PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

Perkembangan Ekspor dan Impor

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2017

Perkembangan Ekspor dan Impor

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017

Perdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus 2017

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Utara September 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Utara Oktober 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Barat Agustus 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT DESEMBER 2013

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN JULI 2016*

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN JUNI 2015

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

Transkripsi:

No. 37/07/36/Th. X, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 NAIK 3,05 PERSEN MENJADI US$792,73 JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 3,05 persen dibanding ekspor April 2016, yaitu dari sebelumnya sebesar US$769,28 juta menjadi US$792,73 juta, sementara dibanding Mei 2015 nilai ekspor mengalami penurunan 7,14 persen. Ekspor nonmigas mengalami peningkatan 2,84 persen dibanding April 2016, dari US$766,96 juta menjadi US$788,73 juta, sedangkan dibanding Mei 2015 turun 7,26 persen. Ekspor migas naik 73,19 persen dibanding bulan sebelumnya, dari US$2,31 juta menjadi US$4 juta, sementara dibanding ekspor Mei 2015 meningkat 62,52 persen. Nilai ekspor nonmigas terbesar pada berasal dari golongan barang alas kaki (HS 64) yaitu mencapai US$230,56 juta, disusul oleh bahan kimia organik (HS 29) dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) dengan ekspor masing-masing sebesar US$61,01 juta dan US$54,19 juta. Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$155,25 juta, disusul oleh Jepang dan Tiongkok sebesar US$66,47 juta dan US$65,47 juta, sementara untuk tujuan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$160,88 juta dan US$125,83 juta. Menurut sektor, ekspor nonmigas mengalami peningkatan pada ketiga sektor industri, sektor pertanian dan juga sektor pertambangan. Ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok mencapai nilai US$646,34 juta, disusul oleh Pelabuhan Tanjung Leneng dan Pelabuhan Merak, dengan ekspor masing-masing sebesar US$74,02 juta dan US$29,59 juta. 1. Ekspor Migas dan Nonmigas Nilai ekspor Banten pada meningkat 3,05 persen dibanding ekspor April 2016, yaitu dari sebelumnya sebesar US$769,28 juta menjadi US$792,73 juta. Peningkatan ekspor itu terutama disebabkan oleh ekspor migas yang mengalami peningkatan 73,19 persen dibanding April 2016, dari US$2,31 juta menjadi US$4 juta, hal ini juga diiringi oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 2,84 persen dibanding bulan sebelumnya, dari US$766,96 juta menjadi US$788,73 juta. 1

May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Juta US$ Tabel 1 Ringkasan Perkembangan Ekspor Banten % Perubahan % Perubahan Nilai FOB ( Juta US$ ) terhadap total terhadap terhadap Apr 2016 2015 2016 Apr 2016 Mei 2015 (8) Total Ekspor 769,28 792,73 3.955,32 3.673,08 3,05-7,14 100,00 Migas 2,31 4,00 6,83 11,09 73,19 62,52 0,30 - Minyak Mentah - - - - - - - - Hasil Minyak 2,31 1,38 1,31 5,99-40,29 356,00 0,16 - Gas - 2,62 5,51 5,10 - -7,45 0,14 Nonmigas 766,96 788,73 3.948,49 3.661,98 2,84-7,26 99,70 Khusus mengenai ekspor migas pada, peningkatan tadi disebabkan oleh adanya ekspor komoditi gas mengingat pada bulan sebelumnya tidak didapati kegiatan ekspor pada komoditi ini. Dibanding kondisi bulan yang sama tahun 2015, nilai ekspor Banten mengalami penurunan 7,14 persen. Penyebab utama penurunan ekspor ini adalah ekspor nonmigas yang turun 7,26 persen, karena sebaliknya ekspor migas pada meningkat 62,52 persen. Grafik 1 Perkembangan Nilai Ekspor Banten Mei 2014 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 TOTAL MIGAS NONMIGAS Penelusuran terhadap perkembangan ekspor lebih lanjut, pergerakan nilai ekspor migas dan nonmigas dibanding bulan sebelumnya tidak terlihat sejalan dengan perkembangan volume ekspor masing-masing. Perkembangan ekspor kedua komoditi tadi diduga tidak terkait dengan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap US$ maupun terhadap pergerakan harga secara agregat di pasar perdagangan internasional. Nilai ekspor migas dan nonmigas dalam satu bulan ke depan diperkirakan akan mengalami penurunan seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap US$ dan fluktuasi yang masih cukup signifikan. Selain itu, harga komoditi ini di pasar perdagangan internasional yang terus memperlihatkan kecenderungan untuk meningkat, juga merupakan salah satu faktor yang diduga akan menyulut penurunan nilai ekspor. 2

2. Ekspor Nonmigas menurut Golongan Barang HS 2 Digit Nilai ekspor nonmigas untuk sepuluh golongan barang (HS 2 digit) pada mencapai US$575,22 juta, sementara untuk golongan barang lainnya sebesar US$213,50 juta. Nilai ekspor nonmigas terbesar pada berasal dari golongan barang alas kaki (HS 64) yaitu mencapai US$230,56 juta, disusul oleh bahan kimia organik (HS 29) dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) dengan ekspor masing-masing sebesar US$61,01 juta dan US$54,19 juta. Tabel 2 Ekspor Nonmigas Banten Menurut Sepuluh Golongan Barang HS 2 Digit Apr 2016 Nilai FOB ( Juta US$ ) 2015 Jan Mei 2016 Perubahan Mei 2016 terhadap thd April 2016 total nonmigas ( Juta US$ ) 1. Alas Kaki (64) 234.04 230.56 1,073.09 1,074.92-3.47 29.35 2. Bahan Kimia Organik (29) 48.05 61.01 199.66 199.48 12.96 5.45 3. Plastik dan Barang dari Plastik (39) 57.76 54.19 279.50 267.50-3.57 7.30 4. Besi dan Baja (72) 31.34 45.40 266.54 178.05 14.06 4.86 5. Karet dan Barang dari Karet (40) 39.86 37.97 170.96 192.99-1.89 5.27 6. Mesin/Peralatan Listrik (85) 35.18 33.52 156.88 172.65-1.65 4.71 7. Tembaga (74) 36.11 32.88 253.70 154.90-3.23 4.23 8. Benda-benda dari Besi dan Baja (73) 22.22 29.66 93.39 92.67 7.44 2.53 9. Barang-barang Rajutan (61) 20.36 25.08 124.30 124.04 4.71 3.39 10.Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (84) 28.92 24.96 138.35 134.63-3.96 3.68 Total 10 Golongan Barang 553.84 575.22 2,756.36 2,591.83 21.38 70.78 Lainnya 213.13 213.50 1,192.13 1,070.16 0.38 29.22 Total Ekspor Nonmigas 766.96 788.73 3,948.49 3,661.98 21.76 100.00 Enam dari sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama pada mengalami penurunan nilai ekspor, kecuali golongan barang bahan kimia organik (HS 29), besi dan baja (HS 72), benda-benda dari besi dan baja (HS 73), dan barang-barang rajutan (HS 61). Peningkatan ekspor nonmigas tertinggi berasal dari golongan besi dan baja (HS 72), yaitu US$14,06 juta, sedangkan terendah pada golongan barang-barang rajutan (HS 61) yang meningkat US$4,71 juta. Lebih lanjut, penurunan tertinggi berasal dari mesin-mesin/ pesawat mekanik (HS 84) yaitu US$3,96 juta, sementara untuk lima golongan barang lainnya turun dibawah US$3,5 juta. Ekspor nonmigas sepuluh golongan barang utama untuk Januari- memberikan kontribusi 70,78 persen terhadap total ekspor nonmigas. Nilai ekspor nonmigas untuk sepuluh golongan barang utama tadi turun 5,97 persen dibanding ekspor nonmigas periode yang sama tahun 2015, yaitu sebesar US$164,53 juta. Tujuh dari sepuluh golongan barang (HS 2 digit) ekspor nonmigas pada periode Januari- mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu bahan kimia organik (HS 29), plastik dan barang dari plastik (HS 39), besi dan baja (HS 72), tembaga (HS 74), bendabenda dari besi dan baja (HS 73), barang-barang rajutan (HS 61), dan mesin-mesin/ pesawat mekanik (HS 84), dengan penurunan tertinggi berasal dari golongan barang tembaga (74), yaitu mencapai US$98,80 juta atau sebesar 38,94 persen. Lebih lanjut, bila dibandingkan secara bersamaan untuk sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama pada dan April 2016, maka akan didapati sembilan golongan barang yang sama. Tujuh dari sembilan golongan barang tadi, kecuali besi dan baja (HS 72), dan bahan kimia organik (HS 29) adalah golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang utama ekspor nonmigas Banten selama setahun terakhir. 3

3. Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama Nilai ekspor nonmigas duabelas negara tujuan pada mencapai US$566,41 juta, meningkat 1,94 persen atau sebesar US$10,81 juta dibanding bulan sebelumnya. Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$155,25 juta, disusul oleh Jepang dan Tiongkok, secara berturut-turut sebesar US$66,47 juta dan US$65,47 juta, sementara untuk tujuan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$160,88 juta dan US$125,83 juta. Delapan dari duabelas negara tujuan ekspor nonmigas Banten mengalami peningkatan ekspor nonmigas pada dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kecuali Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, dan Inggris. Peningkatan tertinggi berasal dari Malaysia, yaitu US$11,30 juta, sedangkan terendah terjadi pada Jerman dengan peningkatan US$0,37 juta. Penurunan ekspor tertinggi tercatat pada Amerika Serikat yang mengalami penurunan sebesar US$19,14 juta, dan terendah berasal dari Inggris yang turun US$0,34 juta. Lebih lanjut, nilai ekspor nonmigas gabungan untuk tujuan negaranegara ASEAN meningkat US$23,22 juta, sebaliknya untuk negara-negara Uni Eropa juga mengalami peningkatan sebesar US$5,97 juta. Tabel 3 Ekspor Nonmigas Banten menurut Negara Tujuan Nilai FOB ( Juta US$ ) Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total nonmigas Apr 2016 2015 2016 ASEAN 137.65 160.88 688.52 639.05 23.22 17.45 1. Malaysia 34.47 45.76 167.25 157.14 11.30 4.29 2. Thailand 32.04 40.45 225.60 180.14 8.42 4.92 3. Singapura 27.46 31.85 80.16 108.39 4.39 2.96 ASEAN Lainnya 43.69 42.81 215.51 193.38-0.88 5.28 UNI EROPA 119.86 125.83 579.69 560.86 5.97 15.32 4. Jerman 31.39 31.76 120.65 143.44 0.37 3.92 5. Belgia 24.18 26.41 111.21 117.99 2.23 3.22 6. Inggris 21.67 21.33 96.92 92.39-0.34 2.52 UNI EROPA Lainnya 42.62 46.33 250.91 207.04 3.71 5.65 NEGARA UTAMA LAINNYA 384.40 368.84 1,896.71 1,857.52-15.56 50.72 7. Amerika Serikat 174.39 155.25 785.65 764.23-19.14 20.87 8. Jepang 63.39 66.47 320.07 325.97 3.08 8.90 9. Tiongkok 68.06 65.47 351.85 331.54-2.59 9.05 10. Korea Selatan 37.22 35.02 213.28 173.68-2.20 4.74 11. India 25.09 27.64 126.27 175.92 2.55 4.80 12. Australia 16.26 19.00 99.59 86.18 2.74 2.35 Total 12 Negara Tujuan 555.60 566.41 2,698.49 2,657.01 10.81 72.56 Lainnya 211.36 222.32 1,250.00 1,004.97 10.96 27.44 Total Ekspor Nonmigas 766.96 788.73 3,948.49 3,661.98 21.76 100.00 Secara kumulatif, ekspor nonmigas periode Januari untuk duabelas negara tujuan utama turun US$ 41,48 juta (1,54 persen) dibanding periode yang sama tahun 2015. Tujuh dari duabelas negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami penurunan nilai ekspor, kecuali India, Singapura, Jerman, Belgia, dan Jepang. Penurunan dan peningkatan tertinggi terjadi pada Korea Selatan dan India yaitu US$39,60 juta dan US$49,64 juta. Pangsa ekspor nonmigas terbesar masih berasal dari Amerika Serikat, yaitu mencapai 20,87 persen, sementara pangsa ekspor untuk tujuan negara-negara Asean dan Uni Eropa, masing-masing sebesar 17,45 persen dan 15,32 persen. 4

4. Ekspor Menurut Sektor Menurut sektor, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan pada seluruh sektor dibanding bulan sebelumnya, dengan peningkatan tertinggi berasal dari sektor industri yang meningkat sebesar US$15,43 juta. Peningkatan ekspor sektor industri agaknya berhubungan dengan peningkatan nilai sepuluh golongan barang nonmigas utama pada yang secara aggregate menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Tabel 4 Nilai Ekspor Banten Menurut Sektor Apr 2016 Nilai FOB ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total Total Ekspor 769.28 790.11 3,949.81 3,667.98 20.83 100.00 Migas 2.31 1.38 1.31 5.99-0.93 0.16 Non Migas 766.96 788.73 3,948.49 3,661.98 21.76 99.84 - Pertanian 16.37 22.55 72.53 75.14 6.18 2.05 - Industri 750.50 765.92 3,875.16 3,586.15 15.43 97.77 - Tambang & Lainnya 0.10 0.25 0.79 0.69 0.15 0.02 Secara kumulatif, nilai ekspor Januari pada sektor nonmigas mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun 2015. Penurunan ekspor tertinggi berasal dari sektor industri sebesar US$289,01 juta (7,46 persen), sementara terendah pada sektor pertambangan yang turun US$0,11 juta (13,30 persen). Sementara nilai ekspor migas Januari mengalami peningkatan sebesar US$4,68 juta (356 persen) dibanding periode yang sama tahun 2015. Pangsa ekspor Januari menurut sektor, masih didominasi oleh sektor industri, sebagaimana tahun sebelumnya yaitu 97,77 persen. Pangsa ekspor sektor industri untuk periode Januari tersebut turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Grafik 2 Struktur Nilai Ekspor Banten Mei 2015 dan 2016 Migas Pertanian 1.83% 0.03% Tambang 0.02% Pertanian 2.05% Migas 0.16% Tambang 0.02% Industri 97.97% Industri 97.63%6 Januari-Mei 2015 Januari- 5

5. Ekspor Menurut Pelabuhan Muat Menurut pelabuhan muat, nilai ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok mencapai nilai US$646,34 juta (naik 3,80 persen), disusul oleh Pelabuhan Tanjung Leneng dan Pelabuhan Merak, dengan ekspor masing-masing sebesar US$74,02 juta (naik 105,49 persen) dan US$29,59 juta (turun 47,96 persen). Nilai ekspor pada naik pada hampir seluruh pelabuhan muat, kecuali Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading dan Bandara Halim Perdana Kusuma. Penurunan tertinggi terjadi pada Pelabuhan Merak yaitu mencapai US$27,27 juta dan terendah berasal dari Bandara Halim Perdana Kusuma yang hanya turun US$0,03 juta. Jika dibandingkan dengan bulan lalu, penurunan nilai ekspor melalui Bandara Halim Perdana Kusuma menunjukkan penurunan tertinggi, yaitu sebesar 60,97 persen, disusul oleh Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Cigading masing-masing sebesar 47,96 persen dan 3,46 persen. Secara kumulatif, ekspor Januari melalui pelabuhan muat di Banten mengalami peningkatan sebesar 0,60 persen, kecuali pada Pelabuhan Cigading (turun 20,37 persen), Bandara Sukarno-Hatta (turun 8,89 persen), dan Pelabuhan Tanjung Priok (turun 8,42 persen) yang mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai ekspor melalui pelabuhan muat di luar Banten justru mengalami penurunan sebesar 8,41 persen. Tabel 5 Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Muat Apr 2016 Nilai FOB ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total Total Ekspor 769.28 792.73 3,955.32 3,673.08 23.45 100.00 - BANTEN 109.37 146.29 560.04 563.41 36.92 15.34 - Merak 23.00 29.59 139.52 149.01 6.59 4.06 - Tanjung Leneng 48.32 74.02 185.14 217.42 25.70 5.92 - Tanjung Sekong 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - Cigading 22.08 26.50 152.15 121.15 4.42 3.30 - Sukarno - Hatta 15.98 16.18 83.24 75.84 0.20 2.06 - LUAR BANTEN 659.91 646.44 3,395.28 3,109.67-13.47 84.66 - Tanjung Priok 659.84 646.34 3,395.04 3,109.34-13.51 84.65 - Halim Perdana Kusuma 0.02 0.02 0.10 0.11 0.00 0.00 - Pelabuhan Lainnya 0.05 0.08 0.14 0.22 0.04 0.01 Selanjutnya, peran ekspor pada dari pelabuhan muat di luar Banten masih terlihat lebih dominan dalam kegiatan ekspor di Banten dibanding total peran seluruh pelabuhan muat di Banten. Peran ekspor terbesar masih berasal dari Pelabuhan Tanjung Priok, yaitu 84,65 persen, kemudian disusul oleh Pelabuhan Tanjung Leneng dan Pelabuhan Merak, dengan peran masing-masing 5,92 persen dan 4,06 persen. Adapun agregasi dari peran ekspor dari ketiga pelabuhan muat tersebut selama periode mencapai 94,60 persen sementara untuk bulan sebelumnya sebesar 94,44 persen. 6

B. PERKEMBANGAN IMPOR IMPOR MEI 2016 NAIK 22,09 PERSEN MENJADI US$691,11 JUTA Nilai impor Banten naik 22,09 persen dibanding April 2016, yaitu dari sebelumnya US$566,08 juta menjadi US$691,11 juta, sedangkan dibanding impor bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan 20,91 persen. Impor nonmigas mengalami peningkatan 29,92 persen dari US$422,77 juta pada bulan sebelumnya dan mencapai US$549,29 juta, sementara dibanding periode yang sama tahun 2015, nilai impor nonmigas turun 24,52 persen. Impor migas turun sebesar 1,04 persen menjadi US$141,82 juta, dari sebelumnya mencapai US$143,31 juta pada April 2016, sedangkan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor migas mengalami penurunan 5,22 persen. Nilai impor nonmigas terbesar berasal dari golongan barang bahan kimia organik (HS 29) yang mencapai US$166,60 juta, disusul oleh gula dan kembang gula (HS 17) dengan nilai impor sebesar US$96,56 juta. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada adalah Thailland dengan nilai impor sebesar US$65,49 juta, diikuti oleh Brazil sebesar US$62,17 juta, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$152,20 juta. Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan pada golongan barang konsumsi dan barang modal, sedangkan bahan baku/ penolong meningkat. Menurut pelabuhan bongkar, nilai impor terbesar untuk berasal dari Pelabuhan Merak yang mencapai US$274,41 juta, disusul oleh Pelabuhan Cigading dan Pelabuhan Tanjung Leneng dengan impor masing-masing sebesar US$243,59 juta dan US$173,10 juta. 1. Impor Migas dan Nonmigas Nilai impor Banten naik 22,09 persen dibanding April 2016, yaitu dari sebelumnya US$566,08 juta menjadi US$691,11 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh impor nonmigas pada Mei 2016 yang mengalami peningkatan 29,92 persen dari US$422,77 juta pada bulan sebelumnya dan mencapai US$549,29 juta, karena sebaliknya impor migas turun sebesar 1,04 persen menjadi US$141,82 juta, dari sebelumnya mencapai US$143,31 juta pada April 2016. Khusus mengenai impor migas, penurunan tersebut merupakan akibat dari menurunnya nilai impor untuk komoditi hasil minyak dibanding April 2016, mengingat untuk komoditi gas serta komoditi minyak mentah tidak tercatat adanya kegiatan impor. Selanjutnya, dibanding bulan yang sama tahun lalu, nilai impor mengalami penurunan sebesar 20,91 persen. Penyebab utama peningkatan impor ini adalah nilai impor nonmigas yang turun sebesar 24,52 persen, bersamaan dengan impor migas yang juga mengalami penurunan 5,22 persen dibanding Mei 2015. 7

May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Juta US$ Tabel 6 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia % Perubahan % Perubahan Nilai CIF ( Juta US$ ) Mei 2016 terhadap total terhadap terhadap Apr 2016 2015 2016 April 2016 Mei 2015 (8) Total Impor 566.08 691.11 4,226.83 3,342.90 22.09-20.91 100.00 Migas 143.31 141.82 789.94 748.74-1.04-5.22 22.40 - Minyak Mentah - - - - - - - - Hasil Minyak 142.07 141.82 788.65 747.50-0.18-5.22 22.36 - Gas 1.23-1.29 1.23 - -4.38 0.04 Nonmigas 422.77 549.29 3,436.88 2,594.16 29.92-24.52 77.60 Lebih lanjut, Tabel 1 menunjukkan peran impor komoditi nonmigas periode Januari masih sangat dominan yaitu 77,60 persen. Dominasi komoditi nonmigas juga dapat dilihat dari perannya terhadap impor pada bulan April dan Mei 2015 yang masing-masing tercatat 74,68 persen dan 79,48 persen. Grafik 3 Perkembangan Nilai Impor Banten Mei 2014 1,200 1,100 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 TOTAL MIGAS NONMIGAS Perkembangan nilai impor migas dan nonmigas pada dibanding bulan sebelumnya terlihat sejalan dengan arah perkembangan volumenya. Penurunan impor migas diduga terkait erat dengan depresiasi kurs rupiah terhadap US$ dan harga komoditi ini di pasar perdagangan internasional menunjukkan peningkatan. Berbeda dengan komoditi migas, impor nonmigas disinyalir tidak berkaitan dengan kedua faktor yang memengaruhi impor migas. Impor kedua komoditi ini untuk satu bulan ke depan diprediksi akan meningkat seiring dengan kurs rupiah terhadap US$ yang terus terkoreksi positif dan cenderung stabil dibanding Mei 2015, meskipun harga komoditi migas dan nonmigas secara agregat di pasar perdagangan internasional yang diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan. 8

2. Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang HS 2 Digit Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang (HS 2 digit) pada meningkat 32,80 persen atau sebesar US$128,26 juta, dari sebelumnya US$391,08 juta menjadi US$519,34 juta. Kebalikan dari kondisi pertama, untuk golongan barang lainnya turun 5,51 persen atau sebesar US$1,75 juta. Nilai impor nonmigas terbesar berasal dari golongan barang bahan kimia organik (HS 29) yang mencapai US$166,60 juta, disusul oleh gula dan kembang gula (17) dengan nilai impor sebesar US$96,56 juta. Tabel 7 Impor Nonmigas Banten Menurut Sepuluh Golongan Barang HS 2 Digit Apr 2016 Nilai CIF ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total nonmigas 1. Bahan Kimia Organik (29) 185.02 166.60 1,163.03 915.82-18.41 35.30 2. Gula dan Kembang Gula (17) 19.37 96.56 329.38 374.75 77.19 14.45 3. Besi dan Baja (72) 31.76 77.75 418.05 237.16 45.99 9.14 4. Gandum-ganduman (10) 35.10 64.08 268.57 379.12 28.99 14.61 5. Ampas/Sisa Industri Makanan (23) 30.87 51.04 219.52 188.35 20.17 7.26 6. Bijih, Kerak dan Abu Logam (26) 21.41 16.24 154.81 81.68-5.17 3.15 7. Bahan Bakar Mineral (27) 30.58 15.14 133.37 97.20-15.44 3.75 8. Biji-bijian berminyak (12) 24.24 13.95 77.84 52.28-10.30 2.02 9. Kopi, Teh, Rempah-rempah (09) 1.24 9.85 3.04 18.26 8.61 0.70 10. Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (84) 11.49 8.13 290.57 57.91-3.36 2.23 Total 10 Golongan Barang 391.08 519.34 3,058.20 2,402.53 128.26 92.61 Lainnya 31.69 29.95 378.68 191.64-1.75 7.39 Total Impor Nonmigas 422.77 549.29 3,436.88 2,594.16 126.51 100.00 Lima dari sepuluh golongan barang (HS 2 digit) nonmigas mengalami peningkatan nilai impor, kecuali bahan kimia organik (HS 29), bijih, kerak dan abu logam (HS 26), bahan bakar mineral (HS 27), biji-bijian berminayk (HS 12) dan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84). Peningkatan tertinggi berasal dari golongan barang gula dan kembang gula (HS 17), dengan peningkatan sebesar US$77,19 juta, disusul oleh golongan barang besi dan baja (HS 72) yang meningkat sebesar US$45,99 juta. sementara untuk empat golongan barang yang lain meningkat kurang dari USS$30 juta. Lebih lanjut, tertinggi dan teredah terjadi pada golongan bahan kimia organic (HS 29) dan bahan bakar mineral (HS 27) masing-masing sebesar US$ 18,41 juta dan US$15,44 juta. Impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang periode Januari mengalami penurunan USS$655,67 juta (21,44 persen) dibanding periode yang sama tahun lalu, demikian pula untuk golongan barang lain juga turun USS$187,05 juta (49,39 persen). Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari mencapai 92,61 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik (HS 29) yaitu sebesar 35,30 persen dan disusul oleh gandum-ganduman (HS 10), gula dan kembang gula (HS 17), dan golongan besi dan baja (HS 72) dengan besar kontribusi masing-masing 14,61 persen, 14,45 persen dan 9,14 persen, sedangkan andil tujuh golongan barang lain masih kurang dari 7 persen. 9

Impor nonmigas sepuluh golongan barang utama untuk Januari- memberikan kontribusi 92,61 persen terhadap total ekspor nonmigas. Tujuh dari sepuluh golongan barang (HS 2 digit) impor nonmigas pada periode Januari- mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu bahan kimia organik (HS 29), besi dan baja (HS 72), ampas/ sisa industry makanan (HS 23), bijih, kerak dan abu logam (HS 26), bahan bakar mineral (HS 27), biji-bijian berminyak (HS 12) dan mesin-mesin/pesawat ekanik (HS 84) dengan penurunan tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik (29), yaitu mencapai US$247,22 juta atau sebesar 21,26 persen. Lebih lanjut, jika disandingkan secara bersamaan, sembilan dari sepuluh golongan barang impor nonmigas pada tersebut kecuali kopi, teh, rempah-rempah (HS 09) adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya. Tujuh dari sembilan golongan barang tadi, kecuali bijih, kerak dan abu logam (HS 26), biji-bijian berminyak (HS 12) dan kopi, teh, rempah-rempah (HS 09) adalah golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Mei 2015. Peran gabungan dari ketujuh golongan barang utama tersebut selama setahun terakhir tidak pernah kurang dari 86 persen. 3. Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Barang Impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada meningkat 32,39 persen atau sebesar US$113,91 juta dibanding bulan sebelumnya, demikian pula dengan nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami peningkatan US$12,60 juta atau sebesar 17,74 persen. Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada adalah Thailand dengan nilai impor sebesar US$65,49 juta, diikuti oleh Brazil dan Australia, masing-masing sebesar US$62,17 juta dan US$61,99 juta, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$152,20 juta. Tabel 8 Impor Nonmigas Banten Menurut Negara Asal Barang Apr 2016 Nilai CIF ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total nonmigas ASEAN 121.48 152.20 806.41 841.41 30.72 32.43 1. Thailand 46.40 65.49 254.40 380.45 19.09 14.67 2. Malaysia 31.07 45.11 189.92 175.64 14.04 6.77 3. Singapura 37.79 26.92 324.79 219.90-10.87 8.48 ASEAN Lainnya 6.22 14.68 37.31 65.41 8.47 2.52 NEGARA UTAMA LAINNYA 236.47 328.13 2,078.41 1,315.36 91.65 50.70 4. Brazil 27.78 62.17 447.88 214.97 34.39 8.29 5. Australia 52.42 61.99 376.38 266.79 9.57 10.28 6. Tiongkok 44.48 50.81 581.93 230.05 6.33 8.87 7. Argentina 44.70 39.28 122.30 189.14-5.42 7.29 8. Rusia 3.07 34.88 154.83 95.63 31.81 3.69 9. Arab Saudi 21.90 22.72 120.59 146.16 0.81 5.63 10. Amerika Serikat 29.05 20.39 120.74 75.42-8.66 2.91 11. India 13.06 18.99 153.76 80.30 5.93 3.10 12. El Salvador 0.00 16.90 0.00 16.90 16.90 0.65 Total 12 Negara Tujuan 351.74 465.65 2,847.51 2,091.36 113.91 80.62 Lainnya 71.04 83.64 589.37 502.81 12.60 19.38 Total Impor Nonmigas 422.77 549.29 3,436.88 2,594.16 126.51 100.00 10

Sembilan dari duabelas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada, kecuali Singapura, Amerika Serikat dan Argentina. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Brazil yang meningkat US$34,39 juta, sementara terendah terjadi pada Arab Saudi yang naik US$0,81 juta. Lebih lanjut, penurunan impor nonmigas tertinggi terjadi pada Singapura yaitu mencapai US$10,87 juta, sementara terendah berasal dari Argentina dengan penurunan sebesar US$5,42 juta. Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari untuk duabelas negara asal barang impor mencapai US$2.091,36 juta, dengan peran impor mencapai 80,62 persen. Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Thailand, yaitu 14,67 persen, diikuti oleh Australia dan Tiongkok yang masing-masing memberi andil 10,28 persen dan 8,87 persen sementara kontribusi sembilan negara lain kurang dari 8,50 persen. Kecuali Rusia, sebelas negara pemasok barang impor utama pada merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Tujuh negara diantaranya yaitu 3 negara dari ASEAN, yaitu Thailand, Singapura dan Malaysia ditambah dengan Brazil, Tiongkok, Arab Saudi dan Argentina adalah negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama, dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 56 persen. 4. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan pada golongan barang konsumsi dan barang modal, secara berturut-turut turun US$8,79 juta dan US$1,75 juta, sementara untuk bahan baku/penolong meningkat US$135,57 juta. Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, impor menurut golongan penggunaan barang pada Mei 2016 mengalami penurunan pada golongan bahan baku/penolong dan barang modal, masing-masing sebesar US$752,64 juta (19,14 persen) dan US$188,81 juta (73,45 persen). Tabel 9 Impor Banten Menurut Golongan Penggunaan Barang Apr 2016 Nilai CIF ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total Total Impor 566.08 691.11 4,226.83 3,342.90 125.03 100.00 Barang Konsumsi 20.17 11.38 37.05 94.58-8.79 2.83 Bahan Baku/Penolong 537.63 673.20 3,932.73 3,180.08 135.57 95.13 Barang Modal 8.28 6.53 257.05 68.23-1.75 2.04 Pangsa impor terbesar untuk Januari - masih berasal dari golongan bahan baku/penolong, yaitu mencapai 95,13 persen, sementara untuk barang konsumsi dan barang modal, masing-masing sebesar 2,83 persen dan 2,04 persen. Pangsa impor untuk golongan bahan baku/penolong itu meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun terhadap Mei 2015. Hal yang sama juga terjadi pada golongan barang konsumsi yang mengalami peningkatan pangsa impor dibanding sebelumnya, sebaliknya untuk barang modal memperlihatkan kondisi yang berlawanan, yaitu mengalami penurunan pangsa impor. 11

Grafik 4 Persentase Nilai Impor Banten Menurut Golongan Penggunaan Barang Mei 2015 dan 2016 Bahan Baku/ Penolong 93.04% Bahan Baku/ Penolong 95.13% Barang Konsumsi 0.88% Bahan Modal 6.08% Barang Konsumsi 2.83% Bahan Modal 2.04% Januari-Mei 2015 Januari- 5. Impor Menurut Pelabuhan Bongkar Menurut pelabuhan bongkar, nilai impor terbesar untuk berasal dari Pelabuhan Merak yang mencapai US$274,41 juta (0,69 persen), disusul oleh Pelabuhan Cigading dan Pelabuhan Tanjung Leneng dengan impor masing-masing sebesar US$243,59 juta (68,55 persen) dan US$173,10 juta(16,16 persen). Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Cigading merupakan pelabuhan utama dalam kegiatan impor di Banten, karena keduanya selalu memberikan kontribusi impor yang tinggi dan secara agregat, peran keduanya dalam kegiatan impor Banten tidak kurang dari 75 persen, setidaknya selama tiga tahun terakhir. Tabel 10 Impor Banten Menurut Pelabuhan Bongkar Apr 2016 Nilai CIF ( Juta US$ ) 2015 2016 Perubahan Mei 2016 thd Apr 2016 ( Juta US$ ) terhadap total Total Impor 566.08 691.11 4,226.83 3,342.90 125.03 100.00 - Merak 272.53 274.41 2,041.17 1,533.27 1.88 45.87 - Tanjung Leneng 149.02 173.10 874.48 716.27 24.08 21.43 - Tanjung Sekong 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - Cigading 144.53 243.59 1,311.18 1,093.36 99.07 32.71 Keterangan : **) Angka Sementara Keterangan : **) Angka Perbaikan Nilai impor kumulatif periode Januari melalui ketiga pelabuhan bongkar yaitu Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading dan Pelabuhan Tanjung Leneng mengalami penurunan, masingmasing US$507,90 juta (24,88 persen), US$217,82 juta (18,09 persen) dan US$158,21 juta (16,61 persen). Peran kumulatif impor terbesar untuk periode Januari masih berasal dari Pelabuhan Merak, yaitu 45,87 persen, kemudian diikuti oleh Pelabuhan Cigading dan Pelabuhan Tanjung Leneng sebesar masing-masing 32,71 persen dan 21,43 persen. 12

13

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si. Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 14