BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

Merawat dan Mempertahankan. Kecantikan Payudara

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

KEGUNAAN MEMERAH ASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

LATIHAN PEMBUATAN VIGNETTE CONTOH SOAL BIDAN 1. ID soal

PENGKAJIAN PNC. kelami

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

LEMBAR PENDELEGASIAN

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

PERAWATAN PAYUDARA POST NATAL

BAB I PENDAHULUAN. pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya, namun ada

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. (masa nifas atau laktasi) adalah pembengkakan payudara (breast engorgement)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan teori yang menjadi acuan pada penelitian. Teori dan konsep yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitian. 2.1. Pengetahuan Pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui. Kepandaian yang berkenaan dengan suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001). Pengetahuan menurut Notoadmojo (2003) hasil dari tahu dari seseorang yang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan didapatkan melalui panca indera manusia dengan indera penglihatan, penghidu, perasa dan peraba. Pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Melalui proses penglihatan dan pendengaran kita memperoleh pengalaman belajar secara formal maupun informal. Berdasarkan penelitian di atas, pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan dari proses belajar dan pengalaman. Sedangkan pengetahuan setelah melakukan pengideraan dengan pancaindera dan melalui proses belajar, pengalaman dan belajar secara formal maupun informal. 7

8 Pengetahuan merupakan cakupan domain kognitif. Menurut Notoatmodjo 2007 tingkat pengetahuan memiliki enam tingkatan yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali tentang suatu materi yang di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (reecall) sesuatu yang spesifik dari bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan pengalaman yang sangat rendah. Kata kerja mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Komprehesion) Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan masalah tersebut. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen-komponen dan saling keterkaitan satu dengan yang lain. 4. Analisis (Analisis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu komponen- komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

9 5. Sintesis (Syintesis) Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian berdasarkan dari suatu kriteria yang ditentukan sendiri untuk menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain menurut (Notoatmodjo 2005 dan Mubarak 2007). 1. Usia Usia individu berkaitan dengan pengetahuan individu. Semakin bertambah usia seseorang baik fisik atau bentuk, maka akan hilang ciri lama dan muncul ciri baru. Perkembangan aspek psikologis akan semakin matang dalam taraf berfikir dan memperoleh informasi. 2. Pendidikan Pendidikan adalah meningkatkan dan memberikan pengetahuan melalui bimbingan yang diharapkan menghasilkan sikap positif serta meningkatkan pemahaman, atau individu tentang aspek-aspek yang dipelajari. Pendidikan bisa diperoleh secara formal dan informal.

10 3. Pekerjaan Pekerjaan dan lingkungan pekerjaan dapat dijadikan seseorang mendapat pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengalaman adalah suatu kejadian yang dialami seseoarang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Teori determinan WHO, menganalisa yang menyebabkan seorang berperilaku tentu dengan adanya pemikiran dan perasaan seseorang yang berbentuk pengetahuan, persepsi dan sikap. Kepercayaan seseorang terhadap objek tersebut dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo 2003). Ada kecenderungan pengalaman kurang baik seseorang akan melupakannya dan jika pengalaman dari objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya. Kesan yang mendalam dan yang membekas akhirnya dapat pula membentuk sikap dalam hidupnya. Lama bekerja dan status perkawinan akan masuk ke dalam bagian pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan. Lama bekerja adalah salah satu yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang. Apabila seseorang telah lama bekerja akan dapat dinilai sejauh mana pengalamannya. 4. Sumber Informasi Teori dependensi mengenai efek komunikasi massa sebagai sistem informasi memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat. Informasi yang diperoleh dari media massa mempengaruhi fungsi kognitif dan afektif. Fungsi kognitif adalah untuk menciptakan dan menghilangkan ambiguitas pembetukan sikap, perluasan sistem

11 kenyakinan masyarakat dan penjelasan nilai-nilai tertentu. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi membantu mempercepat seseorang mendapatkan pengetahuan baru (Notoatmodjo, 2003). 2.2. Nifas Nifas adalah Masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Musbikin, 2006). 2.2.1. Tahap Masa Nifas 1. Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu perawat dan bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah dan suhu. 2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini perawat dan bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada pendarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan cairan dan makanan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

12 3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini perawat dan bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Sulistiawati, 2009). 2.3. Perawatan Payudara 2.3.1. Perawatan Payudara Normal Perawatan payudara normal adalah perawatan payudara perawatan payudara yang tidak mengalami kelainan. Perawatan payudara normal merupakan faktor dari perubahan hormonal dalam tubuh yang mampu untuk mengubah tekstur dari kulit payudara. Jangan kaget jika payudara terasa bengkak bahkan terasa nyeri menjelang nyeri menjelang haid. Hormon yang naik turun bisa menyebabkan jaringan payudara berganti setiap minggunya. Ini bisa di ukur dari siklus bulanan atau masa haid. Sehari setelah haid jaringan payudara bisa akan lebih lembut. Pada pertengahan masa haid puting akan menjadi lebih sensitif dikarenakan hormon estrogen meningkat. Seminggu sebelum haid dan selama haid berlangsung, hormon progestron yang berlebihan akan membuat payudara membesar, tak rata dan terasa sakit. Tidak semua perempuan memiliki ukuran payudara yang sama antara kanan dan kiri, bahkan beberapa diantaranya memiliki ukuran cup yang berbeda antara payudara kanan dan kiri tetapi hal tersebut menjadi normal. Untuk itu, menjaga kesehatan dan keindahan payudara menjadi hal yang wajib dilakukan. Cara-cara untuk merawat payudara tetap indah dan kencang tentunya tidak mudah dilakukan saat merawat kulit dan wajah. Mengingat kulit penutup payudara lebih lembut dan tipis di banding kulit bagian tubuh lain, merawat payudara harus lebih berhati- hati. Terlebih lagi, area di

13 seputar puting susu (aerola) kulitnya lebih lembut dan lebih peka (Pramitasari dan Saryono, 2008). Cara perawatan payudara normal yaitu : 1. Lakukan perawatan dengan pemijatan pada payudara, sebab hal itu akan menambah keindahan dan bentuk payudara. 2. Lakukan perawatan ekstra ketika berada di kamar mandi. Perawatan ekstra mengurut payudara secara benar dengan membasahinya menggunakan air. Hal ini penting karena pada waktu mandi dapat melihat secara jelas bentuk payudara. 3. Senam Payudara bermanfaat untuk menjaga otot dada (pektoral) sebagai penyangga, agar tetap kencang dan mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya. Manfaat aerobik seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu mendapatkan postur tubuh yang baik, sekaligus memperbaiki penampilan payudara. Senam lainnya mendayung, berenang, dan latihan aerobik yang menggunakaan alat-alat pemberat tangan serta gerakan yoga. Senam ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara. Namun dengan melakukan senam tersebut oto-otot dada akan menguat, dan tampilan payudara akan lebih padat dan indah. 4. Pemilihan dan perawatan Bra yaitu mengenakan bra yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara. Jangan menggunakan bra yang terlalu besar maupun terlalu kecil karena hal itu akan mempengaruhi perkembangan payudara. Dalam mengenakan bra, pasti menjadi faktor penting adalah

14 kenyamanan dan ukuran yang tepat. Ada beberapa cara untuk menemukan batas kenyamanan dan memilih bra secara tepat yaitu : a) Size Size atau ukuran yaitu sebelum menentukan pilihan, hal utama yang harus dilakukan adalah pastikan dan ketauhi secara tepat tentang ukuran payudara. Cara mengukurnya terbagi atas dua under brast dan over brust. Under brast adalah ukuran lingkar badan yang akan menjadi ukuran bra. Sedangkan over bust adalah ukuran cup ukuran cup yang sesuai dengan payudara. Secara kasar dapat menaksir ukuran bra memnurut Elling bra yang perlu diingat adalah hitungan secara matematis dimana perhitungan tersebut belum tentu tepat. Ukur (LDA) Lingkar Dada Atas yaitu lingkar dada yang melewati kedua puting. Untuk yang memiliki payudara lebih besar dan turun, kedua payudara harus diangkat ke atas dengan menggunakan kedua tangan, kemudian ukur LDA melewati kedua puting. Ukur LDB (Lingkar Dada Bawah), yaitu lingkar dada tepat di bawah lengkung payudara kita. Ukuran lingkar badan ditentukan oleh LDB dengan pembulatan ke atas, misal 29 inch, maka ukuran lingkar badan untuk Elling bra adalah 30. Sementara selisih dari LDA dan LDB adalah ukuran kap pada Elling bra. Selisih 1 inch= kap A, selisih 2 inch= kap B, selisih 3 inch= kap C dan seterusnya. b) Kawat Kawat yaitu salah satu cara menemukan bra yang mampu menyangga payudara dengan tepat adalah memilih bra yang menggunakan kawat.

15 Sedangkan kawat bra yang baik harus dapat menyangga payudara dan menaikkan posisi payudara. Jika ada kawat yang keluar dari cup bra maka bra yang dikenakan tidak sesuai dengan ukuran payudara. Sebenarnya posisi kawat yang benar adalah saat digunakan kawat harus memberikan kenyamanan dan menarik payudara sehingga membentuk belahan di tengah. c) Cup Cup adalah cup yang sesuai dengan ukuran over bust payudara. Jika memilih payudara yang mungil maka bisa memilih bra dengan cup yang kaku agar membentuk payudara dan menyamarkan bentuk aslinya. Perawatan bra dapat dilakukan antara lain : 1) Rendam bra dengan air sabun 2) Cuci bra dengan sabun cuci cair, hindari menggunakan mesin cuci karena dapat merusak bentuk bra. 3) Apabila menghendaki mencuci dengan mesin cuci, maka gunakan mesin yang dapat di set hand wash. Setelah dicuci langsung di jemur, hindari pengeringan menggunakan mesin apalagi diperas, biarkan air menetes dari bra dengan sendirinya saat di gantung. 5. Menjaga berat badan agar tetap stabil karena bila selalu berubah DRastis akan menyebabkan melemahnya jaringan otot penyangga payudara, dan juga hilangnya elastisitas pada kulit. Payudara akan mengendur dan kulitnya nampak keriput. Pada dasarnya, payudara adalah bagian tubuh yang sangat tergantung pada kondisi hormonal. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan

16 yang berlemak tidak baik bagi payudara. Oleh karena itu untuk memperoleh payudara yang sehat dan indah, sebaiknya memulai hidup sehat. Dalam arti tidak mengkonsumsi makanan lemak berlebihan. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Kurangi penggunaan bumbu penyedap, pewarna, pengawet dan perasa (Apel, 2011). lain yaitu : Tujuan perawatan payudara normal yang tidak mempunyai kelainan antara 1. Menjaga keindahannya juga untuk mendeteksi adanya abnormalitas pada payudara. Bagi para wanita yang sudah memiliki umur 30 tahun, sebaiknya segera memeriksa kesehatan payudaranya dengan USG atau mamografi. Bagi wanita yang memiliki latar belakang keluarga yang menderita kanker payudara sedini mungkin memeriksakan diri terus melakukan pemeriksaan minimal dua tahun sekali. Biasakan memeriksa payudara sambil berbaring dan raba dengan gerakan memutar dan rasakan apakah ada benjolan-benjolan yang tidak wajar. 2. Melancarkan peredaran darah dengan massage (Apel, 2011). 2.3.2. Perawatan Payudara Saat Hamil Perawatan payudara hamil adalah perawatan payudara yang dilakukan selama kehamilan akan membantu persiapan untuk menyusui bayi. Kondisi kehamilan membuat banyak perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik dan perubahan perubahan itu antara lain berat badan bertambah, perubahan kulit dan perubahan pada payudara. Daerah puting juga memiliki kelenjar minyak keringat

17 yang berfungsi agar kulit puting senantiasa lembut, lentur, dan dari iritasi akibat hisapan bayi. Minyak yang timbul dari kelenjar payudara selama hamil juga membunuh kuman. Selama hamil, puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini menjadi terlihat besar seperti benjolan di daerah aerola. Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian terpenting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. ASI ekskusif penting pada usia karena bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Disamping memang ginjalnya belum cukup untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim dalam usus juga belum banyak mencerna makanan lain. Pada saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh hormonal juga pembengkakan dari puting susu, selain itu daerah sekitar puting warnanya gelap. Dengan adanya pembengkakan tersebut payudara menjadi lebih mudah teriritasi bahkan mudah luka, oleh karena itu biasanya perlu dilakukan perawatan payudara selama hamil. Cara yang harus dilakukan dalam perawatan payudara saat hamil yaitu: 1. Pemeriksaan puting susu pada kehamilan usia 3 bulan untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat puting dasar susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak kehamilan 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan jari telunjuk atau ibu jari, daerah puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai daerah payudara. Ini perlu dilakukan sehari dua kali selam 6 menit.

18 2. Pada Kehamilan usia 6-9 bulan yang perlu dilakukan yaitu : a. Kedua tangan dibasahi dengan minyak kelapa. b. Puting susu sampai aerola mamae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelap 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan. c. Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet. d. Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam). e. Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari. f. Pijat kedua aerola mamae sehingga keluar 1-2 tetes. g. Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih. h. Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang, jangan memakai BH yang ketat sampai menopang payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya denga BH pas sesuai dengan ukuran untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara. Bila berencana untuk menyusui, dapat memulai menggunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sama dengan ukuran payudara dapat

19 menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi kelejar susu di payudara) (Pramitasari & Saryono, 2008). Perawatan payudara saat hamil ini memiliki beberapa manfaat antara lain: 1. Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu. 2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui. 3. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi asi banyak dan lancar. 4. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini melakukan upaya untuk mengatasinya. 5. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui. 2.3.3. Perawatan Payudara Masa Menyusui ( Nifas) Perawatan payudara saat menyusui adalah lanjutan dari perawatan payudara semasa hamil. Pada saat hamil, ukuran payudara memang membesar karena bertambahnya saluran-saluran air susu, sebagai persiapan laktasi. Kondisi payudara biasanya akan berubah setelah tiga hari pasca melahirkan. Apalagi setelah persalinan dan di saat menyusui. Selain terlihat indah, perawatan payudara dengan benar dan teratur akan memudahkan sikecil mengkonsumsi ASI. Tehnik menyusui yang salah akan berpengaruh pada bentuk payudara. Banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tak mau menyusu, hal ini dapat disebabkan faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Sedangkan faktor psikologis dengan menciptakan suasana santai dan nyaman, tidak terburu-buru dan tidak stress saat menetekkan bayi (Musbikin, 2006).

20 Cara perawatan dan pemijatan payudara ibu menyusui yang dilakukan 2 kali sehari kedua pasca persalinan antara lain yaitu: 1. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah puting susu. Gambar 2.3. Tehnik menyokong payudara 2. Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kanan. Gambar 3.4. Tehnik memutar satu payudara

21 3. Letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara. Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan. Variasi lainn adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari di atas dan empat jari lainnya di bawah. Peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua tangan ke depan ke arah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan kurang lebih 30 kali Gambar 3.4. Tehnik mengurut payudara 4. Cobalah posisi tangan paralel. Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali. Setelah itu, letakkan satu tangan disebelah atas satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara bersamaan ke arah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena urutan (Pramitasari dan Saryono, 2008).

22 Gambar 3.6. Tehnik memutar kedua payudara Perawatan payudara masa menyusui bertujuan untuk : 1. Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi. 2. Meningkatkan produksi asi dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan. 3. Mencegah bendungan ASI/ pembekakan payudara. 4. Melenturkan dan menguatkan puting saat bayi menyusu. 5. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan mengatasinya. 6. Persiapan psikis ibu untuk menyusui (Hamid, 2011). 2.4. Mastitis Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut mastisis laktasional atau mastisis puerperalis (Soleha, 2009).

23 2.4.1. Etiologi Mastitis terjadi sebagai akibat invasi bakteri ke jaringan payudara saat terjadi cedera payudara (Soleha, 2009). A. Bakteri penyebab yang paling umum adalah Staphylococcus aerus. Penyebab cedera antara lain yaitu : 1) Memar akibat pemompaan atau manipulasi kasar. 2) Distensi berlebihan pada payudara. 3) Stasis air susu dalam duktus. 4) Retak atau fisura puting susu. B. Sumber bakteri 1) Tangan ibu. 2) Tangan yang merawat ibu dan bayi. 3) Bayi (Morgan dan Carole 2009). 2.4.2. Tanda dan gejala 1) Kongesti berat. 2) Demam ringan. 3) Nyeri ringan pada suatu bagian payudara yang semakin memburuk saat bayi menyusui. 4) Sedikit kemerahan di area peradangan. 5) Kenaikan cepat suhun tubuh dari 37,8 40 6) Peningkatan frekuensi nadi dan menggigil. 7) Malaise umum dan sakit kepala.

24 8) Area payudara kemerahan, sangat nyeri saat ditekan dan menyakitkan dengan benjolan yang cukup besar dan keras (Morgan & Carole 2009). 2.4.3. Penatalaksanaan 1. Sarankan pasien untuk minum antibiotik yang diresepkan selama perjalanan penyakit, meskipun kesehatan pasien membaik dengan cepat. Pengobatan pilihan meliputi 500 mg Keflex atau 500 mg dikloksasilin, diminum per oral empat kali sehari selama 7-10 hari, pasien mungkin memerlukan pengobatan ulang (Suherni, 2009). 2. Peringatkan pasien bahwa vaginitis monila dapat terjadi sekunder akibat terapi antibiotik. Pasien mungkin ingin menggunakan tablet asidofilus sebagai fropilaksis saat minum antibiotik. 3. Lakukan kultur dan sensitivitas air susu dari payudara yang terinflamasi untuk menegakkan diagnosis dan terapi bila perlu. 4. Sarankan pasien untuk tetap menyusui, kecuali terdapat abses. Coba berikan kompres hangat pada sisi yang sakit sebelum menyususi. Tidak dianjurkan untuk tetap menyusui bila terdapat abses. Sarankan hal-hal berikut a. Hentikan menyusui sampai suhu tubuh normal selama 24 jam, biasanya sekitar 24-48 jam setelah minum antibiotik, lalu lanjutkan pemberian ASI. b. Selama menyusui dihentikan, pompa payudara sedikitnya 4 jam dengan pompa manual atau elektrik setelah payudara dikompres dengan air hangat. Hindari manipulasi payudara yang sudah ada. c. Buang setiap air susu yang dipompa selama menyusui karena ASI mungkin mengandung pus.

25 5. Kenakan penyangga payudara yang kaku dan tidak ketat. 6. Berikan obat analgetik. Bila pemberian asetaminopen tidak efektif maka berikan asetaminopen bersama kodein. 7. Bila terdapat abses, konsultasikan dengan dokter. Mungkin perlu diinsisi. (Suherni, 2009) 2.4.4. Pencegahan A. Perbaikan pemahaman tentang penatalaksanaan menyusui yaitu : Wanita yang merawat ibu perlu mengetahui tentang penatalaksaan menyusui yang efektif, pemberian makanan bayi dengan adekuat dan pemeliharaan kesehatan payudara. Yang perlu diketahui ibu sebagai berikut : a) Mulai menyusui dalam satu jam atau lebih setelah melahirkan. b) Memastikan bayi mengeyut payudara dengan baik. c) Menyusui tanpa batas, dalam hal frekuensi atau durasi dan membiarkan bayi selesai menyusui satu payudara dulu, sebelum memberikan yang lain. d) Menyusui secara eksklusif selama minimal 4 bulan dan bila mungkin 6 bulan. B. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang yaitu : Bila payudara ibu penuh atau terbendung selama beberapa minggu pertama, penting untuk memastikan bahwa ASI dikeluarkan dan kondisi tersebut diatasi dengan yaitu :

26 a) Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan bayi saat menyusui agar memperbaiki pengeluaran ASI dan untuk mencegah luka pada puting susu. b) Ibu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi menghendaki tanpa batas. c) Pemerasan dapat dilakukan dengan tangan atau pompa. Bila payudara sangat nyeri, jalan lain untuk memeras ASI adalah dengan menggunakan metode botol panas. d) Setelah satu atau dua hari, kondisi ini harus sembuh dan suplai ASI kebutuhan bayi. C. Perhatian dini terhadap semua tanda statis ASI Seorang ibu perlu mengetahui cara merawat payudara, tanda dini stasis ASI atau mastitis sehingga ia dapat mengobati dirinya sendiri di rumah, dan mencari pertolongan secepatnya bila keadaan tersebut tidak menghilang. Ia harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya benjolan, nyeri atau panas kemerahan. Bila ibu mempunyai salah satu faktor risiko seperti kealpaan menyusui dan bila ibu mengalami demam contohnya sakit kepala. Bila ibu mempunyai tanda- tanda tersebut ibu perlu memperhatikan antara lain yaitu : a. Beristirahat di tempat tidur. b. Sering menyusui pada payudara yang terkena. c. Mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam dengan air hangat atau pancuran hangat. d. Memijat dengan lembut setiap daerah benjolan payudara saat bayi menyusu untuk membantu ASI mengalir dari daerah benjolan tersebut.

27 e. Mencari pertolongan dari petugas kesehatan bila ibu tidak merasa lebih parah keesokan harinya. D. Perhatian dini pada kesulitan menyusui antara lain yaitu : Ibu membutuhkan bantuan terlatih dalam menyusui dan pada saat ibu menemui kesulitan yang dapat menyebabkan statis ASI seperti : a) Nyeri atau puting pecah-pecah. b) Ketidaknyamanan payudara setelah menyusui. c) Kompres puting susu d) Bayi tidak puas menyusu sangat sering, jarang atau lama. e) Kehilangan percaya diri pada suplai ASI- nya tidak cukup. f) Pengenalan makanan secara dini atau dot (WHO, 2003). Bidan atau petugas kesehatan lain harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai sehingga dapat membantu ibu untuk menyusui pada periode pasca dini, untuk melanjutkan menyusui dan untuk mengatasi kesulitan dini sebelum menjadi lebih serius dan membahayakan laktasi. Pengetahuan dan keterampilan tentang dukungan menyusui terus menerus harus tersedia di masyarakat, pada petugas kesehatan masyarakat, TBA atau petugas konseling yang setara dan wanita secara umum, sehingga wanita dapat saling membantu untuk mencegah berbagai kesulitan dan bila timbul masalah pengobatan yang adekuat dapat dimulai secara dini.

28 E. Pengendalian Infeksi Karena penatalaksanaan menyusui yang sesuai merupakan dasar pencegahan mastitis, pengurangan resiko infeksi juga penting, terutama di rumah sakit. Petugas kesehatan dan ibu perlu mencuci tangan secara menyeluruh dan sering. Petugas kesehatan harus mencuci tangannya setiap kali setiap kontak dengan ibu, bayi atau dengan kemungkinan semua organ patogen. Sabun biasa adekuat untuk menyingkirkan organisme permukaan, tetapi untuk petugas kesehatan yang sering kontak dengan cairan tubuh, produk pencuci tangan antimikroba lebih efektif. Sabun harus kontak dengan kulit minimal 10 detik tiap pencucian. Kontak kulit dini diikuti dengan rawat gabung bayi dengan ibu juga merupakan jalan yang penting untuk mengurangi infeksi di rumah sakit (WHO, 2003).