PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

ARI WISONO X

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Cahyana Apriyanto, 2016

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN LINDUNG MENJADI KAWASAN BUDIDAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup makhluk itu sendiri. Seperti dalam firma-nya:

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

PERAN FORUM LINTAS PELAKU KLASTER PARIWISATA CEPOGO SELO SAWANGAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER PARIWISATA SELO-SAWANGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN REKREASI, KABUPATEN GARUT JAWA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMBAL JASA LINGKUNGAN DALAM PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR (Studi kasus : Kabupaten Karanganyar Kota Surakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAWASAN WISATA SELO, BOYOLALI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR Oleh : TEGAR PRAMUDYAN DEWANTORO L2D 004 356 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Keanekaragaman hayati tersebut salah satunya adalah air. Air merupakan kebutuhan dasar manusia (Kodoatie, 2002:89). Sumber daya air tersebut dapat dikelola untuk selanjutnya dikembangkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengelolaan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya air misalnya menjadikanya sebagai sumber air minum, irigasi lahan pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan mandi dan mencuci, serta untuk kebutuhan industri. Boyolali adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kondisi yang demikian menyebabkan Boyolali memiliki sumber mata air alami atau orang sekitar menyebutnya umbul. Umbul di Boyolali masih bersifat alami dan pemanfaatanya sebatas pemenuhan kebutuhan air minum, aktivitas sehari-hari dan irigasi lahan pertanian. Sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali salah satunya adalah Umbul Tlatar. Letak dari umbul Tlatar berada di desa Kebonbimo Kecamatan Kota Boyolali sekitar 5 km ke arah utara pusat kota Boyolali. Saat ini, air umbul Tlatar dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, kegiatan pembibitan ikan air tawar, kegiatan mandi dan mencuci, irigasi pertanian, dan pemanfaatan umbul Tlatar oleh PDAM Kabupaten Boyolali untuk mensuplai kebutuhan air minum penduduk Boyolali. Dalam perkembangannya, kondisi fisik lingkungan umbul Tlatar mengalami penurunan. Perkembangan aktivitas wisata umbul Tlatar mengakibatkan hilangnya fungsi kawasan sebagai kawasan lindung resapan air dan sekitar mata air, pemanfaatan air umbul Tlatar yang berlebihan belum melihat aspek keberlanjutan mengingat sumber daya air merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas, berkurangnya tumbuhan penyimpan cadangan air, pendangkalan sungai dan tumbuhnya tanaman enceng gondok di sepanjang sungai, penurunan debit air umbul Tlatar akibat aktivitas pengambilan air umbul Tlatar sebagai penyedia kebutuhan air minum, dan belum memadainya fasilitas penunjang pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan yang tepat terhadap kawasan umbul Tlatar Kabupaten Boyolali berdasarkan pendapat dari masyarakat sehingga nantinya dapat dilakukan usaha pengembangan yang sesuai dengan ketepatan pemanfaatan dari Kawasan Umbul Tlatar tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan diskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif (skoring) dan didukung dengan analisis kualitatif (SWOT). Langkah yang ditempuh adalah dengan mengidentifikasi kondisi eksisting Umbul Tlatar sebagai kawasan lindung resapan air, pemanfaatan sumber air Tlatar untuk penyedia kebutuhan air bersih, sebagai objek wisata dan sebagai lokasi budidaya ikan air tawar. Kemudian dilakukan analisis terhadap potensi dan permasalahan pemanfaatan Umbul Tlatar sebagai kawasan lindung resapan air, pemanfaatan sumber air Tlatar untuk penyedia kebutuhan air bersih, sebagai objek wisata dan sebagai lokasi budidaya ikan air tawar. Dari analisis tersebut dapat diketahui arahan pemanfaatan yang tepat serta arahan pengembangan dari Umbul Tlatar Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan utama dari kawasan Umbul Tlatar adalah sebagai kawasan lindung resapan air dan sekitar mata air, pemanfaatan yang berikutnya adalah sebagai kawasan wisata dan pemenuhan kebutuhan air bersih. Pemanfaatan kawasan Umbul Tlatar sebagai objek wisata dan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan setelah fungsi kawasan sebagai kawasan lindung sudah terpenuhi karena dampak yang kemungkinan muncul akibat pengembangan pariwisata dan aktivitas pemanfaatan air bersih di kawasan ini. Rekomendasi dari penelitian ini terkait pemanfaatan Tlatar sebagai kawasan lindung dan penyedia kebutuhan air adalah peningkatan kualitas lingkungan kawasan Umbul Tlatar dengan penjagaan dan perawatan kualitas dan kuantitas air Umbul Tlatar sehingga air dari umbul Tlatar mampu untuk memenuhi kebutuhan irigasi, wisata, aktivitas mandi dan mencuci, diperlukan sebuah kebijakan dan peraturan terkait pengambilan air umbul Tlatar, pembatasan pendirian bangunan di sekitar mata air, dan adanya usaha pelestarian vegetasi sebagai penyimpan cadangan air. Rekomendasi terkait Umbul Tlatar sebagai objek wisata dapat dilakukan dengan pengembangan wisata dengan konsep sebagai kawasan wisata alam, budaya, dan pendidikan, pengoptimalan potensi air untuk dimanfaatkan dalam berbagai atraksi wisata, pelestarian wisata budaya padusan dan lampetan, pengoptimalan keberadaan kolam ikan air tawar dan lahan pertanian yang berada di kawasan Umbul Tlatar sebagai wisata pendidikan, dan peningkatan fasilitas penunjang wisata.. Kata Kunci : pemanfaatan kawasan sumber mata air, pendapat masyarakat

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Keanekaragaman hayati yang dimiliki pada dasarnya merupakan aset yang harus dikelola dan dikembangkan sehingga keanekaragaman hayati tersebut memberikan kontribusi terhadap perkembangan wilayah. Sejalan dengan otonomi daerah yang dilakukan sejak tahun 2001, maka pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh atas keanekaragaman yang dimiliki. Dengan kebijakan tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh tiap daerah akan mendatangkan keuntungan bagi daerah masing-masing, misalnya menambah pendapatan asli daerah serta mampu memberikan lapangan pekerjaan masyarakat sekitar dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan suatu wilayah. Salah satu keanekaragaman hayati adalah sumber daya air. Sumber daya air merupakan kebutuhan dasar manusia (Kodoatie, 2002:89). Sumber daya air tersebut dapat dikelola untuk dikembangkan, sehingga keberadaan dari sumber daya air tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar. Pengelolaan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya air misalnya menjadikanya sebagai sumber air minum, irigasi lahan pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan mandi dan mencuci, serta untuk kebutuhan industri. Pada dasarnya, pengelolaan sumber daya air adalah aplikasi dari cara struktural dan non struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan manusia dan tujuan lingkungan (Robert dan Roestam, 2005:19). Selain itu, air juga dapat dikembangkan untuk kegiatan pariwisata. Objek wisata air selalu mengalami perkembangan yang cukup pesat dan kini telah menjadi sektor unggulan setiap daerah. Pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan dengan peningkatan sarana prasarana pendukung, atraksi, maupun akomodasi. Tetapi, pada kenyataannya pengembangan yang dilakukan sifatnya belum komprehensif, hanya mementingkan besarnya keuntungan yang diperoleh tanpa melihat aspek ekologis dan keberlanjutan dari objek wisata. Akibatnya terjadi pencemaran lingkungan alam dan lingkungan hidup, dan berdampak pada perubahan sikap sosial masyarakat sekitar. Padahal apabila objek wisata dapat dikelola dengan baik, maka akan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah, memperluas lapangan pekerjaan, mendorong terpeliharannya lingkungan hidup dan pada akhirnya mampu mendorong pembangunan daerah pada sektor yang lain. Selain pemanfaatan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan

2 manusia dan pariwisata, keberadaan dari sumber daya air haruslah dijaga kelestariannya. Hal ini perlu dilakukan mengingat sifat dari sumber daya air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga setiap pemanfaatan sumber daya air harus memperhatikan aspek keberlajutan. Salah satu sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali adalah Umbul Tlatar. Umbul Tlatar adalah sumber daya air di Boyolali yang terletak di Desa Kebonbimo Kecamatan Kota Boyolali sekitar 5 km ke arah utara pusat kota Boyolali. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Boyolali, kawasan Umbul Tlatar dimanfaatkan untuk obyek wisata alam pendidikan. Saat ini, pemanfaatan air umbul Tlatar disini antara lain untuk kegiatan wisata air yaitu kolam renang dan pemancingan ikan, kegiatan pembibitan ikan, kegiatan mandi dan mencuci terutama bagi penduduk sekitar, irigasi pertanian, dan pemanfaatan umbul Tlatar oleh PDAM Kabupaten Boyolali untuk mensuplai kebutuhan air bersih penduduk Boyolali. Disebutkan oleh Winarto HS, dalam Pikiran Rakyat (10 Agustus 2006) Mata air itu selama ini merupakan sumber air bagi jaringan irigasi pertanian di Boyolali bagian Timur dengan luas lebih dari 3.000 hektar sawah. Air yang melimpah itu sebagian dipakai warga mengembangkan pembibitan ikan air tawar, kemudian tahun 1990 berkembang menjadi bisnis wisata air dan pemancingan ikan. Usaha ini didukung Dinas Pariwisata yang merespons Tlatar sebagai tujuan wisata andalan Boyolali. Saat ini air Tlatar di manfaatkan pemerintah Kab. Boyolali untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk dengan pipanisasi dan tangki (Kompas, Kamis 10 Agustus 2006). Selain pemanfaatan air yang cukup besar, Umbul Tlatar juga memiliki potensi pariwisata yang sebenarnya apabila dikelola dengan baik akan mampu meningkatkan pendapatan daerah, masyarakat sekitar juga dapat memanfaatkan objek wisata ini sebagai lapangan pekerjaan. Kondisi ini juga didukung dengan lokasi Tlatar yang strategis karena berada pada lokasi transit Daerah Tujuan Wisata (DTW) Solo Selo Borobudur (SOSEBO) yang merupakan DTW Nasional. Pariwisata yang berkembang di Umbul Tlatar adalah wisata alam seperti kegiatan berenang, becak air, pemancingan dan rumah makan, serta atraksi wisata lainnya. Sedangkan untuk pariwisata budaya adalah upacara padusan yang dilaksanakan oleh penduduk sekitar pada hari-hari menjelang bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 29 dan 30 Ruwah Tahun Jawa serta upacara Lampetan yaitu masyarakat melakukan kerja bakti membersihkan umbul dan sekitarnya hingga hilir dari kotoran dan rerumputan. Dalam upacara ini diperlukan sesaji berupa sedekah bumi dengan maksud untuk memperoleh rejeki, panen pertanian yang melimpah serta air dari Umbul Tlatar yang melimpah pula. Pada tahun 2001, jumlah pengunjung objek wisata Umbul Tlatar mencapai angka 90.958 orang. Jumlah ini merupakan jumlah yang paling besar dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada objek wisata lain di Kabupaten Boyolali (Boyolali dalam angka 2001).

3 Dalam perkembangannya, kondisi lingkungan umbul Tlatar mengalami penurunan. Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah mulai hilangnya tumbuhan penyimpan cadangan air, pendangkalan sungai akibat sampah dari ativitas wisata serta mulai tumbuhnya tanaman enceng gondok yang mulai menutupi saluran irigasi lahan pertanian penduduk desa Kebonbimo. Penurunan kondisi lingkungan yang lain adalah penurunan jumlah debit air umbul Tlatar. Pada tahun 2005 tercatat sebanyak 247 liter per detik dengan distribusi air sebanyak 70 liter per detik untuk PDAM, 97 liter per detik untuk warga sekitar, dan 20 liter per detik untuk pemancingan dan atraksi wisata Umbul Tlatar. Jumlah tersebut berkurang menjadi 70 liter per detik (Suara Merdeka, 26 September 2006). Data terakhir menyebutkan bahwa debit sumber mata air Umbul Tlatar, Kabupaten Boyolali, yang menjadi andalan pasokan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali menyusut 50 persen. Debit air di Umbul Tlatar untuk kebutuhan air minum rata-rata kini hanya sekitar 6 liter per detik, padahal sebelumnya bisa 12 liter per detik. Pengambilan air dalam jumlah yang besar dari embung oleh pihak tertentu dengan menggunakan truk tangki juga mengancam volume embung Tlatar (Kompas, Jumat, 15 Agustus 2008). Kondisi ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan debit air Umbul Tlatar yang cukup besar dan dikhawatirkan air Umbul Tlatar akan habis. Dengan melihat pemanfaatan air umbul Tlatar yang demikian besar dan dampak yang ditimbulkan dalam pengembangan Umbul Tlatar Kabupaten Boyolali, maka diperlukan suatu arahan pengembangan yang tepat terhadap umbul Tlatar dengan melihat pendapat dari masyarakat Desa Kebonbimo dan pengunjung umbul Tlatar sehingga penelitian ini dapat dijadikan masukan dan referensi untuk mengambil kebijakan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali untuk mengembangkan Kawasan Umbul Tlatar sesuai dengan arahan pemanfaatan sebagai kawasan lindung, penyedia kebutuhan air bersih, objek wisata atau sebagai lokasi budidaya dan pembibitan ikan air tawar Kabupaten Boyolali. 1.2 Perumusan Masalah Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Pengelolaan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya air misalnya menjadikanya sebagai sumber air minum, irigasi lahan pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan mandi dan mencuci, serta untuk kebutuhan industri. Selain itu, air juga dapat dikembangkan untuk kegiatan pariwisata. Sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Boyolali salah satunya adalah Umbul Tlatar. Saat ini, umbul Tlatar dikembangkan sebagai kawasan wisata, irigasi lahan pertanian, pembibitan ikan air tawar, kegiatan mandi dan mencuci, serta pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Kecamatan Boyolali. Perkembangan yang terjadi di kawasan Umbul Tlatar justru menimbulkan dampak terhadap