Pengaruh Brief Counseling Terhadap Aktifitas Fisik pada Pasien Hipertensi Di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), , 2015 ISSN CETAK X ISSN ELEKTRONIK

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2),

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

Nur aeni, Anjar Mahardian K, Githa Fungie G. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

PENINGKATAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

PERBANDINGAN PENGARUH EDUKASI MELALUI LAYANAN PESAN SINGKAT DAN BOOKLET TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

PENGARUH KEPATUHAN DAN POLA PENGOBATAN TERHADAP HASIL TERAPI PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat

Pengaruh Konseling Apoteker Terhadap Hasil Terapi Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

HUBUNGAN PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PENAJAM PASER UTARA

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016

ABSTRAK. PENGARUH JUS KOMBINASI MENTIMUN (Cucumis sativus Linn.) DAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

AKSEPTABILITAS PELAYANAN RESIDENSIAL KEFARMASIAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TANPA KOMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Hubungan Antara Obesitas dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN KELOPAK BUNGA ROSELA MERAH (Hisbiscus sabdariffa, L) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA WANITA DEWASA

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

PENGARUH KONSELING APOTEKER TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN HASIL TERAPI PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(1), 84-90 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (p- ISSN: 2407-7062 e-issn: 2442-5435) diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat homepage: http://jsfkonline.org Pengaruh Brief Counseling Terhadap Aktifitas Fisik pada Pasien Hipertensi Di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin (Brief Counseling Effect on Physical Activity of Hypertensive Patients in Hospital Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, Indonesia) Saftia Aryzki *, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia Keywords: Hypertension, brief counseling-5a, physical activity ABSTRACT: Behavior lack of physical activity can lead to failure to achieve the goal of therapy in hypertensive patients. The study aims to determine the effect of brief counseling-5a toward physical activity in hypertensive patients in hospital outpatient Moch. Ansari H. Saleh Banjarmasin. Quasiexperimental study using two group pretest and posttest with prospective data collection. Subjects who met the inclusion criteria a number of 68 patients into two groups: 34 patients and 34 intervention patients did not intervene. Exclusion criteria were patients with the condition of pregnancy, deaf and was not present at the next visit. The collection of data through interviews and questionnaires International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). The results showed the treatment group experienced significant changes, the average value of Δ1 increases = 243.60 ± 1237.68 and p = 0.00, which Δ2 = 90.42 ± 319.95 and p = 0.31. It was concluded that brief counseling-5a can positively change the behavior of the patient in physical activity in the treatment group. Kata Kunci: Hipertensi, brief counseling-5a, aktifitas fisik ABSTRAK: Perilaku kurangnya beraktifitas fisik dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan terapi pasien hipertensi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh brief counseling- 5A terhadap aktifitas fisik pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin. Penelitian kuasi-eksperimental menggunakan two group pretest and postest dengan pengambilan data secara prospektif. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 68 pasien menjadi dua kelompok yaitu 34 pasien intervensi dan 34 pasien tidak intervensi. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi hamil, tuli dan tidak hadir pada kunjungan berikutnya. Pengumpulan data dengan wawancara dan pengisian kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok perlakuan mengalami perubahan yang signifikan, nilai rata-rata dari Δ1 meningkat = 243,60 ± 1237,68 dan p = 0,00, yang Δ2 = 90,42 ± 319,95 dan p = 0,31. Disimpulkan bahwa brief counseling-5a positif dapat mengubah perilaku pasien dalam melakukan aktifitas fisik pada kelompok perlakuan. PENDAHULUAN Tekanan darah dikatakan berada pada tingkatan normal apabila tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmhg. Prehipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 120-139 mmhg atau tekanan darah diastolik antara *Corresponding Author: Saftia Aryzki (Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia) email: saftiaaryzki.h@gmail.com Article History: Received: 01 Sep 2016 Accepted: 06 Oct 2016 Published: 01 Nov 2016 Available online: 27 Dec 2016 84

80-89 mmhg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg [1]. Pada tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) [2]. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, mengkonsumsi garam berlebihan, aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini [3]. Teknik mudah dalam memberikan konseling salah satunya dengan konseling singkat (brief counseling) yang dijabarkan dalam strategi 5A yaitu, Assess, Advise, Agree, Assist, dan Arrange. Konseling singkat memiliki beberapa kelebihan yaitu efisiensi waktu dan lebih praktis karena sudah ada penilaian terhadap kondisi pasien [4]. Pada brief counseling 5A praktisi mengembangkan partnership dengan pasien dan bertukar informasi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan pasien, pasien berhak menentukan pengobatan yang ia pilih [5]. Kurangnya aktifitas fisik pada pasien hipertensi dapat dilihat dari data awal pasien. Dengan meningkatnya angka kunjungan pasien rawat jalan di RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan keterbatasan apoteker yang memberikan konseling obat maka sangat perlu pemberian brief counseling yang hanya dapat dilakukan secara singkat sehingga semua pasien mendapatkan konseling tentang pengobatan yang sedang dijalani target terapi yang diharapkan dapat tercapai. Apabila aktifitas fisik dapat berpengaruh positif pada pasien hipertensi maka kepatuhan pasien dalam minum obat juga akan berpengaruh positif [6]. Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh brief counseling-5a terhadap aktifitas fisik pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi-eksperimental menggunakan rancangan penelitian two group pretest and postest dengan pengambilan data pasien secara prospektif. Pasien dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok yang mendapat intervensi berupa brief counseling dari farmasis/ peneliti dan kelompok tanpa intervensi (kontrol) yang diikuti selama kurang lebih dua bulan untuk mengamati tingkat kepatuhan dan hasil terapi (penurunan tekanan darah). Penelitian ini dilakukan di poliklinik penyakit dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin periode April-Juni 2015. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Sedangkan data sekunder berupa karakteristik pasien, tekanan darah yang diambil dari catatan rekam medik. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dewasa baik lakilaki dan perempuan berusia 18-65 tahun, pasien dengan diagnosa hipertensi yang mendapatkan obat antihipertensi, tidak buta huruf dan bersedia mengikuti penelitian. Sedangkan untuk kriteria ekslusi adalah hamil, tuli dan tidak hadir pada kunjungan kedua atau ketiga. Jumlah aktivitas fisik yang dilakukann diukur dengan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) yang telah divalidasi sebelumnya. Sebelum penelitian dimulai peneliti mengajukan uji etika penelitian yang telah di uji dan lolos etik dari Komite Etik di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan nomor 011503030. Jenis data dalam penelitian ini adalah 85 Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016

data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Sedangkan data sekunder berupa karakteristik pasien dan tekanan darah diambil dari catatan rekam medik pasien. HASIL DAN DISKUSI Karakteristik Subjek Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam Dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari April sampai dengan Juni 2015. Pengambilan sampel bersifat prospektif. Penelitian ini menggunakan 70 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Namun selama jalannya penelitian ada 2 subjek pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang terekslusi karena satu pasien tidak mengikuti penelitian hingga akhir dikarenakan pasien tidak datang kembali pada kunjungan ulang ke Dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan satu pasien menolak diwawancarai saat kunjungan kedua karena dalam kondiri kurang baik. Total terdapat 68 orang subjek yang mengikuti penelitian sampai akhir yang terbagi menjadi 34 pasien hipertensi yang mendapat intervensi (kelompok perlakuan) dan 34 pasien yang tidak mendapatkan intervensi (kelompok kontrol). Karakteristik data subjek penelitian seperti tersaji pada Tabel 1. Berdasarkan karakteristik pasien, pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan jenis kelamin laki-laki 18 orang (53,0%) dan perempuan Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Karakteristik Pasien Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia (tahun) < 45 tahun >45 tahun Pendidikan 0-9 tahun >9 tahun Pekerjaan Tinggi Rendah Riwayat Hipertensi Ada Tidak ada Status merokok Ya Tidak Jumlah (n=34) % Jumlah (n=34) 10 29,41 18 53,0 1,000 24 70,59 16 47,0 4 11,76 3 8,9 0.951 30 88,23 31 91,1 18 52,94 20 66,7 0,461 16 47,06 6 20,0 23 67,65 20 64.7 0,024 11 32,35 14 58.9 31 91,17 16 47,06 0,000 3 8,82 18 52,94 6 17,65 2 5.8 0,053 28 82,35 32 94.2 IMT <25 24 70,59 23 67,65 0,727 >25 10 29,41 11 32,35 Keterangan: Pekerjaan Tinggi : PNS, Swasta, Wiraswasta; Pekerjaan Rendah : IRT, Buruh, Petani, Pedagang % p Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016 86

16 orang (47,0%). Sedangkan jumlah pasien berdasarkan kelompok umur pada kelompok control dengan usia <45 tahun berjumlah 3 orang dan >45 tahun berjumlah 31 orang. Kelompok perlakuan dengan usia <45 tahun 3 orang (8,9%) dan usia >45 tahun 31 orang (91,1%). Pendidikan pasien pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan untuk pedidikan 0-9 tahun secara berturut-turut 18 orang dan 20 orang, kemudian diikuti pendidikan >9 tahun sebanyak 16 orang dan 6 orang. Pada kedua kelompok kontrol ataupun perlakuan pendidikan pasien sebagian besar sampai dengan SLTP. Berdasarkan pekerjaan pasien, pasien dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan pekerjaan tinggi (PNS, swasta dan wiraswasta) sebanyak 23 orang (67,65) dan kelompok perlakuan 20 orang (64,7%) sedangkan untuk pekerjaan rendah (tidak bekerja, buruh, pedagang, dan IRT) 11 orang (32,35%) dan 14 orang (58,9%). Riwayat hipertensi pada kelompok montrol dan perlakuan secara berturutturut pasien sebanyak 31 orang (91,17%) dan 16 orang (47,06%) yang memiliki riwayat hipertensi dari keluarga dan 3 orang (8,82%) dan 18 orangg (52,94%) yang tidak mempunyai riwayat hipertensi keluarga. Sedangkan untuk status merokok pada kelompok montrol dan perlakuan ada 6 orang (17,65%) dan 2 orang (5,8%) pasien merokok dan 28 orang (82,35%) dan 32 pasien (94,2%) tidak merokok dan mempunyai riwayat pernah merokok. Hasil dari uji analisis yang dilakukan pada data karakteristik pasien hipertensi dapat dilihat bahwa antara kelompok kontrol dan perlakuan tidak diperoleh perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada jenis kelamin (1,000), usia (0,951), pendidikan (0,461) dan status merokok (0,053). tetapi pada pekerjaan (0,024) dan riwayat hipertensi (0,000) pasien hipertensi antara kelompok control dan perlakuan diperoleh perbedaan yang signifikan (p>0,05). Keadaan Klinis Pasien Gambaran klinis pasien hipertensi dapat dilihat pada Tabel 2. Pada gambaran klinis terdapat grade hipertensi pasien dan obat anitihipertensi yang dikonsumsi oleh pasien. Grade hipertensi I dengan TD sistol 140-159 mmhg dan TD diastole 90-99 mmhg, sedangkan untuk graede II dengan TD sistol 160 mmhg dan TD diastole 100 mmhg. Kelompok control untuk Grade hipertensi I ada 21 orang pasien (61,77%) dan grade II ada 13 orang pasien (38,23%). Kelompok perlakuan untuk grade I ada 14 orang pasien (14,17%) dan grade II ada 20 (58,82%). Untuk lama sakit antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak jauh berbeda yaitu untuk <16 bulan 20 orang (58,82%) dan >16 bulan 14 pasien (41,17%) untuk kelompok perlakuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol dengan lama sakit <16 bulan 22 pasien (54,70%) dan >16 bulan 12 pasien (35,30)%. Demografi klinis ini dilakuan Tabel 1. Demografi Klinis Pasien Hipertensi di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Demografi Klinis Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Jumlah (n=34) % Jumlah (n=34) % Tingkat Hipertensi Tingkat 1 14 41,17 21 61,77 Tingkat 2 20 58,82 13 38,23 Lama sakit <16 month 20 58,82 22 64,70 >16 month 14 41,17 12 35,30 87 Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016

Tabel 3. Data Awal Karakteristik Asupan Natrium (Mean ± SD) Pasien Hipertensi di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Data awal (pre) Kelompok kontrol (n=34) Kelompok perlakuan (n=34) P Asupan Lemak 140,94±31,98 133,35±31,44 0,722 TD Sistolik 159,12±15,05 197,64±230,91 0,588 TD Diastolik 95,88±12,82 98,23±14,02 0,626 Tabel 4. Rata-rata nilai peningkatan aktifitas fisik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (Mean ± SD) Aktifitas Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan p1 p2 Fisik Δ1 Δ2 Δ1 Δ2 53,15±534,41-40,50±406,25 243,60±1237,68 90,42±319,95 0,00* 0,31 Keterangan: *=Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan dengan kontrol agar dapat mengetahui gambaran klinis pasien dari tingkat hipertensi, lama sakit pasien dan obat antihipertensi yang digunakan pasien. Penilaian Terhadap Data Awal Penilaian data awal penelitian diperlukan untuk melihat apakah kondisi sampel dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum mendapatkan intervensi dari farmasis memiliki persamaan atau perbedaan. Data awal untuk kedua kelompok harus sama agar dapat terlihat dengan jelas pengaruh dari pemberian intervensi konseling terhadap kelompok perlakuan. Untuk melihat gambaran data awal tersebut maka dilakukan uji perbandingan data awal (baseline) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 3, TD sistol, TDdiastole dan asupan lemak pada kelompok kontrol dan perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p>0,05). Aktivitas Fisik Secara sederhana, jumlah aktivitas fisik yang dilakukan dapat diukur dengan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Kuesioner ini mengukur semua aktivitas fisik di waktu santai, pekerjaan rumah, aktivitas disik yang berhubungan dengan pekerjaan atau aktivitas fisik yang berhubungan pergerakan/transport dalam tujuh hari terakhir [7]. Berdasarkan Tabel 4 rata-rata peningkatan aktivitas fisik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. p1 adalah uji beda aktivitas fisik pada kunjungan pre-post 1 dari rata-rata selisih nilai aktifitas fisik pada kunjungan pre hingga post 1 (Δ1) kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menggunakan Uji Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal (p<0,05). p2 adalah uji beda aktivitas fisik pada kunjungan post 1-post 2 dari rata-rata selisih nilai aktifitas fisik pada kunjungan post 1 hingga post 2 (Δ2) kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol menggunakan Uji Mann-Whitney Test yang menunjukkan data tidak terdistribusi normal (p<0,05). Dari kedua perbandingan ini dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (0,000) dan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (0,31). Dari analisis data yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa intervensi yang dilakukan oleh farmasis dapat memberikan hasil yang positif bagi pasien hipertensi, pasien melakukan aktivitas fisik yang akhirnya akan membantu pasien untuk mencapai keberhasilan dalam terapi. Penelitian membuktikan bahwa orang yang Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016 88

berolahraga memiliki faktor risiko lebih rendah untuk menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, latihan fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi. Salah satu bentuk latihan fisik adalah dengan berolahraga. Prinsip terpenting dalam olahraga bagi orang yang menderita hipertensi adalah mulai dengan olahraga ringan yang dapat berupa jalan kaki ataupun berlari-lari kecil. Olahraga teratur dengan modifikasi diet telah terbukti berhubungan dengan penurunan tekanan darah yang signifikan lebih besar di keduaya (sistolik dan diastolik) SBP (4.5 mm Hg) dan DBP (2.4 mm Hg) bila dibandingkan hanya denganpengaturan pola makan di antara pasien hipertensi [8,9]. Penilaian Terhadap Tekanan Darah Penurunan tekanan darah merupakan tujuan dari terapi hipertensi. Penurunan tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah ketepatan dalam pemilihan obat antihipertensi yang sesuai dengan kondisi pasien, modifikasi gaya hidup, dan faktor kepatuhan pasien dalam pengobatan. Dengan tujuan jangka panjangnya dapat mencegah terjadi komplikasi dan mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah. Tujuan terapi tersebut dapat tercapai dengan memperhatikan berbagai faktor. Mulai dari individu pasien itu sendiri bagaimana kesadaran dalam berperilaku baik selama pengobatan dan bagaimana pengetahuan terhadap penyakit yang sedang diderita, kepatuhan pasien dalam pengobatan, gaya hidup dan kondisi pasien itu sendiri. Pada tabel 5 menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sama-sama mengalami penurunan. Namun berdasarkan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok perlakuan lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai penurunan tekanan darah sistol dan diastole kelompok kontrol yang dibandingkan dengan kelompok perlakuan seperti pada tabel 5. Pada tekanan darah sistol rata-rata selisih nilai tekanan darah sistolik dilakukan uji beda pada kunjungan pre-post 1 (Δ1) dari kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol menggunakan Uji Mann- Whitney Test yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan dengan kontrol. Tetapi pada kunjungan post 1-post 2 (Δ2) dari kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol menggunakan Uji Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara kelompok perlakuan dengan kontrol. Pada tekanan darah diastol rata-rata selisih nilai tekanan darah sistolik dilakukan uji beda domain perilaku pada kunjungan pre-post 1 (Δ1) dan uji beda domain perilaku pada kunjungan post 1-post 2 (Δ2) dari kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol Tabel 5. Rata-rata nilai penurunan tekanan darah sistol dan diartol kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (Mean ± SD) Tekanan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Darah Δ1 Δ2 Δ1 Δ2 p1 p2 TD Sistol -2,64±17,11-3,23±11,20-15,00±16,74-1,76±13,36 0,003* 0,953 TD Diastol 0,29±13,13-0,88±11,37-3,82±12,06-2,64±10,53 0,360 0,526 Keterangan: * = Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan dengan kontrol. 89 Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016

menggunakan Uji Mann-Whitney Test yang sama-sama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Dari analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa dari intervensi yang dilakukan oleh farmasis memberikan hasil yang positif yang dapat menurunkan tekanan darah pasien. Dengan berubahnya perilaku pasien menjadi lebih baik, serta dengan mengurangi asupan lemak maka akan membantu terkontrolnya tekanan darah pasien. KESIMPULAN Brief counseling 5A oleh farmasis secara positif dapat mengubah kebiasaan aktivitas fisik secara signifikan (p<0,05) pada kelompok perlakuan pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin periode April-Juni 2015. DAFTAR PUSTAKA 1. Alhaiqa, F., Deane, K.H.O., Nawafleh, A.H., Clark, A., Gray, R. (2012). Adherence therapy for medication non compliant patients with hypertension: a randomised controlled trial. Journal of Human Hypertension, 117-126. 2. Departemen Kesehatan. (2013). Laporan Penelitian Riset Kesehatan Dasar 2137. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 3. DIrektorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2007). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta 4. Vallis, M., Helena, P.V., Sharma, A.M., Freedhoff, Y. s.l. (2013). Modified 5 As: Minimal intervention for obesity counseling in primary care. Can Fam Physician, 59, 27-31. 5. Ramadhani, N. (2014). Pengaruh Brief Counseling Dengan Alat Bantu Medication Reminder Chart Terhadap Kepatuhan Pasien Minum Obat, Kualitas Hidup, Tingkat Perilaku dan Hasil Terapi Pasien Diabetes dengan Hipertensi Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit. Yogyakarta. 6. Saftia Aryzki, Riza Alfian, Akrom. (2015). Pengaruh Brief Counseling Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Pada Bulan April-Juni 2015. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Univiversitas Ahmad Dahlan. 7. PAQ. (2005). Guidelines for Data Processing and Analysis of the International Physical Activity Questionnaire. Guidelines for Data Processing and Analysis of the International Physical Activity Questionnaire. [Online]. www.ipaq.ki.se. 8. Effects of the DASHT Diet Alone and In Combination with Exercise and Weight Loss on Blood Pressure and Cardiovascular Biomarkers in Men and Women With High Blokkd Pressure: The Encore Study. 2. Blumenthal, JA, Babyak MA, HinderliterA, Watkins LL, Craighead L, Lin PH, Caccia C, Johnson J, Waugh R, Sherwood A. s.l. : Archives of Medicine, 2010, Vol. 170 (2). 126-135. 9. Aerobic Exercise Reduces Blood Pressure in Resistent Hypertension. Dimeo F, Pagonas N, Seibert F, Arndt R, Zidek W, Westhoff TH. 2012, Vol. 60. 653-658.. Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 03 No. 01 November 2016 90