BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

EKSTRAKULIKULER REOG DALAM MENUMBUHKAN KECINTAAN KESENIAN REOG PADA SISWA DI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara atau tujuan serta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo, yang berarti Resik, Endah, Omber,

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mengembangkan segenap potensi yang dimiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah studi aplikatif terhadap materi penyadapan seni tradisi

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam buku

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PIHAK SEKOLAH KHUSUSNYA GURU SENI SENI (SENI TARI)

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi daerah dan peserta didiknya. peraturan perundang-undangan di atas sudah diatur bahwa pelaksanaan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran terdapat tahap-tahap yang harus diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama segenap pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan suatu kebijakan. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, perlu dilakukan dan persiapan yang matang dalam berbagai aspek yang menyangkut program, misalnya organisasi dan tenaga kerja yang termasuk kualifikasi orang-orang yang terlibat didalamnya. Dalam siklus pengelolaan program, setelah persiapan disetujui oleh pihak yang berwenang, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan implementasi. Menurut Browne dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman (2004:70) menyatakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Sementara Schubert dalam Nurdin dan Usman (2002:70) mengungkapkan bahwa implementasi adalah sistem rekayasa. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. 1

2 (tersedia:http://www.muniryusuf.com/pengertian-implementasi - kurikulum.html). Materi bahan ajar yang dapat diimplementasikan di sekolah salah satunya adalah kesenian tradisional umbul yang ada di kabupaten Sumedang. Kesenian tradisional tersebut mempunyai komponenkomponen yang dapat dikembangkan, agar eksistensi kesenian tradisional Umbul tetap hidup di masyarakat. Pada awalnya seni umbul dikenal sebagai tarian dalam pertunjukan reog, tarian tersebut mengandung unsur erotik dan humoris yang menjadi ciri khasnya. Ada juga yang berpendapat bahwa seni umbul berasal dari daerah Indramayu, yang dibawa oleh salah seorang seniman bernama Kalsip, kemudian berkembang di daerah Sumedang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang menerbitkan buku Potensi Wisata Seni, Adat dan Budaya Kabupaten Sumedang. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa seni umbul diperkirakan muncul pada tahun 1940, selanjutnya berkembang di daerah Cijambe Desa Parugpug Kecamatan Paseh. Ciri khas tari umbul yaitu gerakan pinggulnya yang erotis, hal tersebut mendapat pro dan kontra dari masyarakat setempat, karena dianggap terlalu pulgar sehingga timbul permasalahan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pada tahun 1994 seni umbul mengalami kepakuman. Namun dalam waktu yang tidak terlalu lama, seni umbul muncul kembali bahkan dapat berkembang dengan baik, sehingga sekarang masih bertahan dan tetap digemari oleh

3 masyarakat pendukungnya. Hal ini dimaksudkan karena seni umbul tersebut. Penampilannya sudah lebih baik bahkan sering disajikan dalam event-event besar kepariwisataan. Kesenian tradisional ini selain dipertunjukan sebagai hiburan juga dapat sebagai media pembelajaran, dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap seni tradisi di usia dini, melalui kegiatan pembelajaran di sekolah supaya kesenian tradisional tetap berkembang. Pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sebagaimana dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1970) bahwa pembelajaran merupakan perubahan tingkahlaku atau kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak termasuk perubahan yang disebabkan proses pertumbuhan. (tersedia: http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-danpembelajaran.html) Adapun menurut Woolfolk (1980) dalam Educational Psychology for Teachers, menyatakan bahwa: Pembelajaran dilihat sebagai perubahan yang berlaku kepada seseorang dengan membentuk perkaitan yang baru, atau sebagai potensi yang sanggup menghasilkan tindak balas yang baru.(tersedia:http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisipengajaran-dan-pembelajaran.html). Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Gagne dan Briggs (1979:3) mengungkapkan dalam bukunya bahwa: Pengertian pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

4 Dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat mengembangkan potensi, bakat dan minat. Salah satu bentuk pengembangan bakat dan minat siswa yang dapat dilakukan yaitu melalui pembelajaran ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan di mulai dari sekolah dasar hingga tingkat universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan siswa-siswi itu sendiri. (tersedia:id.wikipedia.org/wiki /Ekstrakurikuler). Kegiatan pengajaran ekstrakurikuler seni umbul berfungsi sebagai salah satu upaya untuk menghidupkan kesenian daerah di antaranya dengan diajarkannya di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan sekolah di SMP 4 Cijeler yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu siswa untuk bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat yang ada, dengan adanya seni umbul sebagai materi bahan ajar di SMP 4 Cijeler diharapkan dapat mengembangkan budaya tradisi supaya tidak musnah dan tidak tergeser oleh budaya luar. Selain itu, dengan diajarkannya kesenian tradisi, siswa dapat mengetahui dan mengenal kebudayaan daerahnya sendiri, dengan cara mendidik siswa agar siswa dapat mencintai kebudayaan daerahnya sendiri. Materi bahan ajar seni umbul dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah diharapkan bisa menarik perhatian

5 siswa sebagai generasi muda yang diharuskan lebih mengembangkan seni budaya daerah. Oleh karena itu dengan adanya implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMP 4 Cijeler mendapat perhatian masyarakat dan khususnya semua siswa SMP 4 Cijeler, dan menyajikan penampilan yang berbeda dengan tari umbul yang biasa ditampilkan oleh masyarakat sebelumnya tanpa merubah ciri khasnya. Implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMP 4 Cijeler mendapatkan respon positif di kalangan masyarakat, karena dengan diangkatnya kesenian tradisional yang salah satunya seni umbul sebagai seni yang diunggulkan khususnya oleh masyarakat Kecamatan Situraja diterapkan sebagai bahan pembelajaran di sekolah itu berarti kesenian tradisional akan terus berkembang dan semakin dikenal serta dicintai oleh generasi selanjutnya, dan dengan adanya implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari sangat diminati oleh siswa, siswa juga merasa senang dan semangat dengan materi pembelajaran seni umbul di sekolah hal ini terbukti dengan sikap antusias siswa dalam proses kegiatan ekstrakurikuler, dan prestasi yang telah diraih dan membuat sekolah merasa bangga atas adanya implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler. Adanya pembelajaran seni umbul yang saat ini hanya ada dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP 4 Cijeler, peneliti berkeinginan agar sekolah sekolah khususnya yang berada di Kabupaten Sumedang mengangkat seni umbul sebagai bahan ajar di sekolah baik intrakurikuler

6 maupun ekstrakurikuler, karena seperti yang telah diketahui seni umbul di Kabupaten Sumedang sudah cukup dikenal dan banyak memperoleh prestasi tingkat Kabupaten maupun Provinsi, dari pernyataan di atas peneliti berharap seni umbul akan terus berkembang dan dikenal di tingkat nasional, melalui implementasi seni umbul dalam pebelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMP 4 Cijeler. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik dan mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI SENI UMBUL DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER SENI TARI DI SMP 4 CIJELER KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG. B. Rumusan Masalah Kesenian tradisional umbul yang ada di masyarakat Kabupaten Sumedang khususnya di Kecamatan Situraja saat ini begitu diminati. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk lebih melestarikan warisan budaya bangsa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah supaya kesenian tradisional tetap berkembang. Salah satunya dengan implementasi seni umbul dalam pembelajaran seni tari pada kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diidentifikasi ke dalam beberapa pertanyaan berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran seni umbul dalam kegiatan ekstrakurikuler?

7 2. Bagaimana hasil pembelajaran ekstrakurikuler seni umbul di SMP 4 Cijeler? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran seni umbul dalam kegiatan ekstrakurikuler. 2. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran ekstrakurikuler seni umbul di SMP 4 Cijeler. D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Secara teoretis penelitian ini bertujuan agar siswa dapat melestarikan khasanah budaya daerah, maka dengan diangkatnya seni umbul kedalam pembelajaran ekstrakurikuler ini diharapkan siswa tertarik dan mencintai seni tradisi. 2. Kegunaan Praktis 1. Untuk Peneliti Mendapatkan pengalaman untuk meneliti proses implementasi dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan bahan ajar seni umbul dengan

8 harapan dapat lebih mengembangkan kesenian-kesenian tradisional supaya tidak punah. 2. Untuk Sekolah a. Sebagai salah satu bahan ajar kesenian di sekolah, karena seni umbul sudah menjadi seni unggulan di SMP 4 Cijeler, terbukti bahwa seni umbul ini sering ditampilkan pada setiap kegiatan hari besar, pelepasan siswa, maupun penyambutan tamu kehormatan. b. Untuk memberikan referensi bahan bacaan dan sebagai dokumentasi kesenian daerah di SMP 4 Cijeler. 3. Untuk Guru Mendorong guru dalam bidang studi seni tari untuk mengembangkan seni umbul sebagai salah satu kesenian tradisional melalui pembelajaran ekstrakurikuler. 4. Untuk Siswa a. Melalui pembelajaran ekstrakurikuler, dengan materi bahan ajar kesenian umbul siswa dapat mengetahui dan mengenal kebudayaan daerah sendiri dan melestarikan kesenian-kesenian daerah supaya tidak punah begitu saja. b. Melalui pembelajaran ekstrakurikuler, diharapkan siswa dapat menarikan seni umbul dan berani tampil di depan khalayak orang banyak, serta dapat mengembangkan potensi, bakat dan minat yang dimilikinya.

9 E. Asumsi Dengan diangkatnya seni umbul ke dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk mencintai seni tradisi. F. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang berupa deskripsi atau uraian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMP 4 Cijeler. Pendekatan dan metode yang peneliti gunakan bertujuan untuk menggambarkan situasi kegiatan pembelajaran seni umbul pada kegiatan ekstrakulikuler seni tari di SMP 4 Cijeler. B. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi dilakukan pada proses kegiatan penelitian dengan mengamati tingkah laku siswa pada proses implementasi seni umbul dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMP 4 Cijeler.

10 2. Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang objektif dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap siswa dan guru pada proses pembelajaran ekstrakurikuler seni umbul. 3. Studi Pustaka Langkah ini diambil sebagai dasar pengumpulan data dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi dan mendukung bahasan tentang penelitian yang tengah diamati, baik berupa buku-buku, skrifsi dan internet. 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan guna mengumpulkan data dari dokumen berupa foto-foto mengenai pembelajaran ekstrakulikuler seni umbul. C. Analisis Data Pada penelitian ini akan dilakukan teknik pengolahan data secara kualitatif. p = 100 Keterangan: Fo : frekuensi observeb yang memiliki alternative

11 N : jumlah siswa 100 : bilangan tetap P : prosentasi yang dicari (Sumber: Nana Sudjana, 1989 : 130-131) Alasan menggunakan rumus tersebut adalah untuk melihat keberhasilan siswa secara general melalui ukuran prosentase. G. Lokasi, Populasi dan Sampel a. Lokasi Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah SMP 4 Cijeler, tepatnya Desa Cijeler Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Peneliti mengambil lokasi ini karena di SMP 4 Cijeler merupakan salah satu sekolah yang masih mengembangkan kesenian tradisional. b. Populasi Dalam pelaksanaan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan data yang dilakukan selalu berhadapan dengan objek yang diteliti, karena populasi merupakan seluruh objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (1997:57), bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

12 Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII SMP 4 Cijeler, yang berjumlah 277 siswa. c. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1996:120). Suharsimi Arikunto (1998:117), mengungkapkan bahwa: Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni umbul di SMP 4 Cijeler sebanyak 15 siswa.