BAB I PENDAHULUAN. SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTS (Madrasah Tsanawiyah). SMK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan siswa dalam belajar, baik itu kemampuan dalam. konsep yang telah diberikan oleh guru dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. hands Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik.

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensi peserta didik dalam kemanusiaannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sedangkan Sekolah adalah

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

2015 PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah sekolah formal yang dibentuk dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang setara dengan sekolah menangah. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ini adalah sekolah lanjutan dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTS (Madrasah Tsanawiyah). SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) terfokus kepada mencetak siswa-siswanya agar siap untuk terjun kedunia bekerja, sehingga mata pelajaran yang ditempuhpun hampir keseluruhan terfokus pada keahlian yang dibutuhkan di dunia bekerja sesuai dengan masing-masing kejuruan yang diambil. Salah satu rumpun yang ada di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah Rumpun Bisnis Manajemen dan Administrasi Perkantoran, salah satu jurusan yang ada didalam rumpun Bisnis Manajamen. Jurusan Administrasi Perkantoran tentunya menuntut siswanya untuk menguasai pekerjaan-pekerjaan kantor yang terangkum dalam mata pelajaran produktif. Salah satu Standar Kompetensi mata pelajaran produktif yang dipelajari di jurusan Administrasi Perkantoran adalah Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor. Seorang siswa yang mengambil jurusan Administrasi Perkantoran harus mampu melakukan hal-hal demikian agar lulusannya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kantor. Guru

2 No disekolahpun dituntut pula agar terampil dalam mengelola proses pembelajaran dikelas terutama dalam menyampaikan materi pembelajaran produktif. Karena dengan guru menyampaikan materi dengan baik maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang baik pula. Proses pembelajaran dapat berhasil apabila terdapat kesinambungan antara pengajar dengan peserta didik yang ikut akif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut akan berdampak pada perubahan siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tersebut dapat tercapai apabila di dukung dengan berbagai macam faktor. Faktor ini dapat mempengaruhi dalam proses belajar sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Hasil belajar adalah alat ukur sejauhmana siswa memahami materi yang diberikan oleh guru setelah mengalami proses belajar sebelumnya. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti sebelumnya, diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung untuk Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor. Kelas Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2013/2014 Jumlah Siswa KKM Jumlah di bawah KKM Presentase di bawah KKM Jumlah di atas KKM Presentase di atas KKM Nilai rata-rata kelas 1 XI AP 1 43 75 40 93,02% 3 6,97% 57,55 2 XI AP 2 38 75 27 71,05% 9 23,68% 69,10 3 XI AP 3 40 75 29 72,5% 11 27,5% 67,37 4 XI AP 4 40 75 30 75% 10 25% 67,5

3 Sumber : Data pra-penelitian yang diolah Data di atas dapat menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak nilai siswa di setiap kelas yang masih di bawah KKM (Krriteria Ketuntasan Belajar) dan dapat dilihat juga dari nilai rata-rata kelas pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor yang masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 yang telah ditetapkan oleh sekolah. Masih rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukan dari rata-rata kelas yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, memberikan indikasi bahwa belum optimalnya pembelajaran pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor. Hal ini dikarenakan penerapan Model Pembelajaran yang cenderung monoton selalu digunakan guru pada saat mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran yang biasa digunakan guru untuk mengajar lebih menekankan pada guru yang lebih aktif tanpa banyak melibatkan siswa untuk aktif, sehingga siswa segan untuk bertanya kepada guru dan merasa bosan untuk belajar. Penerapan model pembelajaran yang tidak sesuai ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.1 nilai ulangan siswa yang masih banyak dibawah KKM. Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi yang diajarkan.

4 Melihat fenomena tersebut, banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan hasil belajar. Dari mulai upaya membenahi kurikulum pendidikan, meningkatkan kinerja guru, hingga melengkapi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Adapun strategi pembelajaran yang dibenahi yaitu dengan menerapkan pola pembelajaran berkelompok, yang lebih menekankan kepada keaktifan siswa ketimbang guru yang dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikatakanlah oleh Johnsons (dalam Joyce, 2011:77) bahwa Susunan kooperatif jauh lebih efektif dalam meningkatkan seluruh dimensi pembelajaran siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, dengan bekerja sama. Keberhasilan dari pembelajaran kooperatif ini adalah tergantung pada aktivitas anggota kelompok. Belajar dikatakan belum selesai ketika salah satu teman kelompok masih ada yang belum menguasai materi pelajaran yang diberikan. Model pembelajaran kooperatif ini saling membantu sesama antar kelompoklah yang sangat diutamakan. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe yang terangkum dalam beberapa kelompok model pengajaran. Guru harus mampu menentukan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan perkembangan siswa dan juga materi pelajaran yang akan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu kelompok model pembelajaran kooperatif adalah kelompok model pengajaran memproses informasi. Model pengajaran memproses

5 informasi ini sesuai dengan pendapat menurut Joyce (2009:31) bahwa Modelmodel memproses informasi (information-processing models) menekankan caracara dalam meningkatkan dorongan alamiah manusia untuk membentuk makna tentang dunia (sesnse of the world) dengan memperoleh dan mengolah data, merasakan masalah-masalah dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat, serta mengembangkan konsep dan bahasa untuk mentransfer solusi/data tersebut. Penyimpanan informasi ini dapat tersimpan dalam periode yang cukup lama dan mudah untuk dipanggil kembali maka guru harus mampu membuat siswa mengingat inti dari pelajaran yang diajarkan salah satunya dengan cara mengeraskan volume suara pada saat menjelaskan inti materi yang harus diingat siswa, memberikan pengulangan hal-hal yang penting, dan juga memberikan ilustrasi yang sesuai dengan pengalaman siswa, semua ini agar siswa dapat mudah untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang diajarkan. Mata Pelajaran Produktif Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor ini salah satu keahlian yang harus dikuasi siswa adalah pengetahuan tentang surat, karena surat adalah elemen penting dalam sebuah organisasi/instansi. Seperti yang dikemukakan oleh Soedarmayanti (2001:162), Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan berita. Kegiatan kantor tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi tertulis sehingga surat masih dipergunakan di kantor hingga saat ini. Dalam mata pelajaran produktif Standar Kompetensi Melakukan Prosedur

6 Administrasi khususnya dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen- Dokumen Kantor dimana didalamnya mempelajari mengenai pengertian surat, mengetahui jenis-jenis surat, mengetahui fungsi surat, menyebutkan bagianbagian surat, dan menyebutkan bentuk-bentuk surat. Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor sangat membutuhkan sekali pemberian organizer, memberikan contoh dan juga mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa serta pula memberikan struktur kognitif secara hirarkis agar siswa dapat paham dan dapat menyimpan pengetahuan baru dan membedakan pengetahuan baru dengan yang sebelumnya pernah didapat siswa. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi surat sesuai dengan macam, bentuk, dan jenisnya. Dengan karakteristik Kompetensi Dasar yang telah dijelaskan diatas maka peneliti mengambil model pembelajaran Advance Organizer. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce (2009:34) bahwa Model ini telah digunakan di hampir semua pelajaran dan pada siswa siswa seluruh tingkatan umur. Model pembelajaran Advance Organizer di duga sesuai diterapkan dalam Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor. Hal demikian di karenakan kompetensi dasar ini belajar mengenai kognitif atau pengetahuan sesuai dengan pendapat menurut Ausabel, 1963 (dalam Joyce, 2009:281) bahwa Model Advance Organizer ini dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan melihara pengetahuan tersebut dengan baik.

7 Model pembelajaran Advance Organizer biasanya disebut juga dengan pengaturan awal. Model pembelajaran ini dirancang untuk memperkuat pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola informasi baru yang akan di sampaikan dihubungkan dengan pengalaman siswa yang pernah di alami sebelumnya. Hal inilah yang dinamakan Advance Organizer, tahapan pertama yang harus dilakukan guru pertama kali yang bertujuan agar siswa dapat menerima dan mengingat materi baru yang akan di sampaikan dengan materi sebelumnya. Tahapan selanjutnya adalah tahapan dalam penyajian materi pembelajaran dimana guru memberikan materi yang diajarkan dengan perpaduan diskusi ataupun media agar perhatian siswa tetap pada materi yang diajarkan. Selanjutnya tahapan terakhir yaitu tahapan penguatan organisasi kognitif, tahapan penguatan organisasi kognitif disini siswa akan diminta untuk menyimpulkan materi, bertanya, ataupun mengulangi kembali materi yang baru saja di jelaskan. Dikarenakan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimen maka peneliti mengambil satu model pembelajaran lagi yang berada di dalam rumpun mengelola informasi untuk diterapkan di kelas kontrol yaitu model pembelajaran berpikir induktif. Model pembelajaran berpikir induktif adalah model pembelajaran yang lebih menekankan kepada cara berpikir kreatif siswa. Tahapan pertama yang harus dilakukan guru adalah siswa diminta untuk berdiskusi bahan-bahan materi atau data yang diberikan untuk menggolongkannya menjadi beberapa kelompok dan diberikan label di setiap

8 pengelompokannya. Setelah itu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk menyimpulkan data atau materi yang telah di kelompokan dari hasil diskusi kelompok. Tahapan terakhir adalah guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah di diskusikan. Dalam upaya memecahkan masalah fenomena hasil belajar siswa yang muncul di SMK Pasundan 1 Bandung hubungannya dengan masalah model pembelajaran, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang di kaji maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Teori R.M. Gagne. Gagne (dalam Surya, 2004:40), berpendapat bahwa Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam memperoleh informasi itu terjadi adanya interkasi antara kondisi-kondisi internal dan kondis eksternal. Sementara itu B. Bloom (Sudjana, 2010: 23), dalam teori belajarnya menyatakan bahwa Terdapat dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik intern siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, model pembelajaran dan fasilitas belajar). Mengacu kepada paparan di atas dan untuk memecahkan masalah mengenai hasil belajar siswa tersebut, maka penting dilakukan peneltian mengenai pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar yang dituangkan

9 dalam judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Adminitrasi Pada Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka inti dari kajian penelitian ini adalah masalah hasil belajar siswa yang rendah di SMK Pasundan 1 Bandung pada standar kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi kompetensi dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor. Aspek tersebut diduga karena model pembelajaran yang digunakan guru dikelas tidak bervariatif. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya karakteristik intern siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, model pembelajaran dan fasilitas belajar). Dan berdasarkan kajian empirik terhadap faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diduga faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: Model Pembelajaran yang diterapkan oleh Guru di SMK Pasundan 1 Bandung, belum dilaksanakan secara optimal yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

10 Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) diatas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung? 2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung? 3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung.

11 2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung. 3. Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Pasundan 1 Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Jika tujuan penelitian tersebut di atas tercapai, maka akan ada dua kegunaan dari penelitian ini yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Dan juga untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar yang belum dikaji dalam penelitian ini. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah a. Bagi Penulis

12 1) Dapat meperluas pemahaman penulis mengenai pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Siswa. 2) Penelitian ini juga sangat berguna bagi penulis sebagai calon pendidik untuk dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajarnya. b. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas hasil belaajr siswa, membuat siswa manjadi lebih semangat untuk lebih dalam mempejalari suatu standar kompetensi.