelompok, daya beda butir soal, jumlah responden, homogenitas butir soal dalam perangkat tes, teknik penskoran, metode estimasi reliabilitas, dan skala penilaian. Beberapa cara tertentu dalam meningkatkan reliabilitas tes memiliki kendala tersendiri, misalnya menambah jumlah butir soal atau mengkonstruksi perangkat tes yang memiliki aitem yang homogen dinilai kurang efektif, hal ini berkaitan dengan keterbatasan subjek baik penyusun tes maupun responden yang diberikan tes serta terbatasnya waktu yang tersedia untuk mengerjakan tes, sehingga perlu dipilih cara yang lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan nilai reliabilitas yang dihasilkan dalam pengkonstruksian tes dengan kualitas yang memadai dan mampu menjalankan fungsi tes. Homogenitas dan heterogenitas yang ada dalam kelompok memiliki pengaruh terhadap besaran nilai koefisien reliabilitas tes yang dihasilkan oleh kelompok responden. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas akan tergantung pada besar kecilnya varian skor tampak pada populasi yang bersangkutan (Allen dan Yen, 1979, dalam Azwar, 2012, hlm. 32). Berdasarkan pendapat para ahli kelompok homogen akan menghasilkan varians skor amatan yang kecil, sehingga berpengaruh terhadap koefisien reliabilitas yang dihasilkan, yaitu koefisien reliabilitas menjadi rendah sedangkan kelompok heterogen akan menghasilkan varians skor amatan yang besar, sehingga mempengaruhi koefisien reliabilitas yang dihasilkan yaitu koefisien reliabilitas menjadi lebih tinggi Sehingga masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah mengenai perbedaan pada reliabilitas tes yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan kelompok heterogen.

C. BATASAN MASALAH Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas, diantaranya adalah panjang tes, daya beda butir, teknik penilaian, metode estimasi reliabilitas dan efek heterogenitas dalam kelompok. Fokus pada penelitian ini adalah pada apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan kelompok heterogen. Instrument tes yang digunakan adalah tes hasil belajar sejarah dengan materi Pendudukan Jepang di Indonesia. Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap sampel skor yang diambil dari populasi skor kedua kelompok, untuk kemudian dibandingkan dan dilihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. D. RUMUSAN MASALAH Dari asumsi-asumsi diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dengan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok heterogen? E. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan uraian uraian pada bagian sebelumnya maka tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat adanya perbedaan pada koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok heterogen F. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah, penelitian ini dapat melengkapi teori-teori tentang pengukuran, terutama pada konsep

reliabilitas tes, yang merupakan salah satu persyaratan penting dalam mengkosntruksi sebuah tes yang berkualitas sebagai alat pengukuran. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini agar dapat memberikan pemahaman tentang faktor varians skor yang dihasilkan oleh sebuah instrument tes akan mempengaruhi tinggi rendahnya koefisien reliabilitas sebuah alat pengumpul data yang berguna untuk memberikan informasi yang akurat bagi para peneliti dan pihak yang berkepentingan, seperti guru dan pengembang tes. Sehingga guru dan pengembang tes dapat memperoleh alternatif cara untuk memaksimalkan nilai koefisien reliabilitas pada konstruksi instrument tes, terutama untuk tes hasil belajar, praktisi dapat memilih kelompok responden yang bersifat cenderung heterogen atau menambah jumlah responden, jika penambahan butir soal tidak dapat dilakukan, karena dengan bertambah responden cenderung meningkatkan varians skor, yang kemudian akan meningkatkan koefisien reliabilitas tes yang akan diterapkan untuk penelitian.