BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Metode Fermentasi Variasi Jumlah Yeast

Jurnal Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Metodologi Penelitian

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

DEAMINASI TEMPE (TMP)

3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP TINGKAT PRODUKSI BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU TETES TEBU

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. blender, ukuran partikel yang digunakan adalah ±40 mesh, atau 0,4 mm.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR KELAPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

RANCANG BANGUN ALAT DISTILASI SATU TAHAP UNTUK MEMPRODUKSI BIOETANOLGRADE TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

LAPORAN TUGAS AKHIR ALAT DISTILASI BERTINGKAT SKALA LABORATORIUM

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir merupakan penggambaran secara singkat dari suatu proses. Diagram alir dibuat untuk memudahkan dalam memahami suatu proses. Untuk memperjelas tahapan-tahapan pembuatan bioetanol yang akan di lakukan di buat diagram alir proses pembuatan bioetanol yang ditunjukkan pada gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Mengukur dan Menimbang Bahan Sesuai Ukuran Membuat Sampel Sesuai Metode Penelitian Apakah Sampel Telah Sesuai Metode TIDAK A YA 26

27 A Fermentasi Distilasi Pengukuran Volume Etanol Pengukuran Kadar Etanol Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.2. Perencanaan Penelitian Fermentasi dilakukan pada suhu kamar yaitu antara 25 27 o C. Jumlah metode yang digunakan dalam penelitian pembuatan bioetanol ini adalah dua metode fermentasi dimana untuk setiap metodenya terdiri dari empat sampel. Jadi pada penelitian pembuatan bioetanol ini terdiri atas delapan sampel. Metode pertama adalah variasi terhadap jumlah yeast yang diberikan (0,5 ; 1 ; 1,5 ; dan 2) gram dengan volume fermentasi 250 ml dan keasaman awal diatur 4,5. Pemberian nutrisi urea sebanyak 0,1 g/250 ml dan NPK 0,125 g/250 ml untuk semua sapel. Metode kedua adalah variasi terhadap waktu fermentasi ( 24, 48, 72, dan 96 ) jam

28 dengan volume fermentasi 250 ml dan keasaman awal diatur 4,5 dengan banyaknya ragi yang diberikan berdasarkan hasil terbaik untuk metode pertama. Setelah dilakukan fermentasi maka langkah selanjutnya dilakukan pemurnian dengan cara distilasi pada suhu 78 o C. Distilasi ini bertujuan untuk mendapatkan volume dan kadar etanol yang lebih tinggi. Langkah terakhir adalah dilakukannya pengujian volume dan kadar etanol hasil distilasi. 3.3. Alat Penelitian Dalam penelitian pembuatan bioetanol ini perlu adanya alat untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan. Adapun peralatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Brix Refractometer Brix refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula pada nira siwalan. Brix Refractometer dengan merk ATC memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan alat ini adalah alatnya yang berukuran sedang dan portable, sehingga dapat dibawa dan digunakan disemua tempat. Selain itu sampel yang dibutuhkan juga sedikit kurang lebih 1 ml. Namun kelemahan alat ini tidak dapat mengukur kadar gula lebih dari 30 persen. Brix Refractometer ditunjukkan pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Brix Refractometer

29 2. Alat ph Meter Digital Alat ph meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar keasaman (ph) pada nira siwalan. Kadar keasaman sangat mempengaruhi dalam proses fermentasi, untuk itu keasaman harus diukur dengan pasti. Alat ph meter digital dengan merk ATC memiliki kelebihan yaitu nilai terukur dapat ditunjukkan dengan angka, sehingga lebih mudah dalam pembacaan pengukuran. Selain itu alat ini yang simpel, sehingga mudah dibawa dan digunakan di semua tempat. Alat ph meter digital merk ATC ditunjukkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 ph Meter Digital 3. Termometer Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui berapa suhu cairan nira siwalan ataupun untuk menjaga suhu saat fermentasi dan distilasi. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil fermentasi ataupun distilasi. Termometer ditunjukkan pada gambar 3.4.

30 Gambar 3.4 Termometer 4. Timbangan Digital Neraca merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa yeast dan nutrisi (Urea dan NPK) yang harus diberikan pada proses fermentasi. Timbangan digital merk Mettler Tolledo memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan alat ini nilai terukur ditunjukkan dengan anggka digital, sehingga mudah dalam pembacaan. Timbangan digital dapat ditunjukkan pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Timbangan Digital

31 5. Refraktometer Alkohol Refraktometer alkohol merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar alkohol yang telah dilakukan distilasi. Refraktometer alkohol dengan merk ATC ini memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan alat ini antara lain, alatnya yang berukuran sedang dan portable sehingga dapat dibawa dan digunakan disemua tempat. Selain itu sampel yang dibutuhkan juga sedikit kurang lebih 1 ml. Namun kelemahan alat ini tidak dapat mengukur kadar alkohol sebelum dilakukan distilasi. Berikut gambar dari alkohol meter ditunjukkan pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Refraktometer Alkohol 6. Fermentor Fermentor adalah alat yang digunakan untuk proses fermentasi. Fermentor menggunakan gelas minuman merk saparella dengan volume 300 ml. Dipilihnya botol ini sebagai fermentor karena botol terbuat dari kaca dan penutup dari seng, sehingga mampu terhadap tekanan CO 2. Dengan demikian alat ini tidak akan pecah sat fermentasi berlangsung lama. Selain itu dipilih volume 300 ml karena sampel fermentasi yang digunakan adalah 250 ml dengan penambahan starter 5-20 ml, sehingga volume botol terisi adalah 270 ml. Ruang botol 30 ml yang tersisa adalah sebagai udara untuk pernafasan yeast selama fermentasi berlangsung. Fermentor ditunjukkan pada gambar 3.7.

32 Gamabar 3.7 Fermentor 7. Satu Unit Alat Distilasi Alat distilasi adalah alat yang digunakan untuk proses pemurnian alkohol hasil fermentasi. Alat ini dirancang sebagai alat distilasi sederhana untuk satu tingkat atau tahap distilasi. Berikut alat distilasi ditunjukkan pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Alat Distilasi

33 8. Alat Pengaduk Alat pengaduk merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk cairan nira selama pembuatan starter. Tujuan dari pengadukan ini adalah agar yeast dapat tercampur rata dengan nira siwalan, sehingga pertumbuhan mikroba dapat maksimal. Berikut alat pengaduk ditunjukkan pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Pengaduk 9. Aluminum Foil Dalam penelitian ini, alumunium foil dapat digunakan sebagai pembungkus atau penutup botol fermentor saat proses fermentasi ataupun sebagai pembungkus hal lainnya. Aluminum foil didapat dari toko kue Intisari Yogyakarta. Aluminum foil ditunjukkan pada gambar 3.10. Gambar 3.10 Aluminum Foil

34 10. Gelas Ukur Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur volume nira, volum starter ataupun volume etanol yang telah dihasilkan melalui proses distilasi. Gelas ukur yang digunakan adalah gelas ukur kapasitas 25 ml merek Herma dan gelar ukur kapasitas 50 ml merek Pirex. Gelas ukur merk Herma ataupun Pirex didapat dari peminjaman dari Laboratorium Agrobioteknologi UMY. Gelas ukur dapat ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.11 Gelas Ukur 11. Erlenmeyer Labu enlemeyer merupakan alat yang digunakan sebagai tempat pembuatan starter. Labu erlenmeyer yang digunakan adalah labu erlenmeyer kapasitas 250 ml merek Herma. Labu erlenmeyer merk Herma didapat dari membeli di toko Alfa Kimia. Berikut adalah gambar dari labu erlenmeyer ditunjukkan pada gambar 3.12.

35 Gambar 3.12 Erlenmeyer 12. Jerigen Jerigen digunakan sebagai tempat nira siwalan pada saat pengambilan pada petani nira. Jerigen yang digunakan adalah jerigen kapasitas 10 liter. Jerigen ditunjukkan pada gambar 3.13. Gambar 3.13 Jerigen

36 13. Autoclave Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi nira siwalan, sehingga mikroba liar yang terdapat pada nira dapat mati. Sterilisasi diatur suhu pemanasan 121 o C pada tekanan 1 atm selama 15 menit. Dengan matinya mikroba liar maka kinerja yeast akan lebih maksimal untuk memproduksi etanol. Autoclave ditunjukkan pada gambar 3.14. Gambar 3.14 Autoclave 14. Pipet Pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel saat akan diukur kadar gula nira siwalan ataupun kadar etanol hasil distilasi. Pipet didapat dari pembelian alat refraktometer. Pipet ditunjukkan pada gambar 3.15.

37 Gambar 3.15 Pipet 15. Alat Tulis Alat tulis merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pencatatan ataupun keperluan lainnya. Alat tulis yang digunakan diantaranya sepidol, bolpoin, ataupun alat sejenisnya. Berikut gambar dari alat pencatat ditunjukkan pada gambar 3.16. Gambar 3.16 Alat Pencatat 16. Stopwatch Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu saat sterilisasi didalam autoclave, pengadukan cairan selama pembuatan starter, dan pencatat waktu saat fermentasi ataupun proses distilasi. Stopwacth yang digunakan adalah merk Lasebo. Stopwatch dapat ditunjukkan pada gambar 3.17.

38 Gambar 3.17 Stopwatch 17. Kamera atau Alat Dokumentasi Kamera digunakan untuk mengambil gambar atau dokumentasi selama proses penelitian. Pengambilan gambar dilakukan menggunakan kamera handphone dikarenakan memiliki lensa yang kecil sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan gambar pada lensa refraktometer yang relative kecil. 3.4. Bahan Penelitian Adapun bahan yang diperlukan dan dipersiapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Nira Siwalan Nira siwalan digunakan sebagai substrat bahan pokok pembuatan bioetanol. Kandungan gula yang terdapat pada nira ini nantinya dilakukan fermentasi kemudian dilakukan distilasi untuk pemurnian sehingga didapat kandungan kadar bioetanol yang lebih tinggi. Setelah dilakukan pengujian kadar gula menggunakan refraktometer alkohol, nira siwalan dari kabupaten pati memiliki kandungan gula 12% brix. Pada setiap sampel menggunakan nira sebanyak 250 ml untuk dilakukan fermentasi. Nira siwalan diambil dari

39 Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang. Nira siwalan ditunjukkan pada gambar 3.18. Gambar 3.18 Nira Siwalan 2. HCL HCL atau bahan sejenis lainnya adalah bahan yang digunakan dalam pengontrolan kadar keasaman (ph) pada fermentasi yaitu sebagai penurun keasaman. HCL yang digunakan memiliki kandungan 0,1 N. Pengaturan keasaman dilakukan dengan penambahan HCL sedikit demi sedikit kemudian diaduk dan dilakukan pengujian keasaman sampai keasaman substrat sudah sesuai yang diinginkan. HCL merupakan produk PT. Segara Husada Mandiri Jakarta yang didapat dari toko alfa kimia - Yogyakarta. HCL dapat ditunjukkan pada gambar 3.19.

40 Gambar 3.19 HCL 3. Natrium Hidroksida (NaOH) Natrium Hidroksida berfungsi sebagai pengontrolan kadar ph, namun pengontrolan yang dimakud yaitu menambah atau memperbesar kadar ph karena NaOH bersifat basa. NaOH ditambahkan sedikit demi sedikit sampai kadar keasaman yang diinginkan telah terpenuhi. NaOH didapat dari toko Alfa Kimia - Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya NaOH ditunjukkan pada gambar 3.20. Gambar 3.20 NaOH

41 4. Yeast atau Ragi Fermentasi Yeast atau ragi adalah jenis mikroba yang berperan mengubah gula menjadi etanol pada saat fermentasi. Dalam fermentasi ini menggunakan saccharomyces cerevisiae dikarenakan mikroba jenis ini (saccharomyces cerevisiae) mempunyai daya fermentasi yang tinggi terhadap glukosa, fruktosa, galaktose, maltose dan mempunyai daya tahan dalam lingkungan di kadar alkohol yang relatif tinggi serta tahan terhadap mikroba lain. Yeast saccharomyces cerevisiae ditunjukkan pada gambar 3.21. Gambar 3.21 Yeast Saccharomyces Cerevisiae 5. Urea Urea atau bahan sejenis merupakan bahan pendukung yang bertindak sebagai nutrisi atau makanan bagi mikroba yang terdapat pada saccharomyces cerevisiae. Urea yang diberikan sebanyak 0,1 gram untuk sampel fermentasi sebanyak 250 ml. Jadi komposisi yang tepat akan memberikan kinerja mikroba akan maksimal dan nantinya didapat kadar bioetanol yang tinggi. Urea ditunjukkan pada gambar 3.22.

42 Gambar 3.22 Urea 6. NPK NPK atau bahan sejenis merupakan bahan pendukung yang bertindak sebagai nutrisi atau makanan bagi mikroba yang terdapat pada saccharomyces cerevisiae. NPK yang diberikan sebanyak 0,125 gram untuk sampel fermentasi sebanyak 250 ml. NPK ditunjukkan pada gambar 3.23. Gambar 3.23 NPK

43 7. Aquades Aquades berfungsi sebagai pelarut yeast atau nutrient yang nantinya akan diberikan pada nira. Dipilihnya aquades sebagai bahan pelarut karena aquades adalah air murni bebas mineral dan keasaman air adalah 7. Sehingga aquades cocok digunakan sebagai bahan pelarut yeast ataupun urea dan NPK yang digunakan sebagai nutrisi mikroba. Aquades ditunjukkan pada gambar 3.24. Gambar 3.24 Aquades 8. Air Mineral Air mineral berfungsi sebagai pendinginan uap etanol yang melewati kondenser, sehingga nantinya uap yang mengalir melalui kondenser dapat berubah menjadi cair yang nantinya menjadi produk bioetanol. 3.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada taggal 24 mei - 23 juni 2016 di Laboratorium Agrobioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

44 3.6. Tahapan Pembuatan Bioetanol Tahapan-tahapan dalam proses penelitian pembuatan bioetanol dilakukan sebagai berikut : 3.6.1. Proses Fermentasi Fermentasi adalah proses pertama dalam pembuatan bioetanol. Dalam proses fermentasi, gula pada bahan (nira siwalan) diubah menjadi etanol dan produk samping. Langkah-langkah proses fermentasi adalah sebagai sebagai berikut: 1. Persiapan Alat dan Bahan Langkah pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian. Setelah persiapan alat dan bahan telah selesai maka dilakukan pengecekan alat dan dilakukan kalibrasi jika alat ada ketidakakuratan. 2. Pengukuran dan Penimbangan Bahan Langkah skedua adalah pengukuran dan penimbangan bahan yang digunakan. Pengukuran yang dilakukan adalah penimbangan urea, NPK, dan yeast sesuai ukuran. Setelah nira telah tersedia maka dilakukan pengukuran kadar gula dan derajat keasaman. Tujuan dilakukannya pengukuran kadar gula untuk mengetahui gula awal nira siwalan, sehingga laju penurunan gula selama fermentasi dapat diketahui. Pada proses fermentasi ini dilakukan pengaturan keasaman (ph) awal 4,5 dengan tujuan pertumbuhan dan kinerja mikroba dapat maksimal. Setelah derajat keasaman dan kadar gula nira sesuai, maka dilakukan pengambilan sampel sebanyak 250 ml untuk dilakukan fermentasi.

45 3. Melarutkan Nutrisi dan Yeast Nutrisi seperti urea dan NPK harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan akuades sebelum dituangkan dalam nira fermipan. Tujuan dari proses pelarutan agar nutrisi dapat tercampur merata dengan nira sehingga kinerja mikroba bekerja dengan maksimal. Untuk melarutan yeast cairan yang digunakan adalah nira siwalan. Tujuan dari pelarutan yeast agar terjadi pemecahan sel mikroba yang terdapat dalam yeast. 4. Penuangan Nutrisi pada Sampel Fermentasi Setelah nutrisi larut keseluruhan, maka larutan nutrisi (urea dan NPK) dituangkan dalam sampel fermipan 250 ml yang akan dilakukan fermentasi. Sampel sudah siap dilakukan langkah selanjutnya. 5. Autoclave Autoclave bertujuan agar mikroba yang ada dapat mati. Autoclave dilakukan pada suhu 121 o C. Waktu autoclave selama 15 menit. Setelah 15 menit bahan dikeluarkan lalu didinginkan. 6. Penuangan Yeast yang Telah Larutan Yeast dituangkan pada sampel fermipan setelah autoclave bertujuan agar mikroba yang terdapat pada yeast tidak mati akibat dari autoclave. Oleh sebab itulah mengapa penuangan yeast setelah dilakukan sterilisasi melalui cara autoclave. Selanjutnya Sampel telah siap dilakukan fermentasi. Fermentasi dijaga pada suhu kamar antara 27 30 o C, dikarenakan pada suhu tersebut mikroba Saccharomyces Cerevisiae sangat produktif dalam merombak gula menjadi bioetanol. Pada saat proses fermentasi, setiap 12 jam dilakukan pengukuran kadar gula menggunakan alat brix refractometer dan pengukuran keasaman menggunakan ph meter. Untuk memperjelas tahapan proses fermentasi dapat dilihat pada diagram alir gambar 3.25.

46 Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengukuran dan Penimbangan Bahan Melarutkan Nutrisi dan Yeast Pemberian Nutrisi Autoclave Pemberian Yeast yang Telah Dilarutkan Fermentasi (Pengukuran Kadar Gula dan Keasaman Setiap 12 jam) Selesai Gambar 3.25 Diagram Alir Proses Fermentasi 3.6.2. Proses Distilasi Distilasi dilakukan dengan tujuan memisahkan etanol dengan broth fermentasi sehingga mendapatkan kadar etanol yang lebih tinggi. Langkah pertaman broth setelah dilakukan fermentasi dimasukkan pada distilat, kemudian dipanaskan dan dilakukan pengaturan suhu. Distilasi dilakukan dengan menggunakan rangkaian distilasi sederhana dan suhu dijaga pada suhu 78 o C agar etanol dapat menguap. Pada suhu tersebut etanol sudah dapat menguap namun air

47 belum menguap, sehingga antara etanol dan air dapat terpisah. Penjagaan suhu dengan cara manual yaitu menekan tombol ON OFF pada kompor listrik. Ketika suhu sudah mencapai 78 o C maka tombol OFF ditekan dan ketika suhu turun menjadi 76 o C maka kompor dihidupkan dengan cara menekan tombol ON. Meskipun pada teorinya air tidak ikut menguap, namun realitanya sebagian kecil kandungan air masih terbawa dan tercampur pada uap etanol. Etanol yang telah menguap tersebut kemudian dialirkan menuju kondensor untuk didinginkan, sehingga uap akan kembali dalam wujud cair. Untuk memperjelas tahapantahapan proses distilasi yang akan di lakukan di buat diagram alir proses distilasi yang di tunjukkan pada gambar 3.26. Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Penuangan Broth Hasil Fermentasi pada Labu Distilat Proses Distilasi Selesai Gambar 3.26 Tahap Distilasi 3.7. Cara Pengukuran Volume dan Kadar Etanol Setelah proses distilasi dilakukan, maka etanol yang dihasilkan dilakukan pengukuran volume dan kadar etanol. Pengukuran volume etanol dilakukan dengan cara menuangkan hasil distilasi kedalam gelas ukur kapasitas 50 ml untuk

48 setiap sampelnya. Penunjukan ukuran volume etanol terbaca pada angka yang terdapat pada gelas ukur, dengan demikian volume etanol dapat diketahui. Pengujian kadar etanol dilakukan secara manual menggunakan refraktometer alkohol. Pengukuran kadar alkohol dilakukan dengan cara meneteskan hasil distilasi secukupnya pada prism, kemudian untuk mengetahui seberapa besar kadar etanol yang terdapat pada hasil distilasi dilakukan pengamatan pada eyepiece. Angka terukur akan terlihat berdasarkan perbedaan warna. Besarnya angka terukur akan berwarna putih pada angka skala prism.