PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

Definisi PLTN. Komponen PLTN

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

TEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

235 U + n 148 La + 85 Br + 3n

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

LINGKUP KESELAMATAN NUKLIR DI SUATU NEGARA YANG MEMILIKI FASILITAS NUKLIR

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

FAQ Tentang Fasilitas Daur Ulang Bahan Bakar, Limbah Radioaktif dan Aplikasi Radiasi

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

KATA PENGANTAR. Palembang, Juni Penyusun

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

II. DESKRIPSI PROSES

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

RISET KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADA SAAT REAKTOR MENGALAMI FLUKTUASI DAYA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

PEMANFAATAN ENERGI NUKLIR

Hasbullah, M.T. Electrical Engineering Dept., Energy Conversion System FPTK UPI 2009

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ajeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH

KARAKTERISTIK PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN GELAS-LIMBAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERUBAHAN MATERI. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertent

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Transkripsi:

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi logam uranium. Logam uranium selanjutnya diubah menjadi elemen bakar nuklir melalui proses fabrikasi. Bahan bakar nuklir kemudian dimasukkan ke dalam reaktor dan mengalami reaksi inti. Pada reaktor riset yang dimanfaatkan adalah neutron yang dihasilkan dalam reaksi inti, sedangkan pada reaktor daya atau PLTN yang dimanfaatkan adalah panas hasil fisi, yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap yang kemudian menggerakkan turbin-generator sehingga menghasilkan listrik. Bahan bakar bekas dikeluarkan dari reaktor untuk didinginkan selama beberapa waktu, kemudian diangkut menuju fasilitas pengolahan ulang. Unsur uranium sisa pembakaran dan plutonium sebagai hasil belah dipisahkan untuk dimanfaatkan kembali. Rangkaian proses ini disebut Daur Bahan Bakar Nuklir. URAIAN 1. Penambangan, Pemurnian dan Pengayaan Uranium yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir ditambang dalam bentuk bijih uranium, kemudian dimurnikan untuk menghasilkan uranium alam. Dalam uranium alam terkandung uranium dapat belah atau U-235 sebanyak 0,7%. Agar reaksi berantai dapat berlangsung di dalam reaktor nuklir, dibutuhkan uranium diperkaya yang mengandung U-235 sebesar 3-5%. Oleh karena itu, uranium harus diproses di fasilitas pengayaan. Uranium heksafluorida (UF 6 ) merupakan salah satu senyawa uranium berbentuk gas pada temperatur kamar yang digunakan sebagai bahan baku pada fasilitas pengayaan. Uranium berbentuk padat pada suhu kamar harus dikonversi atau diubah menjadi UF 6. Konversi UF 6 yang telah diperkaya menjadi UO 2 untuk bahan bakar yang digunakan di reaktor nuklir disebut konversi ulang. 2. Fabrikasi Bahan Bakar Uranium dalam bentuk UO 2 dimampatkan menjadi pelet. Selanjutnya pelet UO 2 ini disusun dan dimasukkan ke dalam kelongsong logam. Beberapa kelongsong disusun menjadi bundel bahan bakar. Proses ini disebut fabrikasi bahan bakar. Bundel bahan bakar dimasukkan ke dalam reaktor nuklir sebagai bahan bakar. 3. Sifat Bahan Bakar Dalam Reaktor Nuklir Di dalam reaktor nuklir, U-235 bereaksi dengan neutron termal dan membelah menjadi inti lain dengan membebaskan 2-3 neutron baru dan menghasilkan panas. Pada reaktor daya, panas yang dihasilkan digunakan untuk mendidihkan air, uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin-generator sehingga menghasilkan listrik. Neutron baru hasil pembelahan inti akan bereaksi dengan inti U-235 lainnya dan seterusnya menimbulkan reaksi berantai. Neutron yang bereaksi dengan U-238 akan membentuk plutonium (Pu-239). Plutonium ini memiliki sifat yang sama dengan U-235, yaitu dapat membelah setelah bereaksi dengan neutron untuk menghasilkan energi atau panas. Unsur hasil belah semakin lama semakin banyak, hal ini akan berakibat pada penurunan jumlah reaksi berantai karena mempunyai sifat menyerap neutron. Untuk mencegah penurunan reaksi berantai dibutuhkan penggantian bahan bakar. Proses penggantian dilakukan dengan mengeluarkan bahan bakar lama kemudian diganti dengan bahan bakar baru. Bahan bakar yang telah dikeluarkan dari dalam reaktor disebut bahan bakar bekas. Ensiklopedi Teknologi Nuklir -BATAN - 1/5

4. Bahan Bakar Bekas Bahan bakar bekas disimpan di dalam kolam pendingin untuk jangka waktu tertentu, kemudian dikirim ke fasilitas olah-ulang menggunakan wadah khusus. Pengiriman bahan bakar bekas ke tempat penyimpanan antara lain dapat menggunakan kapal laut yang didesain secara khusus. 5. Penyimpanan Sementara Fasilitas penyimpanan sementara dibuat dengan tujuan untuk pengelolaan bahan bakar bekas yang bersifat sementara sampai dilakukan proses olah-ulang. Model penyimpanan bahan bakar bekas ada dua macam yakni cara basah (di dalam air) dan cara kering (di dalam aliran gas helium atau udara). Penyimpanan cara basah sudah dilakukan selama puluhan tahun dan teknologi ini sudah terbukti aman, walaupun biaya operasi masih cukup besar. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan penyimpanan cara kering. Cara kering dibagi menjadi dua macam bergantung pada lokasi penyimpanan, yaitu penyimpanan bahan bakar bekas di dalam PLTN atau disebut At Reactor Storage (ARS) dan di luar PLTN atau disebut Away From Reactor Storage (AFRS). 6. Fasilitas Olah-ulang Bahan bakar bekas yang telah dikirim ke fasilitas olah-ulang disimpan di dalam kolam penyimpanan selama jangka waktu tertentu (kira-kira 180 hari). Bundel bahan bakar dilepas dan setiap kelongsong dipotong menjadi beberapa sentimeter, kemudian potongan dikirim ke bagian lain untuk dilarutkan dengan asam sulfat. Larutan yang terbentuk dipisahkan menjadi larutan yang mengandung unsur hasil belah, uranium dan plutonium. Larutan yang mengandung unsur hasil belah diproses sebagai limbah. Larutan yang mengandung uranium dan plutonium dipisahkan dan masing-masing larutan dimurnikan di fasilitas pemurnian. Kemudian larutan yang mengandung uranium dijadikan serbuk UO 3 dan larutan yang mengandung plutonium diubah menjadi larutan plutonium sulfat, dan menjadi produk akhir fasilitas olahulang. Uranium dan plutonium yang dihasilkan dari proses olah-ulang bahan bakar bekas di dalam fasilitas olahulang disebut Uranium hasil olah-ulang dan Plutonium hasil olah-ulang. 7. Pemanfaatan Uranium hasil olah-ulang Uranium hasil olah-ulang mempunyai tingkat pengayaan U-235 sekitar 0,8-1%, dan disebut pengayaan rendah karena masih mendekati kadar U-235 dalam uranium alam. Untuk melakukan pengayaan UO 2 hasil olah-ulang diperlukan konversi ke UF 6 sebagai bahan baku pengayaan. UF 6 hasil konversi, meskipun berkadar U-235 rendah tetapi biaya pengayaan masih lebih rendah dibanding bahan baku uranium alam, sehingga sangat ekonomis. Rangkaian proses pemanfaatan uranium hasil olah-ulang menjadi bahan bakar baru disebut Daur Bahan Bakar Nuklir Tertutup. 8. Pemanfaatan Plutonium hasil olah-ulang Untuk memperoleh campuran Uranium Plutonium Oksida, larutan plutonium sulfat dicampur dengan larutan uranium sulfat dan dipanaskan menggunakan gelombang mikro. Campuran oksida kemudian dibuat menjadi pelet dengan penekanan dan disusun ke dalam tabung kelongsong bahan bakar. Kelongsong disusun menjadi bundel bahan bakar. Bahan bakar jenis ini disebut dengan Bahan Bakar Campuran Uranium Plutonium Oksida (bahan bakar Mixed Oxide/MOX). Bahan bakar MOX dapat digunakan sebagai bahan bakar reaktor pembiak cepat (fast breeder reactor/fbr) dan untuk reaktor air ringan jenis Plutonium-thermal Ensiklopedi Teknologi Nuklir -BATAN - 2/5

9. Pengiriman Bahan Nuklir Uranium diperkaya untuk kebutuhan percobaan di laboratorium dalam jumlah kecil, dikirim dalam bentuk logam uranium atau plutonium oksida. Uranium alam dikirim dalam bentuk yellow cake (serbuk kuning). Pengiriman bahan bakar bekas hasil olah-ulang dapat dilakukan dengan menggunakan kapal laut yang didesain secara khusus. 10.Proses Limbah Radioaktif Limbah radioaktif yang dimaksud di sini adalah limbah yang dihasilkan dari proses daur bahan bakar nuklir. Limbah radioaktif yang termasuk dalam klasifikasi aktivitas tinggi dihasilkan dari pelarutan bahan bakar selama proses olah-ulang. Kandungan utama limbah tersebut adalah larutan campuran bahan nuklir dan unsur hasil belah. Setelah dipisahkan, larutan hanya mengandung unsur hasil belah. Larutan kemudian dicampur dengan natrium boron oksida untuk dipadatkan menjadi gelas melalui proses pemanasan dan pendinginan (vitrifikasi), untuk selanjutnya disimpan selama 30-50 tahun di fasilitas penyimpanan sementara, kemudian disimpan di tempat penyimpanan limbah lestari (Geological Disposal). Jika seluruh rangkaian proses mulai dari penambangan uranium sampai dengan olah-ulang limbah dan penyimpanan akhir dapat dilakukan, maka sempurnalah rangkaian daur bahan bakar nuklir tersebut seperti terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Ensiklopedi Teknologi Nuklir -BATAN - 3/5

GAMBAR Gambar 1. Diagram Daur Bahan Bakar Nuklir Ensiklopedi Teknologi Nuklir -BATAN - 4/5

Gambar 2. Bahan Bakar Uranium Ensiklopedi Teknologi Nuklir -BATAN - 5/5