BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Return on Investment (ROI). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien Spearman (r s hitung) lebih besar dari r s tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari = 5% dan nilai uji-t hitung lebih besar dari t tabel, yang berarti hipotesis diterima. Sedangkan rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang tidak mempunyai hubungan terhadap Return on Investment (ROI). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien Spearman (r s hitung) lebih kecil dari r s tabel, tingkat signifikansinya lebih besar dari = 5% dan nilai uji-t hitung lebih kecil dari t tabel, yang berarti hipotesis ditolak. Ulupui (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rasio perputaran piutang, rasio perputaran total aktiva dan jangka waktu pengumpulan piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini membuktikan bahwa rasio aktivitas tidak dapat memprediksi return saham satu tahun ke depan.

Hamzah (2006) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh rasio aktivitas terhadap Investment Opportunity Set (IOS) dalam tahapan siklus kehidupan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio aktivitas berpengaruh terhadap Investment Opportunity Set (IOS). Untuk pengujian regresi secara parsial, rasio aktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap IOS. B. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angkaangka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angkaangka tersebut (Brigham dan Houston, 2001:36). Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan (Margaretha, 2005:12). Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya di mana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.

Pembuatan laporan keuangan tidak dapat diabaikan dalam siklus hidup perusahaan. Hal ini mutlak dilakukan karena di dalam laporan keuangan terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan. Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasinya. Laporan keuangan dapat menjadi bahan sarana informasi bagi seseorang untuk menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga akan dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Mengenal laporan keuangan dengan baik berarti kita mempunyai arah, mengetahui apa yang akan dicapai, mengetahui banyaknya rekening yang harus disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi apa yang harus disediakan, dan akhirnya akan dapat membayangkan hubungan antara tempat mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah berupa data yang menggambarkan perkembangan posisi keuangan dan aktivitas perusahaan secara periodik, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses anggaran kas yang disusun secara sistematis sehingga menggambarkan hasil operasional perusahaan pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya maka dipaparkan pengertian mengenai laporan keuangan, yaitu: a. Menurut Harahap (2007:105) Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. b. Menurut Sudjaja dan Barlian (2002:68) Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan suatu bentuk laporan yang merefleksikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Berbagai transaksi tersebut dicatat dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan atau yang menaruh perhatian pada kondisi keuangan perusahaan tersebut. 2. Jenis Laporan Keuangan Para pemakai yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tertentu menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan juga dipakai sebagai indikator kesuksesan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan itu tertuang dalam beberapa jenis laporan keuangan, antara lain:

a. Neraca (Balance Sheet) Neraca menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Neraca menggambarkan kondisi yang sebenarnya di perusahaan, berapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan (aktiva) serta seberapa besar kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan (passiva), Arifin (2004:78). Neraca disebut balance sheet karena harus menunjukkan keseimbangan (balance) antara sisi aktiva dan passiva. b. Laporan Rugi Laba (Income Statement) Laporan rugi laba merupakan catatan berjalan terhadap pendapatan dan biaya sepanjang periode akuntansi, umumnya periode berlangsung dalam satu tahun (Basyaib, 2007:48). Laporan rugi laba menggambarkan seberapa besar pendapatan dan biaya perusahaan selama satu periode tertentu. c. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Laporan arus kas menunjukkan aliran kas perusahaan, berapa besar yang masuk, dan bagaimana penggunaannya. Laporan arus kas berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode tertentu (Margaretha, 2005:15). C. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio dapat dipahami sebagai bentuk hubungan suatu jumlah yang dapat diperkirakan dengan jumlah lainnya. Rasio merupakan perbandingan yang dapat

memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan (Sawir, 2001:6). Dari pengertian rasio tersebut, maka dapat diperoleh pengertian rasio keuangan. Rasio keuangan adalah suatu alat analisa keuangan yang digunakan dengan cara membandingkan angka yang satu dengan angka yang lainnya dari suatu laporan keuangan perusahaan. Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Melalui analisis rasio dapat diketahui gambaran gambaran baik atau buruk kondisi keuangan perusahaan bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio standar. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dimulai dari laporan keuangan dasar neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. 2. Manfaat Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terutama bertujuan untuk mendapat gambaran tentang baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Informasi tersebut dapat membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan, selain itu manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang.

Analisis rasio keuangan tidak hanya penting bagi pihak manajemen, tetapi penting juga bagi pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan penting untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan tersebut mereka dapat memutuskan apakah akan tetap menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut atau tidak. Manfaat analisis rasio keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan angka rasio keuangan dengan angka yang ditetapkan, maka akan diperoleh manfaat lain yaitu dapat diketahui apakah dalam aspek keuangan tertentu perusahaan berada di atas standar atau di bawah standar. Apabila perusahaan berada di bawah standar, maka manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan untuk dapat menaikkan rasio perusahaannya kembali. Jadi dapat dipahami bahwa penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi perusahaan. Oleh karena itu, dengan mengetahui kondisi perusahaan akan dapat diketahui kesehatan perusahaan. D. Keterbatasan (Kelemahan) Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan selain memiliki manfaat juga memiliki keterbatasan atau kekurangan yaitu setiap data yang diperoleh dan dipergunakan dalam menganalisis bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang

memungkinkan data yang diperoleh tersebut merupakan data yang angkaangkanya diubah dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan (Fahmi, 2006:53). Menurut Sawir (2005:44) terdapat empat keterbatasan dari analisis rasio keuangan antara lain: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang, dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. E. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (resources) untuk menciptakan angka penjualan yang optimal. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dengan efektif dan efisien terutama dalam memanfaatkan aset-asetnya dengan penggunaan yang ekonomis. Rasio aktivitas mengganggap bahwa sebaiknya terdapat suatu keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva seperti kas, persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Elemen aktiva dalam

penggunaan dana seharusnya dapat dikendalikan agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif pemanfaatan aktiva perusahaan, maka perputaran semakin cepat, karena rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masingmasing elemen aktiva. Rasio aktivitas yang lazim digunakan adalah total asset turnover, receivable turnover, inventory turnover, average collection period, fixed asset turnover, working capital turnover dan average day s turnover. Namun rasio aktivitas yang digunakan sebagai alat analisis utama dalam penelitian ini adalah: 1. Receivable Turnover Ratio Receivable turnover ratio timbul karena penjualan barang dagangan secara kredit. Penjualan barang dagangan di samping dilaksanakan dengan tunai juga dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume penjualan. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap, 2007:308). Bentuk perhitungan dari receivable turnover ratio adalah (Harahap, 2007:308): Receivable turnover ratio = Penjualan Kredit Piutang Rata rata Periode rata-rata pengumpulan piutang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dalam jangka waktu tertentu. Piutang dapat dikatakan liquid apabila dikumpulkan tepat waktu. Periode rata-rata pengumpulan piutang dirumuskan dengan:

Periode rata-rata pengumpulan piutang = Piutang Rata rata 360 Penjualan Kredit 2. Inventory Turnover Ratio Persediaan merupakan sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang tujuannya untuk dijual ataupun diolah kembali (Sutrisno, 2000:103). Persediaan merupakan salah satu modal kerja dan faktor penting dalam menentukan kelancaran suatu operasi perusahaan. Proses produksi akan mengalami gangguan apabila persediaan tidak memadai dan pada akhirnya tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan. Inventory turnover ratio mengukur seberapa efektif perusahaan memanajemeni persediaan. inventory turnover ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2007:308): Inventory turnover ratio = Harga Pokok Penjualan Rata rata Persediaan Rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap, 2007:308). Persediaan disebut modal kerja karena merupakan apa yang sesungguhnya dijual atau diubah ke bentuk lain atau menambah nilai gunanya. Semakin banyak persediaan berputar, maka mengidentifikasikan perusahaan semakin efektif memanajemeni persediaannya. Periode perputaran persediaan adalah untuk mengetahui berapa lama rata-rata persediaan tersebut tersimpan di gudang. Periode

perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2007:308): Periode perputaran persediaan = Persediaan Rata rata Harga Pokok Penjualan 3. Total Asset Turnover Ratio Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual (Sawir, 2005:17). Total asset turnover ratio diukur dari volume penjualan, artinya seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Total asset turnover ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2007:309): Total asset turnover ratio = Penjualan Total Aktiva F. Rasio Kemampulabaan Rasio yang sangat umum digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah rasio kemampulabaan atau sering disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio profitabilitas merupakan

hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan. Kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas yang semakin tinggi berarti akan semakin baik, karena rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat pengelolaan suatu perusahaan. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya, Harahap (2004:304). Rasio profitabilitas yang lazim digunakan adalah: 1. Margin laba (Profit Margin) Rasio ini menggambarkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. 2. Return on Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. 3. Return on Investment (ROI) Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik. 4. Basic Earning Power Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.

5. Earning Per Share Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham. Earning Per Share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. 6. Contribution Margin Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasional lainnya. Rasio ini berfungsi untuk mengontrol biaya tetap atau biaya operasi, sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Namun dalam penelitian ini rasio kemampulabaan (profitabilitas) yang digunakan sebagai alat analisis utama adalah Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama periode tertentu. Return on Investment (ROI) atau sering juga disebut dengan Return on Assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Rumus umum yang sering digunakan untuk menghitung rasio ini (Abdullah, 2005:57) adalah: Laba Bersih Sesudah Pajak Return on Investment (ROI) = 100% Total Aktiva Return on Investment (ROI) ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan jumlah dana yang ditanam dalam

perusahaan. Rasio ini dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Besarnya laba bersih operasi yang diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan Return on Investment (ROI), yaitu: 1. Kelebihan Return on Investment (ROI), Abdullah (2005:58-59) a. Return on Investment (ROI) berguna sebagai alat kontrol dan juga untuk keperluan perencanaan. b. Return on Investment (ROI) dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. c. Kegunaan Return on Investment (ROI) yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi, dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktis akuntansi secara benar dalam arti mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntansi yang ada. 2. Kelemahan Return on Investment (ROI), Abdullah (2005:58-59) a. Praktek akuntansi antar perusahaan yang seringkali berbeda, maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

b. Analisis rate of return atau Return on Investment tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan. Return on Investment (ROI) dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Meningkatkan Penjualan Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Kenaikan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan proporsional dalam aktiva. 2. Pemangkasan Beban Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer ketika menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan menelaah biaya tetap kemudian mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera dan mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara lebih efisien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah, dan meningkatkan muatan kerja karyawan. 3. Mengurangi Aset Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perputaran aktiva dan angka Return on Investment (ROI). Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktivaaktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.