Keywords: ERT 3D Method, Gradient Configuration, Profile laterite, Trapezoidal Method

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN VOLUME LAPISAN SAPROLIT DAERAH PENELITIAN DENGAN. MENGGUNAKAN METODE ERT (Electrical Resistivity Tomography)

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

PENENTUAN KEDALAMAN SAPROLIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ERT (ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY) UNTUK OPTIMALISASI PENGEBORAN

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Abstrak

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PEMODELAN TOMOGRAFI CROSS-HOLE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS (Bentuk Anomali Silindris)

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Analysis of Chromite Vein At The Subsurface Using Geoelectrical Method Wenner-Schlumberger Configuration

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

IDENTIFIKASI SEBAAN NIKEL LATERIT DAN VOLUME BIJIH NIKEL DAERAH ANOA MENGGUNAKAN KORELASI DATA BOR

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

APLIKASI METODE RESISTIVITAS DAN PENENTUAN SONA SUPERGENE ENRICHMENT ENDAPAN NIKEL LATERIT KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

III. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA TIMAH PRIMER DENGAN MENGGUNAKAN INDUKSI POLARISASI DAN RESISTIVITAS DAERAH BUKIT PUYUH KEC.

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

RESISTIVITAS BATUAN KAMPUS UNHAS TAMALANREA ABSTRAK

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

BAB III BASIS DAN EVALUASI DATA

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

STUDI TAHANAN JENIS BATUAN UNTUK IDENTIFIKASI MINERAL BIJIH BESI DI TEGINENENG LIMAU TANGGAMUS

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Unnes Physics Journal

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

PENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

INVERSI 1-D PADA DATA MAGNETOTELLURIK DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN METODE OCCAM DAN SIMULATED ANNEALING

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PbS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

BAB III METODELOGI PENELITIAN

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

ESTIMASI CADANGAN BATU GAMPING DI DESA MELIRANG, KECAMATAN BUNGAH, KABUPATEN GRESIK DENGAN METODE RESISTIVITAS 2-DIMENSI

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

METODE EKSPERIMEN Tujuan

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

Unnes Physics Journal

Transkripsi:

PENENTUAN VOLUME LAPISAN SAPROLIT DAERAH X MENGGUNAKAN METODE ERT 3D M. Khaerul As ad 1, Makhrani, S.Si, M.Si 2, Sabrianto Aswad, S.Si, MT 3 e-mail : khaerulasad@gmail.com Jurusan Fisika Program Studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin 2016 ABSTRAK Daerah Soroako merupakan daerah yang memiliki singkapan endapan nikel yang terbentuk karena proses pelapukan batuan ultramafik, endapan nikel yang memiliki kadar nikel tertinggi terdapat pada lapisan saprolit. Penentuan volume lapisan saprolit dari profil nikel laterit daerah penelitian X menggunakan metode ERT 3D (Electrical Resistivity Tomography) dengan konfigurasi gradient. Metode ERT 3D merupakan metode geolistrik modifikasi dari Metode ERT 2D yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan mendeteksinya di permukaan bumi berdasarkan nlai resistivitas (resistivity) batuan. Batas lapisan limonit dan saprolit sebagai batas atas, saprolit dan bedrock sebagai batas bawah diperoleh dari analisis gambar penampang resistivitas (3D) berdasarkan nilai resistivitas lapisan limonit, saprolit dan bedrock. Penentuan volume lapisan saprolit menggunakan metode Trapezoidal dengan mengolah batas atas dan batas bawah lapisan saprolit. Penentuan volume berdasarkan data bor dilakukan sebagai pembanding. Volume lapisan saprolit dari data bor yaitu 552.524,61 m 3 Sedangkan volume dari penampang resistivitas (3D) yaitu 387.354,95 m 3 atau 29% lebih kecil dari data bor. Kata kunci : Metode ERT 3D, Konfigurasi Gradient, Profil Laterit, Metode Trapezoidal ABSTRACT Soroako area is an area that has a nickel deposit outcrops formed by the weathering of ultramafic rocks, nickel deposit that has the highest levels of nickel contained in saprolite. Determination the volume of the saprolite layer of nickel laterite profile research X area used ERT 3D method (Electrical Resistivity Tomography) with a gradient configuration. ERT 3D method is a modification of the ERT 2D method that studies properties of electric current in the earth and detected on the surface of the earth based on properties resistivity rocks. Limonite and saprolite layer boundaries as the upper limit, saprolite and bedrock as the lower limit obtained from analysis of resistivity crosssectional images (3D) based on the value of resistivity layer of limonite, saprolite and bedrock. Determination the volume of saprolite layer using Trapezoidal by processing the upper limit and lower limit of saprolite layer. Determination of the volume from the drill data for comparison. Volume saprolite of the drill data that is 552.524,61 m 3 While the volume of cross-sectional resistivity (3D) is 387.354,95 m 3 or 29% smaller than the drill data. Keywords: ERT 3D Method, Gradient Configuration, Profile laterite, Trapezoidal Method 1

PENDAHULUAN Endapan nikel laterit merupakan bijih yang diperoleh dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Nikel merupakan mineral yang sangat banyak dicari karena memiliki nilai yang sangat mahal, selain bersifat tahan karat, logam ini juga berfungsi sebagai bahan paduan logam lain untuk membentuk baja. Nikel laterit merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting. Keberadaannya yang terbatas karena merupakan bahan yang tidak dapat diperbaharui membutuhkan sebuah metode eksplorasi geofisika yang mampu meningkatkan penemuan cadangan nikel laterit secara efektif dan efisien. Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan mendeteksinya di permukaan bumi berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan merupakan data akumulasi kondisi bawah permukaan. (Sumartono, 2013). Konfigurasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konfigurasi gradient. Survei multi-elektroda gradient dilakukan oleh penginjeksian arus dengan pemisahan (s + 2) (Gambar II.10) dan secara bersamaan atau berurutan mengambil semua perbedaan potensial antara elektroda potensial dengan spasi a. Sketsa susunan gradient menunjukkan posisi elektroda untuk pengukuran dengan pemisahan arus elektroda (s + 2), di mana faktor pemisahan s = 7, n-faktor = 2 dan titik tengah faktor m = -2. Di sini, n-faktor didefinisikan sebagai jarak relatif terkecil antara elektroda arus dan elektroda potensial (Dahlin & Zhou, 2006). Gambar 1 Sketsa dari konfigurasi gradien dengan memperlihatkan titik elektroda dengan jarak antar elektroda arus dan elektroda potensial (Dahlin & Zhou, 2006) Dari gambar, dapat diperoleh besarnya Faktor Geometri untuk Konfigurasi Gradien, sehingga pada konfigurasi ini berlaku: Keterangan : r_(1 )=na r_2=(n+1)a r_3=(s+2-n)a r_4=(s+1-n)a, dengan Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Jarwinda yang menentuan volume lapisan saprolit untuk estimasi cadangan nikel laterit dengan metode ERT 2D Namun pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan volume lapisan saprolit yaitu metode ERT 3D dengan data 2D dan data bor sebagai data pembanding. karena metode ERT 2D mengolah data setiap lintasan dengan parameter yang berbeda-beda, sedangkan metode ERT 3D mengolah data semua lintasan dengan parameter yang sama dalam satu waktu. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. Vale Indonesia Tbk yang secara administrasi termasuk dalam Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini dilakukan di daerah X yang termasuk daerah proyek khusus dan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 23 Desember 2015. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari hasil pengukuran ERT (Electrical Resistivity Tomography) menggunakan alat ABEM Terrameter LS. Data tersebut meliputi koordinat, elevasi/kedalaman dan nilai resistivitas. Nilai Koordinat yang digunakan dalam data ini berbentuk UTM Koordinat lokal, sedangkan nilai elevasinya dalam meter, peta geologi daerah tambang, peta perencanaan dan data bor. Penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data sintetik sebagai model geologi awal menggunakan Res3DInv untuk mengetahui respon software dan mendapatkan format data sebelum mengolah data akuisisi dari lapangan. Proses inversi ERT 3D dimulai 2

dengan membuat sketsa koordinat 2D semu XY yang akan digunakan untuk mengetahu posisi semu, arah, jarak dan panjang lintasan rancangan akuisisi, data kemudian diinversi secara 3D. Dari proses ini akan didapatkan variasi dari pola distribusi nikel laterit dilihat dari variasi resistivitas yang dihasilkan. Data inversi 2D dan 3D disimpan dalam format XYZ kemudian dibagi menjadi beberapa penampang (dalam hal ini penampang X-Z) dengan jumlah dan jarak yang diinginkan sesuai kebutuhan. Tebal lapisan diperoleh dengan menentukan batas antara limonitsaprolit serta batas antara saprolit-bedrock pada setiap penampang. Data bor dari lapangan sudah mempunyai informasi batas antara limonit-saprolit serta batas antara saprolit-bedrock pada kedalaman tertentu. Tebal lapisan saprolit didapat dengan menghitung selisih kedalaman antara batas anatar limonit-saprolit dengan batas saprolitbedrock. Volume dihitung dengan pada Surfer dengan menggunakan aturan Trapezoidal untuk mendapatkan volume lapisan saprolit. HASIL DAN PEMBAHASAN Fordward Modeling Proses forward modeling merupakan proses menginversi model geologi yang dibuat sendiri melalui software pembuat model. Data dimodelkan dengan grid 32x40 elektroda, jarak antar elektroda adalah 7 meter serta 12 lapisan dengan jarak antar lapisan ke bawah yang secara otomatis akan dikalkulasikan oleh software setelah pemilihan konfigurasi elektroda. Nilai resistivitas yang dipilih adalah 200, 400 dan 800 Ohm.m dengan kombinasi posisi dan intensitas resistivitas dibuat tidak beraturan. Kemudian model geologi ditampilkan dalam bentuk 3D seperti berikut : Inversi Model Sintetik Model sintetik diinversi untuk mengetahui respon software Res3Dinv terhadap parameter fisis lapisan batuan yang ada di bawah permukaan bumi. Hasil inversi memperlihatkan variasi resistivitas yang secara garis besar sesuai dengan model sintetik yang dibuat dengan error 0.19% setelah 6 kali iterasi. Model sintetik dengan resistivitas kontras sengaja dipilih untuk memudahkan pengamatan terhadap respon antara hasil inversi dengan model yang dibuat. Inversi ERT 3D Proses inversi akan menginterpolasi (menyisipkan data) secara vertikal dan horizontal, proses inilah yang disebut dengan Inversi ERT 3D. Data merupakan hasil pengukuran yang dilakukan dengan 64 elektroda dengan jarak antara elekroda 7 meter. Lintasan berjumlah 14 dengan arah north-south sebanyak 4 Lintasan dan arah west-east sebanyak 10 lintasan dengan variasi jarak antara lintasan yaitu 25 meter dan 50 meter disesuaikan dengan kebutuhan. luas daerah penelitian yaitu (550 x 450) meter persegi. Skema dari semua lintasan dapat dilihat pada gambar IV.1. Gambar 2 Penampang 3D Model Sintetik Gambar 4 Sketsa Lintasan Pengukuran yang juga Dijadikan Koordinat Semu Area Lintasan Akuisisi ERT (untuk keperluan input data) 3

Pada program, nilai resistivitas minimum yang ditampilkan yaitu 21,28 Ohm.m; nilai resistivitas maximum adalah 2.138,1 Ohm.m dan nilai resistivitas yang sering muncul adalah 200 Ohm.m dengan iterasi dan error sebesar 7,69%. Variasi resistivitas dari setiap penampang ditampilkan dengan skala warna kontur dimana setiap warna mewakili interval nilai resistivitas batuan. Warna tersebut digunakan untuk menginterpretasi bawah permukaan zona laterit daerah penelitian, tentunya dengan data geologi sebagai pembanding. Penentuan Batas Lapisan Saprolit Penampang XZ memberikan informasi tebal lapisan saprolit, dengan penentuan batas lapisan antara limonit-saprolit dan saprolitbedrock masing-masing menggunakan data resistivitas dan data bor pada daerah yang telah dibatasi. Penampang XZ yang dihitung tebalnya sepanjang sumbu Y pada rentang 100 meter sampai 450 meter dengan jarak 7 meter. Menentukan batas atas dan batas bawah lapisan saprolit pada penampang hasil inversi 3D memerlukan data pembanding dari hasil inversi 2D setiap lintasan yang juga diikat dengan data bor. Dalam hal ini hasil inversi penampang 3D yang diambil yaitu penampang XY jarak X yang memiliki posisi yang sama dengan penampang 2D dan ditimpa dengan datum point dari data 2D. Gambar 5 menampilkan perbandingan antara hasil penentuan tebal lapisan saprolit pada penampang hasil inversi 2D dengan penampang inversi 3D. Kemudian kalkulasi volume dilakukan pada penampang inversi 2D Gambar 5 Tebal Lapisan Saprolit pada Lintasan N22 W (2D) (a) dan Penampang X-Z 101.5 (3D) (b) masing-masing dengan data bor Penampang N22 W pada Gambar IV.10.a merupakan hasil inversi 2D dengan error 4,35% iterasi ke 5 memiliki nilai resistivitas terendah yaitu 88,6 Ωm dan nilai resistivitas tinggi yaitu 1.403 Ωm. Penampang 2D menunjukkan lapisan saprolit berada pada kedalaman 13 meter dari permukaan dengan rentang nilai resistivitas yang panjang yaitu dari 150 Ωm sampai 850 Ωm. Resistivitas 150 Ωm sampai 300 Ωm menunjukkan lapisan saprolit dengan lebih dari 10% kadar air sedangkan lapisan saprolit dengan resistivitas 400 Ωm sampai 800 Ωm menunjukkan lapisan saprolit yang memiliki kadar air kurang dari 10%. Penampang X-Z 101,5 pada Gambar IV.10.b merupakan hasil inversi 3D yang menunjukkan variasi resistivitas pada lapisan saprolit yang serupa dengan penampang N22 W, perbedaan kecil hanya terlihat pada jarak lintasan 150 meter sampai 170 meter yang menunjukkaan penurunan nilai resistivitas. Kalkulasi Volume Lapisan Saprolit Volume lapisan saprolit dihitung berdasarkan data resistivitas 2D, resistivitas 3D dan data bor dengan masing-masing batas limonit-saprolit (batas atas) dan batas saprolitbadrock (batas bawah) yang telah dikonturkan sebelumnya. Volume dihitung menggunakan aturan Trapezoid yaitu penghitungan volume dengan menghubungkan antara kontur batas atas dan kontur batas bawah secara matematis melalui software. Volume lapisan saprolit yang didapatkan dari resistivitas 2D dan 3D lebih kecil dibandingkan dengan hasil perhitungan data bor dengan selisih antara resistivitas 2D dan 3D dari data bor masing-masing adalah 42,12% dan 29,89%. KESIMPULAN 1). Pola distribusi nikel laterit dari data resistivitas 3D dapat dilihat dari nilai resistivitas lapisan Saprolit pada penampang XZ yang dilalui oleh Lintasan ERT, dengan nilai resistivitas terkecil pada lapisan saprolit adalah 75 Ωm dan nilai resistivitas terbesar adalah 850 Ωm. 4

2). Volume dihitung pada batas area dengan luas 350 meter x 150 meter. Volume lapisan saprolit daerah penelitian X yang dihitung dari data bor adalah sekitar 552.524,61. Sedangkan volume lapisan saprolit yang dihitung dari data resistivitas 3D adalah sekitar 387.354,95 atau 29% lebih kecil dari volume data bor. DAFTAR PUSTAKA Adi Tonggiroh, Suharto, Muhardi Mustafa., 2012, Analisis Pelapukan Serpentin dan Endapan Nikel Laterit Daerah Pallangga Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi tenggara, Prosiding, Universitas Hasanuddin : Makassar Ahmad, Waheed., 2005, Mine Geology, Exploration Methods, Ore Processing, Resource Estimation, and Projeck Development, PT. Vale Inco : Sorowako Ahmad, Waheed., 2009, Nickel Laterites (Fundamentals of chemistry, mineralogy, weathering processes, formation and exploration), PT. Vale Inco : Sorowako Claerbout, J.F. and Muir, F., 1973, Robust modeling with erratic data, Geophysics. Dahlin Torleif and Bing Zhou. 2006. Multiplegradient array measurements for multichannel 2D resistivity imaging. Near Surface Geophysics.European Association of Geoscientists & Engineers (EAGE). Ellis, R.G. and Oldenburg, D.W., 1994, Applied Geophysical Inversion, Geophysical Journal International Elias, M, 2002, Nickel Laterite Deposits - Geological Overview, Resources and Exploitation. In Giant Ore Deposits: Characteristics, Genesis and Exploration, D R Cooke & J Pongratz (Ed's), CODES Special Publication 4, 205-220., Pusat Penelitian Bijih Endapan, Universitas Tasmania : Hobart Evans, A.M., 1993. Ore Geology and Industrial Minerals, 390, Blackwell Scientific Publications, Oxford Johannes, 2006, Pendugaan Geolistrik Resistivitas Sounding dalam Penyelidikan Lapisan Akifer Airtanah di Kabupaten Sragen, Skripsi, Universitas Sebelas Maret: Surakarta Lines L.R and Treitel S., 1984, Tutorial : A review of least-squares inversion and its application to geophysical problems, Geophysical Prospecting 5