30% 70% 97% Air Laut. Air Tawar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA RAWA

H - H + Merupakan molekul dipolar, artinya 1 molekul memiliki 2 muatan yang berbeda yakni muatan + dan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.

II. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

Danau dengan volume lebih dari km 3 :

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi

PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

I. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Praktikum Ekologi Perairan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SHA ARI OMAR IPG KAMPUS KOTA BHARU DEFINISI. BIODIVERSITI, KOMPLEKSITI dan KESTABILAN FUNGSI EKOSISTEM JENIS-JENIS EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

3. Kualitas Lahan & Kriteria Pengembangan

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA

DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR. Riza Rahman Hakim, S.Pi

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

score of correct answ er total score

TOPIK I PENGANTAR EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem Rawa Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan lentik.

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan peranan sumberdaya dalam pertanian dan permasalahannya

BAB 1 PENDAHULUAN. kita dapat membedakan air tawar, air laut dan air payau seperti yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

PARAMETER KUALITAS AIR

Menurut Sandy (1985), dalam pergerakannya air selain melarutkan sesuatu, juga mengkikis bumi, sehingga akhirnya terbentuklah cekungan dimana air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

Iklim Perubahan iklim

K I S I - K I S I U L A N G A N G E O G R A F I P r i s k a a n d r i n a / X i i s 2

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

Pengelolaan Air di Areal Pasang Surut. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

Bencana Baru di Kali Porong

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

II. PEMBENTUKAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. lain: waduk, danau, kolam, telaga, rawa, belik, dan lain lain (Wibowo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir

BAB I PENDAHULUAN. memonitor kualitas perairan (Leitão, 2012), melalui pemahaman terhadap siklus

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

1. Merupakan sumber yang murah dan mudah didapat untuk keperluan manusia 2. Merupakan Bottle Neck dalam siklus Hidrologi, artinya volumenya sangat kecil jika dibandingkan dengan total volume air yang terlibat dalam siklus hidrologi 3. Merupakan wadah yang murah dan mudah untuk sistem pembuangan limbah 30% 70% Air Laut 97% 2% Es Air Tawar 1% Sangat Penting Bagi Manusia

Arus Arus membuat kehidupan Lentik dan Lotik menjadi sangat berbeda. Tekanan Oksigen Umumnya tidak merata dan terjadi stratifikasi thermal maupun kimiawi.

Perairan Daratan Lautan Sistem terbuka Sistem tertutup Estuarin Pesisir Mengalir Tergenang Kolam Alami Buatan Alami Buatan Sungai Kanal Dangkal Dalam Waduk Permanen Intermiten Episodik Rawa Danau Lapangan Irigasi Sebaguna Darat Pasut Tektonik Vulkanik

KOLAM Kolam merupakan perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya, dan target produksi (Susanto 1992) Lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya (Puspita et al. 2005) Forel (1982) mengatakan bahwa kolam adalah danau yang dangkal Tambak adalah lahan basah buatan berbentuk kolam, berisi air payau atau air laut di daerah pesisir yang digunakan untuk membudidayakan hewan-hewan air payau (terutama ikan dan udang) (Wibowo et al. 1996)

Perairan Lentik terdiri dari perairan alami (rawa, danau) dan perairan buatan (waduk). Karakteristik Fisik Rawa Danau Waduk Tebing/pinggiran badan air landai curam Curam Kedalaman (m) < 10 > 100 10-100 Daerah tangkap hujan (Catchment area) Sempit Paling sempit Terluas Fluktuasi permukaan air tahunan (m) 2-5 1-2 5-25 Daerah derodon (drawn-down area) Sangat luas Sempit Terluas Garis pantai Panjang Pendek Terpanjang Teluk Kurang Sedikat Banyak Masa simpan air (water retention time) Lama Paling lama Singkat Pengeluaran air Air atas Air atas Air bawah

Bantaran/ sempadan Tebing Badan Perairan Tebing Bantaran/ sempadan Riparian/ riripan Riparian/ riripan Daratan Tinggi air semu Daratan Tinggi air normal Dasar perairan Zona Hyporheic/resapan Bedrock Bedrock Zona air tanah

Menurut Welch (1952), danau adalah suatu badan air yang memiliki tepian gundul (tidak bervegetasi) yang disapu oleh gelombang. Bagi Welch, keberadaan tumbuhan air tingkat tinggi dianggap penting Menurut Kusnadi (2010), danau adalah sebuah cekungan di muka bumi dimana jumlah air yang masuk lebih besar dari air yang keluar. Forel (1982) mengatakan bahwa danau adalah kolam yang dalam. Goldman dan Horne (1983) mengatakan bahwa pada danau terjadi percampuran air yang di dominasi oleh angin, sedangkan pada kolam percampuran konveksi lebih mendominasi.

Tektonik Vulkanik Tektonik Vulkanik Tipe-Tipe Danau Berdasarkan Pembentukanannya Oksbow Morain/ gletser Paparan Banjir

Karakteristik Fisik Daerah tangkap hujan (Catchment area) Daerah derodon (drawn-down area) Garis pantai Teluk Masa simpan air (water retention time) Pengeluaran air Danau Paling sempit Sempit Pendek Sedikat Paling lama Air atas

Klasifikasi Danau Berdasarkan Ukuran Klasifikasi Luas (km 2 ) Volume (juta m 3 ) Besar 10.000 1.000.000 10.000 1.000.000 Medium 100 10.000 100 10.000 Kecil 1 100 1 100 Sangat Kecil <1 <1 Klasifikasi Danau Berdasarkan Kedalaman No Kategori Kedalaman (m) 1 Sangat Dangkal <10 2 Dangkal 10 50 3 Medium 50 100 4 Dalam 100 200 5 Sangat Dalam >200

Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan secara sengaja beberapa sungai untuk kepentingan tertentu. Berdasarkan pada tipe sungai yang dibendung dan fungsinya, dikenal tiga tipe waduk, yaitu waduk irigasi, waduk lapangan dan waduk serbaguna. Waduk irigasi berasal dari pembendungan sungai intermiten, memiliki luas antara 10 500 Ha dan difungsikan untuk kebutuhan irigasi. Waduk lapangan berasal dari pembendungan sungai episodik dengan luas kurang dari 10 ha, dan difungsikan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar waduk, seperti pembuatan telaga di wonosari. Waduk serbaguna berasal dari pembendungan sungai yang permanen dengan luas lebih dari 500 ha, dan digunakan untuk PLTA, Irigasi, Air minum, dll

Zona mengalir (riverine) Zona transisi Zona Tergenang (Lakustrin)

Rawa adalah lahan genangan air pada cekungan dangkal yang terbentuk secara alami atau buatan di daratan baik yang berair tawar, payau maupun asin yang terjadi terusmenerus atau musiman akibat drainase yang terhambat atau air yang tidak bergerak (static) (Wibowo dan Suyatno 1997), serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis (Wikipedia 2011), ditandai dengan luas penutupan vegetasi 10% (Wibowo et al. 1996), baik berhutan ataupun ditumbuhi tanaman semak (Davis et al. 1995)

Tebing Kedalaman Sumber air Penetrasi Cahaya Tumbuhan air Dasar

Berdasarkan karakter fisik perairannya, rawa dibagi kedalam beberapa kelompok, yaitu: Swamp Marsh Bog Rawa Lebak Fed

Swamp adalah istilah umum untuk rawa, wilayah cekungan lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur. Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohonpohonan, dan di daerah tropika biasanya berupa hutan rawa.

Bog atau rawa gambut adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam. Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog, dan "raised bog. Blanket bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi, membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif rata. Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan dangkal

Fed atau rawa berkapur adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis reeds, sedges, dan rushes, tetapi air tanahnya ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau netral. Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang ber-reaksi netral, yang disebut laagveen atau lowmoor

Rawa lebak, rawa yang airnya berasal dari luapan banjir besar (tahunan) yang secara periodik menggenangi wilayah ini selama musim hujan. Selama musim hujan, rawa lebak selalu digenangi air kemudian secara berangsur-angsur air banjir akan surut sejalan dengan perubahan musim hujan ke musim kemarau tahun berikutnya Berdasarkan lamanya genangan dan tingginya genangan, lahan rawa lebak umumnya dibagi menjadi tiga tipe (tipologi), yaitu : Lebak Pematang, Lebak Tengahan, dan Lebak Dalam

Lebak Pematang, disebut juga sebagai Lebak Dangkal adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan. Lahan ini umumnya mempunyai kesuburan tanah yang lebih baik, karena adanya proses penambahan unsur hara dari luapan air sungai yang membawa lumpur dari daerah hulu Lebak Tengahan, adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan. Pada lokasi tertentu dimana sirkulasi air sangat jelek, maka akan terjadi pemasaman air akibat dari hasil pembusukan bahan organik yang dikenal sebagai air bacam atau air bangai, yang ditandai oleh air yang berwarna coklat kehitaman, berbau busuk yang menyengat, ph air sekitar 2,5 Lebak Dalam adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan. Pada musim kemarau dengan kondisi iklim yang normal, umumnya lahan masih digenangi air dan ini ditumbuhi oleh beragam gulma terutama dari jenis rumput Paspalidium yang tumbuh subur pada kondisi lahan berair. Sehingga wilayah ini merupakan reservoir air dan sumber bibit ikan perairan bebas

Marsh atau rawa pasang surut adalah rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik berupa reeds (sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), sedges (sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili Cyperaceae), dan rushes (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau mendong ). Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater marsh), dan "rawa pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh)

Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang disebabkan perbedaan suhu dapat menghasilkan STRATIFIKASI (lapisan massa air) yang akan mempengaruhi POLA SIRKULASI AIR. Stratifikasi Danau adalah: - Epilimnion. Lapisan atas, suhu air relatif hangat, tidak lebih sampai kedalaman 6m, konsentrasi DO tinggi - Thermocline. Perubahan suhu relatif cepat, kandungan oksigen berkurang seiring penurunan kedalaman, terpisah antara lapisan atas dan bawahnya - Hypolimnion. Perairan dalam, kandungan oksigen sangat rendah, suhu air relatif dingin

Stratifikasi Thermal Danau Daerah Moderat/4 musim Musim Panas: Periode stagnasi Air di bagian atas menjadi lebih panas daripada air bagian bawah, sehingga air tidak bercampur. Terdapat 3 lapisan massa air, yaitu: Epilimnion (suhu hangat) Thermoklin (suhu menurun drastis dengan bertambahnya kedalaman) Hipolimnion (suhu dingin) Lapisan thermoklin berada di bawah jangkauan penetrasi cahaya matahari efektif, sehingga pasokan O2 ke hipolimnion terputus karena terhalang oleh STRATIFIKASI

Musim Gugur: Periode pengembalian (turn over) Suhu epilimnion turun sehingga sama dengan suhu hypolimnion Terjadi sirkulasi massa air dan O2 dapat mencapai kedalaman hipolimnion Musim Dingin: Periode membeku Suhu permukaan kurang dari 4 C, air mengembang dan menjadi lebih dingin sehingga tetap berada di permukaan dan membeku Terjadi stratifikasi musim dingin. O2 tidak berkurang karena kegiatan bakteri & respirasi rendah. Selain itu O2 lebih banyak larut dalam air pada suhu rendah Bila salju menutupi es maka akan menghalangi fotosintesis yang dapat menyebabkan kekurangan O2 di seluruh danau dan mengakibatkan kematian ikan di musim dingin

Musim Semi: Periode pengembalian (turn over) Suhu mulai hangat dan es mencair sehingga air permukaan menjadi lebih berat dan tenggelam Bila suhu permukaan naik sampai 4 C, danau tersirkulasi dan O2 dapat tercampur.

Stratifikasi suhu dan DO Waduk Jatiluhur (Sidauruk et al. 2006)

Pembagian Zona di Perairan Tawar 1. Zona Litorial Merupakan daerah tepi yang kebanyakan berupa perairan dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar. Pada zona ini merupakan tempat tumbuh berbagai macam tumbuhan yang akarnya menempel pada dasar perairan dengan daun yang mengapung, contoh: Elodea, Chara. Selain itu juga banyak terdapat jenis plankton dan ganggang. Pada Zona litorial tersebar berbagai jenis hewan misal udang, serangga, siput, katak ikan.

2. Zona Limnetik Merupakan daerah perairan terbuka yang pada kedalaman tertentu masih dapat ditembus sinar matahari sampai kedalaman penetrasi cahaya efektif (intensitas 1%), sehingga proses fotosintesis masih dapat terjadi. Merupakan daerah tingkat kompensasi cahaya atau daerah dengan kondisi kegiatan fotosintesa seimbang dengan respirasi. Pada zona limnetik banyak terdapat fitoplankton, ganggang biru-hijau, zooplankton, nekton dan terkadang neuston. Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal

3. Zona Profundal Merupakan daerah yang kurang mendapat cahaya matahari sehingga kegiatan fotosintesis tidak dapat terjadi. Pada zona proundal biasa hidup dekomposer dan pemakan dentritus. Beberapa bentos dan plankton secara teratur naik ke zona limnetik pada waktu malam hari dan turun ke dasar pada siang hari Zona ini merupakan pensuplai nutrisi atau bahan organik yang telah di daur ulang oleh arus atau organisme yang pindah zona dan sangat penting bagi komunitas yang ada di zona lainnya. Zona ini tidak dijumpai pada perairan dangkal

Fotik Afotik Kompensasi Litoral Limnetik Profundal Epilimnion Thermocline Hipolimnion