BAB I PENDAHULUAN. apa pun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu (HR. ath-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi kreatif di Indonesia mulai sering di perbincangkan kira-kira pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

LATIHAN FLEKIBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam terdiri dari gerakan-gerakan

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa kemajuan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tenaga fisik yang berat. Bentuk pekerjaan ini adalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH CORE STABILITY INTI TERHADAP PENURUNAN NYERI PINGGANG AKIBAT DUDUK STATIS DI SMP N 3 PAKEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kaum pengusaha : seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lainlain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di STIKES Al Irsyad AlIslamiyyah Cilacap selama

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

HEADSTAND / KOPSTAND

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diibaratkan seperti pohon, hal ini sesuai dengan Hadist yang berbunyi, Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apa pun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu (HR. ath- Thabarani). Sebuah pohon memiliki akar, batang dan ranting yang memiliki fungsi masing-masing. Batang pohon berfungsi untuk menghubungkan nutrisi dari akar ke ranting, jika rusak maka segala sumber kehidupan dari akar ke ranting tidak dapat tersampaikan dengan baik. Begitu juga dengan tubuh kita, manusia memiliki badan sebagai batang tubuh yang akan menghubungkan segala impuls dari otak yang akan disampaikan pada ekstremitas tubuh kita sehingga terjadi segala aktivitas fisik yang berkesinambungan. Pada batang tubuh kita terdapat inti yang sering disebut core stability yang memiliki fungsi penting dalam stabilisasi dan juga pergerakan tubuh. Core Stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan batang tubuh melalui panggul dan kaki sehingga memungkinkan menghasilkan kinerja gerakan tubuh yang optimal (Kibler et al., 2006). Core stability ditargetkan pada otot-otot perut yang menghubungkan panggul, tulang belakang, dan bahu, yang membantu 1

2 dalam pemeliharaan postur yang baik dan memberikan dasar untuk semua gerakan lengan dan kaki (Akuthotha, 2008). Salah satu komponen core stability yang perlu diperhatikan adalah abdominal muscle atau otot perut. Otot perut terdiri dari Rectus Abdominis, External Oblique, Internal Oblique dan Transversus Abdominis. Abdominal Muscle merupakan otot besar yang sangat penting dalam membantu stabilisasi tulang belakang sehingga meminimalisir terjadinya gangguan postur (Kisner et al., 2007). Stabilisasi postur diperlukan dalam banyak hal, salah satunya dalam keadaan statis seperti duduk lama. Hal ini sangat diperlukan pada anak usia sekolah. Setiap hari mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar selama berjam-jam, posisi duduk tegak dalam waktu lama tanpa disadari dapat berubah menjadi posisi membungkuk karena mencari posisi yang nyaman, sehingga kerja otot perut dan otot pinggang menjadi tidak seimbang. Hal tersebut akan menyebabkan otot-otot pinggang bekerja lebih berat, sedangkan otot antagonisnya yaitu otot-otot perut menjadi lemah. Posisi duduk yang tidak baik selama belajar dapat mengakibatkan postur yang buruk, kram perut dan sakit pinggang karena ketidakseimbangan antara kekuatan otot perut dan pinggang. Penelitian yang dilakukan oleh Klooch (2006, dalam Idyan, 2007) pada murid sekolah menengah atas di Skandinavia yang usianya masih sangat muda menemukan bahwa 41.6% murid sekolah menderita LBP selama duduk dikelas.

3 Selain penting dalam keadaan statis seperti siswa sekolah pada umumnya, core stability juga diperlukan dalam keadaan dinamis seperti bagi siswa yang memiliki banyak aktivitas olahraga. Stabilitas otot merupakan komponen yang sangat penting karena ketika stabilitas tercapai maka kekuatan dapat dihasilkan melalui kaki untuk berlari, melompat, menendang, dll (Elphinston, 2008). Pentingnya kekuatan otot perut dibidang olahraga telah dibuktikan dari berbagai penelitian terdahulu. Huda (2012) mengatakan bahwa ada kontribusi kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sebesar 24.70%. Ada hubungan yang signifikan antara daya tahan otot perut dan kemampuan bermain bulutangkis sebesar 58.7% (Setiyawan, 2013). Selain dalam olahraga bulutangkis, menurut Wicaksono (2016) kekuatan otot perut berpengaruh terhadap keterampilan jump shot dalam permainan bola basket sebesar 23.52%. Berdasarkan penjelasan diatas maka kelemahan otot-otot perut harus dihindari dengan melakukan latihan penguatan otot-otot perut berupa core stability exercises. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu pilates exercise. Pilates exercise merupakan bentuk olah tubuh dengan mengkombinasikan kelenturan dan kekuatan tubuh melalui pernafasan dan rileksasi dengan pola gerakan yang menitikberatkan pada otot punggung bawah dan perut (Febry, 2011). Latihan yang dikembangkan oleh Joseph Pilates ini menekankan keseimbangan tubuh melalui core strength

4 (terutama bagian perut dan otot belakang), kelenturan, dan kesadaran agar efisien dalam pergerakan (Anneahira, 2016). SMA Negeri 1 Slogohimo merupakan sekolah menengah atas di Kabupaten Wonogiri. Sama dengan Sekolah Menengah Atas pada umumnya, yang membedakan adalah selain membuka kelas reguler, SMA ini juga membuka Program Khusus Bakat Olahraga (Kelas Bakat Istimewa Olahraga). SMA ini merupakan sekolah pertama di Jawa Tengah yang membuka Program Khusus Bakat Olahraga sehingga selain mendapatkan pelajaran formal, para siswa yang berada di Kelas Bakat Istimewa Olahraga (KBIO) juga dipersiapkan menjadi calon atlet profesional. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo, ketika terlalu lama duduk di kelas sebanyak 65.71% siswa KBIO mengeluh sakit pinggang dan 22.85% mengeluh spasme leher, sedangkan ketika terlalu banyak aktivitas olahraga sebanyak 48.48% mengeluh spasme tungkai, 23.21% nyeri pinggang bawah, 8.92% kram perut dan 10.71% spasme lengan. Melihat pentingnya kekuatan otot perut bagi kesehatan dan efektifitas serta efisiensi aktivitas sehari-hari terutama bagi pelajar khususnya bagi pelajar dengan bakat olahraga, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian core stability exercises dengan metode pilates exercise terhadap peningkatan kekuatan otot perut pada siswa KBIO SMA Negeri 1 Slogohimo.

5 B. Rumusan Masalah Apakah core stability exercises dengan metode pilates exercise dapat meningkatkan kekuatan otot perut pada siswa KBIO SMA Negeri 1 Slogohimo? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui adanya pengaruh core stability exercises dengan metode pilates exercise terhadap peningkatan kekuatan otot perut pada siswa KBIO SMA Negeri 1 Slogohimo D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang pemberian core stability exercises dengan metode pilates exercise untuk meningkatkan kekuatan otot perut. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Praktis a. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat khususnya fisioterapis tentang pengaruh core stability exercises dengan metode pilates exercise untuk meningkatkan kekuatan otot perut.

6 b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi siswa KBIO SMA Negeri 1 Slogohimo dan juga para pelatih disetiap cabang olahraga masing-masing untuk menjadikan pilates exercise sebagai salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot perut.